Pengguna anonim
Peristiwa Saqifah Bani Sa'idah: Perbedaan antara revisi
tidak ada ringkasan suntingan
imported>Maitsam (←Membuat halaman berisi ''''Peristiwa Saqifah Bani Sa’idah''' adalah peristiwa berkumpulnya beberapa gelintir kaum Muslimin disebuah tempat bernama Saqifah Bani Sa’idah untuk memusyawarahk...') |
imported>Maitsam Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1: | Baris 1: | ||
'''Peristiwa Saqifah Bani Sa’idah''' adalah peristiwa berkumpulnya beberapa gelintir kaum Muslimin disebuah tempat bernama Saqifah Bani Sa’idah untuk memusyawarahkan siapakah yang akan menjadi pemimpin setelah [[Nabi Muhammad Saw]] wafat. Musyawarah ini terjadi antara orang-orang Anshar dan Muhajirin dan memilih Abu Bakar bin Abi Qahafah sebagai khalifah dan pengganti Nabi Muhammad Saw. Umat Muslim [[Syiah]] sangat mengutuk keras kejadian ini dan dalam sebagian hal menilai kejadian ini sebagai fitnah. | '''Peristiwa Saqifah Bani Sa’idah''' adalah peristiwa berkumpulnya beberapa gelintir kaum Muslimin disebuah tempat bernama [[Saqifah Bani Sa’idah]] untuk memusyawarahkan siapakah yang akan menjadi pemimpin setelah [[Nabi Muhammad Saw]] wafat. Musyawarah ini terjadi antara orang-orang Anshar dan Muhajirin dan memilih Abu Bakar bin Abi Qahafah sebagai khalifah dan pengganti Nabi Muhammad Saw. Umat Muslim [[Syiah]] sangat mengutuk keras kejadian ini dan dalam sebagian hal menilai kejadian ini sebagai fitnah. | ||
Umat Muslim Syiah menganggap kejadian ini sebagai permulaan perebutan hak kekhalifahan Imam Ali As dan kegagalan kaum Muslimin dalam mengamalkan wasiat Nabi di Ghadir Ghum serta merupakan bentuk penyimpangan dari ajaran Islam yang benar. | Umat Muslim Syiah menganggap kejadian ini sebagai permulaan perebutan hak kekhalifahan Imam Ali As dan kegagalan kaum Muslimin dalam mengamalkan wasiat Nabi di Ghadir Ghum serta merupakan bentuk penyimpangan dari ajaran Islam yang benar. | ||
==Lokasi Saqifah== | ==Lokasi Saqifah== | ||
::Tulisan Asli: [[Saqifah Bani Sa’idah]] | ::Tulisan Asli: [[Saqifah Bani Sa’idah]] | ||
Saqifah Bani Saidah merupakan teras milik suku Banu Saidah bin Ka’b bin Khazraj. Saqifah Bani Saadah berada di dekat Masjid Nabawi dan terkenal dalam sejarah. Letaknya berada di sebelah Barat Masjid Nabawi, di samping sumur Badza’ah. Sa’ad bin Ubadah yang merupakan calon khalifah dari suku Anshar tinggal di dekat Saqifah itu. <ref>Mu’jam al-Buldān, jil. 3, hal. 229. </ref> | Saqifah Bani Saidah merupakan teras milik suku Banu Saidah bin Ka’b bin Khazraj. Saqifah Bani Saadah berada di dekat Masjid Nabawi dan terkenal dalam sejarah. Letaknya berada di sebelah Barat Masjid Nabawi, di samping sumur Badza’ah. Sa’ad bin Ubadah yang merupakan calon khalifah dari suku Anshar tinggal di dekat Saqifah itu. <ref>Mu’jam al-Buldān, jil. 3, hal. 229. </ref> | ||
==Wafatnya Nabi Muhammad Saw== | ==Wafatnya Nabi Muhammad Saw== | ||
