Lompat ke isi

Imam Ja'far al-Shadiq as: Perbedaan antara revisi

tidak ada ringkasan suntingan
imported>Ali al-Hadadi
Tidak ada ringkasan suntingan
imported>Yuwono
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 54: Baris 54:
'''Ja'far bin Muhammad''' (bahasa Arab: {{ia|جعفر بن محمد}}) yang dikenal dengan Imam Ja'far Shadiq as (83-148 H) adalah  imam keenam Syiah setelah ayahnya [[Imam Baqir as]] dan imam kelima [[Ismailiyah]]. Selama 34 tahun (114- 148 H) ia memegang kepemimpinan Syiah, yang sezaman dengan kekhalifahan lima khalifah Umayyah terakhir, dari Hisyam bin Abdul Malik, dan dua khalifah pertama dinasti Abbasi; Saffah dan Manshur Dawaniqi. Karena lemahnya kekuasaan [[bani Umayyah]], Imam Shadiq as memiliki aktivitas ilmiah yang jauh lebih banyak daripada [[para imam Syiah]] lainnya. Jumlah murid dan perawinya diyakini mencapai 4000 orang.  
'''Ja'far bin Muhammad''' (bahasa Arab: {{ia|جعفر بن محمد}}) yang dikenal dengan Imam Ja'far Shadiq as (83-148 H) adalah  imam keenam Syiah setelah ayahnya [[Imam Baqir as]] dan imam kelima [[Ismailiyah]]. Selama 34 tahun (114- 148 H) ia memegang kepemimpinan Syiah, yang sezaman dengan kekhalifahan lima khalifah Umayyah terakhir, dari Hisyam bin Abdul Malik, dan dua khalifah pertama dinasti Abbasi; Saffah dan Manshur Dawaniqi. Karena lemahnya kekuasaan [[bani Umayyah]], Imam Shadiq as memiliki aktivitas ilmiah yang jauh lebih banyak daripada [[para imam Syiah]] lainnya. Jumlah murid dan perawinya diyakini mencapai 4000 orang.  


Sebagian besar riwayat [[Ahlulbait as]] berasal dari Imam Shadiq as dan karenanya mazhab Syiah Imamiyah juga disebut mazhab Ja'fari. Imam Shadiq as juga memiliki kedudukan tinggi di antara para pemimpin fikih  [[Ahlusunnah]]. Abu Hanifah dan Malik bin Anas telah meriwayatkan hadis darinya. Abu Hanifah menyakininya sebagai  ulama yang paling menonjol di antara umat [[Islam]].
Sebagian besar riwayat [[Ahlulbait as]] berasal dari Imam Shadiq as dan karenanya mazhab Syiah Imamiyah juga disebut mazhab Ja'fari. Imam Shadiq as juga memiliki kedudukan tinggi di antara para pemimpin fikih  [[Ahlusunah]]. Abu Hanifah dan Malik bin Anas telah meriwayatkan hadis darinya. Abu Hanifah menyakininya sebagai  ulama yang paling menonjol di antara umat [[Islam]].


Imam Shadiq dengan adanya kelemahan pemerintahan bani Umayyah dan tuntutan kaum Syiah, tidak bangkit melawan rezim pemerintah. Dia menolak permintaan Abu Muslim Khorasani dan Abu Salamah untuk duduk di kursi kekhalifahan. Imam Shadiq as tidak berpartisipasi dalam [[kebangkitan Zaid bin Ali|kebangkitan pamannya Zaid bin Ali]] dan mencegah kaum Syiah untuk melakukan pemberontakan, tetapi ia tidak memiliki hubungan yang baik dengan para penguasa di masanya. Karena tekanan politik para rezim Umayyah dan Abbasiyah, ia menggunakan metode [[taqiyah]] dan menasihati para pengikutnya untuk melakukan hal yang sama.
Imam Shadiq dengan adanya kelemahan pemerintahan bani Umayyah dan tuntutan kaum Syiah, tidak bangkit melawan rezim pemerintah. Dia menolak permintaan Abu Muslim Khorasani dan Abu Salamah untuk duduk di kursi kekhalifahan. Imam Shadiq as tidak berpartisipasi dalam [[kebangkitan Zaid bin Ali|kebangkitan pamannya Zaid bin Ali]] dan mencegah kaum Syiah untuk melakukan pemberontakan, tetapi ia tidak memiliki hubungan yang baik dengan para penguasa di masanya. Karena tekanan politik para rezim Umayyah dan Abbasiyah, ia menggunakan metode [[taqiyah]] dan menasihati para pengikutnya untuk melakukan hal yang sama.
Baris 73: Baris 73:
Gelar utama Imam yang termasyhur adalah Shadiq yang berarti orang yang jujur.<ref>Paketci, ''Ja'far Shadiq as, Imam'', hlm. 181</ref> Menurut sebuah hadis, [[Nabi saw]] memberikan gelar tersebut kepadanya supaya terbedakan dengan Ja'far al-Kadzab<ref>Shaduq, ''Kamaluddin...'', hlm. 319; ''Alqab al-Rasul wa Itratihi", hlm. 60-61; Bahrani, ''Hilyat al-Abrar'', jld. 4, hlm. 11 </ref>. Namun sebagian ulama mengatakan bahwa Imam Shadiq as dijuluki Shadiq karena mencegah diri dari ikut serta dalam pemebrontakan-pemberontakan pada masanya. Sebab, orang yang pada masa itu merekrut orang-orang disekitarnya dan menggerakkan meraka untuk bangkit melawan pemerintah, disebut Kadzdzab (pembohong).<ref>Lihat: Paketci, ''Ja'far Shadiq as, Imam'', hlm. 181</ref> Pada periode para Imam masa itu, julukan ini digunakan untuk Imam Shadiq as.<ref>Paketchi, ''Ja'far Shadiq, Imam'', hlm. 181</ref>
Gelar utama Imam yang termasyhur adalah Shadiq yang berarti orang yang jujur.<ref>Paketci, ''Ja'far Shadiq as, Imam'', hlm. 181</ref> Menurut sebuah hadis, [[Nabi saw]] memberikan gelar tersebut kepadanya supaya terbedakan dengan Ja'far al-Kadzab<ref>Shaduq, ''Kamaluddin...'', hlm. 319; ''Alqab al-Rasul wa Itratihi", hlm. 60-61; Bahrani, ''Hilyat al-Abrar'', jld. 4, hlm. 11 </ref>. Namun sebagian ulama mengatakan bahwa Imam Shadiq as dijuluki Shadiq karena mencegah diri dari ikut serta dalam pemebrontakan-pemberontakan pada masanya. Sebab, orang yang pada masa itu merekrut orang-orang disekitarnya dan menggerakkan meraka untuk bangkit melawan pemerintah, disebut Kadzdzab (pembohong).<ref>Lihat: Paketci, ''Ja'far Shadiq as, Imam'', hlm. 181</ref> Pada periode para Imam masa itu, julukan ini digunakan untuk Imam Shadiq as.<ref>Paketchi, ''Ja'far Shadiq, Imam'', hlm. 181</ref>


Beberapa ulama [[Ahlusunnah]] seperti Malik bin Anas, Ahmad bin Hanbal dan Jahizh juga menyebut Imam Shadiq dengan julukan ini.<ref>Paketchi, ''Ja'far Shadiq, Imam'', hlm. 181</ref>
Beberapa ulama [[Ahlusunah]] seperti Malik bin Anas, Ahmad bin Hanbal dan Jahizh juga menyebut Imam Shadiq dengan julukan ini.<ref>Paketchi, ''Ja'far Shadiq, Imam'', hlm. 181</ref>


==Biografi Kehidupan==
==Biografi Kehidupan==
Baris 81: Baris 81:


