Lompat ke isi

Padang Arafah: Perbedaan antara revisi

18 bita ditambahkan ,  28 Agustus 2015
tidak ada ringkasan suntingan
imported>Hindr
imported>Hindr
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 14: Baris 14:
==Lokasi Geografi==
==Lokasi Geografi==
* Arafat adalah sebuah daerah padang sahara dengan luas kira-kira 18 kilo meter persegi, terletak di timur Mekah, sedikit condong ke selatan, diantara jalan [[Thaif]] dan Mekah. Di sekitar kawasan ini terdapat gunung-gunung berbentuk setengah lingkaran.
* Arafat adalah sebuah daerah padang sahara dengan luas kira-kira 18 kilo meter persegi, terletak di timur Mekah, sedikit condong ke selatan, diantara jalan [[Thaif]] dan Mekah. Di sekitar kawasan ini terdapat gunung-gunung berbentuk setengah lingkaran.
* [[Jabal Rahmah]] terletak di timur laut Arafat. Gunung ini terpisah dari pegunungan yang ada sehingga daerah kawasan tersebut seakan-akan memagarinya. <ref>Brusawi, Audhah al-Masalik ila Ma'rifati al-Buldan wa al-Mamalik, hlm.131. </ref>  Gunung ini juga dinamakan dengan nama Jabal Arafat. <ref>Kurdi, Al-Tarikh al-Qawim li Makkah wa Baitillah al-Karim, jld.1, hlm. 492. </ref>  
* [[Jabal Rahmah]] terletak di timur laut Arafat. Gunung ini terpisah dari pegunungan yang ada sehingga daerah kawasan tersebut seakan-akan memagarinya. <ref>Brusawi, Audhah al-Masalik ila Ma'rifati al-Buldan wa al-Mamalik, hlm.131. </ref>  Gunung ini juga dinamakan dengan nama Jabal Arafat. <ref>Kurdi, Al-Tarikh al-Qawim li Makkah wa Baitillah al-Karim, jld.1, hlm. 492. </ref>
* Dilihat secara hukum fikih, Arafat tidak termasuk bagian dari tanah haram. <ref> [[Shaduq]], ''Man La yahdhuruhu al-Faqih'', jld.2, hlm.464; Harawi, Al-Isyarat ila Ma'rifati al-Ziyarat, hlm. 74.</ref>  
* Dilihat secara hukum fikih, Arafat tidak termasuk bagian dari tanah haram. <ref> [[Shaduq]], ''Man La yahdhuruhu al-Faqih'', jld.2, hlm.464; Harawi, Al-Isyarat ila Ma'rifati al-Ziyarat, hlm. 74.</ref>
* Dalam beberapa periode sejarah yang berbeda sampai sekarang batasan-batasan Arafat ditandai dengan alamat-alamat dan papan-papan yang jelas. <ref>Ja'fariyan, ''Atsar Islami Makkah wa Madinah'', hlm. 129 dan 130. </ref>  
* Dalam beberapa periode sejarah yang berbeda sampai sekarang batasan-batasan Arafat ditandai dengan alamat-alamat dan papan-papan yang jelas. <ref>Ja'fariyan, ''Atsar Islami Makkah wa Madinah'', hlm. 129 dan 130. </ref>
* Semenjak dulu batasan-batasan Arafat telah ditetapkan dengan jelas dalam sumber-sumber geografi<ref>Untuk percontohan, lihat: Ibnu Faqih, Al-Buldan, hlm.78; Brusawi, Audhah al-Masalik ila Ma'rifati al-Buldan wa al-Mamalik, hlm.468. </ref>  dan riwayat-riwayat keagamaan kaum muslimin. <ref>Lihat: Shaduq, Man La yahdhuruhu al-Faqih, jld.2, hlm.463. </ref>
* Semenjak dulu batasan-batasan Arafat telah ditetapkan dengan jelas dalam sumber-sumber geografi<ref>Untuk percontohan, lihat: Ibnu Faqih, Al-Buldan, hlm.78; Brusawi, Audhah al-Masalik ila Ma'rifati al-Buldan wa al-Mamalik, hlm.468. </ref>  dan riwayat-riwayat keagamaan kaum muslimin. <ref>Lihat: Shaduq, Man La yahdhuruhu al-Faqih, jld.2, hlm.463. </ref>
* Semenjak dahulu, Arafat adalah salah satu dari jalan-jalan yang dilalui menuju Thaif dan sebuah air sungai yang mengalir dari Thaif dan sampai ke Mekah lewat melalui Arafat. <ref>Syirwani, Bustan al-Siyahah, hlm.463. </ref>  Sungai kecil ini mereka namakan dengan mata air Zubaidah karena yang membangunnya adalah Zubaidah Khatoon istri Harun al-Rasyid. <ref>Kurdi, Al-Tarikh al-Qawim li Makkah wa Baitillah al-Karim, jld.3-5, hlm. 326. </ref>  Dikatakan bahwa seorang bernama Jawad Isfahani yang berasal dari Iran dalam beberapa periode memiliki peran dalam membawa air dari jalan Arafat ke Mekah dan juga membuat beberapa pelayanan di Arafat. <ref>Amini, Baqi al-Gharqad fi Dirastin Syamilah, Kurdi, Al-Tarikh al-Qawim li Makkah wa Baitillah al-Karim, jld.3-5, hlm. 326. </ref>
