Lompat ke isi

Imam Muhammad al-Jawad as: Perbedaan antara revisi

tidak ada ringkasan suntingan
imported>Hinduwan
imported>Hinduwan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 49: Baris 49:
Hubungan Imam Jawad as dengan Syiahnya lebih banyak melalui para wakilnya dan korespondensi. Pada periode keimamahan imam kesembilan Syiah, kelompok-kelompok ahli hadis, [[Zaidiyah]], Waqifiyah dan Ghulat memiliki aktifitas. Imam memberitahukan akidah mereka kepada syiahnya dan melarang mereka [[Salat Berjamaah|salat berjamaah]] dibelakang kelompok-kelompok tersebut serta mengutuk orang-orang Ghulat.  
Hubungan Imam Jawad as dengan Syiahnya lebih banyak melalui para wakilnya dan korespondensi. Pada periode keimamahan imam kesembilan Syiah, kelompok-kelompok ahli hadis, [[Zaidiyah]], Waqifiyah dan Ghulat memiliki aktifitas. Imam memberitahukan akidah mereka kepada syiahnya dan melarang mereka [[Salat Berjamaah|salat berjamaah]] dibelakang kelompok-kelompok tersebut serta mengutuk orang-orang Ghulat.  


Perdebatan ilmiah Imam Jawad as dengan para ulama kelompok-kelompok [[Islam]] dalam masalah teologi seperti kedudukan [[Syekhain]] dan masalah-masalah [[fikih]] misalnya pemotongan tangan pencuri dan hukum-hukum [[haji]] adalah termasuk dari forum ilmiah tersohor para Imam Maksum.
Perdebatan ilmiah Imam Jawad as dengan para ulama kelompok-kelompok [[Islam]] dalam masalah teologi seperti kedudukan Syekhain dan masalah-masalah [[fikih]] misalnya pemotongan tangan pencuri dan hukum-hukum [[haji]] adalah termasuk dari forum ilmiah tersohor para Imam Maksum.


==Nasab, Julukan dan Gelar==
==Nasab, Julukan dan Gelar==
Baris 66: Baris 66:


===Pernikahan===
===Pernikahan===
Ma'mun Abbasi pada tahun 202 H/817 M<ref>Thabari, ''Tarikh al-Umam wa al-Muluk'', jld. 8, hlm. 566</ref> atau 215 H/830 M<ref>Mas'udi, ''Itsbāt al-Washiyah'', hlm.223</ref>  mengawinkan putrinya, [[Ummu al-Fadhl]] dengan Imam Jawad as. Sebagian mengatakan bahwa ada kemungkinan pada pertemuan Imam Jawad dengan sang ayah di [[Thus]],<ref>Baihaqi, ''Tarikh Baihaqi'', hlm. 46</ref> Ma'mun mengakadkan Ummul Fadhl dengannya.<ref>Jakfariyan, ''Hayat Fikri wa Siyasi Imamani Syiah'', hlm. 478</ref>. Menurut pernyataan Ibnu Katsir (701-774 H), khutbah akad Imam Jawad as dengan putri Makmun dibacakan di masa hidupnya Imam Ridha as, namun resepsi pernikahannya dilangsungkan pada tahun 215 H/830 M di Tikrit.<ref> Ibn Katsir, ''al-Bidāyah wa al-Nihāyah'', jld. 10, hlm. 295</ref>  
Ma'mun Abbasi pada tahun 202 H/817 M<ref>Thabari, ''Tarikh al-Umam wa al-Muluk'', jld. 8, hlm. 566</ref> atau 215 H/830 M<ref>Mas'udi, ''Itsbāt al-Washiyah'', hlm.223</ref>  mengawinkan putrinya, [[Ummu al-Fadhl]] dengan Imam Jawad as. Sebagian mengatakan bahwa ada kemungkinan pada pertemuan Imam Jawad dengan sang ayah di [[Thus]],<ref>Baihaqi, ''Tarikh Baihaqi'', hlm. 46</ref> Ma'mun mengakadkan Ummul Fadhl dengannya.<ref>Jakfariyan, ''Hayat Fikri wa Siyasi Imamani Syiah'', hlm. 478</ref>. Menurut pernyataan Ibnu Katsir (701-774 H), khutbah akad Imam Jawad as dengan putri Ma'mun dibacakan di masa hidupnya Imam Ridha as, namun resepsi pernikahannya dilangsungkan pada tahun 215 H/830 M di Tikrit.<ref> Ibn Katsir, ''al-Bidāyah wa al-Nihāyah'', jld. 10, hlm. 295</ref>  