===Istri dan Keturunan===
===Istri dan Keturunan===
[[Syaikh Mufid]] menyebutkan 10 anak keturunan dan beberapa istri untuk Imam Shadiq as.<ref>Lihat: Mufid, ''al-Irsyad'', jld. 2, hlm. 209</ref>
[[Syekh Mufid]] menyebutkan 10 anak keturunan dan beberapa istri untuk Imam Shadiq as.<ref>Lihat: Mufid, ''al-Irsyad'', jld. 2, hlm. 209</ref>
{| class="wikitable" style="text-align: center; background-color:#F1F9DC; width:100%; border-radius:4px; align:center !important; margin:auto "
{| class="wikitable" style="text-align: center; background-color:#F1F9DC; width:100%; border-radius:4px; align:center !important; margin:auto "
|-
|-
Baris 90: Baris 90:
|Fatimah|| Putri Husain bin Ali bin Husain as|| Ismail, [[Abdullah al-Afthah]] dan [[Ummu Farwah]]|| Setalah ayahnya meninggal, Abdullah mengaku imam dan para pengikutnya disebut kelompok Fathahiyah.<ref>Syahristani, ''Milal wa Nihal'', jld. 1, hlm. 148</ref> Ismail meninggal dunia pada masa kehidupan Imam Shadiq as, tetapi sejumlah orang tidak menerima kematiannya dan membentuk kelompok [[Ismailiyah]].<ref>Asy'ari, ''al-Maqalat wa al-Firaq'', hlm. 213, 214</ref>
|Fatimah|| Putri Husain bin Ali bin Husain as|| Ismail, [[Abdullah al-Afthah]] dan [[Ummu Farwah]]|| Setalah ayahnya meninggal, Abdullah mengaku imam dan para pengikutnya disebut kelompok Fathahiyah.<ref>Syahristani, ''Milal wa Nihal'', jld. 1, hlm. 148</ref> Ismail meninggal dunia pada masa kehidupan Imam Shadiq as, tetapi sejumlah orang tidak menerima kematiannya dan membentuk kelompok [[Ismailiyah]].<ref>Asy'ari, ''al-Maqalat wa al-Firaq'', hlm. 213, 214</ref>
|-
|-
|Istri-istri yang lain|| - || Abbas, Ali, Asma dan Fatimah|| Menurut Syaikh Mufid masing-masing dari keturunan ini lahir dari seorang budak (Ummu Walad).<ref>Lihat: Mufid, ''al-Irsyad'', jld. 2, hlm. 209</ref>
|Istri-istri yang lain|| - || Abbas, Ali, Asma dan Fatimah|| Menurut Syekh Mufid masing-masing dari keturunan ini lahir dari seorang budak (Ummu Walad).<ref>Lihat: Mufid, ''al-Irsyad'', jld. 2, hlm. 209</ref>
|-
|-
|}
|}
Baris 105: Baris 105:
===Sikap Terhadap Kelompok Ghulat===
===Sikap Terhadap Kelompok Ghulat===
Selama masa Imam Baqir as dan Imam Shadiq as, aktifitas kelompok Ghulat meningkat.<ref>Ja'fariyan, ''Hayate Fikri-Siyasi Imamane Syiah'', hlm. 407</ref> Mereka menetapkan status [[Tuhan]] untuk [[para Imam]] atau menganggap mereka sebagai Nabi. Imam Shadiq as menolak keras pemikiran Ghulat dan melarang orang-orang untuk berhubungan erat dengan mereka <ref>Ja'fariyan, ''Hayate Fikri-Siyasi Imamane Syiah'', hlm. 407, 408</ref> serta menganggap mereka fasik, kafir, dan musyrik. <ref>Kasyi, ''Rijal Kasyi'', hlm. 300</ref> Dalam sebuah hadits mengenai kelompok Ghulat, ia menyarankan kepada kaum Syiah: "Jangan bergaul dengan mereka, jangan makan, jangan minum dan jangan berjabat tangan." <ref>Kasyi, ''Rijal Kasyi'', hlm. 297</ref>  
Selama masa Imam Baqir as dan Imam Shadiq as, aktifitas kelompok Ghulat meningkat.<ref>Ja'fariyan, ''Hayate Fikri-Siyasi Imamane Syiah'', hlm. 407</ref> Mereka menetapkan status [[Tuhan]] untuk [[para Imam]] atau menganggap mereka sebagai Nabi. Imam Shadiq as menolak keras pemikiran Ghulat dan melarang orang-orang untuk berhubungan erat dengan mereka <ref>Ja'fariyan, ''Hayate Fikri-Siyasi Imamane Syiah'', hlm. 407, 408</ref> serta menganggap mereka fasik, kafir, dan musyrik. <ref>Kasyi, ''Rijal Kasyi'', hlm. 300</ref> Dalam sebuah hadits mengenai kelompok Ghulat, ia menyarankan kepada kaum Syiah: "Jangan bergaul dengan mereka, jangan makan, jangan minum dan jangan berjabat tangan." <ref>Kasyi, ''Rijal Kasyi'', hlm. 297</ref>  
Imam Shadiq as memperingatkan kaum Syiah tentang kaum muda: "Hati-hati jangan sampai kaum Ghulat merusak kaum muda kalian. Mereka adalah musuh terburuk Allah, mereka mengecilkan Allah dan menganggap tuhan hamba-hamba  Allah."<ref>Syaikh Thusi, ''Amali'', hlm.650</ref>
Imam Shadiq as memperingatkan kaum Syiah tentang kaum muda: "Hati-hati jangan sampai kaum Ghulat merusak kaum muda kalian. Mereka adalah musuh terburuk Allah, mereka mengecilkan Allah dan menganggap tuhan hamba-hamba  Allah."<ref>Syekh Thusi, ''Amali'', hlm.650</ref>


==Kegiatan Ilmiah==
==Kegiatan Ilmiah==
Baris 114: Baris 114:
Karena penukilan riwayat terkait masalah fikih dan teologi lebih banyak dari Imam Shadiq as, maka mazhab Syiah disebut dengan Mazhab Ja'fari. <ref>Syahidi, ''Zindigani Imam Shadiq'', hlm. 61</ref> Saat ini, Imam Shadiq as dikenal sebagai kepala Mazhab Ja'fari.<ref>[http://old.ido.ir/a.aspx?a=1392060904 ''Imam Shadiq kepala Mazhab Ja'fari'', situs Sazman Tablighati Islami, tanggal diakses 9 Syahriwar 1392 HS, tanggal dikunjungi 10 Aban 1396 HS]</ref>
Karena penukilan riwayat terkait masalah fikih dan teologi lebih banyak dari Imam Shadiq as, maka mazhab Syiah disebut dengan Mazhab Ja'fari. <ref>Syahidi, ''Zindigani Imam Shadiq'', hlm. 61</ref> Saat ini, Imam Shadiq as dikenal sebagai kepala Mazhab Ja'fari.<ref>[http://old.ido.ir/a.aspx?a=1392060904 ''Imam Shadiq kepala Mazhab Ja'fari'', situs Sazman Tablighati Islami, tanggal diakses 9 Syahriwar 1392 HS, tanggal dikunjungi 10 Aban 1396 HS]</ref>


Pada tahun 1378 H, Syaikh Mahmud Syaltot, kepala Universitas al-Azhar Mesir, dalam korespondensi dengan [[Ayatullah Burujerdi]] mengakui mazhab Ja'fari sebagai mazhab resmi dan secara syar'i membolehkan beramal dengannya. <ref>Bi Azar Syirazi, ''Hambastigi Madzahib Islami'', hlm. 344</ref><ref>[http://taghrib.org/farsi/pages/rowad.php?rid=43 ''Syaikh Syaltot'' Situs Majma' Jahani Taqrib Madzahib Islami]</ref> <ref>"Fatwa bersejarah Syaikh Syaltot mufti besar ulama sunni dan kepala Universitas Al Azhar Mesir", beberapa pelajaran dari mazhab Islam, no.3, 1338</ref>
Pada tahun 1378 H, Syekh Mahmud Syaltot, kepala Universitas al-Azhar Mesir, dalam korespondensi dengan [[Ayatullah Burujerdi]] mengakui mazhab Ja'fari sebagai mazhab resmi dan secara syar'i membolehkan beramal dengannya. <ref>Bi Azar Syirazi, ''Hambastigi Madzahib Islami'', hlm. 344</ref><ref>[http://taghrib.org/farsi/pages/rowad.php?rid=43 ''Syekh Syaltot'' Situs Majma' Jahani Taqrib Madzahib Islami]</ref> <ref>"Fatwa bersejarah Syekh Syaltot mufti besar ulama sunni dan kepala Universitas Al Azhar Mesir", beberapa pelajaran dari mazhab Islam, no.3, 1338</ref>


