Lompat ke isi

Imam Hasan al-Askari as: Perbedaan antara revisi

imported>M.hazer
imported>M.hazer
Baris 44: Baris 44:
'''Kelahiran''': Sumber-sumber muktabar menyebutkan tempat kelahiran Imam Hasan Askari as di [[Madinah]].<ref>Syaikh Mufid, ''al-Irsyād'', jld.2, hlm.313; Syaikh Thusi, ''Tahdzib al-Ahkam'', jld.6, hlm.92</ref>Namun ada pula yang menyebutkan tempat lahir beliau di Samarra.<ref>Ibnu Hatim, ''al-Durr al-Nazhim'', hlm.737</ref>[[Kulaini]] dan mayoritas sumber-sumber terdahulu [[Imamiyah]] meyakini kelahirannya terjadi pada bulan [[Rabiul Awal]] tahun 232 H.<ref>Lihat: Naubakhti, ''Firaq al-Syiah'', hlm.95; Kulaini, ''Kāfi'', jld.1, hlm.3-5; Syaikh Mufid, ''al-Irsyād'', jld.2, hlm. 313</ref>Dalam sebuah riwayat juga disebut tanggal ini.<ref>Ibnu Rustam, Thabari, ''Irsyād al-Imamah'', hlm. 423</ref> Beberapa sumber terdahulu dari Imamiyah dan [[Ahlusunnah]] juga menuliskan kelahiran beliau pada tahun 231 H.<ref>Lihat: Ibnu Abi Tsalj, ''Tarikh al-Aimmah'', hlm. 14; Mas'udi, ''Itsbāt al-Washiyah'', hlm. 258</ref>[[Syaikh Mufid]] di dalam buku ''Masar al-Syiah'' menyebutkan kelahiran Imam Askari as pada tanggal [[10 Rabiul Tsani]].<ref>Syaikh Mufid, ''Masar al-Syiah'', hlm. 52; Ibnu Thawus, ''al-Iqbal'', jld.3, hlm. 149; Syaikh Thusi, ''Mishbah al-Mujtahid'', hlm. 792</ref>Pada kurun keenam Hijriah, pendapat ini tersingkirkan dan kelahiran beliau pada tanggal [[8 Rabiul Tsani]] menjadi mayshur<ref>Lihat: Ibnu Syahrasyub, ''Manāqib Al Abi Thalib'', jld.3, hlm. 533; Thabrisi, ''Taj al-Mawalid'', hlm. 57</ref>dimana hal ini menjadi pendapat yang masyhur dikalangan Imamiyah.  
'''Kelahiran''': Sumber-sumber muktabar menyebutkan tempat kelahiran Imam Hasan Askari as di [[Madinah]].<ref>Syaikh Mufid, ''al-Irsyād'', jld.2, hlm.313; Syaikh Thusi, ''Tahdzib al-Ahkam'', jld.6, hlm.92</ref>Namun ada pula yang menyebutkan tempat lahir beliau di Samarra.<ref>Ibnu Hatim, ''al-Durr al-Nazhim'', hlm.737</ref>[[Kulaini]] dan mayoritas sumber-sumber terdahulu [[Imamiyah]] meyakini kelahirannya terjadi pada bulan [[Rabiul Awal]] tahun 232 H.<ref>Lihat: Naubakhti, ''Firaq al-Syiah'', hlm.95; Kulaini, ''Kāfi'', jld.1, hlm.3-5; Syaikh Mufid, ''al-Irsyād'', jld.2, hlm. 313</ref>Dalam sebuah riwayat juga disebut tanggal ini.<ref>Ibnu Rustam, Thabari, ''Irsyād al-Imamah'', hlm. 423</ref> Beberapa sumber terdahulu dari Imamiyah dan [[Ahlusunnah]] juga menuliskan kelahiran beliau pada tahun 231 H.<ref>Lihat: Ibnu Abi Tsalj, ''Tarikh al-Aimmah'', hlm. 14; Mas'udi, ''Itsbāt al-Washiyah'', hlm. 258</ref>[[Syaikh Mufid]] di dalam buku ''Masar al-Syiah'' menyebutkan kelahiran Imam Askari as pada tanggal [[10 Rabiul Tsani]].<ref>Syaikh Mufid, ''Masar al-Syiah'', hlm. 52; Ibnu Thawus, ''al-Iqbal'', jld.3, hlm. 149; Syaikh Thusi, ''Mishbah al-Mujtahid'', hlm. 792</ref>Pada kurun keenam Hijriah, pendapat ini tersingkirkan dan kelahiran beliau pada tanggal [[8 Rabiul Tsani]] menjadi mayshur<ref>Lihat: Ibnu Syahrasyub, ''Manāqib Al Abi Thalib'', jld.3, hlm. 533; Thabrisi, ''Taj al-Mawalid'', hlm. 57</ref>dimana hal ini menjadi pendapat yang masyhur dikalangan Imamiyah.  