Menurut catatan sumber-sumber sejarah, pernikahan Imam Jawad as dengan Ummul Fadhl dilangsungkan atas permintaan Makmun.<ref>Sebagi contoh lihatlah: Mufid, ''al-Irsyad'', jld. 2, hlm. 281</ref> Tujuan Makmun adalah hendak menjadi kakek dari seorang anak dari keturunan [[Nabi saw]] dan [[Imam Ali as]].<ref>Ya'qubi, ''Tarikh Ya'qubi'', jld. 2, hlm. 455</ref> Menurut Syekh Mufid dalam kitab ''[[al-Irsyad]]'', Makmun mengawinkan Ummul Fadhl dengan Muhammad bin Ali dikarenakan kepribadian ilmiahnya dan kecintaan kepadanya,<ref>Mufid, ''al-Irsyad'', jld. 2, hlm. 281-282</ref> namun beberapa peneliti meyakini bahwa [[perkawinan]] ini berlangsung dengan motivasi dan kepentingan-kepentingan politik, diantaranya Makmun dengan cara ini ingin mengontrol Imam Jawad as dan juga mengontrol hubungannya dengan para Syiahnya<ref>Jakfariyan, ''Hayat Fikri wa Siyasi Imamani Syiah'', hlm. 478</ref> atau hendak menampakkan kecenderungannya kepada kelompok Alawi (Syiah) dan mencegah mereka melakukan pemberontak kepada Makmun.<ref>Pisywai, ''Sire-e Pisywayan'', hlm. 558</ref> Pernikahan ini menuai protes dari sebagian pendukung Makmun, sebab mereka khawatir tampuk kekhalifahan akan berpindah dari kelompok Abbasi ke kelompok Alawi.<ref>Mufid, ''al-Irsyad'', jld. 2, hlm. 281; Ibnu Syahrasyub, ''Manaqib Al Abi Thalib'', jld. 4, hlm. 380-381</ref> Imam Jawad as menentukan mahar Ummul Fadhl setara dengan maharnya [[Sayidah Fatimah sa]], yakni 500 Dirham.<ref>Mufid, ''al-Irsyad'', jld. 2, hlm. 285</ref> Imam tidak memiliki keturunan dari Ummul Fadhl<ref> Ibnu Syahr Asyub, jld. 4, hlm. 380.</ref>
Menurut catatan sumber-sumber sejarah, pernikahan Imam Jawad as dengan [[Ummu al-Fadhl]] dilangsungkan atas permintaan Ma'mun.<ref>Sebagi contoh lihatlah: Mufid, ''al-Irsyad'', jld. 2, hlm. 281</ref> Tujuan Ma'mun adalah hendak menjadi kakek dari seorang anak dari keturunan [[Nabi saw]] dan [[Imam Ali as]].<ref>Ya'qubi, ''Tarikh Ya'qubi'', jld. 2, hlm. 455</ref> Menurut [[Syekh al-Mufid]] dalam kitab ''[[al-Irsyad]]'', Ma'mun mengawinkan Ummu al-Fadhl dengan Muhammad bin Ali dikarenakan kepribadian ilmiahnya dan kecintaan kepadanya,<ref>Mufid, ''al-Irsyad'', jld. 2, hlm. 281-282</ref> namun beberapa peneliti meyakini bahwa [[perkawinan]] ini berlangsung dengan motivasi dan kepentingan-kepentingan politik, diantaranya Ma'mun dengan cara ini ingin mengontrol Imam Jawad as dan juga mengontrol hubungannya dengan para [[Syiah]]nya<ref>Jakfariyan, ''Hayat Fikri wa Siyasi Imamani Syiah'', hlm. 478</ref> atau hendak menampakkan kecenderungannya kepada kelompok Alawi (Syiah) dan mencegah mereka melakukan pemberontak kepada Ma'mun.<ref>Pisywai, ''Sire-e Pisywayan'', hlm. 558</ref> Pernikahan ini menuai protes dari sebagian pendukung Ma'mun, sebab mereka khawatir tampuk kekhalifahan akan berpindah dari kelompok Abbasi ke kelompok Alawi.<ref>Mufid, ''al-Irsyad'', jld. 2, hlm. 281; Ibnu Syahrasyub, ''Manaqib Al Abi Thalib'', jld. 4, hlm. 380-381</ref> Imam Jawad as menentukan mahar Ummu al-Fadhl setara dengan maharnya [[Sayidah Fatimah sa]], yakni 500 Dirham.<ref>Mufid, ''al-Irsyad'', jld. 2, hlm. 285</ref> Imam tidak memiliki keturunan dari Ummu al-Fadhl<ref> Ibnu Syahr Asyub, jld. 4, hlm. 380.</ref>


Istri lain Imam Jawad as bernama [[Samanah al-Maghribiyah]]<ref>Qummi, ''Muntaha al-Amal'', jld. 2, hlm. 497</ref>, seorang budak wanita yang dibeli atas keinginananya sendiri. <ref>Hassun, ''A'lam al-Nisa al-Mu'minat'', hlm. 517</ref>Seluruh keturunan Imam Jawad as berasal dari Samanah al-Maghribiyah.<ref>Qummi, ''Muntahal Amāl'', jld. 2, hlm. 497.</ref>
Istri lain Imam Jawad as bernama [[Samanah al-Maghribiyah]]<ref>Qummi, ''Muntaha al-Amal'', jld. 2, hlm. 497</ref>, seorang budak wanita yang dibeli atas keinginananya sendiri. <ref>Hassun, ''A'lam al-Nisa al-Mu'minat'', hlm. 517</ref>Seluruh keturunan Imam Jawad as berasal dari Samanah al-Maghribiyah.<ref>Qummi, ''Muntahal Amāl'', jld. 2, hlm. 497.</ref>
Pengguna anonim