===Dialog Ilmiah===
===Dialog Ilmiah===
Dalam teks-teks hadis [[Syiah]] telah disebutkan perdebatan dan dialog antara Imam Shadiq as dan para teolog dari agama lain, serta beberapa orang yang mengingkari keberadaan [[Tuhan]]. <ref>Misalnya, lihat: Kulaini, ''Ushul Kafi'', jld. 1, hlm. 79, 80, 171-173; Syaikh Mufid, ''al-Ikhtishash'', hlm. 189-190</ref> Dalam beberapa perdebatan, murid-murid Imam Shadiq yang memiliki keahlian dalam bidang tertentu, melakukan perdebatan dengan orang lain dengan dihadiri beliau.  Dalam pertemuan-pertemuan ini, Imam Shadiq as mengawasi perdebatan dan kadang-kadang ikut campur dalam perdebatan tersebut.<ref>Lihat: Kulaini, ''Ushul Kafi'', jld. 1, hlm. 171-173</ref> Misalnya, dalam sebuah dialog dengan seorang alim dari Syam yang meminta debat dengan para murid Imam Shadiq as, Imam meminta Hisyam bin Salim untuk berdialog dengannya dalam masalah teologi. <ref>Lihat: Kulaini, ''Ushul Kafi'', jld. 1, hlm. 171-173</ref> Imam juga meminta orang yang akan berdebat dengannya untuk berdiskusi dahulu dengan murid-muridnya dalam bidang apa saja yang dia mau, dan jika dia mengalahkan mereka, Imam sendiri akan berdiskusi dengannya. Orang itu mengadakan perdebatan di bidang [[Alquran]] dengan [[Humran bin A'yan]], di bidang sastra Arab dengan [[Aban bin Taghlib]] dan di bidang teologi dengan [[Mukmin al-Thaq]] dan Hisyam bin Salim, dan akhirnya ia terkalahkan.<ref>Kasyi, ''Rijal Kasyi'', hlm. 275-277</ref>
Dalam teks-teks hadis [[Syiah]] telah disebutkan perdebatan dan dialog antara Imam Shadiq as dan para teolog dari agama lain, serta beberapa orang yang mengingkari keberadaan [[Tuhan]]. <ref>Misalnya, lihat: Kulaini, ''Ushul Kafi'', jld. 1, hlm. 79, 80, 171-173; Syekh Mufid, ''al-Ikhtishash'', hlm. 189-190</ref> Dalam beberapa perdebatan, murid-murid Imam Shadiq yang memiliki keahlian dalam bidang tertentu, melakukan perdebatan dengan orang lain dengan dihadiri beliau.  Dalam pertemuan-pertemuan ini, Imam Shadiq as mengawasi perdebatan dan kadang-kadang ikut campur dalam perdebatan tersebut.<ref>Lihat: Kulaini, ''Ushul Kafi'', jld. 1, hlm. 171-173</ref> Misalnya, dalam sebuah dialog dengan seorang alim dari Syam yang meminta debat dengan para murid Imam Shadiq as, Imam meminta Hisyam bin Salim untuk berdialog dengannya dalam masalah teologi. <ref>Lihat: Kulaini, ''Ushul Kafi'', jld. 1, hlm. 171-173</ref> Imam juga meminta orang yang akan berdebat dengannya untuk berdiskusi dahulu dengan murid-muridnya dalam bidang apa saja yang dia mau, dan jika dia mengalahkan mereka, Imam sendiri akan berdiskusi dengannya. Orang itu mengadakan perdebatan di bidang [[Alquran]] dengan [[Humran bin A'yan]], di bidang sastra Arab dengan [[Aban bin Taghlib]] dan di bidang teologi dengan [[Mukmin al-Thaq]] dan Hisyam bin Salim, dan akhirnya ia terkalahkan.<ref>Kasyi, ''Rijal Kasyi'', hlm. 275-277</ref>


Ahmad bin Ali Thabrisi dalam buku ''al-Ihtijaj'' telah mengumpulkan serangkaian perdebatan Imam Shadiq as, beberapa di antaranya adalah:
Ahmad bin Ali Thabrisi dalam buku ''al-Ihtijaj'' telah mengumpulkan serangkaian perdebatan Imam Shadiq as, beberapa di antaranya adalah:
Baris 153: Baris 153:
Selain pada dekade ketiga abad kedua hijriah, yang bertepatan dengan runtuhnya Kekhalifahan bani Umayyah,  para khalifah Bani Umayyah dan Abbasiyah selalu mengamati aktivitas Imam Shadiq as dan para pengikutnya. Tekanan-tekanan politik pada akhir-akhir kehidupan Imam Shadiq as lebih besar dibanding sebelumnya. <ref>Ja'farian, ''Hayate Fikri-Siyasi Imamane Syiah'', hlm. 435</ref> Menurut beberapa riwayat, para tentara Mansur Dawaniqi mengidentifikasi dan membunuh mereka yang berhubungan dengan Syiah Imam Shadiq as. Karena itu, Imam Shadiq as dan para pengikutnya menggunakan metode [[Taqiyah]]. <ref>Ja'farian, ''Hayate Fikri-Siyasi Imamane Syiah'', hlm. 435</ref>
Selain pada dekade ketiga abad kedua hijriah, yang bertepatan dengan runtuhnya Kekhalifahan bani Umayyah,  para khalifah Bani Umayyah dan Abbasiyah selalu mengamati aktivitas Imam Shadiq as dan para pengikutnya. Tekanan-tekanan politik pada akhir-akhir kehidupan Imam Shadiq as lebih besar dibanding sebelumnya. <ref>Ja'farian, ''Hayate Fikri-Siyasi Imamane Syiah'', hlm. 435</ref> Menurut beberapa riwayat, para tentara Mansur Dawaniqi mengidentifikasi dan membunuh mereka yang berhubungan dengan Syiah Imam Shadiq as. Karena itu, Imam Shadiq as dan para pengikutnya menggunakan metode [[Taqiyah]]. <ref>Ja'farian, ''Hayate Fikri-Siyasi Imamane Syiah'', hlm. 435</ref>


Imam Shadiq as menasehati Sufyan Tsauri yang datang menemuinya untuk pergi darinya karena mereka bedua telah diintai oleh pemerintah. <ref>Ibnu Syahr Asyub, ''Manaqib Al Abi Thalib'', jld. 4, hlm. 248</ref> Dalam hadis lain, Imam Shadiq as meminta [[Aban bin Taghlib]] untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan masyarakat terkait [[fikih]] dengan menukil pandangan-pandangan ulama [[Ahlusunnah]] demi menghindari masalah yang tidak diinginkan. <ref>''Rijal Kasyi'', hlm. 330</ref> Ada juga riwayat-riwayat dari Imam Shadiq as yang menekankan Taqiyah. Pada beberapa riwayat-riwayat tersebut, Taqiyah ditempatkan pada posisi yang sejajar dengan [[salat]]. <ref>Fattal Nisyaburi, ''Raudhah al-Wa'izhin'', jld. 2, hlm. 293</ref>
Imam Shadiq as menasehati Sufyan Tsauri yang datang menemuinya untuk pergi darinya karena mereka bedua telah diintai oleh pemerintah. <ref>Ibnu Syahr Asyub, ''Manaqib Al Abi Thalib'', jld. 4, hlm. 248</ref> Dalam hadis lain, Imam Shadiq as meminta [[Aban bin Taghlib]] untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan masyarakat terkait [[fikih]] dengan menukil pandangan-pandangan ulama [[Ahlusunah]] demi menghindari masalah yang tidak diinginkan. <ref>''Rijal Kasyi'', hlm. 330</ref> Ada juga riwayat-riwayat dari Imam Shadiq as yang menekankan Taqiyah. Pada beberapa riwayat-riwayat tersebut, Taqiyah ditempatkan pada posisi yang sejajar dengan [[salat]]. <ref>Fattal Nisyaburi, ''Raudhah al-Wa'izhin'', jld. 2, hlm. 293</ref>