'''Kesyahidan''': Imam Askari as syahid pada hari ke-8 bulan [[Rabi' al-Awal]] tahun 260 H pada masa pemerintahan Mu'tamad Abbasi di usia 28 tahun.<ref>Kulaini, ''Kāfi'', jld.1, hlm. 503; Syaikh Mufid, ''al-Irsyād'', jld.2, hlm. 214</ref>Terdapat juga beberapa laporan tentang kesyahidan belau pada bulan [[Rabiul Tsani]] dan [[Jumadil Awal]].<ref>Lihat: Muqaddasi, ''Bazpazuhi Tarikh Wiladat wa Syahadate Ma'shuman'', hlm. 530-533</ref>Menurut pernyataan [[Fadhal bin Hasan Thabrisi|Thabrisi]] di dalam buku ''[[I'lam al-Wara]]'', banyak dari ulama Imamiyah meyakini bahwa Imam Askari as syahid akibat terkena racun. Landasan mereka adalah riwayat yang dinukil dari [[Imam Shadiq as]]: {{ia|و الله ما منّا الا مقتول شهيد}};''"Demi Allah tak seorangpun dari kami kecuali mati syahid"''.<ref>Thabrisi, ''I'lam al-Wara'', jld.2, hlm. 131</ref>Dari sebagian laporan historis dapat disimpulkan bahwa dua khalifah sebelum Mu'tamad berupaya untuk membunuh Imam Askari as. Dalam sebuah riwayat dimuat bahwa Mu'taz Abbasi memerintahkan pembantunya untuk membunuh Imam pada perjalanan menuju [[Kufah]], namun karena masyarakat tahu ia tidak berhasil.<ref>Syaikh Thusi, ''al-Ghaibah'', hlm. 208; Atharidi, ''Musnad al-Imam al-Askari as'', hlm. 92</ref>Menurut laporan lain, Muhtada Abbasi juga berniat untuk membunuh Imam as dalam penjara, namun niatnya tidak terealisasikan dan masa pemerintahannya berakhir.<ref>Mas'udi, ''Itsbāt al-Washiyah'', hlm. 268; Kulaini, ''Kāfi'', jld.1, hlm.329</ref>Imam Hasan Askari as dimakamkan di rumahnya sendiri di Samarra, dimana sebelumnya Imam Hadi as telah dimakamkan di sana.<ref>Syaikh Mufid, ''al-Irsyād'', jld.2, hlm. 313</ref>Menurut penukilan Abdullah Khaqan (salah satu menteri Mu'tamad Abbasi)<ref>Amin, ''A'yān al-Syiah'', jld. 1, hlm. 103</ref>, setelah kesyahidan Imam Askari as semua pasar libur dan [[Bani Hasyim]], para pembesar, para politikus dan masyarakat turut serta dalam tasyyi' jenazahnya.<ref>Naubakhti, ''Firaq al-Syiah'', hlm. 96; Kulaini, ''al-Kāfi'', jld. 1, hlm. 505, dinukil dari Paketchi, ''Hasan Askari as, Imam'', hlm. 619</ref>
'''Kesyahidan''': Imam Askari as syahid pada hari ke-8 bulan [[Rabi' al-Awal]] tahun 260 H pada masa pemerintahan Mu'tamad Abbasi di usia 28 tahun.<ref>Kulaini, ''Kāfi'', jld.1, hlm. 503; Syaikh Mufid, ''al-Irsyād'', jld.2, hlm. 214</ref>Terdapat juga beberapa laporan tentang kesyahidan beliau pada bulan [[Rabiul Tsani]] dan [[Jumadil Awal]].<ref>Lihat: Muqaddasi, ''Bazpazuhi Tarikh Wiladat wa Syahadate Ma'shuman'', hlm. 530-533</ref>Menurut pernyataan [[Fadhal bin Hasan Thabrisi|Thabrisi]] di dalam buku ''[[I'lam al-Wara]]'', banyak dari ulama Imamiyah meyakini bahwa Imam Askari as syahid akibat terkena racun. Landasan mereka adalah riwayat yang dinukil dari [[Imam Shadiq as]]: {{ia|و الله ما منّا الا مقتول شهيد}};''"Demi Allah tak seorangpun dari kami kecuali mati syahid"''.<ref>Thabrisi, ''I'lam al-Wara'', jld.2, hlm. 131</ref>Dari sebagian laporan historis dapat disimpulkan bahwa dua khalifah sebelum Mu'tamad berupaya untuk membunuh Imam Askari as. Dalam sebuah riwayat dimuat bahwa Mu'taz Abbasi memerintahkan Hajib (Said bin Shaleh) untuk membunuh Imam pada perjalanan menuju [[Kufah]], namun karena masyarakat tahu ia tidak berhasil.