Lompat ke isi

Syiah: Perbedaan antara revisi

57 bita dihapus ,  6 Januari 2019
tidak ada ringkasan suntingan
imported>Hindr
k (Hindr memindahkan halaman Syi'ah ke Syiah menimpa pengalihan lama)
imported>Hindr
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 12: Baris 12:
  | Artikel pilihan =
  | Artikel pilihan =
}}}}</onlyinclude>
}}}}</onlyinclude>
{{Syi'ah}}
{{Syiah}}
{{Sejarah Islam}}
{{Sejarah Islam}}
'''Mazhab Syi'ah''' (bahasa Arab: {{ia|مذهب الشيعة}}) adalah salah satu mazhab terbesar agama [[Islam]] yang dengan keyakinan mereka pada prinsip dasar [[Imamah]] dan Keadilan Ilahi menjadikan perbedaan para pengikutnya dengan pengikut [[Ahlusunah]]. Menurut keyakinan kaum Syi'ah, Allah swt telah menentukan pengganti dan suksesi kepemimpinan Nabi Muhammad saw kepada [[Ali bin Abi Thalib as]]. Para pengikut mazhab ini telah terbagi dalam berbagai aliran dan kelompok yang mana kelompok terpenting darinya adalah [[Imamiyah]], [[Ismailiyah]] dan [[Zaidiyah]].  
'''Mazhab Syiah''' (bahasa Arab: {{ia|مذهب الشيعة}}) adalah salah satu mazhab terbesar agama [[Islam]] yang dengan keyakinan mereka pada prinsip dasar [[Imamah]] dan Keadilan Ilahi menjadikan perbedaan para pengikutnya dengan pengikut [[Ahlusunah]]. Menurut keyakinan kaum Syiah, Allah swt telah menentukan pengganti dan suksesi kepemimpinan Nabi Muhammad saw kepada [[Ali bin Abi Thalib as]]. Para pengikut mazhab ini telah terbagi dalam berbagai aliran dan kelompok yang mana kelompok terpenting darinya adalah [[Imamiyah]], [[Ismailiyah]] dan [[Zaidiyah]].  


Menurut laporan dari Lembaga Yayasan "Pew" pada tahun 2009, 10 hingga 13 persen penduduk muslim di dunia bermazhabkan Syi'ah. Dan diperkirakan jumlah mereka mencapai 154 hingga 200 juta jiwa. Kebanyakan mereka tinggal di Negara-negara seperti Iran, Pakistan, India dan Irak.
Menurut laporan dari Lembaga Yayasan "Pew" pada tahun 2009, 10 hingga 13 persen penduduk muslim di dunia bermazhabkan Syiah. Dan diperkirakan jumlah mereka mencapai 154 hingga 200 juta jiwa. Kebanyakan mereka tinggal di Negara-negara seperti Iran, Pakistan, India dan Irak.


==Penamaan==
==Penamaan==
Syi'ah dalam bahasa berarti pengikut, pembela, sekumpulan dan grup <ref>Farahidi, ''al-'Ain'', di bawah kata Syi'ah, jld.2, hlm.191.</ref> dan dalam istilah dikhususkan kepada seseorang yang meyakini bahwa [[Imam Ali as]] adalah penerus dan pengganti [[Rasulullah saw]] secara langsung pasca wafatnya dari sisi [[Allah swt]]. <ref>Syaikh Mufid, ''Awail al-Maqalat'', hlm. 35.</ref> kebalikan dari pandangan [[Ahlusunah]] yang meyakini bahwa pengganti Nabi saw dipilih oleh masyarakat.<ref>Lihat: Eiji, ''Syarh al-Mawaqif'', jld. 8, hlm.354.</ref>
Syiah dalam bahasa berarti pengikut, pembela, sekumpulan dan grup <ref>Farahidi, ''al-'Ain'', di bawah kata Syiah, jld.2, hlm.191.</ref> dan dalam istilah dikhususkan kepada seseorang yang meyakini bahwa [[Imam Ali as]] adalah penerus dan pengganti [[Rasulullah saw]] secara langsung pasca wafatnya dari sisi [[Allah swt]]. <ref>Syaikh Mufid, ''Awail al-Maqalat'', hlm. 35.</ref> kebalikan dari pandangan [[Ahlusunah]] yang meyakini bahwa pengganti Nabi saw dipilih oleh masyarakat.<ref>Lihat: Eiji, ''Syarh al-Mawaqif'', jld. 8, hlm.354.</ref>


