Pengguna anonim
Peristiwa Saqifah Bani Sa'idah: Perbedaan antara revisi
tidak ada ringkasan suntingan
imported>E.amini Tidak ada ringkasan suntingan |
imported>E.amini Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{underlinked}} | |||
{{Sejarah Islam}} | {{Sejarah Islam}} | ||
'''Peristiwa Saqifah Bani Sa'idah'''(Bahasa Arab: {{ia|واقعة سقيفة بني ساعدة}}) adalah peristiwa berkumpulnya beberapa gelintir kaum Muslimin disebuah tempat bernama [[Saqifah Bani Sa'idah]] untuk memusyawarahkan siapakah yang akan menjadi pemimpin setelah [[Nabi Muhammad Saw]] wafat. Musyawarah ini terjadi antara orang-orang Anshar dan Muhajirin dan memilih Abu Bakar bin Abi Qahafah sebagai khalifah dan pengganti Nabi Muhammad Saw. Umat Muslim [[Syiah]] mengecam kejadian ini dan dalam sebagian hal menilai kejadian ini sebagai fitnah. | |||
'''Peristiwa Saqifah Bani | |||
Umat Muslim [[Syiah]] menganggap kejadian ini sebagai permulaan perebutan hak kekhalifahan [[Imam Ali As]] dan kegagalan kaum Muslimin dalam mengamalkan wasiat Nabi di [[Ghadir Khum|Ghadir Ghum]] serta merupakan bentuk penyimpangan dari ajaran Islam yang benar. | Umat Muslim [[Syiah]] menganggap kejadian ini sebagai permulaan perebutan hak kekhalifahan [[Imam Ali As]] dan kegagalan kaum Muslimin dalam mengamalkan wasiat Nabi di [[Ghadir Khum|Ghadir Ghum]] serta merupakan bentuk penyimpangan dari ajaran Islam yang benar. | ||
==Lokasi Saqifah== | ==Lokasi Saqifah== | ||
{{main|Saqifah Bani Sa'idah}} | |||
Saqifah Bani Saidah merupakan teras milik suku Banu Saidah bin | Saqifah Bani Saidah merupakan teras milik suku Banu Saidah bin Ka'b bin Khazraj. Saqifah Bani Saadah berada di dekat Masjid Nabawi dan terkenal dalam sejarah. Letaknya berada di sebelah Barat Masjid Nabawi, di samping sumur Badza'ah. Sa'ad bin Ubadah yang merupakan calon khalifah dari suku Anshar tinggal di dekat Saqifah itu. <ref>Mu'jam al-Buldān, jil. 3, hal. 229. </ref> | ||
==Wafatnya Nabi Muhammad Saw== | ==Wafatnya Nabi Muhammad Saw== | ||
Berdasarkan literatur-literatur [[Ahlusunnah]], Nabi Muhammad Saw wafat pada hari Senin, 12 Rabiul Awwal tahun ke-11 H, sedangkan menurut perawi hadis Syiah beliau wafat pada hari Senin, 28 Shafar. Kabar tentang wafatnya Nabi sangat cepat menyebar di seantero kota [[Madinah]] yang kecil itu dan hal itu nampaknya membuat sebagian orang tergiur untuk merebut kekuasaan, terlebih ketika mereka mengetahui semenjak Nabi menderita penyakit dan kemungkinan akan meninggalnya beliau karena penyakit itu. Mereka dengan segera mengambil tindakan setelah mendengar kabar wafatnya sang nabi padahal pada saat itu [[ | Berdasarkan literatur-literatur [[Ahlusunnah]], Nabi Muhammad Saw wafat pada hari Senin, 12 Rabiul Awwal tahun ke-11 H, sedangkan menurut perawi hadis Syiah beliau wafat pada hari Senin, 28 Shafar. Kabar tentang wafatnya Nabi sangat cepat menyebar di seantero kota [[Madinah]] yang kecil itu dan hal itu nampaknya membuat sebagian orang tergiur untuk merebut kekuasaan, terlebih ketika mereka mengetahui semenjak Nabi menderita penyakit dan kemungkinan akan meninggalnya beliau karena penyakit itu. Mereka dengan segera mengambil tindakan setelah mendengar kabar wafatnya sang nabi padahal pada saat itu [[Ali As]], [[Abul Fadhl Abbas|Abu Fadhl bin Abbas]] dan beberapa sahabat yang lain sedang sibuk memandikan jasad suci Nabi Muhammad Saw. | ||
==Berkumpulnya kaum Anshar di Saqifah Bani | ==Berkumpulnya kaum Anshar di Saqifah Bani Sa'idah== | ||
Sa'ad bin Ubadah, pemimpin kaum Khazraj walaupun ia dalam keadaan sakit dan demam, hadir di antara kelompok kaum Anshar (Aus dan Khazraj) di Saqifah Bani Sa'idah. Seorang juru bicara pihak Sa'ad bin Ubadah menyampaikan keutamaan kaum Anshar dan keunggulan mereka dalam hal kekhalifahan atas kaum Muhajirin. <ref>Al-Imāmah wa al-Siyāsah, Ibnu Qutaibah, jil. 1, hal. 12-15. </ref> | |||
Jelaslah bahwa motivasi tindakan Saad bin Ubadah dan berkumpulnya kaum Anshar di Saqifah, tanpa upaya-upaya pendahuluan dan berdasarkan ambisi untuk menjadi pemimpin bagi mereka, atau karena adanya informasi dan bukti-bukti dan tanda-tanda yang menyiratkan sebagian perkiraan dan pendahuluan-pendahuluan para pemimpin kaum Muhajirin. | Jelaslah bahwa motivasi tindakan Saad bin Ubadah dan berkumpulnya kaum Anshar di Saqifah, tanpa upaya-upaya pendahuluan dan berdasarkan ambisi untuk menjadi pemimpin bagi mereka, atau karena adanya informasi dan bukti-bukti dan tanda-tanda yang menyiratkan sebagian perkiraan dan pendahuluan-pendahuluan para pemimpin kaum Muhajirin. | ||
