Lompat ke isi

Hadis Mushahhaf

Dari wikishia

Hadits Mushahhaf atau Tashif adalah hadits yang sebagian dari sanad atau matannya secara tidak sengaja berubah menjadi kata atau frasa yang serupa. Penyebab utama tashif adalah kesalahan dalam mendengar, melihat, atau membaca hadits.

Makna Tashif

Secara bahasa, "tashif" berarti kesalahan dalam membaca atau menulis karena kemiripan huruf, atau mengubah kata dengan menambah atau mengurangi titik-titiknya.[1] "Mushahhaf" adalah kata atau frasa yang telah diubah saat ditulis atau dibaca; dan dalam istilah ahli hadits, hadits "mushahhaf" adalah hadits yang sebagian dari sanad atau matannya (secara tidak sengaja) berubah menjadi kata atau frasa yang serupa dengannya;[2] namun jika perubahan ini dilakukan dengan sengaja, maka disebut sebagai tahrif (distorsi).

Jenis-Jenis Tashif

Penyebab utama tashif adalah kesalahan dalam mendengar hadits karena kemiripan pengucapan huruf-hurufnya, atau kesalahan dalam melihat, atau kesalahan dalam membaca kata karena kemiripan bentuk huruf-huruf hadits. Tashif ini dalam kitab-kitab hadits mungkin berasal dari penulis sendiri, atau dari orang-orang sebelum dia; yaitu para perawi asli atau penulis sumber-sumber primer, atau dari orang-orang setelah penulis; yaitu para penyalin dan penulis kitab hadits.

Tashif terbagi menjadi dua jenis: tashif tulisan dan tashif lisan.

Tashif Tulisan

Terkadang dalam penulisan, sebagian dari sanad atau matan hadits berubah menjadi kata atau frasa yang serupa dengannya; misalnya: tashif "Marajim" menjadi "Muzahim" dan "Buraid" menjadi "Yazid" (Buraid bin Muawiyah Al-'Ijli menjadi Yazid bin Muawiyah), dan Jarir menjadi Hariz. Tashif tulisan dalam matan, misalnya: "Man shama Ramadhan thumma atba'ahu sittan min Syawwal fa dzalika ka-siyam ad-dahr". Dalam hadits ini, kata "sittan" (enam) diubah menjadi "syai'an" (sesuatu).

Tashif Lisan

Terkadang pengucapan menyebabkan kesalahan, dan tashif lisan terjadi dalam sanad hadits, misalnya: 'Asim Al-Ahwal menjadi Wasil Al-Ahdab. Dan dalam matan, misalnya: frasa "tanaqqabat" dari "tanakabat" dalam Ziarah Asyura.

Dampak Tashif

Tidak diragukan lagi, banyak hadits dari para maksumin as yang mengalami tashif, dan riwayat yang benar tidak sampai kepada kita, yang hal ini memiliki konsekuensi tertentu. Berikut adalah beberapa di antaranya:

  1. Tashif merupakan faktor penting munculnya perbedaan dan kontradiksi dalam riwayat.
  2. Tashif menyebabkan ketidakjelasan dalam makna hadits dan menyulitkan pemahaman hadits.
  3. Terkadang tashif memungkinkan pengikut berbagai mazhab memanfaatkannya untuk kepentingan mazhab mereka.

Cara Mengidentifikasi Riwayat Mushahhaf

Ada beberapa cara untuk mengidentifikasi riwayat-riwayat yang mengalami tashif. Beberapa metode tersebut antara lain:

  1. Menyampaikan hadits kepada maksum as: Dengan cara ini, perawi menyampaikan matan hadits kepada imam atau memberikannya secara tertulis untuk mendapatkan pendapat imam tentangnya. Imam kemudian mengonfirmasi, menolak, atau memperbaikinya. Banyak riwayat semacam ini terdapat dalam kitab-kitab hadits.
  2. Membandingkan berbagai naskah: Dengan membandingkan berbagai naskah, baik yang tertulis maupun tidak, dari sebuah kitab hadits, karena tashif mungkin hanya terjadi pada beberapa naskah. Oleh karena itu, dengan membandingkan berbagai naskah dari sebuah riwayat dalam satu kitab, tashif yang mungkin terjadi dapat diidentifikasi. Dengan demikian, studi naskah dan perbandingan naskah sangat membantu dalam mengidentifikasi dan memperbaiki tashif.
  3. Merujuk kepada sumber-sumber primer: Merujuk kepada ushul (sumber-sumber primer) dan sumber-sumber awal.
  4. Merujuk kepada syarah kitab hadits dan kitab-kitab sekunder: Seperti Al-Wafi, Wasail al-Syiah, dan Bihar al-Anwar, atau syarah kitab hadits seperti Mir'at Al-'Uqul, Lawami' Sahibqarani, Maladh Al-Akhyar, dan Istishqa' Al-I'tibar.
  5. Merujuk kepada sumber-sumber riwayat Ahlus Sunnah: Dengan membandingkan riwayat-riwayat dari sumber Sunni.
  6. Membandingkan riwayat-riwayat dengan tema serupa: Dengan membandingkan riwayat-riwayat yang memiliki tema serupa atau mirip yang terdapat dalam berbagai bab sebuah kitab atau berbagai kitab hadits. Dalam perbandingan ini, tashif yang mungkin terjadi dalam matan hadits dapat diidentifikasi.
  7. Kejelasan dan ketidakjelasan teks: Beberapa peneliti berpendapat bahwa "setiap kali makna frasa terasa dipaksakan, kemungkinan besar frasa tersebut mengalami tashif."
  8. Adanya ketidaksesuaian dengan prinsip-prinsip syar'i dan akal: Jika terdapat ketidaksesuaian yang jelas dengan prinsip-prinsip agama dan akal sehat.

Catatan Kaki

  1. Jauhari, di bawah kata "shahafa"; Ibnu Manzur, di bawah kata "shahafa"
  2. Ghuri, Mu'jam Al-Musthalahat Al-Haditsiyah, 1428 H, hal. 240

Daftar Pustaka

  • Ibnu Manzur, Lisan Al-Arab.
  • Ghuri, Abdul Majid, Mu'jam Al-Musthalahat Al-Haditsiyah, Damaskus, Dar Ibnu Katsir, 1428 H.