Pada abad pertama [[Hijriyah]], kata Syi'ah digunakan hanya secara bahasa saja dan kepada para pecinta dan pengikut seseorang dikatakan Syi'ah. Sebagian meyakini bahwa orang-orang yang mengedepankan Ali as atas [[Utsman]], mereka itu dikatakan Syi'ah. Sejatinya bagi kelompok ini dikenal sebagai Syi'ah politis di hadapan Syi'ah ideologi (orang-orang yang meyakini bahwa suksesi Nabi saw pasca wafatnya adalah Ali as)<ref> Ja'fariyan, ''Tarikh Tasyayyu' dar Iran''', hlm .19, 30.</ref>. Kemudian kata Syi'ah dikhususkan kepada orang-orang yang meyakini bahwa suksesi atau penganti Ali as adalah dari sisi Allah swt dan hanya terbatas pada anak keturunannya saja. <ref> Syahristani, ''al-Milal wa an-Nihal'', jld. 1, hlm. 169.</ref>
Pada abad pertama [[Hijriyah]], kata Syiah digunakan hanya secara bahasa saja dan kepada para pecinta dan pengikut seseorang dikatakan Syiah. Sebagian meyakini bahwa orang-orang yang mengedepankan Ali as atas [[Utsman]], mereka itu dikatakan Syiah. Sejatinya bagi kelompok ini dikenal sebagai Syiah politis di hadapan Syiah ideologi (orang-orang yang meyakini bahwa suksesi Nabi saw pasca wafatnya adalah Ali as)<ref> Ja'fariyan, ''Tarikh Tasyayyu' dar Iran''', hlm .19, 30.</ref>. Kemudian kata Syiah dikhususkan kepada orang-orang yang meyakini bahwa suksesi atau penganti Ali as adalah dari sisi Allah swt dan hanya terbatas pada anak keturunannya saja. <ref> Syahristani, ''al-Milal wa an-Nihal'', jld. 1, hlm. 169.</ref>


==Kemunculan==
==Kemunculan==
Mengenai sejarah kemunculan Syi'ah, terdapat perspektif yang berbeda-beda, sebagian di antaranya mengatakan bahwa Syi'ah muncul: Pada masa hidup [[Nabi Muhammad saw]] {{enote|menurut penukilan Suyuthi yang dimuat dalam ''al-Durr al-Mantsur'',Kata Syi'ah pertama kali digunakan oleh Nabi saw mengenai sebagian dari sahabat khusus Imam Ali as. (Suyuthi, ''al-Durr al-Mantsur'', jld.6, hlm.379). Sebagian lagi dengan menggunakan riwayat ini dan riwayat-riwayat yang lainnya mengatakan bahwa Syi'ah sudah muncul dan ada sejak zaman Rasulullah saw.(Halim, ''Tasyayyu''', hlm.73-76).}} Setelah [[Peristiwa Saqifah]], setelah pembunuhan [[Utsman]], <ref>Abu Zahrah, ''Tarikh al-Madzahib al-Islamiyah'', hlm.33.</ref> setelah [[Peristiwa Tahkim]]. <ref>Muharrami, ''Tarikh Tasyayu'', hlm.43-44; Fayyadh, ''Peidayesye wa Ghustarisye Tasyayyu'', hlm.49-53.</ref> Yang pasti, pada zaman Nabi saw, sebagian dari para pembesar [[sahabat]], seperti [[Salman]], [[Abu Dzar]], [[Miqdad]] dan [[Ammar Yasir|Ammar]], percaya bahwa [[Tuhan]] telah menunjuk dan melantik [[Ali as]] untuk memegang tampuk kepemimpinan dan juga suksesi Nabi saw, dan mereka dikenang sebagai orang-orang Syi'ah pertama dan merupakan pondasi-pondasi tasyayu'. <ref>Al-Nubkhti, ''Firaq al-Syi'ah'', hlm. 17-18. </ref>
Mengenai sejarah kemunculan Syiah, terdapat perspektif yang berbeda-beda, sebagian di antaranya mengatakan bahwa Syiah muncul: Pada masa hidup [[Nabi Muhammad saw]] {{enote|menurut penukilan Suyuthi yang dimuat dalam ''al-Durr al-Mantsur'',Kata Syiah pertama kali digunakan oleh Nabi saw mengenai sebagian dari sahabat khusus Imam Ali as. (Suyuthi, ''al-Durr al-Mantsur'', jld.6, hlm.379). Sebagian lagi dengan menggunakan riwayat ini dan riwayat-riwayat yang lainnya mengatakan bahwa Syiah sudah muncul dan ada sejak zaman Rasulullah saw.(Halim, ''Tasyayyu''', hlm.73-76).}} Setelah [[Peristiwa Saqifah]], setelah pembunuhan [[Utsman]], <ref>Abu Zahrah, ''Tarikh al-Madzahib al-Islamiyah'', hlm.33.</ref> setelah [[Peristiwa Tahkim]]. <ref>Muharrami, ''Tarikh Tasyayu'', hlm.43-44; Fayyadh, ''Peidayesye wa Ghustarisye Tasyayyu'', hlm.49-53.</ref> Yang pasti, pada zaman Nabi saw, sebagian dari para pembesar [[sahabat]], seperti [[Salman]], [[Abu Dzar]], [[Miqdad]] dan [[Ammar Yasir|Ammar]], percaya bahwa [[Tuhan]] telah menunjuk dan melantik [[Ali as]] untuk memegang tampuk kepemimpinan dan juga suksesi Nabi saw, dan mereka dikenang sebagai orang-orang Syiah pertama dan merupakan pondasi-pondasi tasyayu'. <ref>Al-Nubkhti, ''Firaq al-Syiah'', hlm. 17-18. </ref>


