Pengguna anonim
Al-Qur'an al-Karim: Perbedaan antara revisi
tidak ada ringkasan suntingan
imported>Rezvani k (پیوند میان ویکی در ویکی داده و حذف آن از مبدا ویرایش) |
imported>Esmail Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 13: | Baris 13: | ||
}}}}</onlyinclude> | }}}}</onlyinclude> | ||
[[Berkas: قرآن مربوط به قرن چهارم یا پنجم قمری.jpg|280px|thumbnail|<center>Sebuah Naskah Al-Quran Pada Abad 4 atau 5, Kaligrafi Kufi di Masjid Desa Nugul, Sanandaj</center>]] | [[Berkas: قرآن مربوط به قرن چهارم یا پنجم قمری.jpg|280px|thumbnail|<center>Sebuah Naskah Al-Quran Pada Abad 4 atau 5, Kaligrafi Kufi di Masjid Desa Nugul, Sanandaj</center>]] | ||
''' | '''Al-Qur'an''' (bahasa Arab:{{ia| القرآن الكريم}}) adalah kitab samawi agama [[Islam]]. Menurut keyakinan kaum Muslimin, Al-Qur'an adalah firman Allah yang diwahyukan kepada [[Nabi Muhammad saw]] melalui perantara [[malaikat]] Jibril. Mereka berpandangan bahwa kandungan dan lafaz Al-Qur'an berasal dari [[Allah swt]]; demikian juga mereka meyakini bahwa Al-Qur'an itu adalah [[mukjizat]] dan tanda [[kenabian]] Nabi Muhammad saw serta kitab samawi pamungkas. Kitab ini menegaskan sendiri kemukjizatannya dengan dalil bahwa tiada seorang pun yang dapat mendatangkan hal yang serupa dengannya. | ||
Al-Qur'an pertama kali diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw di [[gua Hira]] yang terletak di gunung Tsaur. Pandangan yang masyhur adalah ayat-ayat ini di[[wahyu]]kan, di samping melalui malaikat wahyu dan juga diwahyukan secara langsung tanpa perantara. Menurut kebanyakan kaum Muslimin, pewahyuan Al-Qur'an berlangsung secara gradual; namun sebagian berpendapat bahwa di samping bersifat gradual dan perlahan, Al-Qur'an juga diturunkan secara serentak di [[malam Qadar]] kepada Rasulullah saw. | |||
[[Ayat-ayat]] | [[Ayat-ayat]] Al-Qur'an pada masa Rasulullah saw ditulis secara berserakan pada kulit hewan-hewan, kayu pohon kurma, kertas dan kain. Setelah wafatnya Rasulullah saw, ayat-ayat dan [[surah-surah]] Al-Qur'an dikumpulkan oleh para [[sahabat]]; namun naskah-naskah kebanyakan yang telah tersusun, berbda-beda dalam urutan surah-surah dan qira'ah. Berdasarkan perintah [[Usman]], naskah tunggal Al-Qur'an disiapkan dan naskah-naskah yang lain dihilangkan. Umat Muslim [[Syiah]], mengikut para imam, menilai naskah ini sebagai naskah yang benar dan sempurna. | ||
Al-Qur'an, Furqan, Alkitab dan Mushaf merupakan nama-nama yang paling masyhur Al-Qur'an. Al-Qur'an terdiri dari 114 surah, hampir 6000 ayat, 30 juz, dan 120 hizb. Dalam Al-Qur'an dibahas tentang [[tauhid]], [[ma'ad]], peperangan yang diikuti ([[ghazwah]]) [[Rasulullah saw]], kisah-kisah para nabi, amalan-amalan saleh dalam [[Islam]], keutamaan dan keburukan akhlak, pepeperangan melawan kemusyrikan dan [[kemunafikan]]. | |||
Hingga abad keempat Hijriah, menyebar ragam qiraat dan bacaan terhadap | Hingga abad keempat Hijriah, menyebar ragam qiraat dan bacaan terhadap Al-Qur'an. Adanya naskah-naskah yang berbeda di kalangan umat Muslim, khat-khat Arab yang masih permulaan, adanya perbedaan dialek yang berbeda-beda, subyektifisme para pembaca Al-Qur'an, merupakan beberapa faktor penyebab munculnya perbedaan bacaan. Pada abad ini terdapat tujuh qiraah yang dipilih dari beberapa qiraah yang sebelumnya ada. Qiraah yang umumnya dipakai di kalangan umat Islam adalah qiraah Ashim dengan riwayat Hafsh. | ||
Terjemahan keseluruhan | Terjemahan keseluruhan Al-Qur'an dalam bahasa Persia dimulai pada abad Ke-[[4 H]] dan dalam bahasa Latin ditulis pada abad ke-[[6 H]]. Terjemahan Latin ini dicetak untuk pertama kalinya pada tahun 950 H/1543 di Italia. Cetakan pertamanya diinisiasi oleh kaum Muslimin pada tahun 1200 H/1786 di Saint Petersburg Rusia. Iran adalah Negara pertama Muslim yang mencetak Al-Qur'an pada tahun tahun-tahun 1243 H/1828 dan 1248 H/1833. Cetakan Al-Qur'an dewasa ini dikenal dengan cetakan khat Usman Thaha yang terbit di Mesir. | ||
Al-Qur'an telah menjadi sumber ilmu pengetahuan terbesar di kalangan umat Muslim. Tafsir dan Ulumul Quran seperti sejarah Al-Qur'an, ilmu bahasa Quran, ilmu I'rab dan Balaghah, kisah-kisah Al-Qur'an dan I'jaz Al-Qur'an adalah bagian-bagian dari pelajaran Ulumul Quran. | |||
Al-Qur'an memiliki kedudukan yang tinggi dalam apresiasi seni dan kebudayaan kaum Muslimin. [[Khataman Al-Qur'an]], meletakkan Al-Qur'an di atas kepala, pembacaan Al-Qur'an pada pesta pernikahan merupakan beberapa contoh dari apresiasi seni dan kebudayaan ini. Refleksi yang paling nyata Al-Qur'an dalam bidang seni dapat dijumpai pada seni-seni seperti kaligrafi, penjilidan, sastra dan arsitektur. | |||
==Kalamullah== | ==Kalamullah== | ||
Sesuai dengan keyakinan kaum [[Muslimin]], | Sesuai dengan keyakinan kaum [[Muslimin]], Al-Qur'an adalah firman [[Allah swt]] yang diturunkan kepada [[Nabi Muhammad saw]] dengan perantara [[wahyu]]. <ref>Misbah Yazdi, ''Qur'ān Syināsi'', 1389, jld. 1, hlm. 115-122. </ref> Kandungan dan lafaz Al-Qur'an juga bersumber dari Allah swt. <ref>Mir Muhammadi Zarandi, '' Tārikh wa 'Ulum Qur'ān'', 1363 S, hlm. 44; Misbah Yazdi, 1389 S, jld. 1, hlm. 123. </ref> Pertama kali wahyu diturunkan kepada Nabi Muhammad di [[gua Hira]] yang terletak di gunung Nur. <ref>Ma'rifat, ''al-Tamhid'', 1412 H, jld. 1, hlm. 127. </ref> Disebutkan bahwa [[ayat-ayat]] pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw adalah ayat-ayat pertama [[surah Al-'Alaq]]. Surah pertama yang diturunkan secara utuh adalah [[surah Al-Fatihah]]. <ref>Ma'rifat, '' al-Tamhid'', 1412 H, jld. 1, hlm. 127. </ref> Menurut kaum Muslimin, Nabi Muhammad saw adalah nabi pamungkas dan Al-Qur'an adalah kitab terakhir samawi. <ref>Muthahhari, ''Majmu'e Atsar'', 1389 S, jld. 3, hlm. 153. </ref> | ||
