Banyak Menangis
Orang yang banyak menangis (bahasa Arab: البكّاؤون adalah 7 sahabat nabi saw yang banyak menagis karena ketidak mampuan mereka untuk berpartisipasi dalam peperangan Tabuk, hingga dikenal dengan julukan ini. Menurut para mufasir, asbab nuzul ayat 92 dari surah At-Taubah adalah tangisan orang-orang ini. Juga, menurut sebuah hadis, Nabi Adam as, Nabi Ya’qub as, Nabi Yusuf as, Sayidah Fatimah sa dan Imam Zainal Abidin as termasuk di antara orang yang banyak mengangis.
Tujuh Orang Dari Sahabat
Orang yang banyak menangis adalah 7 orang dari sahabat, karena ketidak mampuan mereka untuk berpartisipasi, mereka pun mendatangi nabi saw memohon tunggangan hingga mereka bisa ikut berpartisipasi dalam perang Tabuk, nabi saw mengumumkan bahwa dia tidak memiliki tunggangan untuk membawa mereka berperang, dikarenakan mereka tidak bisa berpartisipasi dalam peperangan, mereka pun bersedih dan bayak menangis serta berharap untuk kembali, beberapa sahabat pun memberi mereka tunggangan dan membawa mereka ke medan perang.[1] Terdapat perbedaan penyebutan terkait dengan nama 7 orang ini dalam buku rujukan. [catatan] yang menyebutkan orang-orang yang banyak menangis.[2] Peperangan Tabuk terjadi pada tahun 9 H[3] dalam cuaca yang begitu terik[4] dan disebut dengan Jaisy al-'Usrah karena ketidak mampuan sahabat.[5] Dalam mengumpulkan ketersedian tunggangan dan peralatan perang dalam perang ini adalah tanggungjawab pasukan.[6]
Menurut penukilan beberapa mufasir وَلَا عَلَى الَّذِينَ إِذَا مَا أَتَوْكَ لِتَحْمِلَهُمْ قُلْتَ لَا أَجِدُ مَا أَحْمِلُكُمْ عَلَيْهِ تَوَلَّوا وَّأَعْيُنُهُمْ تَفِيضُ مِنَ الدَّمْعِ حَزَنًا أَلَّا يَجِدُوا مَا يُنفِقُونَ Dan tiada (pula)berdosa atas orang-orang yang apabila mereka datang kepadamu, supaya kamu memberi mereka kendaraan, lalu mereka berkata: 'Aku tidak memperoleh kendaraan untuk membawamu'. Lalu mereka kembali, sedang mata mereka bercucuran air mata karena kesedihan, lantaran mereka tidak memperoleh apa yang mereka nafkahkan.[7] Ayat ini terkait orang-orang ini.[8] Meskipun ada kemungkinan lain terkait dengan asbab nuzul ayat.[9]
Lima Orang Lainnya
Menurut sebuah hadis yang dinukil dari Imam Shadiq as, Orang yang banyak menangis adalah 5 orang: "Nabi Adam as di karenakan keluar dari surga, nabi Ya'qub as di karenakan perpisahan dengan putranya Yusuf as, nabi Yusuf as di karenakan perpisahan dengan ayahnya nabi Ya'qub as, sayidah Fatimah sa di karenakan penderitaan ayahnya nabi Muhammad saw dan Imam Zainal Abidin as di karenakan penderitaan-penderitaan tragedi Asyura".[10]
Catatan Kaki
- ↑ Waqidi, al-Maghāzī, jld. 3, hlm. 993-994.
- ↑ Lihat: Shalihi Syami, Subul al-Hudā, jld. 5, hlm. 438; Ibn Hisyam, as-Sīrah an-Nabawiyah, jld. 2, hlm. 518; Ibn Habib Baghdadi, al-Muhabbar, hlm. 281; Waqidi, al-Maghāzī, jld. 3, hlm. 993-994.
- ↑ Baladzuri, Ansāb al-Asyrāf, jld. 1, hlm. 368.
- ↑ Waqidi, al-Maghāzī, jld. 3, hlm. 990.
- ↑ Baladzuri, Ansāb al-Asyrāf, jld. 1, hlm. 368.
- ↑ Waqidi, al-Maghāzī, jld. 3, hlm. 990.
- ↑ QS. at-Taubah:92.
- ↑ Qurthubi, al-Jāmi' Li Ahkām al-Qur'ān, jld. 8, hlm. 228; Thusi, at-Tibyān, jld. 5, hlm. 280; Thabrasi, Majma' al-Bayān, jld. 5, hlm. 91; Wahidi, Asbāb Nuzūl al-Qur'ān, hlm. 262.
- ↑ Lihat: Thusi, at-Tibyān, jld. 5, hlm. 280.
- ↑ Shaduq, al-Āmālī, hlm. 140-141.
Daftar Pustaka
- Al-Quran al-Karim
- Baladzuri, Ahmad bin Yahya. Ansāb al-Asyrāf. Riset: Muhammad Hamidullah. Mesir: Dar al-Ma'arif, 1959 H
- Ibn Habib Baghdadi, Muhammad bin Habib. Al-Muhabbar. Riset: Ilse Lichtenstadter. Beirut: Dar al-Āfaq al-Jadidah
- Ibn Hisyam, Abdul Malik Ibn Hisyam. As-Sīrah an-Nabawiyah. Riset: Mushtafa Saqa & Ibrahim Abyari & Abdul Hafidz Syubla. Beirut: Dar al-Ma'rifah
- Shaduq, Muhammad bin Ali. Al-Āmālī. Teheran: Ketabci, 1376 HS/1998
- Shalihi Syami, Muhammad bin Yusuf. Subul al-Hudā Wa ar-Rasyād Fī Sīrah Khair al-'Ibād. Riset: Adil Ahmad Abdul Maujud & Ali Muhammad Mu'awwadh. Beirut: Dar al-Kutub al-'Ilmiyyah, 1414 H.
- Thabrasi, Fadhl bin Hasan. Majma' al-Bayān Fī Tafsīr al-Qurān. Pengantar Muhammad Jawad Balaghi. Teheran: Nashir Khusru.
- Thusi, Muhammad bin Hasan. At-Tibyān Fī Tafsīr al-Qur'ām. Riset: Ahmad Habib Qushair Amili. Beirut: Dar Ihya' at-Turats al-'Arabi