==Aliran-aliran==
==Aliran-aliran==
Para penulis buku ''Milal wa Nihal'' berbeda pendapat mengenai jumlah aliran-aliran Syi'ah dan mereka menyatakan bahwa jumlah aliran-aliran tersebut dari tiga sampai tiga ratus aliran. <ref>Kasyifi, ''Kalam Syi'ah'', hlm.85; Syahristani, ''al-Milal wa an-Nihal'', jld.1, hlm.170 mereka diyakini 5 aliran.</ref> Seluruh pengikut Syi'ah memiliki [[akidah]] yang sama bahwa [[Imam Ali]] adalah penerus [[Nabi saw]] secara langsung. Meyakini pada [[Imamah]] (kepemimpinan) [[Hasanain]] juga merupakan salah satu dari kepercayaan mereka. <ref>Lihat: Syaikh Mufid, ''Awail al-Maqalat'', hlm.39.</ref> Setelah [[Peristiwa Karbala]], sekelompok dari kaum Syi'ah beralih pada [[Imamah]] [[Zaid bin Ali]] dan dikenal sebagai [[Zaidiyah]]. <ref>Kasyifi, ''Kalam Syi'ah'', hlm.85.</ref> Namun mayoritas orang Syi'ah menerima Imamah [[Ali bin Husain as]] dan kemudian setelahnya Imamah [[Muhammad bin Ali As|Muhammad bin Ali]] dan kemudian Imamah [[Ja'far bin Muhammad]]. Setelah Ja'far bin Muhammad, sejumlah orang Syi'ah pindah ke Imamah anak laki-lakinya yang lebih tua, Ismail. <ref>Syahristani, al-Milal wa an-Nihal, jld.1, hlm.266.</ref> Namun dikarenakan Ismail meninggal dunia saat ayahnya hidup, sekelompok dari mereka menolak dan mengingkari kematiannya dan sebagian yang lainnya percaya pada imamah anaknya Muhammad. Kelompok-kelompok ini dan para pengikut mereka dikenal dengan [[Ismailiyah]]. <ref>Lihat: Asyari, ''al-Maqalat wa al-Firaq'', hlm.213-214.</ref> Namun, mayoritas pengikut Syi'ah percaya pada Imamah [[Imam Musa bin Ja'far as|Musa bin Ja'far]]. <ref>Al-Naubakhti, ''Firaq al-Syi'ah'', hlm.66-79.</ref> Dengan syahidnya Musa bin Ja'far, sebagian orang di antara mereka, berhenti pada keimamahannya dan dikenal sebagai Waqifiyah.<ref>Thusi, ''al-Ghaibah'', hlm.64-65.</ref> Namun mayoritas pengikut Syi'ah menerima Imamah [[Ali bin Musa al-Ridha as|Ali bin Musa]], dan mereka disebut dengan Qath'iyah, kelompok ini setelah kesyahidan Imam Ridha as meyakini keimamahan [[Imam Jawad]], [[Imam Hadi]], [[Imam Hasan al-Askari as|Imam al-Askari]] dan [[Imam Mahdi as]] dan kemudian mereka disebut dan dikenang dengan [[imamiyah]] atau Syi'ah dua belas imam.<ref>Syahristani, ''al-Milal wa an-Nihal'', jld.1, hlm.169-199.</ref> Kemudian istilah Syi'ah lebih banyak digunakan untuk merujuk pada kelompok ini.
Para penulis buku ''Milal wa Nihal'' berbeda pendapat mengenai jumlah aliran-aliran Syiah dan mereka menyatakan bahwa jumlah aliran-aliran tersebut dari tiga sampai tiga ratus aliran. <ref>Kasyifi, ''Kalam Syiah'', hlm.85; Syahristani, ''al-Milal wa an-Nihal'', jld.1, hlm.170 mereka diyakini 5 aliran.</ref> Seluruh pengikut Syiah memiliki [[akidah]] yang sama bahwa [[Imam Ali]] adalah penerus [[Nabi saw]] secara langsung. Meyakini pada [[Imamah]] (kepemimpinan) [[Hasanain]] juga merupakan salah satu dari kepercayaan mereka. <ref>Lihat: Syaikh Mufid, ''Awail al-Maqalat'', hlm.39.</ref> Setelah [[Peristiwa Karbala]], sekelompok dari kaum Syiah beralih pada [[Imamah]] [[Zaid bin Ali]] dan dikenal sebagai [[Zaidiyah]]. <ref>Kasyifi, ''Kalam Syiah'', hlm.85.</ref> Namun mayoritas orang Syiah menerima Imamah [[Ali bin Husain as]] dan kemudian setelahnya Imamah [[Muhammad bin Ali As|Muhammad bin Ali]] dan kemudian Imamah [[Ja'far bin Muhammad]]. Setelah Ja'far bin Muhammad, sejumlah orang Syiah pindah ke Imamah anak laki-lakinya yang lebih tua, Ismail. <ref>Syahristani, al-Milal wa an-Nihal, jld.1, hlm.266.</ref> Namun dikarenakan Ismail meninggal dunia saat ayahnya hidup, sekelompok dari mereka menolak dan mengingkari kematiannya dan sebagian yang lainnya percaya pada imamah anaknya Muhammad. Kelompok-kelompok ini dan para pengikut mereka dikenal dengan [[Ismailiyah]]. <ref>Lihat: Asyari, ''al-Maqalat wa al-Firaq'', hlm.213-214.</ref> Namun, mayoritas pengikut Syiah percaya pada Imamah [[Imam Musa bin Ja'far as|Musa bin Ja'far]]. <ref>Al-Naubakhti, ''Firaq al-Syiah'', hlm.66-79.</ref> Dengan syahidnya Musa bin Ja'far, sebagian orang di antara mereka, berhenti pada keimamahannya dan dikenal sebagai Waqifiyah.<ref>Thusi, ''al-Ghaibah'', hlm.64-65.</ref> Namun mayoritas pengikut Syiah menerima Imamah [[Ali bin Musa al-Ridha as|Ali bin Musa]], dan mereka disebut dengan Qath'iyah, kelompok ini setelah kesyahidan Imam Ridha as meyakini keimamahan [[Imam Jawad]], [[Imam Hadi]], [[Imam Hasan al-Askari as|Imam al-Askari]] dan [[Imam Mahdi as]] dan kemudian mereka disebut dan dikenang dengan [[imamiyah]] atau Syiah dua belas imam.<ref>Syahristani, ''al-Milal wa an-Nihal'', jld.1, hlm.169-199.</ref> Kemudian istilah Syiah lebih banyak digunakan untuk merujuk pada kelompok ini.