<ref>Syaikh Thusi, ''al-Ghaibah'', hlm. 208; Atharidi, ''Musnad al-Imam al-Askari as'', hlm. 92</ref>Menurut laporan lain, Muhtada Abbasi juga berniat untuk membunuh Imam as dalam penjara, namun niatnya tidak terealisasikan dan masa pemerintahannya berakhir.<ref>Mas'udi, ''Itsbāt al-Washiyah'', hlm. 268; Kulaini, ''Kāfi'', jld.1, hlm.329</ref>Imam Hasan Askari as dimakamkan di rumahnya sendiri di Samarra, dimana sebelumnya Imam Hadi as telah dimakamkan di sana.<ref>Syaikh Mufid, ''al-Irsyād'', jld.2, hlm. 313</ref>Menurut penukilan Abdullah Khaqan (salah satu menteri Mu'tamad Abbasi)<ref>Amin, ''A'yān al-Syiah'', jld. 1, hlm. 103</ref>, setelah kesyahidan Imam Askari as semua pasar libur dan [[Bani Hasyim]], para pembesar, para politikus dan masyarakat turut serta dalam tasyyi' jenazahnya.<ref>Naubakhti, ''Firaq al-Syiah'', hlm. 96; Kulaini, ''al-Kāfi'', jld. 1, hlm. 505, dinukil dari Paketchi, ''Hasan Askari as, Imam'', hlm. 619</ref>


'''Istri''': Menurut kutipan yang masyhur adalah sebenarnya Imam Hasan Askari as sama sekali tidak pernah memilih seorang wanita untuk dijadikannya sebagai istri dan generasinya hanya berlangsung melalui seorang hamba sahaya yang mana itu adalah ibu bagi [[Imam Mahdi as]].<ref>Paketci, ''Hasan Askari, Imam'', hlm. 618</ref> Terdapat banyak sumber yang menyebutkan bahwa nama ibu Imam Mahdi as bervariasi. Disebutkan dalam beberapa sumber bahwa Imam Hasan Askari as banyak mempunyai pembantu dan hamba sahaya wanita dari berbagai negara seperti Romawi, Sisilia dan Turki.<ref> Masudi, ''Itsbāt al-Washiyah'', hlm.266, dikutip oleh Paketchi, ''Hasan Askari as, Imam'', hlm. 618.</ref> Dan mungkin perbedaan yang terjadi dalam penamaan ibu Imam Mahdi ini, dari satu sisi adalah karena banyaknya para budak yang ada dan yang lainnya adalah karena untuk menjaga rahasia kelahiran Imam Mahdi as.<ref>Muhammadi, Ray Syahri, ''Danesynameh Imam Mahdi'', jld.2, hlm. 194</ref>
'''Istri''': Menurut kutipan yang masyhur adalah sebenarnya Imam Hasan Askari as sama sekali tidak pernah memilih seorang wanita untuk dijadikannya sebagai istri dan generasinya hanya berlangsung melalui seorang hamba sahaya yang mana itu adalah ibu bagi [[Imam Mahdi as]].<ref>Paketci, ''Hasan Askari, Imam'', hlm. 618</ref> Terdapat banyak sumber yang menyebutkan bahwa nama ibu Imam Mahdi as bervariasi. Disebutkan dalam beberapa sumber bahwa Imam Hasan Askari as banyak mempunyai pembantu dan hamba sahaya wanita dari berbagai negara seperti Romawi, Sisilia dan Turki.<ref> Masudi, ''Itsbāt al-Washiyah'', hlm.266, dikutip oleh Paketchi, ''Hasan Askari as, Imam'', hlm. 618.</ref> Dan mungkin perbedaan yang terjadi dalam penamaan ibu Imam Mahdi ini, dari satu sisi adalah karena banyaknya para budak yang ada dan yang lainnya adalah karena untuk menjaga rahasia kelahiran Imam Mahdi as.<ref>Muhammadi, Ray Syahri, ''Danesynameh Imam Mahdi'', jld.2, hlm. 194</ref>
Pengguna anonim