==Karakteristik-karakteriktik Akhlak==
==Karakteristik-karakteriktik Akhlak==
Baris 167: Baris 167:
*Ditunjukkannya Kubur Imam Ali as
*Ditunjukkannya Kubur Imam Ali as


Dalam beberapa riwayat disebutkan ziarah-ziarah Imam Shadiq as ke makan Imam Ali as. <ref>Misalnya lihat: Syaikh Thusi, ''Tahdzib al-Ahkam'', jld. 6, hlm. 35 dan 36</ref> Ia menunjukkan kuburan Imam Ali as, yang sebelumnya tersembunyi, kepada para pengikutnya. Menurut [[Kulaini]], Imam pernah membawa Yazid bin Amr bin Talhah ke satu tempat antara Hirah dan Najaf dan menunjukkan kepadanya makam Imam Ali as. <ref>Lihat: Kulaini, ''Kafi'', jld. 4, hlm.571</ref> [[Syaikh Thusi]] juga mengatakan: Imam Shadiq as datang ke makam Imam Ali as melakukan [[salat]] dan memberi tahu Yunus bin Zhabyan: Ini adalah makam Amirul Mukminin.<ref>Lihat: Syaikh Thusi, ''Tahdzib al-Ahkam'', jld. 6, hlm. 35 dan 36</ref>
Dalam beberapa riwayat disebutkan ziarah-ziarah Imam Shadiq as ke makan Imam Ali as. <ref>Misalnya lihat: Syekh Thusi, ''Tahdzib al-Ahkam'', jld. 6, hlm. 35 dan 36</ref> Ia menunjukkan kuburan Imam Ali as, yang sebelumnya tersembunyi, kepada para pengikutnya. Menurut [[Kulaini]], Imam pernah membawa Yazid bin Amr bin Talhah ke satu tempat antara Hirah dan Najaf dan menunjukkan kepadanya makam Imam Ali as. <ref>Lihat: Kulaini, ''Kafi'', jld. 4, hlm.571</ref> [[Syekh Thusi]] juga mengatakan: Imam Shadiq as datang ke makam Imam Ali as melakukan [[salat]] dan memberi tahu Yunus bin Zhabyan: Ini adalah makam Amirul Mukminin.<ref>Lihat: Syekh Thusi, ''Tahdzib al-Ahkam'', jld. 6, hlm. 35 dan 36</ref>


==Murid-Murid dan Perawi-Perawi==
==Murid-Murid dan Perawi-Perawi==
{{Anggota Ijma'}}
{{Anggota Ijma'}}
[[Syaikh Thusi]] dalam rijalnya menyebutkan sekitar 3200  perawi untuk Imam Shadiq as. <ref>Thusi, ''Ikhtiyar Ma'rifat al-Rijal'', jld. 2, hlm. 419-679</ref> [[Syaikh Mufid]] dalam buku ''[[al-Irsyad]]'' mencatat jumlah perawi Imam 4000 orang. <ref>Lihat: Mufid, ''al-Irsyad'', jld. 2, hlm. 254</ref> Dikatakan bahwa Ibnu Uqdah memiliki sebuah buku khusus tentang perawi-perawi Imam shadiq as yang didalamnya disebutkan nama 4000 perawi.<ref>Muhaddis Qummi, ''al-Kuna wa al-Alqab'', jld. 1, hlm. 358</ref>  
[[Syekh Thusi]] dalam rijalnya menyebutkan sekitar 3200  perawi untuk Imam Shadiq as. <ref>Thusi, ''Ikhtiyar Ma'rifat al-Rijal'', jld. 2, hlm. 419-679</ref> [[Syekh Mufid]] dalam buku ''[[al-Irsyad]]'' mencatat jumlah perawi Imam 4000 orang. <ref>Lihat: Mufid, ''al-Irsyad'', jld. 2, hlm. 254</ref> Dikatakan bahwa Ibnu Uqdah memiliki sebuah buku khusus tentang perawi-perawi Imam shadiq as yang didalamnya disebutkan nama 4000 perawi.<ref>Muhaddis Qummi, ''al-Kuna wa al-Alqab'', jld. 1, hlm. 358</ref>  


Sebagian besar penulis ''Ushul Arbau Miah'' (empat ratus prinsip Syi'ah) telah menjadi murid Imam Shadiq as. <ref>Paketci, ''Ja'far Shadiq, Imam'', 187</ref> Dibandingkan dengan para imam lainnya, Imam Shadiq memiliki murid terbanyak dari kalangan [[anggota Ijma']] yang merupakan perawi paling dipercaya dari para imam. <ref>Paketci, ''Ja'far Shadiq, Imam'', 187</ref> Beberapa murid paling terkenal dari Imam Sadiq as adalah:
Sebagian besar penulis ''Ushul Arbau Miah'' (empat ratus prinsip Syi'ah) telah menjadi murid Imam Shadiq as. <ref>Paketci, ''Ja'far Shadiq, Imam'', 187</ref> Dibandingkan dengan para imam lainnya, Imam Shadiq memiliki murid terbanyak dari kalangan [[anggota Ijma']] yang merupakan perawi paling dipercaya dari para imam. <ref>Paketci, ''Ja'far Shadiq, Imam'', 187</ref> Beberapa murid paling terkenal dari Imam Sadiq as adalah:
Baris 191: Baris 191:
Dari riwayat yang dikutip Kasyi mengenai debat murid-murid Imam Shadiq as, dapat disimpulkan bahwa beberapa muridnya berspesialisasi dalam bidang khusus. <ref>Paketci, ''Ja'far Shadiq, Imam'', 199</ref> Menurut riwayat ini, Humran bin A'yan berspesialisasi dalam ilmu-ilmu Alquran, [[Aban bin Taghlib]] dalam sastra Arab, Zurarah dalam [[fikih]], [[Mukmin al-Thaq]] dan Hisyam bin Salim dalam teologi. <ref>Kasyi, ''Rijal Kasyi'', hlm. 275-277</ref> Beberapa murid lain dari Imam Shadiq as yang berspesialisasi dalam teologi adalah Humran bin A'yan, Qais Mashir dan Hisyam bin Hakam. <ref>Paketci, ''Ja'far Shadiq, Imam'', 199</ref>
Dari riwayat yang dikutip Kasyi mengenai debat murid-murid Imam Shadiq as, dapat disimpulkan bahwa beberapa muridnya berspesialisasi dalam bidang khusus. <ref>Paketci, ''Ja'far Shadiq, Imam'', 199</ref> Menurut riwayat ini, Humran bin A'yan berspesialisasi dalam ilmu-ilmu Alquran, [[Aban bin Taghlib]] dalam sastra Arab, Zurarah dalam [[fikih]], [[Mukmin al-Thaq]] dan Hisyam bin Salim dalam teologi. <ref>Kasyi, ''Rijal Kasyi'', hlm. 275-277</ref> Beberapa murid lain dari Imam Shadiq as yang berspesialisasi dalam teologi adalah Humran bin A'yan, Qais Mashir dan Hisyam bin Hakam. <ref>Paketci, ''Ja'far Shadiq, Imam'', 199</ref>