==Prinsip dan Keyakinan==
==Prinsip dan Keyakinan==
Monoteisme atau [[tauhid]], keadilan Ilahi, [[kenabian]] (Nubuwah), [[imamah]] dan [[Ma'ad]] adalah dasar-dasar prinsip mazhab Syi'ah dimana prinsip imamah dan keadilan Ilahi adalah dua hal yang membedakan mazhab ini dengan mazhab [[Ahlusunah]].
Monoteisme atau [[tauhid]], keadilan Ilahi, [[kenabian]] (Nubuwah), [[imamah]] dan [[Ma'ad]] adalah dasar-dasar prinsip mazhab Syiah dimana prinsip imamah dan keadilan Ilahi adalah dua hal yang membedakan mazhab ini dengan mazhab [[Ahlusunah]].


===Keadilan Ilahi===
===Keadilan Ilahi===
Pengikut Syi'ah meyakini bahwa akal manusia mampu mengenali beberapa kriteria baik atau buruk sebuah perbuatan tanpa bantuan [[Alquran]] dan riwayat-riwayat. Maka berdasarkan kemampuan ini, manusia dapat memutuskan perlunya melakukan sesuatu atau meninggalkannya. Misalnya, dia berkata: "Allah tidak berbuat zalim kepada siapa pun dari hambanya" atau "Allah tidak akan pernah melanggar janji-Nya." <ref>Muzhaffar, ''Aqaid al-Imamiyah'', hlm.41.</ref>
Pengikut Syiah meyakini bahwa akal manusia mampu mengenali beberapa kriteria baik atau buruk sebuah perbuatan tanpa bantuan [[Alquran]] dan riwayat-riwayat. Maka berdasarkan kemampuan ini, manusia dapat memutuskan perlunya melakukan sesuatu atau meninggalkannya. Misalnya, dia berkata: "Allah tidak berbuat zalim kepada siapa pun dari hambanya" atau "Allah tidak akan pernah melanggar janji-Nya." <ref>Muzhaffar, ''Aqaid al-Imamiyah'', hlm.41.</ref>


