wikishia:Artikel Pilihan/2019/28

Dari wikishia

Husain bin Ali bin Abi Thalib as adalah cucu Nabi Muhammad saw , putra ke-2 Imam Ali as dan Fatimah Zahra sa dan Imam ke 3 Syiah yang mengemban tugas imamah selama 10 tahun dan syahid di peristiwa Karbala.

Berdasarkan laporan sejarah Syiah dan Ahlusunah, Nabi menangis ketika Imam Husain as lahir dan mengabarkan tentang kesyahidannya serta memilihkan nama Husain bagi bayi mungil itu. Rasulullah saw, sangat mencintai Hasanain dan berpesan kepada semua orang supaya mencintai keduanya. Imam Husain as termasuk Ashab al-Kisa', ikut hadir dalam peristiwa mubahalah dan salah satu Ahlulbait nabi dimana ayat Tathir turun atas peristiwa itu. Riwayat-riwayat telah dinukilkan dari Nabi Muhammad saw tentang fadhilah dan keutamaan Imam Husain as, diantaranya Hasan dan Husain penghulu pemuda surga dan Husain adalah pelita hidayah dan bahtera penyelamat.

Terdapat laporan yang relatif sedikit tentang kehidupan Imam ke-3 Syiah selama 30 tahun setelah wafatnya Rasul. Selama masa kepemimpinan Amirul Mukminin, ia berada di samping ayahandanya dan ikut serta dalam berbagai peperangan. Pada zaman keimamahan Imam Hasan as, ia adalah pengikut dan pendukung Imam Hasan dan mendukung keputusan Imam Hasan untuk mengadakan perdamaian dengan Muawiyah. Setelah Imam Hasan as syahid, hingga Muawiyah masih hidup, Imam Husain tetap setia terhadap perjanjian kakandanya. Imam menjawab surat-surat yang dikirimkan oleh warga Kufah untuk menjadi pemimpin dalam gerakan melawan Muawiyah, Imam Husain mengajak mereka supaya bersabar hingga kematian Muawiyah.

Masa keimamahan Imam Husain bin Ali as satu zaman dengan pemerintahan Muawiyah. Meskipun ketiga khalifah secara lahir menghormati Imam Husain as, namun Imam Husain banyak memprotes kebijakan Muawiyah seperti setelah terbunuhnya Hujr bin 'Adi menulis surat protes atas perbuatan ini. Imam Husain as juga menolak untuk memberikan baiat kepada Yazid ketika Yazid diangkat menjadi putra mahkota. Ketika Imam Husain as berkhotbah di hadapan Muawiyah dan masyarakat, ia mencela tindakan ini dan menilai bahwa Yazid adalah orang yang tidak layak atas penunjukan ini dan beliaulah yang layak untuk menduduki khilafah ini. Khutbah Imam Husain as di Mina juga termasuk sikap politik Imam Husain terhadap kebijakan kaum Umawi.

Setelah kematian Muawiyah, pemberian baiat kepada Yazid merupakan tindakan yang tidak diperbolehkan. Imam Husain as meninggalkan Mekah menuju Madinah pada tanggal 7 Rajab tahun 60 H/680 karena Yazid memerintahkan untuk membunuh Imam Husain as jika tidak mau membaiat dirinya. Selama empat bulan, beliau tinggal di Mekah, Imam Husain banyak menerima surat dari penduduk Kufah supaya menerima kekhalifahan dan setelah Muslim bin Aqil menerangkan kesetiaan orang Kufah kepada Imam Husain, pada tanggal 8 Dzulhijjah setelah orang-orang Kufah mengkhianati janji setia dan setelah menerima kabar kematian Muslim, Imam Husain as pergi ke Kufah.

Terkait dengan Perginya Imam Husain dari Madinah ke Karbala terdapat banyak pendapat mengenai hal ini. Berdasarkan sebuah pandangan, Imam Husain bergerak ke Karbala demi untuk membentuk pemerintahan dan menurut sebagian pendapat lain, gerakan ini untuk menjaga jiwa.

Kumpulan dari perkataan dan karya-karya Imam Husain as dikumpukan dalam hadis, doa, surat, syair dan khotbah yang ada dalam kitab Mausu'a Kalimat al-Imam Husain dan kitab Musnad al-Imam al-Syahid. Tentang kepribadian dan perikehidupan Imam Husain as telah banyak karya-karya yang ditulis dalam bentuk biografi, maqtal, sejarah analisa kritis dan lain-lainnya. (Selengkapnya...>>)