===Ahlusunnah===
===Ahlusunah===
Beberapa ulama dan imam fikih Ahlusunnah telah menjadi murid Imam Shadiq as. Syaikh Shaduq meriwayatkan dari Malik bin Anas bahwa dia telah pergi ke Imam Shadiq as selama beberapa waktu, dan telah mendengarkan hadis darinya. <ref>Shaduq, ''Khishal'', hlm. 168; Shaduq, ''Amali'', hlm. 169; ''Ilal al-Syarayi''', hlm. 234</ref>  Malik bin Anas mengutip hadits dari Imam Shadiq as dalam kitab ''al-Muwatha'''. <ref>Lihat: Malik bin Anas, ''al-Muwatha''', hlm. 10</ref>
Beberapa ulama dan imam fikih Ahlusunah telah menjadi murid Imam Shadiq as. Syekh Shaduq meriwayatkan dari Malik bin Anas bahwa dia telah pergi ke Imam Shadiq as selama beberapa waktu, dan telah mendengarkan hadis darinya. <ref>Shaduq, ''Khishal'', hlm. 168; Shaduq, ''Amali'', hlm. 169; ''Ilal al-Syarayi''', hlm. 234</ref>  Malik bin Anas mengutip hadits dari Imam Shadiq as dalam kitab ''al-Muwatha'''. <ref>Lihat: Malik bin Anas, ''al-Muwatha''', hlm. 10</ref>


Ibnu Hajar Haitami telah menulis bahwa para ulama besar Ahlusunnah, seperti Yahya bin Sa'id, Ibnu Juraih, Malik bin Anas, Sufyan ibn 'Uyainah, Sufyan Tsauri, Abu Hanifah, Syu'bah bin al-Hajjaj dan Ayub Syakhtiyani telah meriwayatkan hadis dari Imam Shadiq as. <ref>Ibnu Hajar al-Haitami, ''al-Shawa'iq al-Muhriqah'', jld. 2, hlm. 586</ref> Dalam buku ''al-Aimmah al-Arbaah'' (empat imam), kehadiran Malik bin Anas di Madinah dan pemanfaatan pelajaran Imam Shadiq as telah dihitung sebagai faktor dalam pertumbuhan keilmuannya.<ref>Syuk'ah, ''al-Aimmah al-Arba'ah'', jld. 2, hlm. 8</ref>
Ibnu Hajar Haitami telah menulis bahwa para ulama besar Ahlusunah, seperti Yahya bin Sa'id, Ibnu Juraih, Malik bin Anas, Sufyan ibn 'Uyainah, Sufyan Tsauri, Abu Hanifah, Syu'bah bin al-Hajjaj dan Ayub Syakhtiyani telah meriwayatkan hadis dari Imam Shadiq as. <ref>Ibnu Hajar al-Haitami, ''al-Shawa'iq al-Muhriqah'', jld. 2, hlm. 586</ref> Dalam buku ''al-Aimmah al-Arbaah'' (empat imam), kehadiran Malik bin Anas di Madinah dan pemanfaatan pelajaran Imam Shadiq as telah dihitung sebagai faktor dalam pertumbuhan keilmuannya.<ref>Syuk'ah, ''al-Aimmah al-Arba'ah'', jld. 2, hlm. 8</ref>


==Hadis-Hadis Masyhur==
==Hadis-Hadis Masyhur==
Baris 200: Baris 200:
*Hadits dari Tauhid Mufadhal: Tauhid Mufadhal adalah sebuah hadis panjang yang didektikan oleh Imam Shadiq kepada Mufadhal bin Umar dalam empat sesi pertemuan.<ref>Lihat: Mufadhal bin Umar, ''Tauhid Mufadhal'', terjemahan Mirzai, 1373 HS</ref> Dalam hadis ini dibicarakan persoalan-persoalan seperti penciptaan alam semesta, penciptaan manusia, keajaiban-keajaiban dunia binatang, keajaiban-keajaiban langit dan bumi, hakikat kematian dan filosofi penciptaan manusia. <ref>Lihat: Mufadhal bin Umar, ''Tauhid Mufadhal'', 1373 HS</ref>
*Hadits dari Tauhid Mufadhal: Tauhid Mufadhal adalah sebuah hadis panjang yang didektikan oleh Imam Shadiq kepada Mufadhal bin Umar dalam empat sesi pertemuan.<ref>Lihat: Mufadhal bin Umar, ''Tauhid Mufadhal'', terjemahan Mirzai, 1373 HS</ref> Dalam hadis ini dibicarakan persoalan-persoalan seperti penciptaan alam semesta, penciptaan manusia, keajaiban-keajaiban dunia binatang, keajaiban-keajaiban langit dan bumi, hakikat kematian dan filosofi penciptaan manusia. <ref>Lihat: Mufadhal bin Umar, ''Tauhid Mufadhal'', 1373 HS</ref>
*Hadis Inwan Basri: Dalam hadis Inwan Basri, Imam Shadiq  as  setelah mendefinisikan ibadah, menyampaikan  perintah-perintah praktis di bidang pelatihan jiwa, bersabar dan menuntut ilmu kepada seseorang yang bernama Inwan Basri.<ref>Majlisi, ''Bihar al-Anwar'', jld. 1, hlm. 224-226</ref>
*Hadis Inwan Basri: Dalam hadis Inwan Basri, Imam Shadiq  as  setelah mendefinisikan ibadah, menyampaikan  perintah-perintah praktis di bidang pelatihan jiwa, bersabar dan menuntut ilmu kepada seseorang yang bernama Inwan Basri.<ref>Majlisi, ''Bihar al-Anwar'', jld. 1, hlm. 224-226</ref>
*Maqbulah Umar bin Hanzalah: <ref>Lihat:Kulaini, ''Kafi'', jld.1, hlm.67</ref> Sebagian [[fukaha]] Syiah telah mengambil beberapa standar dari hadis ini untuk menyelesaikan konflik di antara riwayat-riwayat. <ref>Misalanya lihat: Syaikh Anshari, ''Faraid al-Ushul'', jld. 4, hlm. 59-60</ref> Para pendukung teori [[wilayatul faqih]] dalam membuktikan teorinya bersandar kepada hadits ini.<ref>Misalnya lihat: Imam Khomaini, ''al-hukumah al-Islamiyah'', hlm. 115-121; Mishbah Yazdi, ''Nigahi Guzara be Nazariyah Walayate Faqih'', hlm.100</ref>
*Maqbulah Umar bin Hanzalah: <ref>Lihat:Kulaini, ''Kafi'', jld.1, hlm.67</ref> Sebagian [[fukaha]] Syiah telah mengambil beberapa standar dari hadis ini untuk menyelesaikan konflik di antara riwayat-riwayat. <ref>Misalanya lihat: Syekh Anshari, ''Faraid al-Ushul'', jld. 4, hlm. 59-60</ref> Para pendukung teori [[wilayatul faqih]] dalam membuktikan teorinya bersandar kepada hadits ini.<ref>Misalnya lihat: Imam Khomaini, ''al-hukumah al-Islamiyah'', hlm. 115-121; Mishbah Yazdi, ''Nigahi Guzara be Nazariyah Walayate Faqih'', hlm.100</ref>


==Pandangan Ahlusunnah Mengenai Imam Shadiq as==
==Pandangan Ahlusunah Mengenai Imam Shadiq as==
Imam Shadiq as memiliki kedudukan tinggi di sisi para pembesar [[Ahlusunnah]]. Abu Hanifah salah seorang dari para pemimpin Sunni menganggap Imam Shadiq sebagai orang yang paling [[fakih]] dan paling berpengetahuan di kalangan [[Muslim]].<ref>Dzahabi, ''Tadzkirah al-Huffazh'', jld. 1, hlm. 126</ref> Menurut Ibnu Abil Hadid, ulama Sunni seperti Abu Hanifah, Ahmad bin Hanbal dan Syafii adalah murid langsung atau tidak langsung dari Imam Shadiq as, dan oleh karena itu fikih Ahlusunah berakar dari fikih Syiah.<ref>Ibnu Abil Hadid, ''Syarh Nahjul Balaghah'', jld. 1, hlm. 18</ref> Dengan semua ini, dalam fikih Ahlusunnah, meskipun perhatian besar telah diberikan kepada [[fukaha]] kontemporer Imam Shadiq as seperti Auza'i dan Sufyan Tsauri, namun pandangan-pandangan Imam belum diperhitungkan.<ref>Paketci, ''Ja'far Shadiq, Imam'', hlm. 206</ref> Oleh karena itu, beberapa ulama Syiah seperti [[Sayid Murtadha]] telah mengkritik ulama Ahlusunnah. <ref>Paketci, ''Ja'far Shadiq, Imam'', hlm. 206</ref>
Imam Shadiq as memiliki kedudukan tinggi di sisi para pembesar [[Ahlusunah]]. Abu Hanifah salah seorang dari para pemimpin Sunni menganggap Imam Shadiq sebagai orang yang paling [[fakih]] dan paling berpengetahuan di kalangan [[Muslim]].<ref>Dzahabi, ''Tadzkirah al-Huffazh'', jld. 1, hlm. 126</ref> Menurut Ibnu Abil Hadid, ulama Sunni seperti Abu Hanifah, Ahmad bin Hanbal dan Syafii adalah murid langsung atau tidak langsung dari Imam Shadiq as, dan oleh karena itu fikih Ahlusunah berakar dari fikih Syiah.<ref>Ibnu Abil Hadid, ''Syarh Nahjul Balaghah'', jld. 1, hlm. 18</ref> Dengan semua ini, dalam fikih Ahlusunah, meskipun perhatian besar telah diberikan kepada [[fukaha]] kontemporer Imam Shadiq as seperti Auza'i dan Sufyan Tsauri, namun pandangan-pandangan Imam belum diperhitungkan.<ref>Paketci, ''Ja'far Shadiq, Imam'', hlm. 206</ref> Oleh karena itu, beberapa ulama Syiah seperti [[Sayid Murtadha]] telah mengkritik ulama Ahlusunah. <ref>Paketci, ''Ja'far Shadiq, Imam'', hlm. 206</ref>


