Pengguna anonim
Imam Hasan al-Askari as: Perbedaan antara revisi
→Pengajaran Ilmu-ilmu Agama
imported>M.hazer |
imported>M.hazer |
||
Baris 113: | Baris 113: | ||
*Melaksanakan salat 51 rakaat (17 rakaat salat wajib (salat harian) dan 34 rakaat salat nafilah harian) dalam sehari semalam, | *Melaksanakan salat 51 rakaat (17 rakaat salat wajib (salat harian) dan 34 rakaat salat nafilah harian) dalam sehari semalam, | ||
*Melakukan [[Ziarah Arbain]], | *Melakukan [[Ziarah Arbain]], | ||
*Mengenakan | *Mengenakan cincin di tangan kanan, | ||
*Meletakkan dahi saat sujud di atas tanah, | *Meletakkan dahi saat sujud di atas tanah, | ||
*mengeraskan bacaan Basmalah.”</center> | *mengeraskan bacaan Basmalah.”</center> | ||
Baris 127: | Baris 127: | ||
Mengingat adanya kerumitan dan ketidakjelasan terkait penentuan Imam pada masa itu, maka kita menemukan dalam ucapan-ucapan dan surat-surat Imam Hasan Askari as pelajaran ini bahwa, bumi tidak akan kosong dari hujjah Allah <ref>Sebagai contoh lihatlah: Masudi, ''Itsbāt al-Washiyah'', hlm.271</ref> dan bahwa jika [[keimamahan]] terputus niscaya urusan-urusan [[Tuhan]] akan terbengkalai<ref>Sebagai contoh lihatlah: Syaikh Shaduq, ''Kamāluddin'', hlm.222</ref>dan bahwa hujah Allah di muka bumi merupakan nikmat yang dianugerahkan [[Allah]] kepada orang-orang yang beriman, yang dengan petunjuk ini Ia memuliakan mereka.<ref>Sebagai contoh: Kasyi, ''Rijal Kasyi'', hlm.541</ref> | Mengingat adanya kerumitan dan ketidakjelasan terkait penentuan Imam pada masa itu, maka kita menemukan dalam ucapan-ucapan dan surat-surat Imam Hasan Askari as pelajaran ini bahwa, bumi tidak akan kosong dari hujjah Allah <ref>Sebagai contoh lihatlah: Masudi, ''Itsbāt al-Washiyah'', hlm.271</ref> dan bahwa jika [[keimamahan]] terputus niscaya urusan-urusan [[Tuhan]] akan terbengkalai<ref>Sebagai contoh lihatlah: Syaikh Shaduq, ''Kamāluddin'', hlm.222</ref>dan bahwa hujah Allah di muka bumi merupakan nikmat yang dianugerahkan [[Allah]] kepada orang-orang yang beriman, yang dengan petunjuk ini Ia memuliakan mereka.<ref>Sebagai contoh: Kasyi, ''Rijal Kasyi'', hlm.541</ref> | ||
Pelajaran lain yang berulang kali dapat disaksikan dalam ucapan-ucapan Imam pada kondisi dimana orang-orang [[Syiah]] berada dalam tekanan, adalah seruan beliau untuk bersabar dan percaya pada kemenangan serta menanti kemenangan tersebut.<ref>Sebagai contoh: Ibnu Syahrasyub, ''Manāqib Al Abi Thalib'', jld.3, hlm.527</ref> Begitu juga dalam hadis-hadis beliau ditemukan penekanan-penekanan khusus untuk mengatur hubungan interen diantara komunitas Syiah dan pergaulannya dengan saudara-saudara seagamanya.<ref>Ibnu syahrasyub, Manāqib Āl Abi Thalib, jld.3, hlm.526</ref> | Pelajaran lain yang berulang kali dapat disaksikan dalam ucapan-ucapan Imam pada kondisi dimana orang-orang [[Syiah]] berada dalam tekanan, adalah seruan beliau untuk bersabar dan percaya pada kemenangan serta menanti kemenangan tersebut.<ref>Sebagai contoh: Ibnu Syahrasyub, ''Manāqib Al Abi Thalib'', jld.3, hlm.527</ref> Begitu juga dalam hadis-hadis beliau ditemukan penekanan-penekanan khusus untuk mengatur hubungan interen diantara komunitas Syiah dan pergaulannya dengan saudara-saudara seagamanya.<ref>Ibnu syahrasyub, ''Manāqib Āl Abi Thalib'', jld.3, hlm.526</ref> | ||