Nampaknya, hal yang lebih logis dari pernyataan dari kaum Anshar pada waktu itu adalah reaksi terhadap tindakan kaum Muhajirin dan bukan penentuan sikap politik mereka atas wasiat Nabi (misalnya tentang [[Hadis Yaum al-Dār|hadis yaumu dar]], [[Hadis Manzilah|hadis manzilah]], [[Peristiwa Ghadir|ghadir khum]] dan lainnya). Boleh jadi karena penolakan dari sebagian pembesar Muhajirin untuk memberikan kertas dan tinta dengan cepat meskipun hal itu telah diperintahkan oleh Nabi Saw, <ref>Silahkan lihat: Ibnu Abil Hadid, jil. 1, hal. 159-162; Mufid, Ibid, 96-98. </ref> tidak membawakan kertas dan tinta untuk Nabi Saw, dirampasnya hak-hak sosial kaum Anshar dan terjadinya peristiwa pahit dalam waktu dekat<ref>Ibnu | Nampaknya, hal yang lebih logis dari pernyataan dari kaum Anshar pada waktu itu adalah reaksi terhadap tindakan kaum Muhajirin dan bukan penentuan sikap politik mereka atas wasiat Nabi (misalnya tentang [[Hadis Yaum al-Dār|hadis yaumu dar]], [[Hadis Manzilah|hadis manzilah]], [[Peristiwa Ghadir|ghadir khum]] dan lainnya). Boleh jadi karena penolakan dari sebagian pembesar Muhajirin untuk memberikan kertas dan tinta dengan cepat meskipun hal itu telah diperintahkan oleh Nabi Saw, <ref>Silahkan lihat: Ibnu Abil Hadid, jil. 1, hal. 159-162; Mufid, Ibid, 96-98. </ref> tidak membawakan kertas dan tinta untuk Nabi Saw, dirampasnya hak-hak sosial kaum Anshar dan terjadinya peristiwa pahit dalam waktu dekat<ref>Ibnu Sa'd, jil. 2, hal. 204; Bukhari, jil. 8, hal. 86 dst, Waqidi, jil. 2, hal. 1113; Ibnu Majah, jil. 2, hal. 1303-1307; Ibnu Hisyam, jil. 4, hal. 304-305; Mufid, Ibid, 96-97. </ref> merupakan faktor-faktor yang menyebabkan kaum Anshar mengambil tindakan itu sehingga dengan harapan untuk mempertahankan posisi dan kepentingan pribadi, mereka datang ke Saqifah. <ref>Ja'fari, hal. 27 dst, Bahbudi, hal. 23-25. </ref> Namun dengan tindakan gegabah ini, sejatinya mereka telah menyiapkan bentuk fitnah dalam sejarah Islam dengan tangan mereka sendiri<ref>Silahkan lihat: Kulaini, hal. 58; Syahrestani, jil. 1, hal. 30. </ref> sehingga menurut kesaksian sejarah, sumber dari banyak kerusuhan yang telah diisyaratkan oleh Nabi Saw semenjak lama adalah tindakan mereka di Saqifah. | ||
==Abu Bakar dan Wafatnya Nabi Muhammad Saw== | ==Abu Bakar dan Wafatnya Nabi Muhammad Saw== | ||
Terdapat perbedaan riwayat mengenai keberadaan Abu Bakar ketika Rasulullah wafat: | Terdapat perbedaan riwayat mengenai keberadaan Abu Bakar ketika Rasulullah wafat: | ||
Sebagian riwayat memberitakan bahwa ia berada di samping Nabi Saw dan disebutkan bahwa ia menemui sekelompok masyarakat [[Madinah]]. Menurut riwayat yang lain, ia tidak berada di masjid atau di samping Nabi, dan tidak menjelaskan keberadaannya. <ref>Ibnu | Sebagian riwayat memberitakan bahwa ia berada di samping Nabi Saw dan disebutkan bahwa ia menemui sekelompok masyarakat [[Madinah]]. Menurut riwayat yang lain, ia tidak berada di masjid atau di samping Nabi, dan tidak menjelaskan keberadaannya. <ref>Ibnu Sa'ad, jil. 2, hal. 265, 269, Thabari, Ibid, jil. 3, hal. 200-202. </ref> | ||
Berdasarkan pendapat masyhur, ia berada di Sanah<ref>Bukhari, jil. 5, hal. 142-143. </ref> dan Salim bin Ubaid mengetahui tentang hal ini. <ref>Ibnu Katsir, jil. 5, hal. 244. </ref> | Berdasarkan pendapat masyhur, ia berada di Sanah<ref>Bukhari, jil. 5, hal. 142-143. </ref> dan Salim bin Ubaid mengetahui tentang hal ini. <ref>Ibnu Katsir, jil. 5, hal. 244. </ref> | ||
Berdasarkan hadis ini, Abu Bakar ketika sampai di masjid, Umar sedang berdiri di antara masyarakat dan marah serta mengancam akan membunuhnya jika ada orang yang berbicara tentang wafatnya Nabi Saw dan menjulukinya dengan kaum munafik. Pada riwayat ini, diberitakan bahwa Abu Bakar tanpa mempedulikan kejadian yang tengah berlangsung pergi rumah Nabi. Ia mencium kening Rasulullah Saw dan setelah menyampaikan beberapa hal ia pergi ke masjid dan tanpa rasa takut berkata kepada Umar: “Tenanglah Umar, diamlah!” Kemudian dengan berdalil kepada sebuah ayat [[Al-Quran|al-Quran]]<ref>Ali Imran [3]:144 atau Zumar [39]: 30 atau kedua ayat itu. </ref> ia membenarkan kabar tentang wafatnya Nabi