* Semenjak dahulu, Arafat adalah salah satu dari jalan-jalan yang dilalui menuju Thaif dan sebuah air sungai yang mengalir dari Thaif dan sampai ke Mekah lewat melalui Arafat. <ref>Syirwani, Bustan al-Siyahah, hlm.463. </ref>  Sungai kecil ini mereka namakan dengan mata air Zubaidah karena yang membangunnya adalah Zubaidah Khatoon istri Harun al-Rasyid. <ref>Kurdi, Al-Tarikh al-Qawim li Makkah wa Baitillah al-Karim, jld.3-5, hlm. 326. </ref>  Dikatakan bahwa seorang bernama Jawad Isfahani yang berasal dari Iran dalam beberapa periode memiliki peran dalam membawa air dari jalan Arafat ke Mekah dan juga membuat beberapa pelayanan di Arafat. <ref>Amini, Baqi al-Gharqad fi Dirastin Syamilah, Kurdi, Al-Tarikh al-Qawim li Makkah wa Baitillah al-Karim, jld.3-5, hlm. 326. </ref>
   
 
==Kepentingan-kepentingan==
==Kepentingan-kepentingan==
* Arafat dengan kewajiban penting haji memiliki jalinan-jalinan dan termasuk dari situs-situs suci [[Islam]]. Wukuf di Arafat adalah salah satu rukun haji Tamattu' dan tanpanya haji tidak dapat dilaksanakan. Menurut ajaran Fikih Syiah, para jemaah haji diharuskan menetap di hari kesembilan Dzulhijjah dari mulai zuhur sampai maghrib yang mana amalan ini dinamakan wukuf. <ref>Lihat: Musawi Syahrudi, Jami al-Fatawa Manasik Haj, hlm.173-174. </ref>
* Arafat dengan kewajiban penting haji memiliki jalinan-jalinan dan termasuk dari situs-situs suci [[Islam]]. Wukuf di Arafat adalah salah satu rukun haji Tamattu' dan tanpanya haji tidak dapat dilaksanakan. Menurut ajaran Fikih Syiah, para jemaah haji diharuskan menetap di hari kesembilan Dzulhijjah dari mulai zuhur sampai maghrib yang mana amalan ini dinamakan wukuf. <ref>Lihat: Musawi Syahrudi, Jami al-Fatawa Manasik Haj, hlm.173-174. </ref>
*  Ada riwayat-riwayat hadis yang dinukil dari pemimpin-pemimpin agama yang menegaskan kepentingan Arafat dan wukuf di Arafat dalam kewajiban Haji; seperti «الحَجُّ عرفات؛.» : Haji adalah wukuf di Arafat. Sebelum Islam, penduduk Mekah mereka menganggap bahwa diri mereka adalah ahli tanah haram dan masyarakat yang terpilih dan merasa bahwa mereka tidak dianjurkan untuk melakukan sebagan amalan seperti wukuf di Arafat. <ref> Thabathabai, Tafsir al-Mizan (terjemahan), jld.1, hlm.241 dan jld.2, hlm.117.</ref>  Setelah Islam datang, Nabi yang mulia memperkenalkan wukuf sebagai salah satu rukun Haji untuk semua jemaah haji dan dia sendiri melakukan wukuf di Arafat pada haji wada.
*  Ada riwayat-riwayat hadis yang dinukil dari pemimpin-pemimpin agama yang menegaskan kepentingan Arafat dan wukuf di Arafat dalam kewajiban Haji; seperti «الحَجُّ عرفات؛.» : Haji adalah wukuf di Arafat. Sebelum Islam, penduduk Mekah mereka menganggap bahwa diri mereka adalah ahli tanah haram dan masyarakat yang terpilih dan merasa bahwa mereka tidak dianjurkan untuk melakukan sebagan amalan seperti wukuf di Arafat. <ref> Thabathabai, Tafsir al-Mizan (terjemahan), jld.1, hlm.241 dan jld.2, hlm.117.</ref>  Setelah Islam datang, Nabi yang mulia memperkenalkan wukuf sebagai salah satu rukun Haji untuk semua jemaah haji dan dia sendiri melakukan wukuf di Arafat pada haji wada.