Berdasarkan literatur-literatur Ahlusunnah, Nabi Muhammad Saw wafat pada hari Senin, 12 Rabiul Awwal tahun ke-11 H, sedangkan menurut perawi hadis Syiah beliau wafat pada hari Senin, 28 Shafar. Kabar tentang wafatnya Nabi sangat cepat menyebar di seantero kota Madinah yang kecil itu dan hal itu nampaknya membuat sebagian orang tergiur untuk merebut kekuasaan, terlebih ketika mereka mengetahui semenjak Nabi menderita penyakit dan kemungkinan akan meninggalnya beliau karena penyakit itu. Mereka dengan segera mengambil tindakan setelah mendengar kabar wafatnya sang nabi padahal pada saat itu [[Imam Ali|Ali As]], [[Abul Fadhl Abbas|Abu Fadhl bin Abbas]] dan beberapa sahabat yang lain sedang sibuk memandikan jasad suci Nabi Muhammad Saw. | Berdasarkan literatur-literatur Ahlusunnah, Nabi Muhammad Saw wafat pada hari Senin, 12 Rabiul Awwal tahun ke-11 H, sedangkan menurut perawi hadis Syiah beliau wafat pada hari Senin, 28 Shafar. Kabar tentang wafatnya Nabi sangat cepat menyebar di seantero kota Madinah yang kecil itu dan hal itu nampaknya membuat sebagian orang tergiur untuk merebut kekuasaan, terlebih ketika mereka mengetahui semenjak Nabi menderita penyakit dan kemungkinan akan meninggalnya beliau karena penyakit itu. Mereka dengan segera mengambil tindakan setelah mendengar kabar wafatnya sang nabi padahal pada saat itu [[Imam Ali|Ali As]], [[Abul Fadhl Abbas|Abu Fadhl bin Abbas]] dan beberapa sahabat yang lain sedang sibuk memandikan jasad suci Nabi Muhammad Saw. | ||
==Berkumpulnya kaum Anshar di Saqifah Bani Sa’idah== | ==Berkumpulnya kaum Anshar di Saqifah Bani Sa’idah== | ||
Sa’ad bin Ubadah, pemimpin kaum Khazraj walaupun ia dalam keadaan sakit dan demam, hadir di antara kelompok kaum Anshar (Aus dan Khazraj) di Saqifah Bani Sa’idah. Seorang juru bicara pihak Sa’ad bin Ubadah menyampaikan keutamaan kaum Anshar dan keunggulan mereka dalam hal kekhalifahan atas kaum Muhajirin. <ref>Al-Imāmah wa al-Siyāsah, Ibnu Qutaibah, jil. 1, hal. 12-15. </ref> | Sa’ad bin Ubadah, pemimpin kaum Khazraj walaupun ia dalam keadaan sakit dan demam, hadir di antara kelompok kaum Anshar (Aus dan Khazraj) di Saqifah Bani Sa’idah. Seorang juru bicara pihak Sa’ad bin Ubadah menyampaikan keutamaan kaum Anshar dan keunggulan mereka dalam hal kekhalifahan atas kaum Muhajirin. <ref>Al-Imāmah wa al-Siyāsah, Ibnu Qutaibah, jil. 1, hal. 12-15. </ref> | ||
Jelaslah bahwa motivasi tindakan Saad bin Ubadah dan berkumpulnya kaum Anshar di Saqifah, tanpa upaya-upaya pendahuluan dan berdasarkan ambisi untuk menjadi pemimpin bagi mereka, atau karena adanya informasi dan bukti-bukti dan tanda-tanda yang menyiratkan sebagian perkiraan dan pendahuluan-pendahuluan para pemimpin kaum Muhajirin. | Jelaslah bahwa motivasi tindakan Saad bin Ubadah dan berkumpulnya kaum Anshar di Saqifah, tanpa upaya-upaya pendahuluan dan berdasarkan ambisi untuk menjadi pemimpin bagi mereka, atau karena adanya informasi dan bukti-bukti dan tanda-tanda yang menyiratkan sebagian perkiraan dan pendahuluan-pendahuluan para pemimpin kaum Muhajirin. | ||
