Pengguna anonim
Peristiwa Saqifah Bani Sa'idah: Perbedaan antara revisi
tidak ada ringkasan suntingan
imported>Maitsam Tidak ada ringkasan suntingan |
imported>Maitsam Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 22: | Baris 22: | ||
Sebagian riwayat memberitakan bahwa ia berada di samping Nabi Saw dan disebutkan bahwa ia menemui sekelompok masyarakat [[Madinah]]. Menurut riwayat yang lain, ia tidak berada di masjid atau di samping Nabi, dan tidak menjelaskan keberadaannya. <ref>Ibnu Sa’ad, jil. 2, hal. 265, 269, Thabari, Ibid, jil. 3, hal. 200-202. </ref> | Sebagian riwayat memberitakan bahwa ia berada di samping Nabi Saw dan disebutkan bahwa ia menemui sekelompok masyarakat [[Madinah]]. Menurut riwayat yang lain, ia tidak berada di masjid atau di samping Nabi, dan tidak menjelaskan keberadaannya. <ref>Ibnu Sa’ad, jil. 2, hal. 265, 269, Thabari, Ibid, jil. 3, hal. 200-202. </ref> | ||
Berdasarkan pendapat masyhur, ia berada di Sanah<ref>Bukhari, jil. 5, hal. 142-143. </ref> dan Salim bin Ubaid mengetahui tentang hal ini. <ref>Ibnu Katsir, jil. 5, hal. 244. </ref> | Berdasarkan pendapat masyhur, ia berada di Sanah<ref>Bukhari, jil. 5, hal. 142-143. </ref> dan Salim bin Ubaid mengetahui tentang hal ini. <ref>Ibnu Katsir, jil. 5, hal. 244. </ref> | ||
Berdasarkan hadis ini, Abu Bakar ketika sampai di masjid, Umar sedang berdiri di antara masyarakat dan marah serta mengancam akan membunuhnya jika ada orang yang berbicara tentang wafatnya Nabi Saw dan menjulukinya dengan kaum munafik. Pada riwayat ini, diberitakan bahwa Abu Bakar tanpa mempedulikan kejadian yang tengah berlangsung pergi rumah Nabi. Ia mencium kening Rasulullah Saw dan setelah menyampaikan beberapa hal ia pergi ke masjid dan tanpa rasa takut berkata kepada Umar: “Tenanglah Umar, diamlah!” Kemudian dengan berdalil kepada sebuah ayat al-Quran<ref>Ali Imran [3]:144 atau Zumar [39]: 30 atau kedua ayat itu. </ref> ia membenarkan kabar tentang wafatnya Nabi Saw. <ref>Ibnu Hisyam, jil. 4, hal. 305-306; Thabari, Ibid, jil. 3, hal. 200-203; Ibnu Sa’ad, jil. 2, hal. 265-270. </ref> | |||
Sebelum hadirnya Abu Bakar di masjid dan sebelum Abu Bakar menegur Umar tentang wafatnya Nabi, Abbas, paman Nabi juga melarang Umar tentang perkataan ini namun Umar tidak mendengarkan perkataannya. <ref>Ibid, jil. 2, hal. 26; Baladzuri, Ansab, jil. 1, hal. 567. </ref> | |||
Sebagian berkata kecil kemungkinan hal ini tidak terlintas dalam benak Umar bahwa Nabi Saw telah wafat dan tidak mengetahui adanya ayat-ayat yang dibacakan oleh Abu Bakar. Kemungkinan besar Umar telah tahu bahwa Nabi Saw telah wafat namun ia takut jangan-jangan orang-orang tidak akan membaiat orang yang diinginkan oleh Umar, berdasarkan kemaslahatan, hingga tiba waktunya yang tepat dan orang yang diiginkan itu datang, Umar mengingkari wafatnya Nabi Saw. Pendapat ini berdasarkan adanya beberapa riwayat<ref>Ibnu Sa’ad, Ibid. </ref> menyatakan bahwa Umar tetap saja mengingkari wafatnya Nabi Muhammad Saw hingga ia tahu bahwa Abu Bakar berada di masjid dan tidak diam hingga Abu Bakar mengingatkannya. <ref>Silahkan lihat: Madkhal Abu Bakar dar Dāirah Ma;arif Buzurg Islāmi. </ref> | |||
==Pengetahuan Tiga Orang Muhajirin tentang Saqifah== | |||
Terdapat banyak laporan mengenai kejadian yang berkenaan dengan Saqifah dan terpilihnya Abu Bakar sebagai pemegang tampuk kekuasaan, yaitu semenjak datangnya Abu Bakar di Masjid hingga bergabungnya ia, Abu Bakar dan Abu Ubaidah bin Jarrah adalah di antara orang-orang Anshar di Saqifah. <ref>Ibnu Hisyam, jil. 4, hal. 306-308; Ibnu Sa’ad, jil. 3, hal/ 181-182; Thabari, ibid, jil. 3, hal. 203-204; Al-Imāmah, jil. 1, hal. 5, Baladzuri, Ibid, jil. 1, hal. 581. </ref> | |||
Berdasarkan sebagian riwayat kemungkinan Abu Bakar, Umar dan Abu Ubaidah sebelum menggabungkan diri dengan orang-orang Anshar yang ada di Saqifah telah melakukan rapat pendahuluan membahas tentang suksesi selepas meninggalnya Nabi Saw di rumah Abu Ubaidah. <ref>Ja’fari, hal. 45. </ref> | |||
Kabar tentang apa yang terjadi di Saqifah dan perdebatan antara kaum Anshar dan Muhajirin sangat terkenal. Literatur-literatur sejarah menggambarkan dengan jelas bahwa terpilihnya Abu Bakar disertai dengan keributan hingga Hubab bin Mundzir dari kaum Anshar menghunuskan pedang atas kaum Muhajirin, Sa’ad bin Ubadah terinjak dan jenggot Umar menjadi berantakan. <ref>Thabari, Ibid, jil. 3, hal. 220-223; Halabi, jil. 3, hal. 359. </ref> | |||
Kekacauan dan konflik di Saqifah sangat serius. Ibnu Abbas sebagai saksi sejarah yang hadir waktu itu membenarkan riwayat yang mengabarkan bahwa Umar sebagai pelaku utama baiat membahas persoalan baiat di mimbar Madinah. Sanad sejarah ini dinukil oleh Ibnu Hisyam, <ref>4/ 308-310. </ref>Thabari, <ref>Ibid, jil. 3, hal. 204-206. </ref> Ibnu Hibban<ref><ref>2/152-156. </ref> dan lainnya. Berdasarkan khutbah dan sanad-sanad lainnya, keadaan Saqifah menjadi tenang setelah Abu Bakar turut intervensi dan mengeluarkan Sa'ad bin Ubadah dari lokasi karena sakit. | |||
==Catatan Kaki== | ==Catatan Kaki== | ||
<references/> | <references/> |