* Mengingat bahwa pentingnya Arafat dan wukuf di dalamnya, banyak riwayat hadis yang menukil tentang praktek keagamaan ini, salah satunya adalah istighfar dan doa yang mana keduanya termasuk dari amalan-amaln yang memiliki keutamaan yang sangat tinggi.
* Mengingat bahwa pentingnya Arafat dan wukuf di dalamnya, banyak riwayat hadis yang menukil tentang praktek keagamaan ini, salah satunya adalah istighfar dan doa yang mana keduanya termasuk dari amalan-amaln yang memiliki keutamaan yang sangat tinggi.
* Menurut beberapa riwayat, menetapnya para jemaah haji di padang Arafat, dapat menyebabkan terampuninya dosa-dosanya, sebagai contoh: Dikatakan dalam sebuah riwayat dari [[Imam Shadiq As]] yang menjelaskan bahwa: "Orang yang paling berdosa adalah orang yang keluar dari Arafat namun menyangka bahwa ia belum terampuni." <ref> Shaduq, Man La yahdhuruhu al-Faqih, jld.2, hlm.211.</ref>  
* Menurut beberapa riwayat, menetapnya para jemaah haji di padang Arafat, dapat menyebabkan terampuninya dosa-dosanya, sebagai contoh: Dikatakan dalam sebuah riwayat dari [[Imam Shadiq As]] yang menjelaskan bahwa: "Orang yang paling berdosa adalah orang yang keluar dari Arafat namun menyangka bahwa ia belum terampuni." <ref> Shaduq, Man La yahdhuruhu al-Faqih, jld.2, hlm.211.</ref>
* Menurut sebagian riwayat bahwa [[Nabi Islam|Nabi Saw]] menyampaikan pidato [[Haji Perpisahan|haji wada]]nya di atas gunung Jabal Rahmah yang terletak di Arafat.  
* Menurut sebagian riwayat bahwa [[Nabi Islam|Nabi Saw]] menyampaikan pidato [[Haji Perpisahan|haji wada]]nya di atas gunung Jabal Rahmah yang terletak di Arafat.
* Arafat dalam beberapa riwayat berkaitan dengan Dahwu al-Ardh, di samping Kabah dan padang Mina, dari tempat-tempat yang mana bumi dari situ melebar dan menjadi luas. <ref>ibid, hlm.241.</ref>  
* Arafat dalam beberapa riwayat berkaitan dengan Dahwu al-Ardh, di samping Kabah dan padang Mina, dari tempat-tempat yang mana bumi dari situ melebar dan menjadi luas. <ref>ibid, hlm.241.</ref>


==Sejarah Singkat==
==Sejarah Singkat==
Menurut tradisi lokal, di zaman [[Nabi Ibrahim]] dan peristiwa hijrah yang dilakukan oleh istrinya Hajar ke tanah suci Mekah, ada sekelompok kaum Jurhum yang tinggal dan bermukim di Arafat. <ref> [[Thabathabai]], ''Tafsir al-Mizan'' (terjemahan), jld.1, hlm.241.</ref>  Sebagain para wartawan geografi lama, menjelaskan bahwa Arafat adalah sebuah desa yang kecil. <ref> penulis tidak diketahui, (abad 6 H.), Al-Istibshar fi 'Ajaib al-Amshar, hlm.35. </ref>  
Menurut tradisi lokal, di zaman [[Nabi Ibrahim]] dan peristiwa hijrah yang dilakukan oleh istrinya Hajar ke tanah suci Mekah, ada sekelompok kaum Jurhum yang tinggal dan bermukim di Arafat. <ref> [[Thabathabai]], ''Tafsir al-Mizan'' (terjemahan), jld.1, hlm.241.</ref>  Sebagain para wartawan geografi lama, menjelaskan bahwa Arafat adalah sebuah desa yang kecil. <ref> penulis tidak diketahui, (abad 6 H.), Al-Istibshar fi 'Ajaib al-Amshar, hlm.35. </ref>


==Catatan Kaki==
==Catatan Kaki==
Baris 40: Baris 40:
* Ibnu Faqih, Ahmad bin Muhamad, Al-Buldan, editor dan riset: Yusuf A-al-Hadi, Alam al-Kutub, beirut, 1416 H.
* Ibnu Faqih, Ahmad bin Muhamad, Al-Buldan, editor dan riset: Yusuf A-al-Hadi, Alam al-Kutub, beirut, 1416 H.
* Kulaini, Al-Kafi, Dar al-Kutub al-Islamiyah, Tehran, 1365 S.
* Kulaini, Al-Kafi, Dar al-Kutub al-Islamiyah, Tehran, 1365 S.
* Musawi Syahrudi, Sayid Murtadha, Jami al-Fatawa Manasik Haj (dengan metode baru sesuai dengan fatwa-fatwa sepuluh marja taklid agung) penerbit Masy'ar, Tehran, 1428 H.  