===Proses Penerimaan Wahyu=== | ===Proses Penerimaan Wahyu=== | ||
Pewahyuan | Pewahyuan Al-Qur'an kepada Nabi Muhammad saw dibagi menjadi tiga bagian: [[Ilham]], di balik tirai dan melalui para malaikat. <ref>QS. Syura:51. </ref> Sebagian ulama dengan bersandar pada ayat-ayat seperti {{ia|«قُلْ مَن كَانَ عَدُوًّا لِّجِبْرِيلَ فَإِنَّهُ نَزَّلَهُ عَلَىٰ قَلْبِكَ بِإِذْنِ اللَّـهِ»}}<ref>QS. Al-Baqarah:97. </ref> | ||
berkata bahwa pewahyuan kitab samawi ini terjadi hanya dengan perantara Jibril; <ref>Mir Muhammadi Zarandi, ''Tārikh wa 'Ulum Qur'ān'', 1363 S, hlm. 7. </ref> Namun pandangan yang masyhur bahwa | berkata bahwa pewahyuan kitab samawi ini terjadi hanya dengan perantara Jibril; <ref>Mir Muhammadi Zarandi, ''Tārikh wa 'Ulum Qur'ān'', 1363 S, hlm. 7. </ref> Namun pandangan yang masyhur bahwa Al-Qur'an diwahyukan dalam bentuk-bentuk yang lain di antaranya secara langsung tanpa perantara kepada Nabi Muhammad saw. <ref>Yusuf Gharawi, '''Ulum Qur'ān'', 1393 S, hlm. 46; Ma'rifat, ''al-Tamhid'', 1412 H, jld. 1, hlm. 55 dan 56.</ref> | ||
===Pewahyuan Gradual dan Serentak=== | ===Pewahyuan Gradual dan Serentak=== | ||
Berdasarkan sebagian ayat | Berdasarkan sebagian ayat Al-Qur'an, kitab ini diturunkan di [[bulan Ramadhan]] dan [[malam Qadar]]. <ref>Surah Al-Baqarah:185; Surah Al-Qadar:1. </ref> Karena itu, di kalangan Muslimin terdapat perbedaan pendapat terkait dengan apakah Al-Qur'an diturunkan satu waktu (serentak) atau secara perlahan. <ref>Iskandar Lu, '' 'Ulum Qur'ān'', 1379 S, hlm. 41. </ref> Sebagian berkata, “Di samping diturunkan secara serentak juga diturunkan secara perlahan; <ref>Misbah Yazdi, ''Qur'ān Syināsi'', 1389, jld. 1, hlm. 139; Iskandar Lu, ''Ulum Qur'ān'', 1379 S, hlm. 41. </ref> Sekelompok ulama berpendapat bahwa Al-Qur'an diturunkan pada satu tahun, pada malam Qadar juga diturunkan sekali waktu; <ref>Iskandar Lu, ''Ulum Qur'ān'', 1379 S, hlm. 42. </ref> Pendapat lainnya bahwa Al-Qur'an diturunkan secara perlahan dan awal diturunkan pada bulan Ramadhan pada malam Qadar. <ref>Iskandar Lu, ''Ulum Qur'ān'', 1379 S, hlm. 42 dan 49. </ref> | ||
==Nama-nama | ==Nama-nama Al-Qur'an== | ||
Al-Qur'an memiliki banyak nama. Al-Qur'an, Alfurqan, Alkitab, Mushaf merupakan nama-nama yang terkenal untuk Al-Qur'an. <ref>Yusuf Gharawi, '' 'Ulum Qur'ān'', 1393 S, hlm. 28. </ref> | |||
Nama Mushaf diberikan oleh [[Abu Bakar]]; adapun nama-nama lainnya disebutkan dalam | Nama Mushaf diberikan oleh [[Abu Bakar]]; adapun nama-nama lainnya disebutkan dalam Al-Qur'an;<ref>Yusuf Gharawi, '' 'Ulum Qur'ān'', 1393 S, hlm. 28. </ref> Al-Qur'an merupakan nama yang paling terkenal untuk kitab samawi ini. Kata Al-Qur'an bersumber dari bahasa Arab yang bermakna bacaan yang enak dibaca. Disertai dengan alif dan lam dinyatakan sebanyak lima puluh kali dalam Al-Qur'an dimana pada semua penggunaan itu maknanya kitab Al-Qur'an; demikian juga tanpa alif dan lam disebutkan sebanyak dua puluh kali dalam Al-Qur'an yang pada tiga belas perkara bermakna kitab Al-Qur'an. <ref>Misbah Yazdi, ''Qur'ān Syināsi'', 1379 S, jld. 1, hlm. 43. </ref> | ||
==Kedudukan== | ==Kedudukan== | ||
{{Akhlak Vertikal}} | {{Akhlak Vertikal}} | ||
Al-Qur'an adalah sumber terpenting pemikiran kaum Muslimin. Sumber lain dalam pemikiran [[Islam]] adalah hadis dan [[sunnah]]; artinya ajaran-ajaran yang diperoleh dari sumber-sumber Islam lainnya, apabila bertentangan dalam Al-Qur'an, maka tidak ada nilainya sama sekali. <ref>Muthahhari, ''Majmu'e Atsār'', 1390 S, jld. 26, hlm. 25 & 26. </ref> Berdasarkan riwayat-riwayat dari [[Rasulullah saw]] dan [[para Imam Syiah]], hadis-hadis harus disandingkan dengan Al-Qur'an. Apabila tidak sesuai maka ia harus dinilai sebagai riwayat-riwayat yang tidak muktabar dan sifatnya rekayasa. <ref>Muthahhari, ''Majmu'e Atsār'', 1390 S, jld. 26, hlm. 26. </ref> | |||
Sebagai contoh dari Rasulullah saw dilaporkan: “Ucapan apa pun yang dikutip dariku untuk kalian, apabila sejalan dengan | Sebagai contoh dari Rasulullah saw dilaporkan: “Ucapan apa pun yang dikutip dariku untuk kalian, apabila sejalan dengan Al-Qur'an, maka sesungguhnya aku mengatakannya dan apabila tidak sejalan dengan Al-Qur'an maka sesunggunya aku tidak mengatakannya; <ref>Kulaini, ''Kafi '', 1407 H, jld. 1, hlm. 69. </ref> Dalam sebuah riwayat dari [[Imam Shadiq as]] juga disebutkan bahwa setiap hadis yang tidak sejalan dengan Al-Qur'an maka itu adalah dusta belaka. <ref>Kulaini, ''Kafi '', 1407 H, jld. 1, hlm. 69. </ref> | ||
==Sejarah Al-Quran== | ==Sejarah Al-Quran== | ||
===Penulisan dan Penyusunan=== | ===Penulisan dan Penyusunan=== | ||