Nampaknya, hal yang lebih logis dari pernyataan dari kaum Anshar pada waktu itu adalah reaksi terhadap tindakan kaum Muhajirin dan bukan penentuan sikap politik mereka atas wasiat Nabi (misalnya tentang hadis yaumu dar, hadis manzilah, ghadir khum dan lainnya). Boleh jadi karena penolakan dari sebagian pembesar Muhajirin untuk memberikan kertas dan tinta dengan cepat meskipun hal itu telah diperintahkan oleh Nabi Saw, <ref>Silahkan lihat: Ibnu Abil Hadid, jil. 1, hal. 159-162; Mufid, Ibid, 96-98. </ref> tidak membawakan kertas dan tinta untuk Nabi Saw, dirampasnya hak-hak sosial kaum Anshar dan terjadinya peristiwa pahit dalam waktu dekat<ref>Ibnu Sa’d, jil. 2, hal. 204; Bukhari, jil. 8, hal. 86 dst, Waqidi, jil. 2, hal. 1113; Ibnu Majah, jil. 2, hal. 1303-1307; Ibnu Hisyam, jil. 4, hal. 304-305; Mufid, Ibid, 96-97. </ref> merupakan faktor-faktor yang menyebabkan kaum Anshar mengambil tindakan itu sehingga dengan harapan untuk mempertahankan posisi dan kepentingan pribadi, mereka datang ke Saqifah. <ref>Ja’fari, hal. 27 dst, Bahbudi, hal. 23-25. </ref> Namun dengan tindakan gegabah ini, sejatinya mereka telah menyiapkan bentuk fitnah dalam sejarah Islam dengan tangan mereka sendiri<ref>Silahkan lihat: Kulaini, hal. 58; Syahrestani, jil. 1, hal. 30. </ref> sehingga menurut kesaksian sejarah, sumber dari banyak kerusuhan yang telah diisyaratkan oleh Nabi Saw semenjak lama adalah tindakan mereka di Saqifah. | Nampaknya, hal yang lebih logis dari pernyataan dari kaum Anshar pada waktu itu adalah reaksi terhadap tindakan kaum Muhajirin dan bukan penentuan sikap politik mereka atas wasiat Nabi (misalnya tentang hadis yaumu dar, hadis manzilah, ghadir khum dan lainnya). Boleh jadi karena penolakan dari sebagian pembesar Muhajirin untuk memberikan kertas dan tinta dengan cepat meskipun hal itu telah diperintahkan oleh Nabi Saw, <ref>Silahkan lihat: Ibnu Abil Hadid, jil. 1, hal. 159-162; Mufid, Ibid, 96-98. </ref> tidak membawakan kertas dan tinta untuk Nabi Saw, dirampasnya hak-hak sosial kaum Anshar dan terjadinya peristiwa pahit dalam waktu dekat<ref>Ibnu Sa’d, jil. 2, hal. 204; Bukhari, jil. 8, hal. 86 dst, Waqidi, jil. 2, hal. 1113; Ibnu Majah, jil. 2, hal. 1303-1307; Ibnu Hisyam, jil. 4, hal. 304-305; Mufid, Ibid, 96-97. </ref> merupakan faktor-faktor yang menyebabkan kaum Anshar mengambil tindakan itu sehingga dengan harapan untuk mempertahankan posisi dan kepentingan pribadi, mereka datang ke Saqifah. <ref>Ja’fari, hal. 27 dst, Bahbudi, hal. 23-25. </ref> Namun dengan tindakan gegabah ini, sejatinya mereka telah menyiapkan bentuk fitnah dalam sejarah Islam dengan tangan mereka sendiri<ref>Silahkan lihat: Kulaini, hal. 58; Syahrestani, jil. 1, hal. 30. </ref> sehingga menurut kesaksian sejarah, sumber dari banyak kerusuhan yang telah diisyaratkan oleh Nabi Saw semenjak lama adalah tindakan mereka di Saqifah. | ||