* Musawi Syahrudi, Sayid Murtadha, Jami al-Fatawa Manasik Haj (dengan metode baru sesuai dengan fatwa-fatwa sepuluh marja taklid agung) penerbit Masy'ar, Tehran, 1428 H.
* Thabathabai, Muhammad Husain, Tafsir al-Mizan, terjemahan.
* Thabathabai, Muhammad Husain, Tafsir al-Mizan, terjemahan.
*Amini, Muhammad Amin, Baqi al-Gharqad fi Dirastin Syamilah,Masy'ar, Tehran, 1428 H.
*Amini, Muhammad Amin, Baqi al-Gharqad fi Dirastin Syamilah,Masy'ar, Tehran, 1428 H.
*Azraqi, Abu al-Walid, Akhbar Makkah wa ma Jaa Fiha min al-Atsar, riset: Majlis, Rusydi Shaleh, Beirut, 1416 H.  
*Azraqi, Abu al-Walid, Akhbar Makkah wa ma Jaa Fiha min al-Atsar, riset: Majlis, Rusydi Shaleh, Beirut, 1416 H.
*Bi Azar Syirazi, Abdul Karim, Jugrafiyae Qashash Quran, Kantor penerbitan Farhange Islami, cetakan ketiga, Tehran, 1280 S.
*Bi Azar Syirazi, Abdul Karim, Jugrafiyae Qashash Quran, Kantor penerbitan Farhange Islami, cetakan ketiga, Tehran, 1280 S.
*Brusawi, Muhammad bin Ali, Audhah al-Masalik ila Ma'rifati al-Buldan wa al-Mamalik, Dar al-Gharb al-Islami, Beirut, cetakan pertama, 1427 H.
*Brusawi, Muhammad bin Ali, Audhah al-Masalik ila Ma'rifati al-Buldan wa al-Mamalik, Dar al-Gharb al-Islami, Beirut, cetakan pertama, 1427 H.
*Fakihi, Muhammad bin Ishaq, Akhbar Makkah fi Qadim al-Dahr wa hadisih, Maktabah al-Asadi-Makkah Mukarramah, cetakan keempat, 1424 H.
*Fakihi, Muhammad bin Ishaq, Akhbar Makkah fi Qadim al-Dahr wa hadisih, Maktabah al-Asadi-Makkah Mukarramah, cetakan keempat, 1424 H.
*Harawi, Ali bin Abu Bakr, Al-Isyarat ila Ma'rifati al-Ziyarat, riset: Umar Ali, Maktabah al-Tsaqafah al-Diniyah, Cairo, 1423 H.  
*Harawi, Ali bin Abu Bakr, Al-Isyarat ila Ma'rifati al-Ziyarat, riset: Umar Ali, Maktabah al-Tsaqafah al-Diniyah, Cairo, 1423 H.
*Kurdi, Muhammad Thair, Al-Tarikh al-Qawim li Makkah wa Baitillah al-Karim, Dar Khadhr, Beirut, 1420 H
*Kurdi, Muhammad Thair, Al-Tarikh al-Qawim li Makkah wa Baitillah al-Karim, Dar Khadhr, Beirut, 1420 H
*penulis tidak diketahui, Al-Istibshar fi 'Ajaib al-Amshar, riset: Abdul Hamid, Sa'ad Zaghlul, dar al-Syu'un al-Tsaqafah, Baghdad, 1986 M.
*penulis tidak diketahui, Al-Istibshar fi 'Ajaib al-Amshar, riset: Abdul Hamid, Sa'ad Zaghlul, dar al-Syu'un al-Tsaqafah, Baghdad, 1986 M.
Baris 53: Baris 53:
*Shaduq, Man La yahdhuruhu al-Faqih, penerbitan: Jamiah Mudarrisin, Qum, 1413 H.
*Shaduq, Man La yahdhuruhu al-Faqih, penerbitan: Jamiah Mudarrisin, Qum, 1413 H.
*Syirwani, Zainal Abidin bin Iskandar, Bustan al-Siyahah, penerbit Sina'i, cetakan pertama, Tehran, tanpa tanggal.
*Syirwani, Zainal Abidin bin Iskandar, Bustan al-Siyahah, penerbit Sina'i, cetakan pertama, Tehran, tanpa tanggal.
*Thabathabai, Muhammad Husain, Al-Mizan fi Tafsir Al-Quran, Jamiah Mudarrisin, Qum, 1417 H.  
*Thabathabai, Muhammad Husain, Al-Mizan fi Tafsir Al-Quran, Jamiah Mudarrisin, Qum, 1417 H.


</div>
</div>
[[Kategori:Situs-situs Bersejarah]]
Pengguna anonim