[[Rasulullah saw]] sering kali menegaskan tentang penghafalan, pembacaan serta penulisan [[ayat-ayat]] | [[Rasulullah saw]] sering kali menegaskan tentang penghafalan, pembacaan serta penulisan [[ayat-ayat]] Al-Qur'an. Hal ini dilakukan mengingat masih kurangnya orang-orang yang terdidik dan minimnya fasilitas-fasilitas alat tulis pada tahun-tahun pertama [[bi'tsah]]. Demikian juga sebagai antisipasi jangan-jangan kata-kata Al-Qur'an itu dilupakan atau keliru dicatat. Karena itu diupayakan ayat-ayat Al-Qur'an dihafalkan dan dibacakan secara benar. <ref>Ramyar, ''Tārikh Qur'ān'', 1369 S, hlm. 221 dan 222. </ref> | ||
Tatkala sebuah ayat diturunkan, Rasulullah memanggil para penulis wahyu supaya menulisnya. <ref>Ma'rifat, ''al-Tamhid'', 1412 H, jld. 1, ha. 280 dan 281</ref>Ayat-ayat | Tatkala sebuah ayat diturunkan, Rasulullah memanggil para penulis wahyu supaya menulisnya. <ref>Ma'rifat, ''al-Tamhid'', 1412 H, jld. 1, ha. 280 dan 281</ref>Ayat-ayat Al-Qur'an, dalam bentuk yang berserakan, tertulis pada kulit-kulit hewan, batang kayu kurma, kain dan kertas. <ref>Ma'rifat, ''al-Tamhid'', 1412 H, jld. 1, ha. 280 dan 281</ref> | ||
Rasulullah saw sendiri mengawasi penulisan wahyu. Setelah membacakan ayat-ayat bagi para penulis [[wahyu]], ia meminta mereka untuk membacakan apa yang telah mereka tulis sehingga kesalahan-kesalahan yang mungkin ada dapat diperbaiki. <ref> Ramyar, ''Tārikh Qur'ān'', 1369 S, hlm. 260. </ref> Suyuthi menulis, “Pada masa Rasulullah saw | Rasulullah saw sendiri mengawasi penulisan wahyu. Setelah membacakan ayat-ayat bagi para penulis [[wahyu]], ia meminta mereka untuk membacakan apa yang telah mereka tulis sehingga kesalahan-kesalahan yang mungkin ada dapat diperbaiki. <ref> Ramyar, ''Tārikh Qur'ān'', 1369 S, hlm. 260. </ref> Suyuthi menulis, “Pada masa Rasulullah saw Al-Qur'an telah ditulis namun tidak satu tempat dan urutan [[surah-surah]] juga belum jelas.” <ref>Suyuthi, ''al-Itqān'', 1363 S, jld. 1, hlm. 202; Suyuthi, ''Terjemah al-Itqān'', jld. 1, hlm. 201. </ref> | ||
Penyusunan | Penyusunan Al-Qur'an seperti dalam bentuknya yang sekarang tidak dilakukan pada masa Nabi Muhammad saw. Dalam buku ''al-Tamhid fi 'Ulum al-Qur'an'' disebutkan bahwa pada masa Nabi Muhammad saw, ayat-ayat dan nama-nama surah telah jelas sesuai dengan pendapatnya; namun penyusunan terakhir Al-Qur'an dalam bentuk satu kitab dan susunan surah-surah dilakukan pasca wafatnya Nabi Muhammad dan berdasarkan pertimbangan [[sahabat]]. <ref>Ma'rifat, ''al-Tamhid'', 1412 H, jld. 1, hlm. 272-282 </ref> Menurut buku ini disebtukan bahwa yang pertama kali menyusun Al-Qur'an adalah [[Imam Ali as]]. Ia mengumpulkan surah-surah Al-Qur'an berdasarkan sejarah pewahyuan dan penurunan wahyu. <ref>Ma'rifat, ''al-Tamhid'', 1412 H, jld. 1, hlm. 281</ref> | ||
===Penyatuan Mushaf=== | ===Penyatuan Mushaf=== | ||
Pasca wafatnya Rasulullah saw, masing-masing sahabat mengumpulkan | Pasca wafatnya Rasulullah saw, masing-masing sahabat mengumpulkan Al-Qur'an. Banyak [[mushaf]] yang telah disusun yang berbeda satu dengan yang lain dari sisi susunan surah dan bacaannya. <ref>Ma'rifat, ''al-Tamhid'', 1412 H, jld. 1, hlm. 334. </ref> Hal ini telah menyebabkan masing-masing dari kelompok ini menilai bahwa bacaan Al-Qur'an mereka yang benar dan bacaan kelompok lain keliru. <ref>Ma'rifat, ''al-Tamhid'', 1412 H, jld. 1, hlm.334-337. </ref> | ||
Sesuai dengan usulan Hudzaifah kepada [[Usman]] untuk menyatukan mushaf-mushaf yang ada dan persetujuan sahabat, Usman kemudian menugaskan sekelompok sahabat untuk melakukan hal ini. <ref>Ma'rifat, ''al-Tamhid'', 1412 H, jld. 1, hlm. 334-337. </ref> Ia mengutus orang-orang ke beberapa negeri Islam dan mengumpulkan seluruh | Sesuai dengan usulan Hudzaifah kepada [[Usman]] untuk menyatukan mushaf-mushaf yang ada dan persetujuan sahabat, Usman kemudian menugaskan sekelompok sahabat untuk melakukan hal ini. <ref>Ma'rifat, ''al-Tamhid'', 1412 H, jld. 1, hlm. 334-337. </ref> Ia mengutus orang-orang ke beberapa negeri Islam dan mengumpulkan seluruh Al-Qur'an yang ada; lalu memerintahkan naskah-naskah itu untuk dilenyapkan. <ref>Ma'rifat, ''al-Tamhid'', 1412 H, jld. 1, hlm. 346. </ref> Dalam ''al-Tamhid'' disebutkan bahwa kemungkinan besar masa penyatuan mushaf-mushaf Al-Qur'an ini terjadi pada tahun 25 H. <ref>Ma'rifat, ''al-Tamhid'', 1412 H, jld. 1, hlm. 343-346. </ref> | ||
{{main|Mushaf Imam Ali as}} | {{main|Mushaf Imam Ali as}} | ||
===Persetujuan Para Imam Syiah atas Mushaf Utsmani=== | ===Persetujuan Para Imam Syiah atas Mushaf Utsmani=== | ||
{{main|Mushaf Usmani}} | {{main|Mushaf Usmani}} | ||
Berdasarkan beberapa riwayat, [[para imam Syiah]] sepakat dengan penyatuan mushaf-mushaf dan mushaf yang diperintahkan oleh khalifah Usman untuk disusun. Suyuthi mengutip dari [[Imam Ali as]] bahwa Usman bermusyawarah dengannya terkait dengan penyatuan | Berdasarkan beberapa riwayat, [[para imam Syiah]] sepakat dengan penyatuan mushaf-mushaf dan mushaf yang diperintahkan oleh khalifah Usman untuk disusun. Suyuthi mengutip dari [[Imam Ali as]] bahwa Usman bermusyawarah dengannya terkait dengan penyatuan Al-Qur'an-alquran dan dia juga setuju dengan usulan ini. <ref>Ma'rifat, ''al-Tamhid'', 1412 H, jld. 1, hlm. 341. </ref> Demikian juga diriwayatkan bahwa [[Imam Shadiq as]] melarang seseorang yang membacakan Al-Qur'an di hadapannya yang berbeda dengan bacaan resmi. <ref>Hurr Amili, ''Wasāil al-Syiah'', 1412, jld. 4, hlm. 821. </ref> ''Al-Tamhid'' menyebutkan bahwa umat Muslim Syiah menyebutkan bahwa Al-Qur'an yang ada di tangan kaum Muslimin sekarang ini adalah Al-Qur'an yang sempurna. <ref>Ma'rifat, ''al-Tamhid'', 1412 H, jld. 1, hlm. 342. </ref> | ||