==Kesyahidan==
==Kesyahidan==
[[Syaikh Shaduq]] telah menyatakan bahwa Imam Shadiq as [[Mati Syahid|mati syahid]] karena racun yang diberikan kepadanya atas perintah Mansur Dawaniqi. <ref>Ibnu Babawaih, ''I'tiqadat al-Imamamiyah'', hlm. 98</ref>  
[[Syekh Shaduq]] telah menyatakan bahwa Imam Shadiq as [[Mati Syahid|mati syahid]] karena racun yang diberikan kepadanya atas perintah Mansur Dawaniqi. <ref>Ibnu Babawaih, ''I'tiqadat al-Imamamiyah'', hlm. 98</ref>  
Ibnu Syahr Asyub di dalam ''al-Manaqib'' dan penulis buku ''Dalail al-Imamah'' juga menyatakan pendapat yang sama . <ref>Ibnu Syahr Asyub, ''Manaqib Al Abi Thalib'', jld. 4, hlm. 280; Muhammad bin Jarir Thabari, ''Dalail al-Imamah'', hlm. 246; Sayid Ibnu Thawus, ''Iqbal al-A'mal'', jld. 1, hlm. 214</ref> Sebaliknya, [[Syaikh Mufid]] berkeyakinan bahwa tidak ada bukti pasti tentang bagaimana kesyahidan Imam. <ref>Mufid, ''Tashhih I'tiqadat al-Imamiyah'', hlm. 131 dan 132</ref>
Ibnu Syahr Asyub di dalam ''al-Manaqib'' dan penulis buku ''Dalail al-Imamah'' juga menyatakan pendapat yang sama . <ref>Ibnu Syahr Asyub, ''Manaqib Al Abi Thalib'', jld. 4, hlm. 280; Muhammad bin Jarir Thabari, ''Dalail al-Imamah'', hlm. 246; Sayid Ibnu Thawus, ''Iqbal al-A'mal'', jld. 1, hlm. 214</ref> Sebaliknya, [[Syekh Mufid]] berkeyakinan bahwa tidak ada bukti pasti tentang bagaimana kesyahidan Imam. <ref>Mufid, ''Tashhih I'tiqadat al-Imamiyah'', hlm. 131 dan 132</ref>


