Lompat ke isi

Bismillahi Rahmanir Rahim: Perbedaan antara revisi

imported>Hindr
imported>Hindr
Baris 83: Baris 83:
*Menulis basmalah kira-kira sudah menjadi kebiasaan dalam setiap awal penulisan sesuatu dengan mengikuti sunnah Rasul saw, namun sepertinya dalam beberapa riwayat masih ditentang untuk penulisannya di dalam syair.<ref>Suyuthi, ''Al-Dur al-Mantsur'', jld. 1, hlm. 10. </ref> Namun terkadang dalam tulisan-tulisan dan perintah-perintah raja, gelar-gelar raja disebutkan sebelum basmalah sebagaimana monogram-monogram yang dimuat sebelum basmalah. <ref> 'Amri, hlm. 49. </ref>
*Menulis basmalah kira-kira sudah menjadi kebiasaan dalam setiap awal penulisan sesuatu dengan mengikuti sunnah Rasul saw, namun sepertinya dalam beberapa riwayat masih ditentang untuk penulisannya di dalam syair.<ref>Suyuthi, ''Al-Dur al-Mantsur'', jld. 1, hlm. 10. </ref> Namun terkadang dalam tulisan-tulisan dan perintah-perintah raja, gelar-gelar raja disebutkan sebelum basmalah sebagaimana monogram-monogram yang dimuat sebelum basmalah. <ref> 'Amri, hlm. 49. </ref>


==Rincian Bismillah dalam Surah-Surah==
==Rincian Bismillah dalam Surah-surah==
Terdapat perbedaan pendapat terkait dengan tema bahwa apakah bismillah merupakan lafaz yang digunakan dalam mengawali sebuah surah dan maksud pelafazannya untuk memisahkan antara suatu surah dengan surah sebelumnya atau dihitung sebagai ayat yang terpisah dan berdiri sendiri. Tentang bismillah yang ada pada ayat 20 surah Taubah, tidaklah diragukan. Mengenai bismillah merupakan permulaan setiap surah, terdapat tiga pendapat:
Terdapat perbedaan pendapat terkait dengan tema bahwa apakah bismillah merupakan lafaz yang digunakan dalam mengawali sebuah surah dan maksud pelafazannya untuk memisahkan antara suatu surah dengan surah sebelumnya atau dihitung sebagai ayat yang terpisah dan mandiri. Tentang bismillah yang ada pada ayat 30 [[Surah Al-Naml|surah al-Naml]], itu tidak diragukan lagi bahwa itu bagian dari [[Alquran]]. Adapun mengenai bismillah merupakan permulaan setiap surah, di sini ada tiga pendapat penting:
*Pendapat Qari Mekah, Kufah, <ref> Zamakhsyari, jld. 1, hlm. 491.</ref> Imamiyah<ref>Thabarsi, jld. 1, hlm. 89, 1406.</ref> dan Syafi'iyah.<ref> Nawawi, jld. 3, hlm. 334, tanpa tahun.</ref> Menurut pendapat ini, bismillah adalah permulaan bagian dari semua surah termasuk surah al-Fatihah dan surah-surah yang lain.
*Pendapat Qari [[Mekah]], [[Kufah]], <ref> Zamakhsyari, jld. 1, hlm. 491.</ref> [[Imamiyah]]<ref>Thabrasi, jld. 1, hlm. 89, 1406.</ref> dan [[Syafi'iyah]].<ref> Nawawi, jld. 3, hlm. 334, tanpa tahun.</ref> Menurut pendapat ini, bismillah adalah permulaan bagian dari semua surah termasuk [[Surah Al-Fatihah|surah al-Fatihah]] dan surah-surah yang lain.
*Pendapat sebagian Syafi'iyah<ref> Thuraihi, jld. 1, hlm. 334.</ref> dan Ahman bin Hanbal (berdasar sebuah riwayat), <ref> Nawawi, jld 3, hlm. 334. </ref>Bismillah hanya merupakan bagian dari surah Al-Fatihah saja.
*Pendapat sebagian Syafi'iyah<ref> Thuraihi, jld. 1, hlm. 334.</ref> dan [[Ahmad bin Hanbal]] (berdasar sebuah riwayat), <ref> Nawawi, jld 3, hlm. 334. </ref>Bismillah hanya merupakan bagian dari surah al-Fatihah saja.
*Pendapat Qari Madinah, Basrah, Syam, Fuqaha Hanafi dan Maliki, Bismillah bukan merupakan bagian dari Alquran dan hanya dimaksudkan untuk tabarruk dan menjadi pemisah antara surah yang satu dengan surah yang lain pada masa turunnya surah-surah Alquran. Pendapat ini terkenal dengan pendapat Hanafiyah  dan Malikiyah.<ref>Silahkan lihat: Fakhrurazi, jld. 1, hlm. 179, 1410, Qurthubi, jld. 1, hlm. 194, 1405.</ref>
*Pendapat Qari [[Madinah]], [[Basrah]], [[Syam]], Fuqaha Hanafi dan Maliki, Bismillah bukan merupakan bagian dari Alquran dan hanya dimaksudkan untuk [[tabarruk]] dan di masa turunnya surah-surah Alquran, basmalah menjadi pemisah antara surah yang satu dengan surah yang lain. Pendapat ini terkenal dengan pendapat [[Hanafiyah]] dan [[Malikiyah]].<ref>Silahkan lihat: Fakhrurazi, jld. 1, hlm. 179, 1410, Qurthubi, jld. 1, hlm. 194, 1405.</ref>
Fakhrurazi dengan menyebutkan 17 dalil membuktikan bahwa bismillah merupakan bagian dari Alquran. <ref> Fakhrurazi , jld. 1, hlm. 177-173. </ref>