Saw. <ref>Ibnu Hisyam, jil. 4, hal. 305-306; Thabari, Ibid, jil. 3, hal. 200-203; Ibnu | Berdasarkan hadis ini, Abu Bakar ketika sampai di masjid, Umar sedang berdiri di antara masyarakat dan marah serta mengancam akan membunuhnya jika ada orang yang berbicara tentang wafatnya Nabi Saw dan menjulukinya dengan kaum munafik. Pada riwayat ini, diberitakan bahwa Abu Bakar tanpa mempedulikan kejadian yang tengah berlangsung pergi rumah Nabi. Ia mencium kening Rasulullah Saw dan setelah menyampaikan beberapa hal ia pergi ke masjid dan tanpa rasa takut berkata kepada Umar: “Tenanglah Umar, diamlah!” Kemudian dengan berdalil kepada sebuah ayat [[Al-Quran|al-Quran]]<ref>Ali Imran [3]:144 atau Zumar [39]: 30 atau kedua ayat itu. </ref> ia membenarkan kabar tentang wafatnya Nabi Saw. <ref>Ibnu Hisyam, jil. 4, hal. 305-306; Thabari, Ibid, jil. 3, hal. 200-203; Ibnu Sa'ad, jil. 2, hal. 265-270. </ref> | ||
Sebelum hadirnya Abu Bakar di masjid dan sebelum Abu Bakar menegur Umar tentang wafatnya Nabi, Abbas, paman Nabi juga melarang Umar tentang perkataan ini namun Umar tidak mendengarkan perkataannya. <ref>Ibid, jil. 2, hal. 26; Baladzuri, Ansab, jil. 1, hal. 567. </ref> | Sebelum hadirnya Abu Bakar di masjid dan sebelum Abu Bakar menegur Umar tentang wafatnya Nabi, Abbas, paman Nabi juga melarang Umar tentang perkataan ini namun Umar tidak mendengarkan perkataannya. <ref>Ibid, jil. 2, hal. 26; Baladzuri, Ansab, jil. 1, hal. 567. </ref> | ||
Sebagian berkata kecil kemungkinan hal ini tidak terlintas dalam benak Umar bahwa Nabi Saw telah wafat dan tidak mengetahui adanya ayat-ayat yang dibacakan oleh Abu Bakar. Kemungkinan besar Umar telah tahu bahwa Nabi Saw telah wafat namun ia takut jangan-jangan orang-orang tidak akan membaiat orang yang diinginkan oleh Umar, berdasarkan kemaslahatan, hingga tiba waktunya yang tepat dan orang yang diiginkan itu datang, Umar mengingkari wafatnya Nabi Saw. Pendapat ini berdasarkan adanya beberapa riwayat<ref>Ibnu | Sebagian berkata kecil kemungkinan hal ini tidak terlintas dalam benak Umar bahwa Nabi Saw telah wafat dan tidak mengetahui adanya ayat-ayat yang dibacakan oleh Abu Bakar. Kemungkinan besar Umar telah tahu bahwa Nabi Saw telah wafat namun ia takut jangan-jangan orang-orang tidak akan membaiat orang yang diinginkan oleh Umar, berdasarkan kemaslahatan, hingga tiba waktunya yang tepat dan orang yang diiginkan itu datang, Umar mengingkari wafatnya Nabi Saw. Pendapat ini berdasarkan adanya beberapa riwayat<ref>Ibnu Sa'ad, Ibid. </ref> menyatakan bahwa Umar tetap saja mengingkari wafatnya Nabi Muhammad Saw hingga ia tahu bahwa Abu Bakar berada di masjid dan tidak diam hingga Abu Bakar mengingatkannya. <ref>Silahkan lihat: Madkhal Abu Bakar dar Dāirah Ma;arif Buzurg Islāmi. </ref> | ||
==Pengetahuan Tiga Orang Muhajirin tentang Saqifah== | ==Pengetahuan Tiga Orang Muhajirin tentang Saqifah== | ||
Terdapat banyak laporan mengenai kejadian yang berkenaan dengan Saqifah dan terpilihnya Abu Bakar sebagai pemegang tampuk kekuasaan, yaitu semenjak datangnya Abu Bakar di Masjid hingga bergabungnya ia, Abu Bakar dan Abu Ubaidah bin Jarrah adalah di antara orang-orang Anshar di Saqifah. <ref>Ibnu Hisyam, jil. 4, hal. 306-308; Ibnu | Terdapat banyak laporan mengenai kejadian yang berkenaan dengan Saqifah dan terpilihnya Abu Bakar sebagai pemegang tampuk kekuasaan, yaitu semenjak datangnya Abu Bakar di Masjid hingga bergabungnya ia, Abu Bakar dan Abu Ubaidah bin Jarrah adalah di antara orang-orang Anshar di Saqifah. <ref>Ibnu Hisyam, jil. 4, hal. 306-308; Ibnu Sa'ad, jil. 3, hal/ 181-182; Thabari, ibid, jil. 3, hal. 203-204; Al-Imāmah, jil. 1, hal. 5, Baladzuri, Ibid, jil. 1, hal. 581. </ref> | ||
Berdasarkan sebagian riwayat kemungkinan Abu Bakar, Umar dan Abu Ubaidah sebelum menggabungkan diri dengan orang-orang Anshar yang ada di Saqifah telah melakukan rapat pendahuluan membahas tentang suksesi selepas meninggalnya Nabi Saw di rumah Abu Ubaidah. <ref> | Berdasarkan sebagian riwayat kemungkinan Abu Bakar, Umar dan Abu Ubaidah sebelum menggabungkan diri dengan orang-orang Anshar yang ada di Saqifah telah melakukan rapat pendahuluan membahas tentang suksesi selepas meninggalnya Nabi Saw di rumah Abu Ubaidah. <ref>Ja'fari, hal. 45. </ref> | ||