===Ragam Bacaan | ===Ragam Bacaan Al-Qur'an=== | ||
Hingga abad ke-[[4 H]] merebak bacaan yang beragam di kalangan umat Muslim. <ref>Nashihan, ''Ulum al-Qur'ān dar Maktab Ahlul Bait'', 1389 S, hlm. 10, 12, 16 dan 25. </ref> Faktor terpenting adanya ragam bacaan ini karena adanya mushaf yang berbeda-beda di antara umat Muslim, khat Arab masih permulaan, tiadanya tanda baca pada huruf-huruf, tiadanya titik pada huruf-huruf, adanya dialek yang berbeda-beda dan selera pribadi para pembaca | Hingga abad ke-[[4 H]] merebak bacaan yang beragam di kalangan umat Muslim. <ref>Nashihan, ''Ulum al-Qur'ān dar Maktab Ahlul Bait'', 1389 S, hlm. 10, 12, 16 dan 25. </ref> Faktor terpenting adanya ragam bacaan ini karena adanya mushaf yang berbeda-beda di antara umat Muslim, khat Arab masih permulaan, tiadanya tanda baca pada huruf-huruf, tiadanya titik pada huruf-huruf, adanya dialek yang berbeda-beda dan selera pribadi para pembaca Al-Qur'an (orang-orang yang mengajarkan Al-Qur'an). <ref>Ma'rifat, ''al-Tamhid'', 1412 H, jld. 2, hlm. 10, 12, 16 dan 25. </ref> | ||
Pada abad ke-4 H, Ibnu Mujahid guru para qari di Baghdad, memilih 7 qiraah yang terdapat di antara firkah-firkah. Para qari bacaan-bacaan ini kemudian dikenal sebagai Qurra al-Sab'ah. Mengingat masing-masing dari bacaan ini diriwayatkan dengan dua riwayat, karena itu terdapat 14 qira'ah | Pada abad ke-4 H, Ibnu Mujahid guru para qari di Baghdad, memilih 7 qiraah yang terdapat di antara firkah-firkah. Para qari bacaan-bacaan ini kemudian dikenal sebagai Qurra al-Sab'ah. Mengingat masing-masing dari bacaan ini diriwayatkan dengan dua riwayat, karena itu terdapat 14 qira'ah Al-Qur'an yang diterima oleh umat Islam. <ref>Nashihan, ''Ulum al-Qur'ān dar Maktab Ahlul Bait'', 1389 S, hlm. 195-197. </ref> | ||
[[Ahlusunnah]] berpandangan bahwa | [[Ahlusunnah]] berpandangan bahwa Al-Qur'an memiliki banyak sisi pengucapan dan orang-orang dapat membaca masing-masing sisi pengucapan itu. <ref>Nashihan, ''Ulum al-Qur'ān dar Maktab Ahlul Bait'', 1389 S, hlm. 198. </ref> Namun ulama [[Syiah]] berkata Al-Qur'an diturunkan dengan satu bacaan dan para Imam Syiah supaya memudahkan umat Muslim untuk membaca Al-Qur'an kemudian membolehkan adanya ragam bacaan Al-Qur'an. <ref>Nashihan, ''Ulum al-Qur'ān dar Maktab Ahlul Bait'', 1389 S, hlm. 199. </ref> | ||
Bacaan yang tersebar di kalangan umat Islam adalah qira'ah Ashim berdasarkan riwayat Hafsh. Sebagian peneliti | Bacaan yang tersebar di kalangan umat Islam adalah qira'ah Ashim berdasarkan riwayat Hafsh. Sebagian peneliti Al-Qur'an dari kalangan Syiah memandang bahwa qiraah Ashim berdasarkan riwayat Hafsh sebagai satu-satunya qiraah yang sahih dan mutawatir. Mereka berkata bahwa bacaan-bacaan lain yang diklaim berasal dari [[Rasulullah saw]] adalah bersumber dari selera pribadi para pembaca Al-Qur'an. <ref>Nashihan, ''Ulum al-Qur'ān dar Maktab Ahlul Bait'', 1389 S, hlm. 199, 200. </ref> | ||
===Pengharakatan | ===Pengharakatan Al-Qur'an=== | ||
Dalam bahasa Arab, harakat (i'rab) memiliki peran penting dalam menjelaskan makna, dan memberi perhatian pada i'rab | Dalam bahasa Arab, harakat (i'rab) memiliki peran penting dalam menjelaskan makna, dan memberi perhatian pada i'rab Al-Qur'an sangat diperlukan karena kesalahan dalam mengidentifikasi i'rab Al-Qur'an akan menyebabkan perubahan makna dan terkadang kontradiksi dengan maksud Tuhan.<ref>Muhamamd Ray Syahri, ''Syenakhtnameh Quran'', jld. 3, hlm. 312</ref> Para penulis wahyu pada mulanya menulis kata-kata Al-Qur'an tanpa titik dan hal ini bagi orang-orang yang hidup di masa nabi hidup tidak ada masalah, tetapi untuk generasi mendatang dan khususnya umat Islam non-Arab terkadang menyebabkan bacaan yang beragam dan mengubah makna. Oleh karena itu, peng-harakatan Al-Qur'an sangat diperlukan untuk mengakhiri perbedaan, perubahan dan pendistorsian (tahrif) makna Al-Qur'an.<ref>Muhamamd Ray Syahri, ''Syenakhtnameh Quran'', jld. 3, hlm. 314</ref> Laporan-laporan sejarah tentang peletak pertama harakat (i'rab) Al-Qur'an dan pencatat tanda-tanda i'rab, berbeda-beda. Pada umumnya mereka memperkenalkan Abu al-Awsad Duali (L 69 H) sebagai pemula dari peletak i'rab Al-Qur'an, yang dilakukan dengan bantuan Yahya bin Ya'mar.<ref>Muhamamd Ray Syahri, ''Syenakhtnameh Quran'', jld. 3, hlm. 315</ref> | ||
Peng-i'raban permulaan adalah sebagai berikut: titik di atas kata akhir adalah tanda "nasab", titik di bawah huruf adalah tanda "jar" dan titik setelah huruf terakhir adalah tanda "rafa'".<ref>Muhamamd Ray Syahri, ''Syenakhtnameh Quran'', jld. 3, hlm. 315</ref> | Peng-i'raban permulaan adalah sebagai berikut: titik di atas kata akhir adalah tanda "nasab", titik di bawah huruf adalah tanda "jar" dan titik setelah huruf terakhir adalah tanda "rafa'".<ref>Muhamamd Ray Syahri, ''Syenakhtnameh Quran'', jld. 3, hlm. 315</ref> | ||