===Perbedaan dalam Membaca Keras dan Pelan===
Fakhrurazi dengan menyebutkan 17 dalil membuktikan bahwa basmalah merupakan bagian dari Alquran. <ref> Fakhrurazi, jld. 1, hlm. 177-173. </ref>
Perbedaan akidah berpengaruh dalam pengerasan atau pemelanan membaca (keras atau pelan) bismillah. Syafi'i dan Hanbali hanya menganggap bismillah sebagai ayat yang terpisah pada [[Surah Al-Fatihah|surah Al-Fatihah]], sedangkan pada surah-surah yang lain, mereka menghitung bahwa bismillah merupakan bagian dari awal surah. Oleh karena itu, makna Bismillah dalam permulaan surah mempunyai makna dan arti yang berbeda-beda dengan kalimat awalnya. Hal ini ditegaskan oleh para mufassir yang tidak meyakini adanya pengulangan dalam Alquran dan pengulangan alfadz tidak berarti pengulangan pada lafaz-lafaz itu, seperti pendapat Qushairi. <ref> Jld. 1, hlm. 44. </ref>
 
Dengan memperhatikan perbedaan makna, ia menulis bahwa ungkapan bismillah bukan ungkapan pengulangan karena setiap surah mempunyai makna dan arti yang berbeda. Oleh karena itu, dalam hukum fikih, seseorang sebelum membaca bismillah harus menentukan surah apa yang akan ia baca pada dzikir bismillah dalam permulaan surah. Syiah Imamiyah berpendapat sama bahwa bismillah adalah ayat pertama kali dari setiap surah kecuali surah al-Taubah (Baraah). Pendapat mereka bersandarkan atas fi'l Nabi Saw, para Imam As dan riwayat mutawatir. <ref> Thusi, 1377-1382, jld. 1, hlm. 112, Ibid, 1400, hlm. 76. </ref>
===Perbedaan dalam "Jahr" dan "Ikhfat" (membaca dengan suara keras dan pelan)===
Perbedaan akidah berpengaruh dalam mengeraskan atau memperlahan bacaan bismillah. Syafi'i dan Hambali menganggap bahwa hanya bismillah yang ada pada surah al-Fatihah sebagai ayat yang mandiri dan terpisah, sedangkan pada surah-surah yang lain, mereka menganggap bahwa bismillah merupakan bagian dari ayat pertama dari surah-surah tersebut. Oleh karena itu, makna Bismillah dalam permulaan surah mempunyai makna dan arti yang berbeda-beda dengan kalimat awalnya. Hal ini ditegaskan oleh para mufassir yang tidak meyakini adanya pengulangan dalam Alquran dan pengulangan lafaz-lafaz tidak berarti pengulangan pada lafaz-lafaz itu, seperti pendapat Qushairi. <ref> Jld. 1, hlm. 44. </ref>
Dengan memperhatikan perbedaan makna, ia menulis bahwa ungkapan bismillah bukan ungkapan pengulangan, karena setiap surah mempunyai makna dan arti yang berbeda. Oleh karena itu, dalam hukum [[fikih]], seseorang sebelum membaca bismillah harus menentukan surah apa yang akan ia baca pada dzikir basmalah dalam permulaan surah. [[Syiah]] Imamiyah berpendapat sama bahwa bismillah adalah bagian dari ayat pertama dari setiap surah kecuali surah al-Taubah (Baraah). Pendapat mereka bersandarkan atas tindakan [[Nabi saw]], [[para Imam as]] dan riwayat [[mutawatir]]. <ref> Thusi, 1377-1382, jld. 1, hlm. 112, Ibid, 1400, hlm. 76. </ref>


==Perlunya dzikir Bismillah dalam Permulaan Bacaan==
==Perlunya dzikir Bismillah dalam Permulaan Bacaan==
Pengguna anonim