Kabar tentang apa yang terjadi di Saqifah dan perdebatan antara kaum Anshar dan Muhajirin sangat terkenal. Literatur-literatur sejarah menggambarkan dengan jelas bahwa terpilihnya Abu Bakar disertai dengan keributan hingga Hubab bin Mundzir dari kaum Anshar menghunuskan pedang atas kaum Muhajirin, | Kabar tentang apa yang terjadi di Saqifah dan perdebatan antara kaum Anshar dan Muhajirin sangat terkenal. Literatur-literatur sejarah menggambarkan dengan jelas bahwa terpilihnya Abu Bakar disertai dengan keributan hingga Hubab bin Mundzir dari kaum Anshar menghunuskan pedang atas kaum Muhajirin, Sa'ad bin Ubadah terinjak dan jenggot Umar menjadi berantakan. <ref>Thabari, Ibid, jil. 3, hal. 220-223; Halabi, jil. 3, hal. 359. </ref> | ||
Kekacauan dan konflik di Saqifah sangat serius. Ibnu Abbas sebagai saksi sejarah yang hadir waktu itu membenarkan riwayat yang mengabarkan bahwa Umar sebagai pelaku utama baiat membahas persoalan baiat di mimbar Madinah. Sanad sejarah ini dinukil oleh Ibnu Hisyam, <ref>4/ 308-310</ref>. <ref>Thabari,jil. 3, hal. 204-206. </ref> Ibnu Hibban<ref>2/152-156. </ref> dan lainnya. Berdasarkan khutbah dan sanad-sanad lainnya, keadaan Saqifah menjadi tenang setelah Abu Bakar turut intervensi dan mengeluarkan Sa'ad bin Ubadah dari lokasi karena sakit. | Kekacauan dan konflik di Saqifah sangat serius. Ibnu Abbas sebagai saksi sejarah yang hadir waktu itu membenarkan riwayat yang mengabarkan bahwa Umar sebagai pelaku utama baiat membahas persoalan baiat di mimbar Madinah. Sanad sejarah ini dinukil oleh Ibnu Hisyam, <ref>4/ 308-310</ref>. <ref>Thabari,jil. 3, hal. 204-206. </ref> Ibnu Hibban<ref>2/152-156. </ref> dan lainnya. Berdasarkan khutbah dan sanad-sanad lainnya, keadaan Saqifah menjadi tenang setelah Abu Bakar turut intervensi dan mengeluarkan Sa'ad bin Ubadah dari lokasi karena sakit. | ||
==Argumentasi-argumentasi Kaum Anshar dan Muhajirin== | ==Argumentasi-argumentasi Kaum Anshar dan Muhajirin== | ||
Antara kaum Anshar dan Muhajirin saling berselisih dan mengaku bahwa masing-masing dari mereka lebih layak untuk menjadi pemimpin setelah meninggalnya Nabi Saw. Oleh itu, mereka menyebutkan jasa-jasa mereka masing-masing untuk menunjukkan bahwa golongannya lebih utama dibandingkan dengan golongannya yang lain. <ref>Hasyemi Khui, Sayid Habibullah, Minhāj al-Barāah fi Syarh Nahj al-Balāghah, Tehran, Maktabah al-Islamiyah, Al- | Antara kaum Anshar dan Muhajirin saling berselisih dan mengaku bahwa masing-masing dari mereka lebih layak untuk menjadi pemimpin setelah meninggalnya Nabi Saw. Oleh itu, mereka menyebutkan jasa-jasa mereka masing-masing untuk menunjukkan bahwa golongannya lebih utama dibandingkan dengan golongannya yang lain. <ref>Hasyemi Khui, Sayid Habibullah, Minhāj al-Barāah fi Syarh Nahj al-Balāghah, Tehran, Maktabah al-Islamiyah, Al-Tab'ah al-Rabi'ah, 1405 H, jil. 5, khutbah ke-66, hal. 82. </ref> | ||
Pada hari Saqifah, pertama kali | Pada hari Saqifah, pertama kali Sa'ad bin Ubadah menyampaikan pidato, memuji dan mengurai keutamaan-keutamaan kaum Anshar, juga tentang sumbangan-sumbangan mereka terhadap Islam dan berkata: Hanya kaum Ansharlah yang memiliki kelayakan untuk memegang kekhalifahan dan menjadi pengganti Nabi. Kemudian kaum Anshar menginginkan supaya Sa'ad menjadi khalifah sebagai pengganti Nabi dan membaiatnya. Kemudian terjadilah tanya jawab diantara mereka, bahwa “Apabila kaum Muhajirin berkata 'kami kaum muhajirin dan merupakan penolong pertama kali dan merupakan suku dan sahabat Nabi, lalu mengapa Anda, wahai kaum Anshar bertikai dalam masalah pengganti Nabi' apa yang akan kita katakan?” Kaum Anshar berkata: “Ketika itu akan kita katakan bahwa: 'Kami akan mengangkat pemimpin dari kami, kalangan Anshar dan bagi Anda angkatlah pemimpin dari kalangan Anda, kalangan Muhajirin dan kami tidak akan rela dengan keputusan selain ini karena kami juga melakukan tindakan-tindakan yang dikerjakan oleh kaum Muhajirin dalam melindungi Nabi, kaum Muslimin dan turut serta dalam membantu kemenangan Islam.'” <ref>Ja'fari, Muhammad Taqi, Terjemah wa Tafsir Nahj al-Balāghah, Tehran, Daftar Nasyar Farhang Islami, cet. 7, Khutbah 67, hal. 104. </ref> | ||