===Imamah===
===Imamah===
{{main| Imamah}}
{{main| Imamah}}
Selain [[Zaidiyah|Syi'ah Zaidiyah]], para pengikut Syi'ah lainnya mempercayai bahwa keberadaan dan kehadiran Imam di setiap waktu dan zaman sangat perlu dan bumi tidak akan pernah kosong dari seorang Imam sebagai hujjah [[Allah]] di muka bumi.<ref>Syaikh Mufid, ''Awail al-Maqalat'', hlm.39.</ref> Namun, aliran-aliran Syi'ah tidak memiliki satu pandangan mengenai karakteristik para Imam, contoh konkrit dan jumlah mereka. Syi'ah [[Imamiyah]] meyakini bahwa keberadaan nash atas imamah dan [[Ismah|infalibilitas]] adalah sebagai ciri khas Imam.<ref>Syaikh Mufid, ''Awail al-Maqalat'', hlm.38.</ref>. Begitu juga mereka meyakini bahwa para imam, ada 12 orang, yang pertama adalah [[Imam Ali as]], dan yang terakhir adalah [[Imam Mahdi as]], yang hidup dalam [[kegaiban]]. <ref>Allamah Thabathabai, ''Syi'ah dar Islam'', hlm.198-199.</ref> Tetapi aliran Syi'ah Zaidiyah, meyakini  bahwa syarat-syarat seorang Imam adalah sebagai berikut: Membuat gerakan kebangkitan dengan bersenjata, berani, adil dan keturunan Fatimah dan mereka percaya bahwa setelah Imam Ali as dan [[Hasanain]], setiap person pemberani dari keturunan Fatimah yang bangkit bersenjata dan menyerukan perlawanannya terhadap para penindas dan masyarakat ber[[baiat]] dengannya, maka dia adalah Imam.<ref>Syahristani, ''al-Milal wa an-Nihal'', jld.1, hlm.179-180.</ref> Mereka tidak menganggap bahwa infalibilitas bukan termasuk dari syarat imamah, dan meskipun mereka meyakini bahwa Imam Ali adalah person paling utama, namun mereka juga memperbolehkan keimamahan orang yang diutamakan. <ref>Sulthani, ''Tarikh wa Aqaid Zaidiyah'', hlm.292-294.</ref> Para pengikut [[Ismailiyah]] meyakini bahwa Imamah memiliki jenjang dan periodik dan mereka berkeyakinan bahwa Muhammad bin Ismail adalah Imam ketujuh periode keenam yang hidup dalam ketersembunyian dan pada suatu hari akan muncul.<ref>Shabiri, ''Tarikh Firaq Islami'', jld.2, hlm.151-152.</ref>
Selain [[Zaidiyah|Syiah Zaidiyah]], para pengikut Syiah lainnya mempercayai bahwa keberadaan dan kehadiran Imam di setiap waktu dan zaman sangat perlu dan bumi tidak akan pernah kosong dari seorang Imam sebagai hujjah [[Allah]] di muka bumi.<ref>Syaikh Mufid, ''Awail al-Maqalat'', hlm.39.</ref> Namun, aliran-aliran Syiah tidak memiliki satu pandangan mengenai karakteristik para Imam, contoh konkrit dan jumlah mereka. Syiah [[Imamiyah]] meyakini bahwa keberadaan nash atas imamah dan [[Ismah|infalibilitas]] adalah sebagai ciri khas Imam.<ref>Syaikh Mufid, ''Awail al-Maqalat'', hlm.38.</ref>. Begitu juga mereka meyakini bahwa para imam, ada 12 orang, yang pertama adalah [[Imam Ali as]], dan yang terakhir adalah [[Imam Mahdi as]], yang hidup dalam [[kegaiban]]. <ref>Allamah Thabathabai, ''Syiah dar Islam'', hlm.198-199.</ref> Tetapi aliran Syiah Zaidiyah, meyakini  bahwa syarat-syarat seorang Imam adalah sebagai berikut: Membuat gerakan kebangkitan dengan bersenjata, berani, adil dan keturunan Fatimah dan mereka percaya bahwa setelah Imam Ali as dan [[Hasanain]], setiap person pemberani dari keturunan Fatimah yang bangkit bersenjata dan menyerukan perlawanannya terhadap para penindas dan masyarakat ber[[baiat]] dengannya, maka dia adalah Imam.<ref>Syahristani, ''al-Milal wa an-Nihal'', jld.1, hlm.179-180.</ref> Mereka tidak menganggap bahwa infalibilitas bukan termasuk dari syarat imamah, dan meskipun mereka meyakini bahwa Imam Ali adalah person paling utama, namun mereka juga memperbolehkan keimamahan orang yang diutamakan. <ref>Sulthani, ''Tarikh wa Aqaid Zaidiyah'', hlm.292-294.</ref> Para pengikut [[Ismailiyah]] meyakini bahwa Imamah memiliki jenjang dan periodik dan mereka berkeyakinan bahwa Muhammad bin Ismail adalah Imam ketujuh periode keenam yang hidup dalam ketersembunyian dan pada suatu hari akan muncul.<ref>Shabiri, ''Tarikh Firaq Islami'', jld.2, hlm.151-152.</ref>