===Wasiat Imam Shadiq as===
===Wasiat Imam Shadiq as===
Baris 258: Baris 258:
*Fadhil Miqdad, Miqdad bin Abdullah. ''Irsyad al-Thalibin ila Nahj al-Mustarsyidin''. Peneliti: Mahdi Rajai. Qom: Perpustakaan Ayatullah aal-Uzma Mar'asyi Najafi, 1405 H.
*Fadhil Miqdad, Miqdad bin Abdullah. ''Irsyad al-Thalibin ila Nahj al-Mustarsyidin''. Peneliti: Mahdi Rajai. Qom: Perpustakaan Ayatullah aal-Uzma Mar'asyi Najafi, 1405 H.
*Fattal Naisyaburi, Muhammad bin Ahmad. ''Raudhah al-Wā'izhin wa Bshirah al-Mutta'izhin''. Qom: Intisyarat Radhi, cet. I, 1375 HS.
*Fattal Naisyaburi, Muhammad bin Ahmad. ''Raudhah al-Wā'izhin wa Bshirah al-Mutta'izhin''. Qom: Intisyarat Radhi, cet. I, 1375 HS.
*Haidar, Asad. ''Imam Shadiq wa Madzahib Ahlisunnat'' (Imam Shadiq dan mazhab-mazhab Ahlusunnah). Terjemahan Muhammad Husain Saranjam dkk. Qom: penerbit Universitas Adyan wa Madzahib Qom, 1390 HS.
*Haidar, Asad. ''Imam Shadiq wa Madzahib Ahlisunnat'' (Imam Shadiq dan mazhab-mazhab Ahlusunah). Terjemahan Muhammad Husain Saranjam dkk. Qom: penerbit Universitas Adyan wa Madzahib Qom, 1390 HS.
*Ibnu Abi al-Hadid, Abdul Hamid Hibatullah. ''Syarh Nahjul Balaghah''. Qom: Maktabah Ayatullah Mara'asyi Najafi, 1385 HS.
*Ibnu Abi al-Hadid, Abdul Hamid Hibatullah. ''Syarh Nahjul Balaghah''. Qom: Maktabah Ayatullah Mara'asyi Najafi, 1385 HS.
*Ibnu Hajar al-Haitami, Ahmad bin Muhammad. ''Al-Shawāiq al-Muhriqah ala Ahli al-Rafdh wa al-Dhalal wa al-Zindiqah''. Peneliti: Abdurrahman bin Abdullah al-Turki. Beirut: Muassasah al-Risalah, 1417 H.
*Ibnu Hajar al-Haitami, Ahmad bin Muhammad. ''Al-Shawāiq al-Muhriqah ala Ahli al-Rafdh wa al-Dhalal wa al-Zindiqah''. Peneliti: Abdurrahman bin Abdullah al-Turki. Beirut: Muassasah al-Risalah, 1417 H.
Baris 273: Baris 273:
*Mishah Yazdi, Muhammad Taqi. ''Negahi Guzara be Nazariyah Wilayate Faqih'' (Pandangan global terhadap teori wilayatul faqih). Qom: penerbit yayasan pembelajaran dan penelitian Imam Khomaini, cet. XXVI, 1391 HS.
*Mishah Yazdi, Muhammad Taqi. ''Negahi Guzara be Nazariyah Wilayate Faqih'' (Pandangan global terhadap teori wilayatul faqih). Qom: penerbit yayasan pembelajaran dan penelitian Imam Khomaini, cet. XXVI, 1391 HS.
*Mufadhal bin Umar. ''Tauhid Mufadhal; Keajaiban penciptaan dari lisan Imam Shadiq as''. Terjemahan Najaf Ali Mirzai. Qom: Hijrat, cet. XVIII, 1373 HS.
*Mufadhal bin Umar. ''Tauhid Mufadhal; Keajaiban penciptaan dari lisan Imam Shadiq as''. Terjemahan Najaf Ali Mirzai. Qom: Hijrat, cet. XVIII, 1373 HS.
*Mufid, Muhammad bin Muhammad. ''Al-Ikhtishash''. Peneliti: Ali Akbar Ghaffari dan Mahmud Mahrami Zarandi. Qom: al-Mu'tamar al-Alami li Alfiah al-Syaikh al-Mufid, cet. I, 1413 H.
*Mufid, Muhammad bin Muhammad. ''Al-Ikhtishash''. Peneliti: Ali Akbar Ghaffari dan Mahmud Mahrami Zarandi. Qom: al-Mu'tamar al-Alami li Alfiah al-Syekh al-Mufid, cet. I, 1413 H.
*Mufid, Muhammad bin Muhammad. ''Tashhih al-I'tiqad''. Editor: Husain Dargahi. Qom: al-Mu'tamar al-Alami li Alfiah al-Syaikh al-Mufid, 1413 H.
*Mufid, Muhammad bin Muhammad. ''Tashhih al-I'tiqad''. Editor: Husain Dargahi. Qom: al-Mu'tamar al-Alami li Alfiah al-Syekh al-Mufid, 1413 H.
*Musawi Khomaini, Sayid Ruhullah. ''Al-Hukumah al-Islamiyah''. Teheran: Muassasah Tanzhim wa Nasyr Atsar Imam Khomaini, cet. IX, 1429 H/2008.
*Musawi Khomaini, Sayid Ruhullah. ''Al-Hukumah al-Islamiyah''. Teheran: Muassasah Tanzhim wa Nasyr Atsar Imam Khomaini, cet. IX, 1429 H/2008.
*Muzhaffar, Muhammad Husain. ''Shafahati az Zindigani Imam Ja'far Shadiq'' (Lembaran-lembaran dari biografi Imam Ja'far Shadiq). Terjemahan Sayid Ibrahim Sayid Alawi. Qom: Risalat, cet. II, 1372 HS.
*Muzhaffar, Muhammad Husain. ''Shafahati az Zindigani Imam Ja'far Shadiq'' (Lembaran-lembaran dari biografi Imam Ja'far Shadiq). Terjemahan Sayid Ibrahim Sayid Alawi. Qom: Risalat, cet. II, 1372 HS.
Baris 287: Baris 287:
*Shaduq, Muhammad bin Ali bin Babawaih. ''Al-Khishal''. Peneliti dan editor: Ali Akbar Ghaffari. Qom: Jamiah Mudarrisin, cet. I, 1362 HS.
*Shaduq, Muhammad bin Ali bin Babawaih. ''Al-Khishal''. Peneliti dan editor: Ali Akbar Ghaffari. Qom: Jamiah Mudarrisin, cet. I, 1362 HS.
*Shaduq, Muhammad bin Ali. ''Al-Amali''. Qom: Muassasah al-Bi'tsah, 1417 H.
*Shaduq, Muhammad bin Ali. ''Al-Amali''. Qom: Muassasah al-Bi'tsah, 1417 H.
*Shaduq, Muhammad bin Ali. ''Al-I'tiqādāt''. Qom: al-Mu'tamar al-Alami li Alfiyah al-Syaikh al-Mufid, 1413 H.
*Shaduq, Muhammad bin Ali. ''Al-I'tiqādāt''. Qom: al-Mu'tamar al-Alami li Alfiyah al-Syekh al-Mufid, 1413 H.
*Shaduq, Muhammad bin Ali. ''Kamaluddin wa Tamam al-Ni'mah''. Peneliti: Ali Akbar Ghaffari. Teheran: Dar al-Kutub al-Islamiyah, 1359 HS.
*Shaduq, Muhammad bin Ali. ''Kamaluddin wa Tamam al-Ni'mah''. Peneliti: Ali Akbar Ghaffari. Teheran: Dar al-Kutub al-Islamiyah, 1359 HS.
*Shaduq, Muhammad bin Ali. ''Uyun Akhbār al-Ridha as''. Peneliti: Mahdi Lajuwardi zadeh. Teheran: Intisyarate Jahan, tanpa tahun.
*Shaduq, Muhammad bin Ali. ''Uyun Akhbār al-Ridha as''. Peneliti: Mahdi Lajuwardi zadeh. Teheran: Intisyarate Jahan, tanpa tahun.
Baris 293: Baris 293:
*Syahidi, Sayid Ja'far. ''Zindigani-e Imam Shadiq Ja'far bin Muhammad as'' (Biografi Imam Shadiq Ja'far bin Muhammad). Teheran: Kantor Nasyri Farhangge Islami, 1384 HS.
*Syahidi, Sayid Ja'far. ''Zindigani-e Imam Shadiq Ja'far bin Muhammad as'' (Biografi Imam Shadiq Ja'far bin Muhammad). Teheran: Kantor Nasyri Farhangge Islami, 1384 HS.
*Syahrestani, Muhammad bin Abdul Karim. ''Al-Milal wa al-Nihal''. Peneliti: Amir Ali Mahna da Ali Hasan Fa'ur. Beirut: Dar al-Ma'rifah, 1415 H.
*Syahrestani, Muhammad bin Abdul Karim. ''Al-Milal wa al-Nihal''. Peneliti: Amir Ali Mahna da Ali Hasan Fa'ur. Beirut: Dar al-Ma'rifah, 1415 H.
*Syaikh Anshari, Murtadha bin Muhammad Amin. ''Farāid al-Ushul''. Qom: Mujma' al-Fikr al-Islami, 1419 H.
*Syekh Anshari, Murtadha bin Muhammad Amin. ''Farāid al-Ushul''. Qom: Mujma' al-Fikr al-Islami, 1419 H.
*Syaikh Mahmud Syaltot, situs Majma Jahani Taqrib Madzahib Islami.
*Syekh Mahmud Syaltot, situs Majma Jahani Taqrib Madzahib Islami.
*Syuk'ah, Musthafa. ''Al-Aimmah al-Arba'ah''. Kairo: Dar al-Kitab, cet. IV, 1418 H.
*Syuk'ah, Musthafa. ''Al-Aimmah al-Arba'ah''. Kairo: Dar al-Kitab, cet. IV, 1418 H.
*Thabari, Muhammad bin Jarir Thabari. ''Tarikh Thabari, Tarikh al-Umam wa al-Muluk''. Peneliti: Muhammad Abul Fadhl Ibrahim. Beirut: Rawāih al-Turats al-Arabi, tanpa tahun.
*Thabari, Muhammad bin Jarir Thabari. ''Tarikh Thabari, Tarikh al-Umam wa al-Muluk''. Peneliti: Muhammad Abul Fadhl Ibrahim. Beirut: Rawāih al-Turats al-Arabi, tanpa tahun.
Baris 307: Baris 307:
{{Imamah}}
{{Imamah}}