Satu abad berikutnya, titik-titik itu diganti dengan bentuk-bentuk khusus oleh Khalil bin Ahmad Farahidi: persegi panjang di atas huruf pertanda "nasab", persegi panjang di bawahnya adalah pertanda "jar", huruf "waw" (و) kecil di atasnya adalah pertanda "rafa'", pengulangan bentuk yang serupa adalah pertanda "tanwin", gigi-gigi huruf (س) adalah pertanda "tasydid", dan kepala huruf (ص) pertanda "sukun".<ref>Muhamamd Ray Syahri, ''Syenakhtnameh Quran'', jld. 3, hlm. 315</ref> | Satu abad berikutnya, titik-titik itu diganti dengan bentuk-bentuk khusus oleh Khalil bin Ahmad Farahidi: persegi panjang di atas huruf pertanda "nasab", persegi panjang di bawahnya adalah pertanda "jar", huruf "waw" (و) kecil di atasnya adalah pertanda "rafa'", pengulangan bentuk yang serupa adalah pertanda "tanwin", gigi-gigi huruf (س) adalah pertanda "tasydid", dan kepala huruf (ص) pertanda "sukun".<ref>Muhamamd Ray Syahri, ''Syenakhtnameh Quran'', jld. 3, hlm. 315</ref> | ||
Kemudian pada paruh kedua abad ke-2 muncul mazhab Nahwu Basrah dengan sosok seperti Sibawaih, mazhab Nahwu Kufah dengan sosok Kisai. Dan pada pertengahan abad ke-3 H muncul mazhab Nahwu Bagdad dan membuat perkembangan dalam ilmu i'rab | Kemudian pada paruh kedua abad ke-2 muncul mazhab Nahwu Basrah dengan sosok seperti Sibawaih, mazhab Nahwu Kufah dengan sosok Kisai. Dan pada pertengahan abad ke-3 H muncul mazhab Nahwu Bagdad dan membuat perkembangan dalam ilmu i'rab Al-Qur'an.<ref>Muhamamd Ray Syahri, ''Syenakhtnameh Quran'', jld. 3, hlm. 316-317</ref> | ||
===Terjemahan | ===Terjemahan Al-Qur'an=== | ||
Terjemahan | Terjemahan Al-Qur'an memiliki latar belakang sejarah yang panjang dan dapat ditelusuri hingga awal kedatangan Islam; <ref>Ramyar, ''Tārikh Qur'ān'', 1369 S, hlm. 653. </ref> Namun terjemahan pertama Al-Qur'an ke dalam bahasa Persia dilakukan pada abad ke-4 H. <ref>Adzarnusy, ''Terjemah Quran be Farsi'', hlm. 79. </ref> Disebutkan bahwa penerjemah pertama kali Al-Qur'an adalah [[Salman Farsi]] yang menerjemahkan ''bismillahi al-Rahman al-Rahim'' sebagai "Dengan nama Yazdan yang mahapemurah." 4<ref>Ramyar, ''Tārikh Qur'ān'', 1369 S, hlm. 653. </ref> | ||
Terjemahan | Terjemahan Al-Qur'an ke dalam bahasa-bahasa Eropa pertama kali dilakukan oleh para pendeta dan uskup Kristen. Mereka menerjemahkan sebagaian dari Al-Qur'an untuk mengkritisi Islam dalam tema-tema teologis. <ref>Rahmati, ''Terjemah Qur'ān be Zabanhāi Digar'', 1382 S, hlm. 84. </ref>Terjemahan latin Al-Qur'an secara sempurna pertama kali ditulis pada abad ke-[[6 H]] (12 M). <ref>Rahmati, ''Terjemah Qur'ān be Zabanhāi Digar'', 1382 S, hlm. 84. </ref> | ||
===Terbitan | ===Terbitan Al-Qur'an=== | ||
Al-Qur'an pertama kali diterbitkan pada tahun 950 H (1543 M) di Italia. Terbitan ini dilenyapkan atas perintah para petinggi gereja. Setelah itu, pada tahun 1104 H/1692 dan kemudian pada tahun 1108 H/1696 dicetak di Eropa. Terbitan pertama Al-Qur'an oleh kaum Muslimin keluar pada tahun 1200 H. Maula Usman melakukan hal ini di St. Petersburgh Rusia. Negara pertama Muslim yang menerbitkan Al-Qur'an adalah Iran. Iran pada tahun-tahun 1243 H/1828 dan 1248 H/1833 menerbitkan dua edisi cetakan Al-Qur'an yang sangat indah. Pada tahun-tahun berikutnya, Negara-negara Muslim lainnya seperti Turki, Mesir dan Irak menerbitkan ragam cetakan Al-Qur'an. <ref>''Ma'rifat Pisyine Cāb Quran Karim'', Site Danesynameh Maudhu'i Qur'an</ref> | |||
Mesir menerbitkan | Mesir menerbitkan Al-Qur'an pada tahun 1342 H/1924 di bawah pengawasan para dosen Al-Azhar dan berdasarkan riwayat Hafsh dari Ashim dan diterima oleh dunia Islam. Al-Qur'an yang dikenal hari ini dengan nama Usman Thaha ditulis dengan khat yang indah oleh seorang penulis kaligrafi Suriah dan diterbitkan di Mesir. Al-Qur'an ini diterbitkan di pelbagai negara-negara Islam. Ciri khas terbitan ini adalah susunan [[ayat-ayat]] pada halaman-halaman dan urutan hizb-hizb dan 30 juz Al-Qur'an. <ref>[https://quran.isca.ac.ir/fa/article/Index Ma'rifat ''Pisyine Cāb Quran Karim'', Site Danesynameh Maudhu'i Qur'an]</ref> | ||
Dewasa ini terbitan | Dewasa ini terbitan Al-Qur'an dilakukan di bawah pengawasan lembaga-lembaga terkait dan memiliki aturan-aturan tersendiri. <ref>[http://telavat.com/fa/ShowObject.aspx?id=3831''Nadzarat wa Wadzāyif wa Ahdāf'', Site Telawat]</ref> Di Iran lembaga Dar Al-Qur'an al-Karim memiliki tugas untuk mengoreksi dan mengawasi terbitan Al-Qur'an. <ref>[http://telavat.com/fa/ShowObject.aspx?id=4157 ''Tarikhche wa Wadzāyif wa Ahdāf'', Site Telawat]</ref> | ||
==Struktur | ==Struktur Al-Qur'an== | ||
{{lihat juga|Daftar Urutan Surah dalam | {{lihat juga|Daftar Urutan Surah dalam Al-Qur'an}} | ||
Al-Qur'an terdiri dari 114 [[surah]] dan hampir enam ribu [[ayat]]. Terdapat perbedaan pendapat terkait dengan jumlah akurat ayat-ayat Al-Qur'an. Sebagian mengutip dari [[Imam Ali as]] menyebutkan bahwa Al-Qur'an terdiri dari 6236 ayat. <ref>Yusufi, Gharawi, ''Ulum Qur'āni'', 1393 S, hlm. 32. </ref> Al-Qur'an terbagi menjadi 30 juz dan 120 hizb.<ref>'' Mustafid'', juz, hlm. 229 dan 230. </ref> | |||
===Surah=== | ===Surah=== | ||
{{main|Surah}} | {{main|Surah}} | ||