==Fikih==
==Fikih==
Pengikut Syi'ah, selain mengambil dari [[Alquran]] dan riwayat-riwayat Nabi saw untuk menyimpulkan hukum-hukum, mereka juga menggunakan akal, [[ijma']] dan riwayat-riwayat [[Ahlulbait as]]. Mereka tidak seperti pengikut [[Ahlusunah]] yang menjadikan perkara-perkara seperti Qiyas, Saddu Dzarai', istihsan, [[Fatwa|Fatwa-fatwa]], dari para [[Sahabat]] dan Mashaleh Mursalah sebagai sumber validitas untuk penyimpulan keputusan hukum-hukum [[fikih]]. Mereka menolak kevaliditasan perkara-perkara tersebut. <ref>Lihat: Jannati, ''Manabi' Ijtihad az didgahe Mazahib Islami''', hlm.3-5.</ref> Sejatinya telah dikatakan bahwa kelompok Zaidiyah dalam masalah fikih, mereka dekat dengan kelompok Hanafi dan menggunakan analogi untuk menyimpulkan keputusan hukum fikih. Mereka juga seperti Ahlusunah tidak mengizinkan pernikahan bertempo dan mereka menolak konsep [[taqiyah]]. <ref>Halim, ''Tasyayyu''', hlm.385.</ref>
Pengikut Syiah, selain mengambil dari [[Alquran]] dan riwayat-riwayat Nabi saw untuk menyimpulkan hukum-hukum, mereka juga menggunakan akal, [[ijma']] dan riwayat-riwayat [[Ahlulbait as]]. Mereka tidak seperti pengikut [[Ahlusunah]] yang menjadikan perkara-perkara seperti Qiyas, Saddu Dzarai', istihsan, [[Fatwa|Fatwa-fatwa]], dari para [[Sahabat]] dan Mashaleh Mursalah sebagai sumber validitas untuk penyimpulan keputusan hukum-hukum [[fikih]]. Mereka menolak kevaliditasan perkara-perkara tersebut. <ref>Lihat: Jannati, ''Manabi' Ijtihad az didgahe Mazahib Islami''', hlm.3-5.</ref> Sejatinya telah dikatakan bahwa kelompok Zaidiyah dalam masalah fikih, mereka dekat dengan kelompok Hanafi dan menggunakan analogi untuk menyimpulkan keputusan hukum fikih. Mereka juga seperti Ahlusunah tidak mengizinkan pernikahan bertempo dan mereka menolak konsep [[taqiyah]]. <ref>Halim, ''Tasyayyu''', hlm.385.</ref>


==Para Penguasa==
==Para Penguasa==
Syi'ah di sepanjang sejarahnya, mereka berhasil membentuk dan merumuskan berbagai pemerintahan di berbagai belahan dunia Islam di antaranya adalah pemerintahan Al Buyah, Safawiyah, Qajar, Idrisiyyah, Qaramitah dan Alawi. Al Buyah adalah sebuah silsilah mazhab Imamiyah yang menguasai bagian perkawasan Iran, Irak dan jazirah sejak tahun 322 H/934 hingga 448 H/1057. Mereka banyak menyokong dan membantu kelancaraan beberapa slogan dan ritual-ritual Syi'ah. <ref>Syaibi, Tasyayu wa Tashawwuf, hlm.43.</ref> Safawiyah juga memerintah Iran dari tahun 907 H/1502 sampai 1135 H/1723 dan mendeklarasikan Syi'ah sebagai mazhab resmi pemerintahan mereka. <ref>Rumlu, Ahsan al-Tawarikh, hlm.85-86.</ref> Begitu juga dengan Republik Islam, yang sejak tahun 1979 terbentuk dengan pemimpin tertinggi spiritual Islam [[Imam Khomeini]] di Iran, termasuk salah satu dari pemerintahan para Syi'ah Imammiyah.
Syiah di sepanjang sejarahnya, mereka berhasil membentuk dan merumuskan berbagai pemerintahan di berbagai belahan dunia Islam di antaranya adalah pemerintahan Al Buyah, Safawiyah, Qajar, Idrisiyyah, Qaramitah dan Alawi. Al Buyah adalah sebuah silsilah mazhab Imamiyah yang menguasai bagian perkawasan Iran, Irak dan jazirah sejak tahun 322 H/934 hingga 448 H/1057. Mereka banyak menyokong dan membantu kelancaraan beberapa slogan dan ritual-ritual Syiah. <ref>Syaibi, Tasyayu wa Tashawwuf, hlm.43.</ref> Safawiyah juga memerintah Iran dari tahun 907 H/1502 sampai 1135 H/1723 dan mendeklarasikan Syiah sebagai mazhab resmi pemerintahan mereka. <ref>Rumlu, Ahsan al-Tawarikh, hlm.85-86.</ref> Begitu juga dengan Republik Islam, yang sejak tahun 1979 terbentuk dengan pemimpin tertinggi spiritual Islam [[Imam Khomeini]] di Iran, termasuk salah satu dari pemerintahan para Syiah Imammiyah.
Pemerintahan Idrisiyyah di Maroko dan Alawi di utara Iran adalah [[Zaidiyah]], dan [[Ismailiyah]] juga membentuk pemerintahan Fatimiyah dan Qaramitah di Mesir dan Bahrain.  
Pemerintahan Idrisiyyah di Maroko dan Alawi di utara Iran adalah [[Zaidiyah]], dan [[Ismailiyah]] juga membentuk pemerintahan Fatimiyah dan Qaramitah di Mesir dan Bahrain.  