Pada saat itu Abu Bakar, Umar dan Abu Ubaidah Jarah datang dan hal ini membuat orang-orang tidak lagi memperhatikan | Pada saat itu Abu Bakar, Umar dan Abu Ubaidah Jarah datang dan hal ini membuat orang-orang tidak lagi memperhatikan Sa'ad bin Ubadah dan mereka ingin supaya orang-orang yang hadir membaiat Abu Bakar. Pada waktu itu, Umar berkata kepada kaum Anshar: “Dua pedang tidak akan cukup dalam satu sarung dan orang-orang Arab tidak akan mematuhi Anda.” Di tempat itu, masing-masing dari kelompok ini menjelaskan keunggulan dan keutamaannya setiap golongannya. Pada akhirnya, kaum Muhajirin mengalami kemenangan atas kaum Anshar. Oleh itu mereka memenuhi permintaan Umar untuk membaiat Abu Bakar. <ref>Qazwini, Mula Saleh, Syarh Nahj al-Balāghah, Editor: Sayid Ibrahim Miyanji, Tehran, Cet. Islamiyah, 1380 S, jil. 1, Khutbah 66, hal. 215. </ref> | ||
Dalil yang disampaikan kaum Quraisy atas legitimasi kekuasaanya dan sebagai pengganti Nabi adalah bahwa mereka merupakan cabang pohon dimana Nabi juga merupakan cabang dari pohon itu. <ref>Muthahhari, Murtadha, Sairi dar Nahj al-Balāghah, Shadra, Cet. 2, 1354, hal. 152. </ref> | Dalil yang disampaikan kaum Quraisy atas legitimasi kekuasaanya dan sebagai pengganti Nabi adalah bahwa mereka merupakan cabang pohon dimana Nabi juga merupakan cabang dari pohon itu. <ref>Muthahhari, Murtadha, Sairi dar Nahj al-Balāghah, Shadra, Cet. 2, 1354, hal. 152. </ref> | ||
Salah satu hal yang membuat kemenangan kaum Muhajirin dan para pendukung Abu Bakar adalah Nabi berasal dari suku Quraisy dan kami juga berasal dari suku Nabi. | Salah satu hal yang membuat kemenangan kaum Muhajirin dan para pendukung Abu Bakar adalah Nabi berasal dari suku Quraisy dan kami juga berasal dari suku Nabi. | ||
Baris 45: | Baris 40: | ||
==Sebab Kemenangan Abu Bakar di Saqifah== | ==Sebab Kemenangan Abu Bakar di Saqifah== | ||
#Persaingan antar suku pada suku Quraisy (Muhajirin khususnya antara Bani Hasyim dan Banu Mahzum), menjadikan menerima pemimpin seperti Abu Bakar yang berasal dari Bani Tayim dengan mudah. Karena Bani Tayim karena kurang diperhitungkan diantara kelompok penguasa Quraisy, tidak pernah ikut dalam peperangan dan ikut serta dalam percaturan perpolitikan dimana masyarakat lain terlibat kompetisi ketat. Oleh itu, dengan memperhatikan kepribadian dan reputasi Abu Bakar diantara orang-orang lain dalam masyarakat menjadikan Abu Bakar lebih mudah untuk terpilih.<ref> | #Persaingan antar suku pada suku Quraisy (Muhajirin khususnya antara Bani Hasyim dan Banu Mahzum), menjadikan menerima pemimpin seperti Abu Bakar yang berasal dari Bani Tayim dengan mudah. Karena Bani Tayim karena kurang diperhitungkan diantara kelompok penguasa Quraisy, tidak pernah ikut dalam peperangan dan ikut serta dalam percaturan perpolitikan dimana masyarakat lain terlibat kompetisi ketat. Oleh itu, dengan memperhatikan kepribadian dan reputasi Abu Bakar diantara orang-orang lain dalam masyarakat menjadikan Abu Bakar lebih mudah untuk terpilih.<ref>Ja'fari, hal. 47-49. </ref> | ||
#Permusuhan yang sudah memiliki akar sejak lama antara suku Aus dan Khazraj, dan juga adanya persaingan dan kecemburuan antara dua kabilah itu merupakan faktor utama yang menjadikan Abu Bakar menjadi pemenang dalam peristiwa Saqifah. Perkataan Hubab bin Mundzir kepada Basyir bin | #Permusuhan yang sudah memiliki akar sejak lama antara suku Aus dan Khazraj, dan juga adanya persaingan dan kecemburuan antara dua kabilah itu merupakan faktor utama yang menjadikan Abu Bakar menjadi pemenang dalam peristiwa Saqifah. Perkataan Hubab bin Mundzir kepada Basyir bin Sa'ad, anak laki-laki paman Sa'ad bin Ubadah dan orang pertama kali dari kalangan Anshar (Khazraj) yang pertama kali membaiat Abu Bakar setelah Umar dan Abu Ubaidah dan juga perkataan Usaid bin Hudhair, tokoh kabilah Aus ketika berkata-kata kepada orang-orang Aus dan ketakutan mereka dari kemungkinan berkuasanya suku Khazraj<ref>Thabari, Ibid, jil. 3, hal. 220-222; Ya'qubi, jil. 2, hal. 124; Al-Imāmah, jil. 1, hal. 8 dan 9. </ref>menjadi bukti atas kebenaran pendapat ini. <ref>Mufid, Ibid, 101; Ja'fari, Ibid, Bahbudi, 14-15; Shadra, 79.</ref> | ||
#Kesibukan Imam Ali As, Abbas dan tokoh-tokoh Bani Hasyim lainnya dalam memandikan dan mengafani jasad suci Rasulullah Saw dan ketidakhadiran mereka di medan pemilihan dan pembaiatan <ref>Mufid, ibid, Thabarsi, Ahmad, jil. 1, hal. 94; Al-Imāmah, jil. 1, hal. 12. </ref> membuat Abu Bakar menjadi mudah untuk terpilih. | #Kesibukan Imam Ali As, Abbas dan tokoh-tokoh Bani Hasyim lainnya dalam memandikan dan mengafani jasad suci Rasulullah Saw dan ketidakhadiran mereka di medan pemilihan dan pembaiatan <ref>Mufid, ibid, Thabarsi, Ahmad, jil. 1, hal. 94; Al-Imāmah, jil. 1, hal. 12. </ref> membuat Abu Bakar menjadi mudah untuk terpilih. | ||
