Lompat ke isi

Imam Ja'far al-Shadiq as: Perbedaan antara revisi

imported>M.hazer
imported>M.hazer
Baris 129: Baris 129:


==Sikap Politis Imam==
==Sikap Politis Imam==
Kehidupan Imam Shadiq as semasa dengan kekhalifahan sepuluh orang khalifah terakhir dari dinasti Umayyah, termasuk Umar bin Abdul Aziz dan Hisyam bin Abdul Malik, dan dua khalifah pertama Abbasi, Saffah dan Mansur Dawaniqi. <ref>Syahidi, ''Zindigani Imam Shadiq'', hlm. 4</ref> Dalam perjalanan Imam Baqir as ke Syam atas permintaan Hisyam bin Abdul Malik, Imam menemani ayahnya. <ref>Syahidi, ''Zindigani Imam Shadiq'', hlm. 6</ref> Dalam kimamahan Imam Shadiq as, telah berkuasa lima khalifah terakhir dari dinasti Umawiyah, dari Hisyam bin Abdul Malik dan berikutnya, dan Saffah dan Mansur dari khalifah Abbasiyah.[ <ref>Syahidi, ''Zindigani Imam Shadiq'', hlm. 4</ref>
Kehidupan Imam Shadiq as semasa dengan kekhalifahan sepuluh orang khalifah terakhir dari dinasti Umayyah, termasuk Umar bin Abdul Aziz dan Hisyam bin Abdul Malik, dan dua khalifah pertama Abbasi, Saffah dan Mansur Dawaniqi. <ref>Syahidi, ''Zindigani Imam Shadiq'', hlm. 4</ref> Dalam perjalanan [[Imam Baqir as]] ke Syam atas permintaan Hisyam bin Abdul Malik, Imam menemani ayahnya. <ref>Syahidi, ''Zindigani Imam Shadiq'', hlm. 6</ref> Dalam [[kimamahan]] Imam Shadiq as, telah berkuasa lima khalifah terakhir dari dinasti Umawiyah, dari Hisyam bin Abdul Malik dan berikutnya, dan Saffah dan Mansur dari khalifah Abbasiyah.<ref>Syahidi, ''Zindigani Imam Shadiq'', hlm. 4</ref>


===Menghindari Kebangkitan Bersenjata===
===Menghindari Kebangkitan Bersenjata===
Meskipun keimamahan Imam Shadiq as disertai dengan lemahnya dan runtuhnya kaum Umawi, ia menghindari dari konflik militer dan politik dan bahkan menolak untuk didudukkan di atas kursi kekhalifahan. Syahristani telah melaporkan bahwa Abu Muslim Khorasani setelah kematian Ibrahim imam, menyebut dalam sebuah surat bahwa Imam Shadiq (as) orang yang paling layak untuk kursi kekhalifahan dan mengundangnya untuk menerima kekhalifahan, tetapi Imam Shadiq as menjawab: "Anda bukan Teman saya, dan zaman ini bukan waktu saya ". <ref>Lihat: Syahristani, ''al-Milal wa al-Nihal'', jld. 1, hlm. 179</ref> Dia juga menanggapi undangan Abu Salamah untuk Kekhalifahan dengan membakar suratnya. <ref>Mas'udi, ''Muruj al-Dzahab'', jld. 3, hlm. 254</ref> Dia juga tidak berpartisipasi dalam pemberontakan-pemberontakan terhadap pemerintahan, termasuk pemberontakan pamannya Zaid bin Ali. <ref>Paketci, ''Imam Ja'far Shadiq'', hlm. 183, 184</ref> Menurut sebuah hadis, Imam Shadiq as menyebut kurangnya pendukung sejati adalah alasan untuk menahan diri dari pemberontakan. <ref>Ibnu Syahr Asyub, ''Manaqib Al Abi Thalib'', jld. 4, hlm. 237</ref>
Meskipun keimamahan Imam Shadiq as disertai dengan lemahnya dan runtuhnya dinasti Umawi, ia menghindari dari konflik militer dan politik dan bahkan menolak untuk didudukkan di atas kursi kekhalifahan. Syahristani telah melaporkan bahwa Abu Muslim Khorasani setelah kematian Ibrahim imam, menyebut dalam sebuah surat bahwa Imam Shadiq as orang yang paling layak untuk kursi kekhalifahan dan mengundangnya untuk menerima kekhalifahan, tetapi Imam Shadiq as menjawab: "Anda bukan Teman saya, dan zaman ini bukan waktu saya ". <ref>Lihat: Syahristani, ''al-Milal wa al-Nihal'', jld. 1, hlm. 179</ref> Dia juga menanggapi undangan Abu Salamah untuk Kekhalifahan dengan membakar suratnya. <ref>Mas'udi, ''Muruj al-Dzahab'', jld. 3, hlm. 254</ref> Dia juga tidak berpartisipasi dalam pemberontakan-pemberontakan terhadap pemerintahan, termasuk pemberontakan pamannya [[Zaid bin Ali]]. <ref>Paketci, ''Imam Ja'far Shadiq'', hlm. 183, 184</ref> Menurut sebuah hadis, Imam Shadiq as menyebut kurangnya pendukung sejati adalah alasan untuk menahan diri dari pemberontakan. <ref>Ibnu Syahr Asyub, ''Manaqib Al Abi Thalib'', jld. 4, hlm. 237</ref>
 