==Situasi Syi'ah==
==Situasi Syiah==
===Populasi Syi'ah===
===Populasi Syiah===
Menurut laporan yayasan Pew (Institute of Religion and Life) pada tahun 2009, antara 10% hingga 13% kependudukan Syi'ah telah membentuk populasi Muslim dunia. <ref>[http://www.pewforum.org/Muslim/Mapping-the-Global-Muslim-Population(6).aspx Penelitian Yayasan pada tahun 2009]</ref>. Jumlah mereka diperkirakan antara 154 sampai 200 juta jiwa. Namun juru laporan tersebut memperkirakan bahwa data ini tidak realistis dan memperkirakan populasi Syi'ah lebih dari 300 juta (19% dari populasi Muslim di dunia). <ref> yayasan Pew (Institute of Religion and Life), Peta Populasi Muslim Dunia,hlm, 11.</ref>
Menurut laporan yayasan Pew (Institute of Religion and Life) pada tahun 2009, antara 10% hingga 13% kependudukan Syiah telah membentuk populasi Muslim dunia. <ref>[http://www.pewforum.org/Muslim/Mapping-the-Global-Muslim-Population(6).aspx Penelitian Yayasan pada tahun 2009]</ref>. Jumlah mereka diperkirakan antara 154 sampai 200 juta jiwa. Namun juru laporan tersebut memperkirakan bahwa data ini tidak realistis dan memperkirakan populasi Syiah lebih dari 300 juta (19% dari populasi Muslim di dunia). <ref> yayasan Pew (Institute of Religion and Life), Peta Populasi Muslim Dunia,hlm, 11.</ref>


===Geografi===
===Geografi===
Mayoritas populasi Syi'ah tinggal di Iran, Pakistan, India dan Irak. Di Iran, ada 66 sampai 70 juta  jiwa orang Syi'ah, setara dengan 37 sampai 40 persen orang Syi'ah di dunia. Masing-masing dari negara-negara seperti Pakistan, India dan Irak juga memiliki lebih dari 16 juta jiwa orang Syi'ah. <ref> yayasan Pew (Institute of Religion and Life), Peta Populasi Muslim Dunia,hlm, 19.</ref> Begitu juga banyak orang Syi'ah yang tinggal di Turki, Yaman, Azerbaijan, Afghanistan, Suriah, Arab Saudi, Lebanon, Nigeria dan Tanzania. Sekitar tiga ratus ribu jiwa orang Syi'ah tinggal di Amerika Utara, termasuk Kanada dan Amerika Serikat. <ref> yayasan Pew (Institute of Religion and Life), Peta Populasi Muslim Dunia,hlm, 19 -20.</ref>
Mayoritas populasi Syiah tinggal di Iran, Pakistan, India dan Irak. Di Iran, ada 66 sampai 70 juta  jiwa orang Syiah, setara dengan 37 sampai 40 persen orang Syiah di dunia. Masing-masing dari negara-negara seperti Pakistan, India dan Irak juga memiliki lebih dari 16 juta jiwa orang Syiah. <ref> yayasan Pew (Institute of Religion and Life), Peta Populasi Muslim Dunia,hlm, 19.</ref> Begitu juga banyak orang Syiah yang tinggal di Turki, Yaman, Azerbaijan, Afghanistan, Suriah, Arab Saudi, Lebanon, Nigeria dan Tanzania. Sekitar tiga ratus ribu jiwa orang Syiah tinggal di Amerika Utara, termasuk Kanada dan Amerika Serikat. <ref> yayasan Pew (Institute of Religion and Life), Peta Populasi Muslim Dunia,hlm, 19 -20.</ref>