Jawaban Mundzir bin Arqam (salah seorang dari suku Anshar) kepada Abdurrahman bin | Jawaban Mundzir bin Arqam (salah seorang dari suku Anshar) kepada Abdurrahman bin 'Auf “Apabila seseorang yang kau maksudkan yaitu Ali bin Abi Thalib menduduki kekhalifahan ini, maka tidak ada seorang pun yang akan menentangnya” <ref>Ya'qubi, jil. 12, hal. 123. </ref> menjadi keterangan akan hal itu. | ||
[[Syaikh Mufid]] menilai sangat banyak hal-hal yang menjadi faktor akan kemenangan ini dan meringkasnya dalam beberapa kalimat: kesibukan [[Imam Ali As]] dalam mengurus jenazah Nabi Saw, jauhnya [[Bani Hasyim]] dari tempat terjadinya kejadian, karena sebab musibah yang sampai kepada mereka, perbedaan pendapat antara kaum Anshar, keterlambatan reaksi thalqan dan mualifih qulubuhum (orang-orang yang menerima bantuan dari Rasul supaya hati mereka terikat dengan Islam).<ref>Ibid, hal. 101. </ref> | [[Syaikh Mufid]] menilai sangat banyak hal-hal yang menjadi faktor akan kemenangan ini dan meringkasnya dalam beberapa kalimat: kesibukan [[Imam Ali As]] dalam mengurus jenazah Nabi Saw, jauhnya [[Bani Hasyim]] dari tempat terjadinya kejadian, karena sebab musibah yang sampai kepada mereka, perbedaan pendapat antara kaum Anshar, keterlambatan reaksi thalqan dan mualifih qulubuhum (orang-orang yang menerima bantuan dari Rasul supaya hati mereka terikat dengan Islam).<ref>Ibid, hal. 101. </ref> | ||
Baris 58: | Baris 53: | ||
Imam Ali bersama dengan Abbas bin Abdul Muthalib dan juga sebagian kaum Muhajirin tengah sibuk menyiapkan prosesi penguburan jasad Nabi Saw ketika peristiwa Saqifah terjadi. <ref>Al-Tanbiyah wa al-Asyrāf, hal. 247. </ref>dalam Shahih Muslim dituliskan bahwa Imam Ali selama 6 bulan setelah wafatnya Nabi dan selama Sayyidah Fatimah Zahra hidup tidak pernah membaiat Abu Bakar. <ref>Sahih Bukhāri, jil. 5, hal. 82, Sahih Muslim, jil. 5, hal. 154. </ref> | Imam Ali bersama dengan Abbas bin Abdul Muthalib dan juga sebagian kaum Muhajirin tengah sibuk menyiapkan prosesi penguburan jasad Nabi Saw ketika peristiwa Saqifah terjadi. <ref>Al-Tanbiyah wa al-Asyrāf, hal. 247. </ref>dalam Shahih Muslim dituliskan bahwa Imam Ali selama 6 bulan setelah wafatnya Nabi dan selama Sayyidah Fatimah Zahra hidup tidak pernah membaiat Abu Bakar. <ref>Sahih Bukhāri, jil. 5, hal. 82, Sahih Muslim, jil. 5, hal. 154. </ref> | ||
Abdul Razak, guru Bukhari juga berkata: Bukan Ali As saja yang tidak membaiat Abu Bakar, namun tidak ada seorang pun dari Bani Hasyim yang membaiatnya. <ref>Al-Mushnaf, jil. 5, hal. 472. </ref> | Abdul Razak, guru Bukhari juga berkata: Bukan Ali As saja yang tidak membaiat Abu Bakar, namun tidak ada seorang pun dari Bani Hasyim yang membaiatnya. <ref>Al-Mushnaf, jil. 5, hal. 472. </ref> | ||
==Pertanyaan Kaum Syiah tentang Saqifah== | ==Pertanyaan Kaum Syiah tentang Saqifah== | ||
Baris 66: | Baris 60: | ||
Kaum Syiah tidak bisa menerima jawaban [[Ahlusunnah]] dan percaya bahwa jawaban-jawaban ini meragukan kebenaran baiat yang diberikan kepada Abu Bakar. Sebagian peneliti Syiah <ref>Silahkan lihat: Shadra, hal. 71-75. </ref>dengan menggunakan bukti-bukti dibawah ini berusaha untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas dengan jelas: | Kaum Syiah tidak bisa menerima jawaban [[Ahlusunnah]] dan percaya bahwa jawaban-jawaban ini meragukan kebenaran baiat yang diberikan kepada Abu Bakar. Sebagian peneliti Syiah <ref>Silahkan lihat: Shadra, hal. 71-75. </ref>dengan menggunakan bukti-bukti dibawah ini berusaha untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas dengan jelas: | ||
#Pasukan Usamah meninggalkan tempat dan kembali ke Madinah.<ref>Ibnu Abil Hadid, jil. 1, hal. 159-160; Silahkan lihat juga: Ibid, jil. 3, hal. 200. </ref> | #Pasukan Usamah meninggalkan tempat dan kembali ke Madinah.<ref>Ibnu Abil Hadid, jil. 1, hal. 159-160; Silahkan lihat juga: Ibid, jil. 3, hal. 200. </ref> | ||
#Penafian wafatnya Nabi Muhammad Saw oleh Umar. <ref>Muslim, jil. 2, hal. 1257-1259; Bukhari, jil. 1, hal. 37; Ibnu | #Penafian wafatnya Nabi Muhammad Saw oleh Umar. <ref>Muslim, jil. 2, hal. 1257-1259; Bukhari, jil. 1, hal. 37; Ibnu Sa'ad, jil. 2, hal. 242-245. </ref> | ||