*Perselisihan dengan Abdullah bin Hasan al-Mutsanna
*Perselisihan dengan Abdullah bin Hasan al-Mutsanna
Pada tahun-tahun terakhir pemerintahan bani Umayyah, sekelompok [[bani hasyim]], termasuk Abdullah bin Hasan Mutsanna dan putra-putranya, dan Saffah dan Mansur, berkumpul di [[Abwa']] supya bersumpah setia kepada salah satu dari mereka sendiri untuk bangkit melawan pemerintah. Pada pertemuan ini, Abdullah memperkenalkan putranya Mohammad sebagai Mahdi dan meminta hadirin untuk berbaiat kepadanya.
Pada tahun-tahun terakhir pemerintahan bani Umayyah, sekelompok [[bani hasyim]], termasuk Abdullah bin Hasan Mutsanna dan putra-putranya, dan Saffah dan Mansur, berkumpul di [[Abwa']] supya bersumpah setia kepada salah satu dari mereka sendiri untuk bangkit melawan pemerintah. Pada pertemuan ini, Abdullah memperkenalkan putranya Muhammad sebagai Mahdi dan meminta hadirin untuk berbaiat kepadanya.


Imam Shadiq as, ketika mengetahui kisah ini, berkata: "Putramu bukan Mahdi dan sekarang dia bukan Mahdi." Abdullah marah dengan kata-kata Imam  dan menuduhnya cemburu. Imam Shadiq as bersumpah bahwa ia tidak berbicara karena iri hati dan mengatakan bahwa anak-anaknya akan dibunuh dan kekhalifahan akan jatuh ke tangan Saffah dan Mansur. <ref>Abu al-Faraj Isfahani, ''Maqatil al-Thalibiyyin'', hlm. 185, 186</ref> Rasul Ja'farian menilai bahwa akar perbedaan antara anak-anak Imam Hasan as dan anak-anak Imam Husain as muncul dari cerita ini. <ref>Ja'farian, ''Hayate Fikri-Siyasi Imamane Syiah'', hlm. 371</ref>
Imam Shadiq as, ketika mengetahui kisah ini, berkata: "Putramu bukan Mahdi dan sekarang dia bukan Mahdi." Abdullah marah dengan kata-kata Imam  dan menuduhnya cemburu. Imam Shadiq as bersumpah bahwa ia tidak berbicara karena iri hati dan mengatakan bahwa anak-anaknya akan dibunuh dan kekhalifahan akan jatuh ke tangan Saffah dan Mansur. <ref>Abu al-Faraj Isfahani, ''Maqatil al-Thalibiyyin'', hlm. 185, 186</ref> Rasul Ja'farian menilai bahwa akar perbedaan antara anak-anak [[Imam Hasan as]] dan anak-anak [Imam Husain as]] muncul dari cerita ini. <ref>Ja'farian, ''Hayate Fikri-Siyasi Imamane Syiah'', hlm. 371</ref>


===Hubungan Imam dengan Para Penguasa===
===Hubungan Imam dengan Para Penguasa===
Pengguna anonim