==Link Terkait==
==Link Terkait==
Baris 62: Baris 62:
{{Ref}}
{{Ref}}
*Abu Zahra, Muhammad. ''Tārīkh al-Madzāhib al-Islāmiyyah''. Dar al-Fikr al-Arabi, 1989.
*Abu Zahra, Muhammad. ''Tārīkh al-Madzāhib al-Islāmiyyah''. Dar al-Fikr al-Arabi, 1989.
*Anjuman-e Din wa Zendegi Umumi Pew. ''Naqsye Jam'iyyat Musalmānān-e Jahān''. Diterjemahkan oleh Mahmud Taqi Zadeh Dawari. Qom: Entesyarat Syi'ah Syenasi, 1393 HS (2014).
*Anjuman-e Din wa Zendegi Umumi Pew. ''Naqsye Jam'iyyat Musalmānān-e Jahān''. Diterjemahkan oleh Mahmud Taqi Zadeh Dawari. Qom: Entesyarat Syiah Syenasi, 1393 HS (2014).
*Asy'ari, Sa'ad bin Abdullah. ''Al-Maqālāt wa al-Firaq''. Markaz Entesyarat Ilmi wa Farhanggi, 1360 HS (1981).
*Asy'ari, Sa'ad bin Abdullah. ''Al-Maqālāt wa al-Firaq''. Markaz Entesyarat Ilmi wa Farhanggi, 1360 HS (1981).
*Farahidi, Khalil bin Ahmad. ''Al-'Ain''. Diedit oleh Mahdi Makhzumi dan Ibrahim Samarai. Qom: Nasyr-e Hejrat, 1410 H.
*Farahidi, Khalil bin Ahmad. ''Al-'Ain''. Diedit oleh Mahdi Makhzumi dan Ibrahim Samarai. Qom: Nasyr-e Hejrat, 1410 H.
Baris 70: Baris 70:
*Jannati, Muhammad Ibrahim. ''Manābe' Ejtehād az Dīdgāh-e Madzāheb-e Islāmī''.
*Jannati, Muhammad Ibrahim. ''Manābe' Ejtehād az Dīdgāh-e Madzāheb-e Islāmī''.
*Jurjani, Mir Sayid Syarif. ''Syarh al-Mawāqif fī 'Ilm al-Kalām''. Diedit oleh Badruddin Na'sani. Qom: Asy-Syarif ar-Radhi, 1325 H.
*Jurjani, Mir Sayid Syarif. ''Syarh al-Mawāqif fī 'Ilm al-Kalām''. Diedit oleh Badruddin Na'sani. Qom: Asy-Syarif ar-Radhi, 1325 H.
*Kasyifi, Muhammad Ridha. ''Kalām-e Syi'ah Māhiyat, Mukhtashshāt wa Manābi' ''. Tehran: Sazman-e Entesyarat Pazuhesygah-e Farhang wa Andisye-ye Islami, 1387 HS(2008).
*Kasyifi, Muhammad Ridha. ''Kalām-e Syiah Māhiyat, Mukhtashshāt wa Manābi' ''. Tehran: Sazman-e Entesyarat Pazuhesygah-e Farhang wa Andisye-ye Islami, 1387 HS(2008).
*Mufid, Muhammad bin Muhammad.''Al-Amāli''. Qom: Muktamar Syeikh Mufid, 1413 H.
*Mufid, Muhammad bin Muhammad.''Al-Amāli''. Qom: Muktamar Syeikh Mufid, 1413 H.
*Muharrami, Ghulam Hasan. ''Tārīkh-e Tasyayyu' az Āghāz tā Pāyān-e Gheibat-e Shugrā''. Qom: Muassese Amuzesyi wa Pazuhesyi Imam Khomeini, 1382 HS (2003).
*Muharrami, Ghulam Hasan. ''Tārīkh-e Tasyayyu' az Āghāz tā Pāyān-e Gheibat-e Shugrā''. Qom: Muassese Amuzesyi wa Pazuhesyi Imam Khomeini, 1382 HS (2003).
*Muzhaffar, Muhammad Ridho. ''Aqāid al-Imāmiyyah''. Qom: Ismailiyan, 1387 HS(2008).
*Muzhaffar, Muhammad Ridho. ''Aqāid al-Imāmiyyah''. Qom: Ismailiyan, 1387 HS(2008).
*Naubakhti, Hasan bin Musa.  ''Firaq asy-Syi'ah''. Beirut: Dar al-Adhwa`, 1404 H.
*Naubakhti, Hasan bin Musa.  ''Firaq asy-Syiah''. Beirut: Dar al-Adhwa`, 1404 H.
*Rumlu, Hasan Beg. ''Ahsan at-Tawārīkh''. Diedit Abdul Husain Nawai. Tehran: Entesyarat Babak, 1357 HS (1978).
*Rumlu, Hasan Beg. ''Ahsan at-Tawārīkh''. Diedit Abdul Husain Nawai. Tehran: Entesyarat Babak, 1357 HS (1978).
*Shabiri, Husain. ''Tārīkh-e Firaq-e Eslāmī''. Tehran: Samt, 1384 HS (2005).
*Shabiri, Husain. ''Tārīkh-e Firaq-e Eslāmī''. Tehran: Samt, 1384 HS (2005).
Baris 81: Baris 81:
*Syahristani, Muhammad bin 'Abdul Karim. ''Al-Milal wa an-Nihal''. Riset Muhammad Badran. Qom: Asy-Syarif ar-Radhi, 1364 HS (1985).
*Syahristani, Muhammad bin 'Abdul Karim. ''Al-Milal wa an-Nihal''. Riset Muhammad Badran. Qom: Asy-Syarif ar-Radhi, 1364 HS (1985).
*Syaibi, Kamil Mushthafa. ''Tasyayyu' wa Tashawwuf''. Diterjemahkan oleh Ali Ridha Dzekawati Qaraguzlu. Tehran: Amir Kabir, 1385 HS (2006).
*Syaibi, Kamil Mushthafa. ''Tasyayyu' wa Tashawwuf''. Diterjemahkan oleh Ali Ridha Dzekawati Qaraguzlu. Tehran: Amir Kabir, 1385 HS (2006).
*Thabathabai, Sayid Muhammad Husain. ''Syi'ah dar Islam''. Qom: Ismailiyan,1379 HS(2000).
*Thabathabai, Sayid Muhammad Husain. ''Syiah dar Islam''. Qom: Ismailiyan,1379 HS(2000).
*Thusi, Muhammad bin Hasan. ''Al-Ghaibah''. Qom: Dar al-Ma'arif al-Islamiyyah, 1411 H.
*Thusi, Muhammad bin Hasan. ''Al-Ghaibah''. Qom: Dar al-Ma'arif al-Islamiyyah, 1411 H.
{{Akhir}}
{{Akhir}}
Pengguna anonim