Bagian-bagian | Bagian-bagian Al-Qur'an yang memiliki kandungan yang teratur disebut sebagai surah. <ref>Jawadi Amuli, ''Tasnim'', jld. 2, hlm. 411. </ref> Surah-surah Al-Qur'an dimulai dengan [[Basmalah|bismillahi al-rahman al-rahim]] selain [[surah At-Taubah]]. <ref>Kumpulan penulis, ''Ayat Bismillah'', hlm. 120. </ref> Berdasarkan pada masa pewahyuannya terbagi menjadi dua, [[Makkiyah dan Madaniyah]]; surah-surah yang turun sebelum [[Nabi Muhammad saw]] [[hijrah ke Madinah]] disebut sebagai Makkiyah; surah-surah yang turun pasca hijrah ke [[Madinah]] disebut sebagai Madaniyah. <ref>Ma'rifat, ''al-Tamhid'', 1412 H, jld. 1, hlm. 130. </ref> | ||
===Ayat=== | ===Ayat=== | ||
{{main|Ayat}} | {{main|Ayat}} | ||
Ayat adalah kata-kata, ungkapan atau kalimat | Ayat adalah kata-kata, ungkapan atau kalimat Al-Qur'an yang membentuk surah. <ref>Mujtahid Syabistari, ''Ayat'', 1370 H, 276. </ref> Setiap surah terdiri dari beberapa ayat tertentu. <ref>Mujtahid Syabastari, ''Ayat '', 1370 H, 276. </ref> Ayat-ayat Al-Qur'an dari sudut pandang volume berbeda-beda antara satu dengan yang lain. Ayat 282 [[surah Al-Baqarah]] merupakan ayat terpanjang dalam Al-Qur'an. Ayat yang paling pendek seperti ayat-ayat “«مُدهامَّتان» (QS. Ar-Rahman:64), «والضُّحی» (QS. Adh-Dhuha:1), «والفَجر» (QS. Al-Fajr:1) atau pembuka-pembuka surah lainnya. <ref>Mujtahid Syabastari, ''Ayat'', 1370 H, 276. </ref> | ||
Ayat-ayat | Ayat-ayat Al-Qur'an berdasarkan kriteria kejelasan makna terbagi menjadi [[Muhkam dan Mutasyabih]]. Yang dimaksud dengan ayat-ayat muhkam adalah ayat-ayat yang maknanya sedemikian jelas sehingga tidak menyisakan keraguan padanya. Ayat-ayat yang terdapat kemungkinan beberapa makna di dalamnya disebut sebagai mutsyabihat. <ref>Thabathabai, '' al-Mizan'', 1417 H, jld. 3, hlm. 21; Makarim Syirazi, ''Tafsir Nemuneh'', 1374 S, jld. 2, hlm. 433. </ref> Al-Qur'an sendiri yang melakukan pembagian dan klasifikasi ini. <ref>Qs. Ali Imran:7. </ref> | ||
Pembagian lain yang dijelaskan terkait dengan ayat-ayat | Pembagian lain yang dijelaskan terkait dengan ayat-ayat Al-Qur'an: ayat-ayat yang menasakh hukum yang ada pada ayat lain disebut sebagai ayat nasikh dan ayat-ayat yang telah dinasakh disebut sebagai mansukh. <ref>Ma'rifat,'' al-Tamhid'', 1411 H, hlm. 294. </ref> | ||
===Juz dan Hizb=== | ===Juz dan Hizb=== | ||
Hizb dan juz adalah pembagian | Hizb dan juz adalah pembagian Al-Qur'an yang diinisiasi penggunaannya oleh kaum Muslimin. Diduga bahwa umat Muslim melakukan hal ini untuk memudahkan program bacaan atau penghafalan Al-Qur'an setiap hari. Pembagian seperti ini memiliki ragam dan ada keterlibatan personal; <ref>Mustafid, ''Juz'', hlm. 228, 229. </ref> Dikatakan pada masa [[Rasulullah saw]], Al-Qur'an terbagi menjadi beberapa hizb dan setiap hizb mencakup beberapa surah; demikian juga pada masa-masa selanjutnya, terdapat pembagian-pembagian dua juz hingga sepuluh juz. Dewasa ini pembagian Al-Qur'an terdiri dari 30 juz dan pembagian setiap juz menjadi 4 hizb. <ref>Mustafid, ''Juz'', hlm. 228, 229, 230. </ref> | ||
==Kandungan== | ==Kandungan== | ||
Dalam | Dalam Al-Qur'an disebutkan beragam tema seperti [[Ushuluddin]], akhlak, hukum-hukum syariat, kisah-kisah orang-orang terdahulu, perang melawan orang-orang [[munafik]] dan orang-orang musyrik. Sebagian kandungan penting Al-Qur'an seperti: [[Tauhid]], [[ma'ad]], beberapa peristiwa pada awal kedatangan [[Islam]] seperti [[Ghazwah]] yang diikuti [[Rasulullah saw]], kisah-kisah Al-Qur'an, hukum-hukum ibadah, peradilan, keutamaan dan ketercelaan akhlak, larangan terhadap kemusyrikan dan kemunafikan. <ref>Khuramsyahi, '' Qur'ān Majid'', hlm. 1631, hlm. 200. </ref> | ||
== | ==Al-Qur'an Tidak Mungkin Mengalami Penyimpangan== | ||
{{Main|Keterjagaan | {{Main|Keterjagaan Al-Qur'an dari Penyimpangan}} | ||
Tahrif yang umumnya dibahas artinya adanya penambahan kata atau beberapa kalimat kepada | Tahrif yang umumnya dibahas artinya adanya penambahan kata atau beberapa kalimat kepada Al-Qur'an atau pengurangan kata atau beberapa kata darinya. [[Sayid Abu al-Qasim al-Musawi al-Khui|Abul Qasim Khui]] menulis, kaum [[Muslimin]] bersepakat bahwa tahrif dalam artian pertama tidak terjadi pada Al-Qur'an (penambahan); namun pada pengurangan kata atau beberapa kata dari Al-Qur'an terdapat perbedaan pendapat. <ref>Khui, ''al-Bayān fi Tafsir al-Qur'ān'', 1430 H, hlm. 200. </ref> | ||
Menurutnya, pandangan masyhur di kalangan ulama [[Syiah]] menekankan bahwa tahrif dalam artian ini juga tidak terjadi pada | Menurutnya, pandangan masyhur di kalangan ulama [[Syiah]] menekankan bahwa tahrif dalam artian ini juga tidak terjadi pada Al-Qur'an. <ref>Khui, ''al-Bayān fi Tafsir al-Qur'ān''', 1430 H, hlm. 201. </ref> | ||
==Tantangan dan Kemukjizatan | ==Tantangan dan Kemukjizatan Al-Qur'an== | ||
Pada beberapa [[ayat]] | Pada beberapa [[ayat]] Al-Qur'an disebutkan bahwa para penentang [[Nabi Muhammad saw]] diminta untuk mendatangkan sebuah kitab seperti Al-Qur'an atau sepuluh surah atau paling tidak satu surah apabila mereka tidak menerima beliau sebagai utusan [[Allah swt]]. <ref>QS. Al-Isra, ayat 88, QS. Hud: 13, QS. Yunus: 38. </ref> Kaum [[Muslimin]] menyebut hal ini sebagai "tahaddi". Tahaddi bermakna permintaan untuk mendatangkan hal yang sama dan lontaran tantangan. Kata ini pertama kali digunakan pada buku-buku teologis abad ketiga yang bermakna permintaan untuk mendatangkan hal yang sama dengan Al-Qur'an. <ref>Ma'muri, ''Tahaddi '', 1385 S, hlm. 599. </ref> | ||
