Pengguna anonim
Padang Arafah: Perbedaan antara revisi
→Urgensitas
imported>Rezvani kTidak ada ringkasan suntingan |
imported>Yuwono |
||
Baris 52: | Baris 52: | ||
Arafat memiliki hubungan erat dengan kewajiban [[haji]] dan termasuk dari situs-situs suci [[Islam]].[[Wukuf di Arafat]] adalah salah satu rukun [[haji Tamattu']] dan tanpanya haji tidak dapat dilaksanakan. Dengan alasan ini, para jemaah haji pada hari ke-[[9 Dzulhijjah]] harus menetap (wukuf) di padang Arafah dari mulai zuhur sampai maghrib.<ref>Al-Musawi al-Syahrudi, ''Jami' al-Fatawa Manasik Haj'', hlm.173-174. </ref> | Arafat memiliki hubungan erat dengan kewajiban [[haji]] dan termasuk dari situs-situs suci [[Islam]].[[Wukuf di Arafat]] adalah salah satu rukun [[haji Tamattu']] dan tanpanya haji tidak dapat dilaksanakan. Dengan alasan ini, para jemaah haji pada hari ke-[[9 Dzulhijjah]] harus menetap (wukuf) di padang Arafah dari mulai zuhur sampai maghrib.<ref>Al-Musawi al-Syahrudi, ''Jami' al-Fatawa Manasik Haj'', hlm.173-174. </ref> | ||
Sebelum Islam, penduduk [[Mekah]] dengan alasan bahwa diri mereka adalah ahli tanah haram dan masyarakat yang terpilih, mereka tidak menunaikan sebagian amalan, termasuk wukuf di Arafah. <ref> Al-Thabathabai, ''Tafsir al-Mizan'' (terjemahan), jld.1, hlm.241 dan jld.2, hlm.117.</ref> Menurut beberapa riwayat dalam referensi [[ | Sebelum Islam, penduduk [[Mekah]] dengan alasan bahwa diri mereka adalah ahli tanah haram dan masyarakat yang terpilih, mereka tidak menunaikan sebagian amalan, termasuk wukuf di Arafah. <ref> Al-Thabathabai, ''Tafsir al-Mizan'' (terjemahan), jld.1, hlm.241 dan jld.2, hlm.117.</ref> Menurut beberapa riwayat dalam referensi [[Ahlusunah]], [[Nabi saw]] juga melakukan wukuf di Arafah pada pelaksanaan haji yang dilakukan sebelum Islam.<ref>Mudirsyanechi, ''Haji Peyambar'', hlm. 83</ref> | ||
Menurut beberapa riwayat yang dinukil dari Nabi Islam, Allah membanggakan orang-orang yang wukuf di Arafat saat matahari terbenam pada hari Arafah di hadapan para malaikat, dan mengampuni semua dosa mereka.<ref>Nuri, ''Mustadrak al-Wasail'', jld. 8, hlm. 36</ref> Menetap dan wukufnya jemaah haji di Arafah diyakini sebagai penyebab diampuninya [[dosa-dosa]]. Menurut sebuah riwayat dari Nabi saw, terdapat dosa-dosa yang hanya bisa diampuni di Arafah.<ref>Nuri, ''Mustadrak al-Wasail'', jld. 1, hlm. 30</ref>Berdasarkan sebuah riwayat dari [[Imam Shadiq as]], "Orang yang paling berdosa adalah orang yang keluar dari Arafat namun menyangka bahwa ia belum terampuni." <ref> Al-Shaduq, ''Man La yahdhuruhu al-Faqih'', jld.2, hlm.211; Nuri, ''Mustadrak al-Wasail'', jld. 10, hlm. 30.</ref> | Menurut beberapa riwayat yang dinukil dari Nabi Islam, Allah membanggakan orang-orang yang wukuf di Arafat saat matahari terbenam pada hari Arafah di hadapan para malaikat, dan mengampuni semua dosa mereka.<ref>Nuri, ''Mustadrak al-Wasail'', jld. 8, hlm. 36</ref> Menetap dan wukufnya jemaah haji di Arafah diyakini sebagai penyebab diampuninya [[dosa-dosa]]. Menurut sebuah riwayat dari Nabi saw, terdapat dosa-dosa yang hanya bisa diampuni di Arafah.<ref>Nuri, ''Mustadrak al-Wasail'', jld. 1, hlm. 30</ref>Berdasarkan sebuah riwayat dari [[Imam Shadiq as]], "Orang yang paling berdosa adalah orang yang keluar dari Arafat namun menyangka bahwa ia belum terampuni." <ref> Al-Shaduq, ''Man La yahdhuruhu al-Faqih'', jld.2, hlm.211; Nuri, ''Mustadrak al-Wasail'', jld. 10, hlm. 30.</ref> |