{{Baqi'}}
{{Baqi'}}
[[Category:Imam Syiah]]
[[Category:Ahlulbait]]
[[Category:Bani Hasyim]]
[[Category:14 Manusia Suci]]
[[Category:Para Maksum]]
[[Category:Dimakamkan di pemakaman Baqi]]
[[Category:Keturunan Imam Baqir]]
[[Category:Imam Syiah]]
[[Category:Ahlulbait]]
[[Category:Bani Hasyim]]
[[Category:14 Manusia Suci]]
[[Category:Para Maksum]]
[[Category:Dimakamkan di pemakaman Baqi]]
[[Category:Keturunan Imam Baqir]]
[[Category:Imam Syiah]]
[[Category:Ahlulbait]]
[[Category:Bani Hasyim]]
[[Category:14 Manusia Suci]]
[[Category:Para Maksum]]
[[Category:Dimakamkan di pemakaman Baqi]]
[[Category:Keturunan Imam Baqir]]
[[Category:Imam Syiah]]
[[Category:Ahlulbait]]
[[Category:Bani Hasyim]]
[[Category:14 Manusia Suci]]
[[Category:Para Maksum]]
[[Category:Dimakamkan di pemakaman Baqi]]
[[Category:Keturunan Imam Baqir]]
[[Category:Imam Syiah]]
[[Category:Ahlulbait]]
[[Category:Bani Hasyim]]
[[Category:14 Manusia Suci]]
[[Category:Para Maksum]]
[[Category:Dimakamkan di pemakaman Baqi]]
[[Category:Keturunan Imam Baqir]]
[[Category:Imam Syiah]]
[[Category:Ahlulbait]]
[[Category:Bani Hasyim]]
[[Category:14 Manusia Suci]]
[[Category:Para Maksum]]
[[Category:Dimakamkan di pemakaman Baqi]]
[[Category:Keturunan Imam Baqir]]
[[Category:Imam Syiah]]
[[Category:Ahlulbait]]
[[Category:Bani Hasyim]]
[[Category:14 Manusia Suci]]
[[Category:Para Maksum]]
[[Category:Dimakamkan di pemakaman Baqi]]
[[Category:Keturunan Imam Baqir]]
[[Category:Imam Syiah]]
[[Category:Ahlulbait]]
[[Category:Bani Hasyim]]
[[Category:14 Manusia Suci]]
[[Category:Para Maksum]]
[[Category:Dimakamkan di pemakaman Baqi]]
[[Category:Keturunan Imam Baqir]]
[[Category:Imam Syiah]]
[[Category:Ahlulbait]]
[[Category:Bani Hasyim]]
[[Category:14 Manusia Suci]]
[[Category:Para Maksum]]
[[Category:Dimakamkan di pemakaman Baqi]]
[[Category:Keturunan Imam Baqir]]
[[Category:Imam Syiah]]
[[Category:Ahlulbait]]
[[Category:Bani Hasyim]]
[[Category:14 Manusia Suci]]
[[Category:Para Maksum]]
[[Category:Dimakamkan di pemakaman Baqi]]
[[Category:Keturunan Imam Baqir]]
[[Category:Imam Syiah]]
[[Category:Ahlulbait]]
[[Category:Bani Hasyim]]
[[Category:14 Manusia Suci]]
[[Category:Para Maksum]]
[[Category:Dimakamkan di pemakaman Baqi]]
[[Category:Keturunan Imam Baqir]]
[[Category:Imam Syiah]]
[[Category:Ahlulbait]]
[[Category:Bani Hasyim]]
[[Category:14 Manusia Suci]]
[[Category:Para Maksum]]
[[Category:Dimakamkan di pemakaman Baqi]]
[[Category:Keturunan Imam Baqir]]
[[Category:Imam Syiah]]
[[Category:Ahlulbait]]
[[Category:Bani Hasyim]]
[[Category:14 Manusia Suci]]
[[Category:Para Maksum]]
[[Category:Dimakamkan di pemakaman Baqi]]
[[Category:Keturunan Imam Baqir]]
[[Category:Imam Syiah]]
[[Category:Ahlulbait]]
[[Category:Bani Hasyim]]
[[Category:14 Manusia Suci]]
[[Category:Para Maksum]]
[[Category:Dimakamkan di pemakaman Baqi]]
[[Category:Keturunan Imam Baqir]]
[[Category:Imam Syiah]]
[[Category:Ahlulbait]]
[[Category:Bani Hasyim]]
[[Category:14 Manusia Suci]]
[[Category:Para Maksum]]
[[Category:Dimakamkan di pemakaman Baqi]]
[[Category:Keturunan Imam Baqir]]
[[Category:Imam Syiah]]
[[Category:Ahlulbait]]
[[Category:Bani Hasyim]]
[[Category:14 Manusia Suci]]
[[Category:Para Maksum]]
[[Category:Dimakamkan di pemakaman Baqi]]
[[Category:Keturunan Imam Baqir]]
[[Category:Imam Syiah]]
[[Category:Ahlulbait]]
[[Category:Bani Hasyim]]
[[Category:14 Manusia Suci]]
[[Category:Para Maksum]]
[[Category:Dimakamkan di pemakaman Baqi]]
[[Category:Keturunan Imam Baqir]]
[[Category:Imam Syiah]]
[[Category:Ahlulbait]]
[[Category:Bani Hasyim]]
[[Category:14 Manusia Suci]]
[[Category:Para Maksum]]
[[Category:Dimakamkan di pemakaman Baqi]]
[[Category:Keturunan Imam Baqir]]
[[Category:Imam Syiah]]
[[Category:Ahlulbait]]
[[Category:Bani Hasyim]]
[[Category:14 Manusia Suci]]
[[Category:Para Maksum]]
[[Category:Dimakamkan di pemakaman Baqi]]
[[Category:Keturunan Imam Baqir]]
[[Category:Imam Syiah]]
[[Category:Ahlulbait]]
[[Category:Bani Hasyim]]
[[Category:14 Manusia Suci]]
[[Category:Para Maksum]]
[[Category:Dimakamkan di pemakaman Baqi]]
[[Category:Keturunan Imam Baqir]]
[[Category:Imam Syiah]]
[[Category:Ahlulbait]]
[[Category:Bani Hasyim]]
[[Category:14 Manusia Suci]]
[[Category:Para Maksum]]
[[Category:Dimakamkan di pemakaman Baqi]]
[[Category:Keturunan Imam Baqir]]
[[Category:Imam Syiah]]
[[Category:Ahlulbait]]
[[Category:Bani Hasyim]]
[[Category:14 Manusia Suci]]
[[Category:Para Maksum]]
[[Category:Dimakamkan di pemakaman Baqi]]
[[Category:Keturunan Imam Baqir]]
[[Category:Imam Syiah]]
[[Category:Ahlulbait]]
[[Category:Bani Hasyim]]
[[Category:14 Manusia Suci]]
[[Category:Para Maksum]]
[[Category:Dimakamkan di pemakaman Baqi]]
[[Category:Keturunan Imam Baqir]]
[[Category:Imam Syiah]]
[[Category:Ahlulbait]]
[[Category:Bani Hasyim]]
[[Category:14 Manusia Suci]]
[[Category:Para Maksum]]
[[Category:Dimakamkan di pemakaman Baqi]]
[[Category:Keturunan Imam Baqir]]
[[Category:Imam Syiah]]
[[Category:Ahlulbait]]
[[Category:Bani Hasyim]]
[[Category:14 Manusia Suci]]
[[Category:Para Maksum]]
[[Category:Dimakamkan di pemakaman Baqi]]
[[Category:Keturunan Imam Baqir]]
[[Category:Imam Syiah]]
[[Category:Ahlulbait]]
[[Category:Bani Hasyim]]
[[Category:14 Manusia Suci]]
[[Category:Para Maksum]]
[[Category:Dimakamkan di pemakaman Baqi]]
[[Category:Keturunan Imam Baqir]]
[[Category:Imam Syiah]]
[[Category:Ahlulbait]]
[[Category:Bani Hasyim]]
[[Category:14 Manusia Suci]]
[[Category:Para Maksum]]
[[Category:Dimakamkan di pemakaman Baqi]]
[[Category:Keturunan Imam Baqir]]
[[Category:Imam Syiah]]
[[Category:Ahlulbait]]
[[Category:Bani Hasyim]]
[[Category:14 Manusia Suci]]
[[Category:Para Maksum]]
[[Category:Dimakamkan di pemakaman Baqi]]
[[Category:Keturunan Imam Baqir]]
[[Category:Imam Syiah]]
[[Category:Ahlulbait]]
[[Category:Bani Hasyim]]
[[Category:14 Manusia Suci]]
[[Category:Para Maksum]]
[[Category:Dimakamkan di pemakaman Baqi]]
[[Category:Keturunan Imam Baqir]]
[[Category:Imam Syiah]]
[[Category:Ahlulbait]]
[[Category:Bani Hasyim]]
[[Category:14 Manusia Suci]]
[[Category:Para Maksum]]
[[Category:Dimakamkan di pemakaman Baqi]]
[[Category:Keturunan Imam Baqir]]
[[Category:Imam Syiah]]
[[Category:Ahlulbait]]
[[Category:Bani Hasyim]]
[[Category:14 Manusia Suci]]
[[Category:Para Maksum]]
[[Category:Dimakamkan di pemakaman Baqi]]
[[Category:Keturunan Imam Baqir]]
[[Category:Imam Syiah]]
[[Category:Ahlulbait]]
[[Category:Bani Hasyim]]
[[Category:14 Manusia Suci]]
[[Category:Para Maksum]]
[[Category:Dimakamkan di pemakaman Baqi]]
[[Category:Keturunan Imam Baqir]]


[[Kategori:Imam Syiah]]
[[Kategori:Imam Syiah]]
Pengguna anonim