Sesuai dengan keyakinan umat Islam, tiada seorang pun yang dapat mendatangkan sebuah kitab seperti | Sesuai dengan keyakinan umat Islam, tiada seorang pun yang dapat mendatangkan sebuah kitab seperti Al-Qur'an dan hal ini menunjukkan kemukjizatan merupakan symbol bahwa Al-Qur'an adalah [[mukjizat]] dan Muhammad saw adalah seorang nabi. Al-Qur'an sendiri menegaskan sisi ketuhanan Al-Qur'an (bahwa Al-Qur'an itu diturunkan dari sisi Allah swt) dan menilai mustahil ada seseorang yang mampu mendatangkan sebuah kitab seperti Al-Qur'an. <ref>QS. Thur: 34. </ref> Kemukjizatan Al-Qur'an adalah salah satu tema yang dikaji dan dipelajari dalam Ulumul Quran. <ref>Ma'rifat, ''I'jāz al-Qur'ān'', 1379 S, jld. 9, hlm. 363. </ref> | ||
==Ilmu-ilmu yang Berkaitan dengan | ==Ilmu-ilmu yang Berkaitan dengan Al-Qur'an== | ||
Al-Qur'an menjadi sumber munculnya banyak ilmu pengetahuan bagi kaum [[Muslimin]]. Tafsir dan Ulumul Quran adalah salah satu dari ilmu-ilmu ini. | |||
===Tafsir=== | ===Tafsir=== | ||
{{Main|Tafsir}} | {{Main|Tafsir}} | ||
Tafsir adalah pengetahuan tentang ulasan dan penjelasan [[ayat-ayat | Tafsir adalah pengetahuan tentang ulasan dan penjelasan [[ayat-ayat Al-Qur'an]]. <ref>Abasi, ''Tafsir'', 1382, jld. 7, hlm. 619. </ref> Tafsir Al-Qur'an dimulai pada masa [[Rasulullah saw]] dan dilakukan oleh Rasulullah saw sendiri. <ref>Ma'rifat, '' al-Tafsir wa al-Mufasirun'', 1418 H, jld. 1, hlm. 174. </ref> [[Imam Ali as]], [[Ibnu Abbas]], [[Abdullah bin Mas'ud]], Ubay bin Ka'ab adalah para penafsir pertama Al-Qur'an pasca Rasulullah saw.<ref>Ma'rifat, ''al-Tafsir wa al-Mufasirun'', 1418 H, jld. 1, hlm. 210 dan 211.</ref> Al-Qur'an telah ditafsirkan dengan menggunakan ragam metode. Sebagian dari metode tafsir Al-Qur'an ini adalah tafsir maudhu'ui (tematis), tafsir tartibi (sistematis), tafsir Al-Qur'an bi Al-Qur'an, tafsir riwayat, tafsir ilmiah, tafsir fikih, tafsir filosofis, dan tafsir irfani. <ref>Ma'rifat,''al-Tafsir wa al-Mufasirun'', 1418 H, jld. 1, hlm. 14-20, 22, 25, 343, 526. </ref> | ||
===Ulumul Quran=== | ===Ulumul Quran=== | ||
Sekumpulan ilmu yang membahas tentang | Sekumpulan ilmu yang membahas tentang Al-Qur'an disebut sebagai Ulumul Qur'an. Sejarah Al-Qur'an, [[ayat-ayat ahkam]], ilmu bahasa Al-Qur'an, ilmu tanda baca dan balaghah, [[Asbab al-Nuzul|asbab al-nuzul]], qishash Al-Qur'an, ilmu Qira'ah, ilmu [[Makki dan Madani]], ilmu [[Muhkam dan Mutasyabih|muhkam dan mutasyabih]], ilmu nasikh dan mansukh merupakan pembahasan-pembahasan yang dikaji dalam Ulumul Qur'an. <ref>Iskandarlu, '' Ulumi Qur'ān'', 1379 S, hlm. 12. </ref> | ||
Sebagian sumber penting Ulumul Qur'an adalah: | Sebagian sumber penting Ulumul Qur'an adalah: | ||
*''Al-Tibyan'' (mukaddimah), karya [[Syaikh Thusi]] (456 H) | *''Al-Tibyan'' (mukaddimah), karya [[Syaikh Thusi]] (456 H) | ||
Baris 153: | Baris 153: | ||
==Ritual-Ritual Qur'ani== | ==Ritual-Ritual Qur'ani== | ||
Al-Qur'an tampil mencolok dalam kehidupan sosial kaum [[Muslimin]]. Digelar Pertemuan-pertemuan [[khataman Al-Qur'an]] di [[masjid-masjid]], [[Haram (tempat suci)|Haram]] [[para imam]] dan keturunan imam dan pertemuan-pertemuan keluarga. <ref>''Marasim Qur'an be Sar Giriftan'', Gulistān Qur'ān, hlm. 36. </ref> Meletakkan Al-Qur'an di atas kepala adalah termasuk dari ritual-ritual umat Muslim [[Syiah]] yang mereka lakukan pada [[malam Qadar|malam-malam Qadar]]. Dalam ritual ini, dengan meletakkan Al-Qur'an di atas kepala mereka bersumpah atas nama Allah swt, Al-Qur'an dan [[Empat Belas Maksum as|para maksum]] supaya [[dosa]]-dosanya diampunkan. <ref>[https://hawzah.net/fa/Question/View/64090/ Bersumpah dengan meletakkan Al-Qur'an di kepala, Site Hauzah]</ref> | |||
Pada kebanyakan pertemuan resmi kaum Muslimin seperti ceramah-ceramah dan ritual-ritual sosial seperti pernikahan, dibacakan ayat-ayat | Pada kebanyakan pertemuan resmi kaum Muslimin seperti ceramah-ceramah dan ritual-ritual sosial seperti pernikahan, dibacakan ayat-ayat Al-Qur'an. <ref>Musawi Amuli, ''Qur'ān dar Rusume Irān'', 1384; hlm. 47. </ref> Salah satu budaya yang berkembang di Iran adalah memasuki rumah baru dengan Al-Qur'an. Orang-orang Iran ketika memasuki rumah baru dan hendak memindahkan perabotan rumah maka pertama kali yang mereka bawa adalah Al-Qur'an dan kemudian barulah perabotan-perabotan rumah yang diangkat. <ref>''Adāb Raftan be Khāne Jadid'' (Adat pergi ke rumah baru), Site Markaz Meli Pasukhdu be Soalat Syar'i''. </ref> | ||
Al-Qur'an dan tradisi tahun baru orang-orang Iran memiliki hubungan yang sangat erat. Di Iran, mereka meletakkan Al-Qur'an di atas suprah haftsin (tujuh benda yang dimulai dengan huruf hijaiyyah sin). Ketika terjadi pergantian tahun mereka membaca ayat-ayat Al-Qur'an. Demikian juga pada sebagian keluarga, orang-orang yang lebih besar memberikan hadiah tahun baru melalui Al-Qur'an. Mereka memberikan uang hadiah tahun baru dalam Al-Qur'an dan anak-anak dengan membuka Al-Qur'an mereka mengambil hadiah tahun baru tersebut. <ref>Musawi Amuli, ''Qur'ān dar Rusume Irani'' (Al-Qur'an dalam budaya Iran), hlm. 47. </ref> | |||