'''Tafsir Alquran''' | '''Tafsir Alquran''' | ||
Baris 137: | Baris 137: | ||
'''Teologi dan Akidah''' | '''Teologi dan Akidah''' | ||
Imam Hasan Askari memegang tampuk kepemimpinan [[Imamiyah]] pada satu kondisi dimana perbedaan-perbedaan akidah dan kayakinan muncul di barisan-barisan Imamiyah dan juga muncul beberapa perbedaan pandangan pada periode keimamahan beliau saat itu. Salah satu contoh dari permasalahan-permasalahan tersebut adalah pembahasan mengenai "peniadaan kebendaan Tuhan" yang telah | Imam Hasan Askari memegang tampuk kepemimpinan [[Imamiyah]] pada satu kondisi dimana perbedaan-perbedaan akidah dan kayakinan muncul di barisan-barisan Imamiyah dan juga muncul beberapa perbedaan pandangan pada periode keimamahan beliau saat itu. Salah satu contoh dari permasalahan-permasalahan tersebut adalah pembahasan mengenai "peniadaan kebendaan Tuhan" yang telah muncul dari tahun-tahun sebelumnya dan perbedaan pendapat di antara dua orang dari sahabat menonjol para Imam yakni [[Hisyam bin Hakam]] dan Hisyam bin Salim. Pada masa Imam Hasan Askari perbedaan pendapat ini sedemikian banyak dimana Sahl bin Ziyad Adami sampai menulis surat kepada Imam dan memohon petunjuk darinya. | ||
Dalam jawabannya, Imam malarang untuk masuk dalam pembahasan "dzat" kemudian dengan menyinggung beberapa [[ayat]] [[Alquran]] bersabda: | Dalam jawabannya, Imam malarang untuk masuk dalam pembahasan "dzat" kemudian dengan menyinggung beberapa [[ayat]] [[Alquran]] bersabda: | ||
Baris 144: | Baris 144: | ||
'''Fikih''' | '''Fikih''' | ||
Dalam ilmu hadis, salah satu gelar yang disandangkan kepada Imam Hasan Askari as adalah gelar "faqih".<ref>Sebagai contoh: Thuraihi, ''Jāmi al-Maqāl'', hlm.185</ref> Hal ini menunjukkan bahwa Imam dikenal secara khusus oleh para sahabatnya karena alasan tersebut. Sebagian hadis-hadisnya berkaitan khusus dengan kajian [[fikih]] dan beragam bab-babnya. Mengingat bahwa pembentukan mazhab fikih Imamiyah terlebih dahulu dilakukan oleh [[Imam Shadiq as]] dan kemudian tahap-tahap penyempurnaannya dilalui pada masa [[Imam Kazhim as]] dan [[Imam Ridha as]], maka Imam Hasan Askari lebih banyak mengutarakan masalah-masalah furu' yang baru muncul di zamannya atau masalah yang karena faktor tertentu menjadi ramai dibicarakan pada zaman tersebut seperti masalah permulaan [[bulan Ramadhan]] dan pembahasan [[khumus]].<ref>Paketchi, ''Hasan Askari, Imam'', hlm.630</ref> | Dalam ilmu hadis, salah satu gelar yang disandangkan kepada Imam Hasan Askari as adalah gelar "[[faqih]]".<ref>Sebagai contoh: Thuraihi, ''Jāmi al-Maqāl'', hlm.185</ref> Hal ini menunjukkan bahwa Imam dikenal secara khusus oleh para sahabatnya karena alasan tersebut. Sebagian hadis-hadisnya berkaitan khusus dengan kajian [[fikih]] dan beragam bab-babnya. Mengingat bahwa pembentukan mazhab fikih Imamiyah terlebih dahulu dilakukan oleh [[Imam Shadiq as]] dan kemudian tahap-tahap penyempurnaannya dilalui pada masa [[Imam Kazhim as]] dan [[Imam Ridha as]], maka Imam Hasan Askari lebih banyak mengutarakan masalah-masalah [[furu'uddin|furu']] yang baru muncul di zamannya atau masalah yang karena faktor tertentu menjadi ramai dibicarakan pada zaman tersebut seperti masalah permulaan [[bulan Ramadhan]] dan pembahasan [[khumus]].<ref>Paketchi, ''Hasan Askari, Imam'', hlm.630</ref> | ||
==Haram== | ==Haram== |