Pengguna anonim
Imam Muhammad al-Jawad as: Perbedaan antara revisi
→Keutamaan dan Manaqib
imported>M.hazer |
imported>M.hazer |
||
Baris 149: | Baris 149: | ||
{{Keyakinan-keyakinan Syiah}} | {{Keyakinan-keyakinan Syiah}} | ||
===Terijabahnya Doa Imam as=== | ===Terijabahnya Doa Imam as=== | ||
Daud bin Qasim mengatakan, suatu hari kami pergi ke kebun bersama Imam Jawad as. Aku berkata kepadanya, aku menjadi tebusanmu! Aku sangat gemar memakan tanah. Tolong doakan untukku! (supaya menjauhkan kebiasaan buruk ini). Imam tidak memberikan jawaban dan setelah beberapa hari, dengan tanpa pendahuluan beliau berkata: Wahai Abu Hasyim! Allah telah menjauhkanmu dari memakan tanah. Abu Hasyim berkata: Setelah itu tidak ada sesuatu yang lebih buruk dan lebih aku benci ketimbang tanah.<ref> Syaikh Mufid, Al-Irsyad, jld. 2, hlm. 586.</ref> | Daud bin Qasim mengatakan, suatu hari kami pergi ke kebun bersama Imam Jawad as. Aku berkata kepadanya, aku menjadi tebusanmu! Aku sangat gemar memakan tanah. Tolong doakan untukku! (supaya menjauhkan kebiasaan buruk ini). Imam tidak memberikan jawaban dan setelah beberapa hari, dengan tanpa pendahuluan beliau berkata: Wahai Abu Hasyim! Allah telah menjauhkanmu dari memakan tanah. Abu Hasyim berkata: Setelah itu tidak ada sesuatu yang lebih buruk dan lebih aku benci ketimbang tanah.<ref> Syaikh Mufid, ''Al-Irsyad'', jld. 2, hlm. 586.</ref> | ||
===Berbuahnya Pohon=== | ===Berbuahnya Pohon=== | ||
Imam dalam perjalanan pulangnya dari Baghdad menuju [[Madinah]], sekelompok masyarakat menemani Imam sampai ke luar kota untuk berpamitan, saat salat Maghrib mereka sampai ke sebuah tempat yang | Imam dalam perjalanan pulangnya dari Baghdad menuju [[Madinah]], sekelompok masyarakat menemani Imam sampai ke luar kota untuk berpamitan, saat salat Maghrib mereka sampai ke sebuah tempat yang memiliki masjid kuno, Imam pergi ke [[masjid]] tersebut guna menunaikan [[salat]], di halaman masjid terdapat pohon bidara, yang mana sampai pada waktu itu belum pernah berbuah. Imam meminta air dan [[Wudhu|berwudhu]] di samping pohon tersebut dan melakukan [[Salat Jamaah|salat berjamaah]] dan setelah salat, beliau melakukan [[sujud]] syukur. Setelah itu beliau berpamitan dengan masyarakat dan beliaupun pergi. Keesokan malamnya, pohon tersebut berbuah dan banyak memberikan buah, masyarakat sangat merasa takjub dengan masalah ini. [[Syaikh Mufid]] mengutip bahwa di tahun-tahun setelahnya Imam sendiri melihat pohon itu dan memakan buah pohon tersebut.<ref> Ibnu Syahrasyub, ''Manaqib Ali bin Abi Thalib'', jld. 4, hlm. 390; Syaikh Mufir, ''al-Irsyad'', jld. 2, hlm. 278; Fattal Nisyaburi, hlm. 241 dan 242.</ref> | ||
==Para Sahabat== | ==Para Sahabat== |