== | ==Al-Qur'an dan Seni== | ||
Al-Qur'an memiliki tempat dalam seni kaum [[Muslimin]]. Sisi seni Al-Qur'an yang paling menonjol dapat terlihat pada kaligrafi, pewarnaan Al-Qur'an dengan emas, penjilidan, sastra dan arsitektur. Mengingat bahwa hafalan dan penyebaran Al-Qur'an terjadi melalui penulisan dengan huruf-huruf yang indah, maka seni menulis huruf mengalami kemajuan pesat di kalangan umat Islam. <ref>Mahmud Zadeh, ''Hunar Khat wa Tahdzib Qurani'', hlm. 3. </ref> Dan kemudian secara perlahan Al-Qur'an ditulis dalam ragam khat seperti Naskh, Kufi, Tsults, Nasta'liq. <ref>Silahkan lihat: Jabbari Rad, '' Nur Negaran Mu'ashir'', hlm. 66. </ref> | |||
Ayat-ayat | Ayat-ayat Al-Qur'an dalam sastra Persia dan Arab sangat banyak digunakan. Baik dalam natsr dan juga syair Persia dan Arab, banyak digunakan ungkapan-ungkapan dan kandungan-kandungan Al-Qur'an. <ref>Silahkan lihat: ''Tajalli Qur'ān dar Adab Farsi'', hlm. 56; Ja'fari, ''Ta'tsir Qur'an dar Syi'r Farsi. '' </ref> | ||
Seni arsitektur Islam juga banyak dipengaruhi oleh ayat-ayat | Seni arsitektur Islam juga banyak dipengaruhi oleh ayat-ayat Al-Qur'an. Pada kebanyakan bangunan-bangunan bersejarah kaum Muslimin, di antaranya [[masjid-masjid]] dan istana-istana banyak dijumpai ungkapan-ungkapan Al-Qur'an; demikian juga sebagian kandungan Al-Qur'an seperti sifat-sifat Al-Qur'an tentang [[surga]] dan [[neraka]], digunakan dalam arsitektur bangunan-bangunan. <ref>Gerabar, ''Hunar, Me'māri wa Qur'ān'', hlm. 69. </ref> Ungkapan-ungkapan Al-Qur'an yang tertera di Qubbah al-Shakhrah di Baitul Maqdis merupakan salah satu contoh yang paling menarik dari penggunaan ayat-ayat Al-Qur'an pada bangunan-bangunan. Dalam tulisan-tulisan kecil bangunan ini yang dibangun pada tahun 71 H/691 M, terlihat keyakinan utama kaum Muslimin dan sebagian ayat-ayat surah-surah [[Surah An-Nisa|An-Nisa]], [[Ali Imran]] dan [[Surah Maryam|Maryam]]. <ref>Gerabar, ''Hunar, Me'māri wa Qur'ān, '' hlm. 71 dan 72. </ref> | ||
==Pandangan Orientalis== | ==Pandangan Orientalis== | ||
Cendekiawan non Muslim banyak melakukan penelitian-penilitian tentang sastra, kandungan dan kewahyuan | Cendekiawan non Muslim banyak melakukan penelitian-penilitian tentang sastra, kandungan dan kewahyuan Al-Qur'an. Sebagian orientalis menilai bahwa Al-Qur'an adalah sabda [[Nabi Muhammad saw]]. mereka berkata, “Kandunganya diambil dari sumber-sumber Yahudi, Kristen dan syair-syairnya masa [[jahiliyah]].” Sebagian lainnya meski dengan tegas tidak menyepakati bahwa Al-Qur'an itu turun dari sisi Allah, mereka menilainya lebih superior dari ucapan manusia. <ref>Karimi, ''Mustasyriqan wa Qur'ān'', hlm. 35. </ref> | ||
Richard Bale berkata: genre sastra | Richard Bale berkata: genre sastra Al-Qur'an yang didalamnya sering digunakan saj', pengulangan dan analogi, dipengaruhi oleh teks-teks Kristen dan Yahudi. Sebaliknya, Noldoke menilai bahwa surah-surah Aquran khususnya [[surah Makkiyah|surah-surah Makkiyah]] dari sudut pandang kesustraan bernilai [[mukjizat]], dan ia menyerupakan ayat-ayat Al-Qur'an sebagai senandung para malaikat yang membuat gembira jiwa orang-orang beriman. Maurice Bucaille, seorang orientalis Prancis memberikan penilaian terkait dengan kemukjizatan ilmiah Al-Qur'an. Ia menulis, “Sebagian ayat-ayat Al-Qur'an seiring dan sejalan dengan temuan-temuan baru ilmu modern.” Bucaille menyimplukan bahwa Al-Qur'an ini bersumber dari Tuhan.” <ref> Karimi, ''Mustasyriqan wa Qur'ān'', hlm. 35. </ref> | ||
==Galery Foto== | ==Galery Foto== | ||
<gallery> | <gallery> | ||
berkas:قرآن ايراني. قرن پنجم هجري.jpg|Sebuah Foto dari AlQuran Iran Abad ke-[[5 H]] | berkas:قرآن ايراني. قرن پنجم هجري.jpg|Sebuah Foto dari AlQuran Iran Abad ke-[[5 H]] | ||
berkas:قرآن آبی. قرن سوم هجری.jpg| | berkas:قرآن آبی. قرن سوم هجری.jpg|Al-Qur'an Akhir Abad ke-[[3 H]] | ||
berkas:قرآن. قرن اول هجری.لندن.jpg|Sebuah Naskah | berkas:قرآن. قرن اول هجری.لندن.jpg|Sebuah Naskah Al-Qur'an Abad ke-[[1 H]] di Moseum London | ||
berkas:قرآن کریستالی.jpg| | berkas:قرآن کریستالی.jpg| Al-Qur'an Kristal | ||
</gallery> | </gallery> | ||
Baris 183: | Baris 183: | ||
==Daftar Pustaka== | ==Daftar Pustaka== | ||
{{Ref}} | {{Ref}} | ||
*''Ādāb-e Khatme Qur'ān dar Māh-e Ramazān'' (Adab-adab khataman | *''Ādāb-e Khatme Qur'ān dar Māh-e Ramazān'' (Adab-adab khataman Al-Qur'an di bulan Ramadhan). Majalah Gulestan-e Quran. No 91, 1380 HS (2001). | ||
*[https://www.pasokhgoo.ir/node/74337 ''Ādāb-e Raftan be Khāne-ye Jadīd (Adab-adab pergi ke Rumah Baru) ''. Situs Markaz-e Milli Pasukhgu be Sualat-e Syar`i]. | *[https://www.pasokhgoo.ir/node/74337 ''Ādāb-e Raftan be Khāne-ye Jadīd (Adab-adab pergi ke Rumah Baru) ''. Situs Markaz-e Milli Pasukhgu be Sualat-e Syar`i]. | ||
*Abbasi, Mehrdad. ''Tafsīr''. Ensiklopedia Jahan-e Islam. Cet. I. Tehran: Bunyad Dayerah al-Ma'arif Eslami, 1382 HS (2003). | *Abbasi, Mehrdad. ''Tafsīr''. Ensiklopedia Jahan-e Islam. Cet. I. Tehran: Bunyad Dayerah al-Ma'arif Eslami, 1382 HS (2003). | ||
Baris 226: | Baris 226: | ||
{{Nabi Muhammad}} | {{Nabi Muhammad}} | ||
[[Kategori: | [[Kategori:Al-Qur'an]] | ||
[[Kategori:Mukjizat Nabi Muhammad]] | [[Kategori:Mukjizat Nabi Muhammad]] | ||
[[Kategori:Sumber Hukum]] | [[Kategori:Sumber Hukum]] |