#Tidak membawakan kertas dan tinta untuk Nabi Saw. <ref>Ahmad bin Hanbal, Ibid, Thabari, Ibid, jil. 3, hal. 190, Jam, Mufid, al-Irsyād, hal. 97-99. </ref> | #Tidak membawakan kertas dan tinta untuk Nabi Saw. <ref>Ahmad bin Hanbal, Ibid, Thabari, Ibid, jil. 3, hal. 190, Jam, Mufid, al-Irsyād, hal. 97-99. </ref> | ||
#Berusaha untuk menggantikan posisi Imam Jamaah Nabi Saw ketika beliau sedang menderita sakit. <ref>Ibnu Abil Hadid, jil. 6, hal. 11. </ref> | #Berusaha untuk menggantikan posisi Imam Jamaah Nabi Saw ketika beliau sedang menderita sakit. <ref>Ibnu Abil Hadid, jil. 6, hal. 11. </ref> | ||
#Perkataan Imam Ali As kepada Umar: Peraslah susu khilafah yang akan menjadi bagian untukmu juga, kuatkan kekuasaan di tangan Abu Bakar sehingga pada masa yang akan datang kekuasaan itu akan berada di tanganmu. <ref> | #Perkataan Imam Ali As kepada Umar: Peraslah susu khilafah yang akan menjadi bagian untukmu juga, kuatkan kekuasaan di tangan Abu Bakar sehingga pada masa yang akan datang kekuasaan itu akan berada di tanganmu. <ref>Mas'udi, Muruj, jil. 3, hal. 21-22. </ref> | ||
#Surat Muawiyah kepada Muhammad bin Abu Bakar dan isyarat terhadap pengkaderan Abu Bakar dan Umar untuk melawan Ali dan mengambil hak kekhalifahannya. <ref>Ibnu | #Surat Muawiyah kepada Muhammad bin Abu Bakar dan isyarat terhadap pengkaderan Abu Bakar dan Umar untuk melawan Ali dan mengambil hak kekhalifahannya. <ref>Ibnu Sa'ad, jil. 3, hal. 21-22. </ref> | ||
#Penyerahan kekhalifahan dari Abu Bakar kepada Umar. <ref>Ibnu | #Penyerahan kekhalifahan dari Abu Bakar kepada Umar. <ref>Ibnu Sa'ad, jil. 3, hal. 413. </ref> | ||
#Perkataan Umar setelah dipukul oleh Abu Lulu dimana apabila Abu Ubaidah masih hidup, maka akan dikembalikan posisinya untuk menduduki posisi semulanya. <ref>Silahkan lihat: Khalili, hal. 37. </ref> | #Perkataan Umar setelah dipukul oleh Abu Lulu dimana apabila Abu Ubaidah masih hidup, maka akan dikembalikan posisinya untuk menduduki posisi semulanya. <ref>Silahkan lihat: Khalili, hal. 37. </ref> | ||
Oleh itu, pembaiatan kepada Abu Bakar bukan merupakan tindakan yang terburu-buru dan tidak dipikirkan secara matang, melainkan sudah direncanakan sejak lama.<ref>Thabarsi, Ahmad, jil. 1, hal. 110. </ref> Menurut sebagian riwayat dari kalangan Syiah menegaskan bahwa permulaan masalah ini berakar pada masa silam (zaman Nabi Saw).48 Lammens dalam sebuah makalahnya tentang “Permusyawarahan Tiga Orang” menjelaskan secara rinci koalisi tiga orang itu semenjak lama. Berdasarkan riwayat [[Ahlusunnah]] Umar pada masa kemudian mengakui di hadapan Ibnu Abbas bahwa Abu Bakar berperan dalam upaya untuk menyingkirkan Bani Hasyim karena menurut Abu Bakar tidak seharusnya nubuwah dan khilafah berkumpul dalam satu keluarga. Dengan demikian, dua dari tiga anggota syura secara berututan memiliki kekuasaan tinggi dan memegang kendali pemerintahan. Terdapat pula riwayat yang menjelaskan bahwa berdasarkan riwayat Umar<ref>Silahkan lihat: Ahmad bin Hanbal, jil. 1, hal. 18; Ibnu | Oleh itu, pembaiatan kepada Abu Bakar bukan merupakan tindakan yang terburu-buru dan tidak dipikirkan secara matang, melainkan sudah direncanakan sejak lama.<ref>Thabarsi, Ahmad, jil. 1, hal. 110. </ref> Menurut sebagian riwayat dari kalangan Syiah menegaskan bahwa permulaan masalah ini berakar pada masa silam (zaman Nabi Saw).48 Lammens dalam sebuah makalahnya tentang “Permusyawarahan Tiga Orang” menjelaskan secara rinci koalisi tiga orang itu semenjak lama. Berdasarkan riwayat [[Ahlusunnah]] Umar pada masa kemudian mengakui di hadapan Ibnu Abbas bahwa Abu Bakar berperan dalam upaya untuk menyingkirkan Bani Hasyim karena menurut Abu Bakar tidak seharusnya nubuwah dan khilafah berkumpul dalam satu keluarga. Dengan demikian, dua dari tiga anggota syura secara berututan memiliki kekuasaan tinggi dan memegang kendali pemerintahan. Terdapat pula riwayat yang menjelaskan bahwa berdasarkan riwayat Umar<ref>Silahkan lihat: Ahmad bin Hanbal, jil. 1, hal. 18; Ibnu Sa'ad, jil. 3, hal. 342-343; Thabari, Ibid, jil. 4, hal. 227. </ref>jika Abu Ubaidah tidak meninggal karena penyakit kolera, maka ia menjadi khalifah ketiga bagi kaum Muslimin.<ref>Hal. 113-117, 137-138, 142-143. </ref> | ||
==Catatan Kaki== | ==Catatan Kaki== | ||
{{Catatan Kaki}} | |||
==Daftar Pustaka== | ==Daftar Pustaka== | ||
