Lompat ke isi

Imam Ja'far al-Shadiq as: Perbedaan antara revisi

imported>Rezvani
kTidak ada ringkasan suntingan
imported>Ismail Dg naba
Baris 156: Baris 156:


==Karakteristik-karakteriktik Akhlak==
==Karakteristik-karakteriktik Akhlak==
Dalam sumber-sumber riwayat tentang karakteristik-karakteristik moral Imam Shadiq as disebutkan beberapa laporan tentang kezuhudan, pemberian infak, ilmu yang luas, ibadah yang banyak dan pembacaan [[Alquran]]. Muhammad bin Talhah menggambarkan Imam Shadiq as sebagai salah satu orang terbesar [[Ahlulbait as]], yang memiliki banyak pengetahuan, yang banyak beribadah, zuhud dan membaca Alquran. <ref>Arbili, ''Kasyf al-Ghummah'', jld. 2, hlm. 691</ref> Malik bin Anas dari Imam [[fikih]] [[Ahlusunnah]] mengatakan: selama ia datang menemui Imam Shadiq as, ia selalu melihatnya dalam salah satu dari tiga kondisi; salat, puasa dan berzikir. <ref>Majlisi, ''Bihar al-Anwar'', jld. 47, hlm. 16</ref>
Dalam sumber-sumber riwayat tentang karakteristik-karakteristik moral Imam Shadiq as disebutkan beberapa laporan tentang kezuhudan, pemberian infak, ilmu yang luas, ibadah yang banyak dan pembacaan [[Alquran]]. Muhammad bin Talhah menggambarkan Imam Shadiq as sebagai salah satu orang terbesar [[Ahlulbait as]], yang memiliki banyak pengetahuan, yang banyak beribadah, zuhud dan membaca Alquran. <ref>Arbili, ''Kasyf al-Ghummah'', jld. 2, hlm. 691</ref> Malik bin Anas dari Imam [[fikih]] [[Ahlusunah]] mengatakan: selama ia datang menemui Imam Shadiq as, ia selalu melihatnya dalam salah satu dari tiga kondisi; [[salat]], [[puasa]] dan berzikir. <ref>Majlisi, ''Bihar al-Anwar'', jld. 47, hlm. 16</ref>


Menurut catatan ''[[Bihar al-Anwar]]'', Imam menanggapi permintaan orang fakir dengan memberinya empat ratus dirham, dan ketika Imam melihat orang itu bersyukur ia pun memberikan cincinnya yang bernilai sepuluh ribu dirham kepadanya. <ref>Majlisi, ''Bihar al-Anwar'', jld. 47, hlm. 16</ref> Ada juga riwayat-riwayat yang menerangkan pemberian infak-infak Imam Shadiq as yang dilakukan secara sembunyi. Menurut kitab ''[[al-Kafi]]'',  ia memasukkan roti, daging  dan uang di tasnya pada malam hari dan secara tidak diketahui membawanya ke pintu rumah orang-orang miskin di kota dan membaginya di antara mereka. <ref>Kulaini, ''Kafi'', jld. 4, hlm. 8</ref> Abu Ja'far Khats'ami mengutip bahwa Imam Shadiq as memberinya tas yang berisi uang dan memintanya untuk memberikannya kepada seseorang dari [[bani Hasyim]] dan jangan bilang siapa yang mengirimnya. Menurut Khats'ami, ketika orang itu mengambil uang itu, ia berdoa untuk pengirimnya dan mengeluh dari Imam Shadiq as mengapa tidak memberinya apa pun padahal ia memiliki kekayaan. <ref>Ibnu Syahr Asyub, ''Manaqib Al Abi Thalib, jld. 4, hlm. 273</ref>
Menurut catatan ''[[Bihar al-Anwar]]'', Imam menanggapi permintaan orang fakir dengan memberinya empat ratus dirham, dan ketika Imam melihat orang itu bersyukur ia pun memberikan cincinnya yang bernilai sepuluh ribu dirham kepadanya. <ref>Majlisi, ''Bihar al-Anwar'', jld. 47, hlm. 16</ref> Ada juga riwayat-riwayat yang menerangkan pemberian infak-infak Imam Shadiq as yang dilakukan secara sembunyi. Menurut kitab ''[[al-Kafi]]'',  ia memasukkan roti, daging  dan uang di tasnya pada malam hari dan secara tidak diketahui membawanya ke pintu rumah orang-orang miskin di kota dan membaginya di antara mereka. <ref>Kulaini, ''Kafi'', jld. 4, hlm. 8</ref> Abu Ja'far Khats'ami mengutip bahwa Imam Shadiq as memberinya tas yang berisi uang dan memintanya untuk memberikannya kepada seseorang dari [[bani Hasyim]] dan jangan bilang siapa yang mengirimnya. Menurut Khats'ami, ketika orang itu mengambil uang itu, ia berdoa untuk pengirimnya dan mengeluh dari Imam Shadiq as mengapa tidak memberinya apa pun padahal ia memiliki kekayaan. <ref>Ibnu Syahr Asyub, ''Manaqib Al Abi Thalib, jld. 4, hlm. 273</ref>