Lompat ke isi

Haji Perpisahan: Perbedaan antara revisi

11 bita ditambahkan ,  28 Juli 2018
tidak ada ringkasan suntingan
imported>Hindr
Tidak ada ringkasan suntingan
imported>Hindr
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 12: Baris 12:
  | Artikel pilihan =
  | Artikel pilihan =
}}}}</onlyinclude>
}}}}</onlyinclude>
'''Haji Wida''' (Bahasa Arab:{{ia|حجة الوداع}}) atau '''Haji Perpisahan''' adalah haji terpenting yang dilakukan [[Nabi Muhammad saw]] di tahun terakhir usianya, yang terjadi pada tahun ke 10 H. Nabi Muhammad saw pada pelaksanaan haji tersebut, menyampaikan kepada kaum Muslimin untuk mempelajari dan mengerjakan manasik haji sesuai dengan petunjuk dan bimbingannya. Nabi saw bersabda, ''“Pelajarilah manasik haji dariku, karena bisa jadi pada  penyelenggaraan haji berikutnya kalian tidak bisa melihatku lagi.”''
'''Haji Wada'''' (bahasa Arab:{{ia|حجة الوداع}}) atau '''Haji Perpisahan''' adalah haji terpenting yang dilakukan [[Nabi Muhammad saw]] di tahun terakhir usianya, yang terjadi pada tahun ke 10 H. Nabi Muhammad saw pada pelaksanaan haji tersebut, menyampaikan kepada kaum muslimin untuk mempelajari dan mengerjakan manasik haji sesuai dengan petunjuk dan bimbingannya. Nabi saw bersabda, ''“Pelajarilah manasik haji dariku, karena bisa jadi pada  penyelenggaraan [[haji]] berikutnya kalian tidak bisa melihatku lagi.”''


Selain itu dalam keyakinan umat Muslim [[Syiah]], pada penyelenggaraan haji yang terakhir kalinya ini, Nabi Muhammad saw pun menyampaikan pesan yang sangat penting, yaitu pengangkatan dan penetapan [[Imam Ali bin Abi Thalib as]] sebagai imam sepeninggalnya sesuai dengan perintah [[Allah swt]]. Peristiwa pengangkatan tersebut disambut oleh masyarakat Muslim yang berduyun-duyun memberikan baiat kepadanya. Peristiwa ini terjadi di [[Ghadir Khum]] sebuah kawasan yang terletak diantara kota [[Mekah]] dan [[Madinah]] dan merupakan peristiwa yang sangat penting dan sakral dalam keyakinan Syiah.
Selain itu dalam keyakinan umat muslim [[Syiah]], pada penyelenggaraan haji yang terakhir kalinya ini, Nabi Muhammad saw pun menyampaikan pesan yang sangat penting, yaitu pengangkatan dan penetapan [[Imam Ali bin Abi Thalib as]] sebagai imam sepeninggalnya sesuai dengan perintah [[Allah swt]]. Peristiwa pengangkatan tersebut disambut oleh masyarakat Muslim yang berduyun-duyun memberikan [[baiat]] kepadanya. Peristiwa ini terjadi di [[Ghadir Khum]] sebuah kawasan yang terletak diantara kota [[Mekah]] dan [[Madinah]] dan merupakan peristiwa yang sangat penting dan sakral dalam keyakinan Syiah.


Nama lain dari Haji Wada' adalah "Hajjatul Balāgh". Penamaan ini disebabkan [[Ayat Tabligh]] <ref>QS. Al-Maidah ayat 67. </ref> turun dalam perjalanan Nabi saw kembali dari Mekah menuju Madinah seusai melaksanakan Haji Wada' <ref>Ibnu Hisyam, jld. 4, hlm. 235; Mas'udi, hlm. 275-276. </ref>. Nama lainnya adalah "Hijjatul Islam" <ref>Silahkan lihat kitab Ibnu Sa'ad, jld. 2, hlm. 172; al-Kulaini, jld. 4, hlm. 248. </ref> karena satu-satunya penyelenggaran haji yang dikerjakan Nabi saw di masa daulah Islam dan sesuai dengan syariat haji sebagaimana ajaran Islam. Nabi Muhammad saw setelah [[hijrah ke Madinah]], telah tiga kali melakukan umrah ke Mekah <ref>Silahkan lih. Waqidi, jld. 3, hlm. 1088. </ref> namun sebagaimana kesaksian para ahli sejarah dan ahli hadis, ia hanya menunaikan haji sebanyak satu kali dan itu pun beberapa bulan sebelum wafatnya. <ref>Silahkan lih. Waqidi, jld. 3, hlm. 1088-1089; al-Kulaini, jld 4, hlm. 244. </ref>
Nama lain dari Haji Wada' adalah "Hajjatul Balāgh". Penamaan ini disebabkan [[Ayat Tabligh]] <ref>QS. Al-Maidah ayat 67. </ref> turun dalam perjalanan Nabi saw kembali dari Mekah menuju Madinah seusai melaksanakan Haji Wada' <ref>Ibnu Hisyam, jld. 4, hlm. 235; Mas'udi, hlm. 275-276. </ref>. Nama lainnya adalah "Hijjatul Islam" <ref>Lihat: kitab Ibnu Sa'ad, jld. 2, hlm. 172; al-Kulaini, jld. 4, hlm. 248. </ref> karena satu-satunya penyelenggaran haji yang dikerjakan Nabi saw di masa daulah Islam dan sesuai dengan syariat haji sebagaimana ajaran [[Islam]]. Nabi Muhammad saw setelah [[hijrah ke Madinah]], telah tiga kali melakukan [[Umrah Mufradah|umrah]] ke Mekah, <ref>Lihat: Waqidi, jld. 3, hlm. 1088. </ref> namun sebagaimana kesaksian para ahli sejarah dan ahli hadis, ia hanya menunaikan haji sebanyak satu kali dan itu pun beberapa bulan sebelum wafatnya. <ref>Lihat: Waqidi, jld. 3, hlm. 1088-1089; al-Kulaini, jld 4, hlm. 244. </ref>


==Awal Perjalanan==
==Awal Perjalanan==
Pengguna anonim