{{referensi}} | |||
#Ibnu Abil Hadid, Abdul Majid bin Habibullah, Syarh Nahj al-Balāghah, Muhammad Abul Fadhl Ibrahim, Qahirah, 1378/1959. | #Ibnu Abil Hadid, Abdul Majid bin Habibullah, Syarh Nahj al-Balāghah, Muhammad Abul Fadhl Ibrahim, Qahirah, 1378/1959. | ||
#Ibnu | #Ibnu Sa'ad, Al-Thabaqāt al-Kubrā, Beirut, Dar Shadr | ||
#Ibnu Katsir, Abul Fida Ismail bin Umar bin Katsir al-Damisyqi, Al-Bidāyah wa al-Nihāyah, Beirut, Dar al-Fikr, 1407/1986. | #Ibnu Katsir, Abul Fida Ismail bin Umar bin Katsir al-Damisyqi, Al-Bidāyah wa al-Nihāyah, Beirut, Dar al-Fikr, 1407/1986. | ||
#Ibnu Majah, Muhmmad bin Yazid, Sunan, Muhammad Fuad Abdul Baqi, Qahirah, 1373/1945. | #Ibnu Majah, Muhmmad bin Yazid, Sunan, Muhammad Fuad Abdul Baqi, Qahirah, 1373/1945. | ||
Baris 98: | Baris 86: | ||
#Baladzuri, Ahmad bin Yahya, Ansāb al-Asyrāf, Sahih, Qahirah, 1315. | #Baladzuri, Ahmad bin Yahya, Ansāb al-Asyrāf, Sahih, Qahirah, 1315. | ||
#Bahbudi, Muhammad Baqir, Sirah Alawi, Tehran, 1368. | #Bahbudi, Muhammad Baqir, Sirah Alawi, Tehran, 1368. | ||
# | #Ja'fari, Muhammad Taqi, Terjemah wa Tafsir Nahj al-Balāghah, Tehran, Daftar Nasyar Farhang Islami, Cet. 7, 1376 S. | ||
#Halabi, Ali, Al-Sirah al-Halabiyah, Al-Maktabah al-Islamiyah. | #Halabi, Ali, Al-Sirah al-Halabiyah, Al-Maktabah al-Islamiyah. | ||
#Khalili, Muhammad Ali, Khawāsyi wa | #Khalili, Muhammad Ali, Khawāsyi wa Ta'liqāt bar Ali wa Farzandesy. | ||
#Syahrestani, Muhammad bin Abdul Karim, Al-Milal wa al-Nahl. Muhammad Fathullah Badran, 1375/1956. | #Syahrestani, Muhammad bin Abdul Karim, Al-Milal wa al-Nahl. Muhammad Fathullah Badran, 1375/1956. | ||
#Sadr, Muhammad Baqir, Fadak dar Tārikh, Terjemah Muhammad Mahmud Abidi, Tehran, 1360. | #Sadr, Muhammad Baqir, Fadak dar Tārikh, Terjemah Muhammad Mahmud Abidi, Tehran, 1360. | ||
#Thabarsi, Ahmad bin Ali, Al-Ihtijāj, Muhammad Baqir Khurasan, Najaf, 1386/1966. | #Thabarsi, Ahmad bin Ali, Al-Ihtijāj, Muhammad Baqir Khurasan, Najaf, 1386/1966. | ||
#Thabari, Abu | #Thabari, Abu Ja'far bin Harir, Tarikh al-Umam wa al-Muluk, Riset: Muhammad Abul Fadzl Ibrahim, Beirut, Dar al-Tsurat, cet. 3, hal. 1387/1967. | ||
#Abdul Razaq, Abu Bakar bin Hamam al- | #Abdul Razaq, Abu Bakar bin Hamam al-San'ani, Penulis, Al-Majlis al-Ilmi, Afrika Selatan, 1390, 1987. | ||
#Fayadh, Ali Akbar, Tarikh Islam, Tehran, 1335. | #Fayadh, Ali Akbar, Tarikh Islam, Tehran, 1335. | ||
#Qazwini, Mula Saleh, Syarah Nahj al-Balaghah, Editor: Sayid Ibrahim Miyanji, Tehran, Cet. Islamiyah, 1380. | #Qazwini, Mula Saleh, Syarah Nahj al-Balaghah, Editor: Sayid Ibrahim Miyanji, Tehran, Cet. Islamiyah, 1380. | ||
#Kulaini, Muhammad bin | #Kulaini, Muhammad bin Ya'qub, Al-Raudhah min al-Kafiyah, Ali Akbar Ghifari, Tehran, 1389H/1348 S. | ||
# | #Mas'udi, Muruj al-Dhahab, Muhammad Muhyiddin Abdul Majid Beirut, 1387 H/1367. | ||
#Muslim bin | #Muslim bin Hajjaj, Sahih, Istanbul. 1401 H. | ||
#Muthahhari, Murtadha, Seiri dar Nahj al-Balāghah, Tehran, Sadra, cet. 2, 1354 S. | #Muthahhari, Murtadha, Seiri dar Nahj al-Balāghah, Tehran, Sadra, cet. 2, 1354 S. | ||
#Mufid, Muhammad bin Muhammad, Al-Irsyād, Qum, Maktabah Bashirati. | #Mufid, Muhammad bin Muhammad, Al-Irsyād, Qum, Maktabah Bashirati. | ||
#Mufid, Muhammad bin Muhammad, Al-Jaml, Qum, Maktabah al-Dawari. | #Mufid, Muhammad bin Muhammad, Al-Jaml, Qum, Maktabah al-Dawari. | ||
#Waqidi, Muhammad bin Umar, Al-Maghazi, Marsden Jones, London, 1966. | #Waqidi, Muhammad bin Umar, Al-Maghazi, Marsden Jones, London, 1966. | ||
#Hasyemi Khui, Sayid Habibullah, Minhaj al-Barāah fi Syarh Nahj al-Balaghah, Tehran, Maktabah al-Ilamiyah, Al- | #Hasyemi Khui, Sayid Habibullah, Minhaj al-Barāah fi Syarh Nahj al-Balaghah, Tehran, Maktabah al-Ilamiyah, Al-Thab'ah al-Rabi'ah, 1405 H. | ||
#Yaqut | #Yaqut Hamawi, Syahab al-Din Abu 'Abdullah bin Abdullah, Mu'jam al-Buldan, Beirut, Dar Shadir, cet. 3, 1995. | ||
# | #Ya'qubi, Ahmad bin Ishaq, Tārikh, Beirut, 1379/1960. | ||
</div> | </div> | ||
==Pranala Luar== | ==Pranala Luar== | ||
*Dāirah al- | *Dāirah al-Maā'rif | ||
*Barkhurd Ali As ba Majarāe Saqifah. | *Barkhurd Ali As ba Majarāe Saqifah. | ||
*Ghadir Ghum wa Saqifah Bani | *Ghadir Ghum wa Saqifah Bani Sa'idah | ||
*Kitab Tārikh Islām az Wafat Payāmbar Saw ta Suquth Bani Umayyah. | *Kitab Tārikh Islām az Wafat Payāmbar Saw ta Suquth Bani Umayyah. | ||