Lompat ke isi

Bismillahi Rahmanir Rahim: Perbedaan antara revisi

imported>Hindr
Tidak ada ringkasan suntingan
imported>Hindr
Baris 26: Baris 26:


==Susunan Basmalah==
==Susunan Basmalah==
Basmalah tersusun dari 5 bagian yang telah diteliti dari berbagai sisi. Basmalah tersusun dari "jar" dan "majrur" dan "fi'il" atau "mubtada" dan tidak ada "khabar"nya. Kata kerjanya tidak disebutkan secara eksplisit (taqdir). Terdapat 4 asma dalam asma-asma yang ada pada ayat dimana satu dari tiga asma itu adalah asmaul husna Ilahi yang membentuk satu kelompok yang terdiri dari tiga asma.
Basmalah tersusun dari 5 bagian yang telah diteliti dari berbagai sisi. Basmalah tersusun dari "jar" dan "majrur" yang di dalamnya tidak ada kata kerja ("fi'il") atau subyek dan predikat ("mubtada" dan "khabar"). Kata kerjanya dalam bentuk yang berbeda-beda tidak disebutkan secara eksplisit (taqdir). Terdapat 4 nama yang digunakan dalam ayat dimana tiga dari nama-nama tersebut adalah nama-nama "Asmaul Husna" Ilahi dan satu kelompok yang terbentuk dari tiga asma.


===Mufradat Ayat===
===Mufradat Ayat===
====Ba====
====Ba====
Huruf ba jar bermakna ''ilshaq'' (untuk menunjukkan arti bertemu), meminta pertolongan, dan menyertai. Mengingat bahwa sebelum huruf ''jar'' kata yang harus mendahuluinya adalah kata kerja atau mirip kata kerja sehingga penggunaan kalimat ''jar wa majrur'' dapat berfungsi . Sebelum «'''بسم'''» terdapat kata kerja ''muqaddar'' (yang implisit) seperti kata kerja perintah ''iqra'' (bacalah) atau ''ibda'' (mulailah).
Huruf ba jar bermakna "ilshaq" (untuk menunjukkan arti bertemu atau dikaitkan), meminta pertolongan, dan menyertai. Mengingat bahwa sebelum huruf "jar" kata yang harus mendahuluinya adalah kata kerja atau mirip kata kerja sehingga penggunaan kalimat "jar wa majrur" dapat berfungsi. Sebelum «'''بسم'''» terdapat kata kerja "muqaddar" (yang implisit) seperti kata kerja perintah "iqra" (bacalah) atau "ibda'" (mulailah).


====Ism====
====Ism====
Baris 38: Baris 38:


====Allah====
====Allah====
Kata Allah merupakan lafaz jalalah dan mencakup seluruh nama Tuhan dalam Alquran. Menurut Muqaddasi terdapat 5 pendapat terkait dengan asal kata lafaz jalalah. <ref> Hlm 645. </ref> Dalam Tafsir Partui secara singkat dijelaskan sebagai berikut: Kata kerja Ilah mempunyai arti menghamba, tunduk, dan tentram. Ilah adalah nama sebuah sesembahan entah sesembahan itu batil ataukah hak. Allah dengan hamzah yang dihapus dan dengan ditambahkan alif dan lam adalah merupakan nama sesembahan yang hak. Allah adalah nama all-inkulsif (''jami'''), sifat bagi Allah Swt. <ref> Thaliqani, jld. 1, hlm. 24. </ref>
Kata Allah merupakan lafaz jalalah dan mencakup seluruh nama Tuhan dalam [[Alquran]]. Menurut Muqaddasi terdapat 5 pendapat terkait dengan asal kata lafaz jalalah. <ref> Hlm. 645. </ref> Dalam Tafsir ''Partui az Qurān'' secara singkat dijelaskan sebagai berikut: Kata kerja Ilah mempunyai arti menghamba, tunduk, dan tentram. Ilah adalah nama sebuah sesembahan entah sesembahan itu batil ataukah hak. Allah dengan huruf hamzah yang dihapus dan dengan ditambahkan alif dan lam adalah merupakan nama sesembahan yang hak. Allah adalah nama all-inkulsif ("jami"), sifat bagi Allah swt. <ref> Thaliqani, jld. 1, hlm. 24. </ref>
Nama ini memiliki derivasi yang banyak dalam berbagai bahasa Sami dan akar katanya kembali kepada agama-agama kuno. Latar belakang penyembahan Allah di antara agama Sami sangat banyak dan nama ini dikenal mereka khususnya pada dua atau tiga abad sebelum adanya Agama Islam di Arab Saudi, bahkan nama-nama seseorang di antara mereka adalah Abdullah. Kaum Arab di samping meyakini adanya banyak Tuhan, mereka juga percaya adanya Tuhan Sang Pencipta yang berkuasa di langit. Babilonia menamainya dengan "Al." Nabath mengenalnya dengan nama "Hala." Herodotos berkata kaum Nabath menyembah Tuhan yang bernama "Aliyah." Lafaz ini dalam bahasa Aram adalah Allatu dan dalam bahasa Akkadia adalah Eloi, di mana merupakan Ilah dalam bahasa Arab kuno. <ref> Silahkan lihat: Markātānat, vol. 4, hlm. 141, Thabāthabāi, jld. 19, hlm.  38; Masykur, jld. 1/ hlm. 32-33, Ja'fari, 125, Wa'idz Zade Khurasani, jld. 2, hlm. 627-629 dan 635. </ref>
Nama ini memiliki derivasi yang banyak dalam berbagai bahasa Sami dan akar katanya kembali kepada agama-agama kuno. Latar belakang penyembahan Allah di antara agama Sami sangat banyak dan nama ini dikenal mereka khususnya pada dua atau tiga abad sebelum adanya Agama Islam di Arab Saudi, bahkan nama-nama seseorang di antara mereka adalah Abdullah. Kaum Arab selain meyakini adanya banyak Tuhan, mereka juga percaya adanya Tuhan Sang Pencipta yang berkuasa di langit. Babilonia menamainya dengan "Al." Nabath mengenalnya dengan nama "Hala." Herodotos berkata kaum Nabath menyembah Tuhan yang bernama "Aliyah." Lafaz ini dalam bahasa Aram adalah Allatu dan dalam bahasa Akkadia adalah Eloi, di mana merupakan Ilah dalam bahasa Arab kuno. <ref> Silahkan lihat: Markātānat, vol. 4, hlm. 141, Thabāthabāi, jld. 19, hlm.  38; Masykur, jld. 1/ hlm. 32-33, Ja'fari, 125, Wa'idz Zade Khurasani, jld. 2, hlm. 627-629 dan 635. </ref>
Qurthubi dalam pengambilan nama Lat dari lafaz Allah mengutip pendapat dari beberapa mufassir. <ref> Qurthubi, jld. 10, 17. </ref>
Qurthubi dalam pengambilan nama Lat dari lafaz Allah mengutip pendapat dari beberapa mufassir. <ref> Qurthubi, jld. 10, 17. </ref>


Pengguna anonim