Lompat ke isi

Bakkaun: Perbedaan antara revisi

6 bita ditambahkan ,  26 Agustus
tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
 
Baris 12: Baris 12:
  | Artikel pilihan =
  | Artikel pilihan =
}}}}</onlyinclude>
}}}}</onlyinclude>
'''Bakkāun''' (bahasa Arab:{{ia| البكائون أو البكائين}}, orang-orang yang menangis) adalah sekelompok [[sahabat Nabi saw]] yang karena menangis atas ketidakmampuannya untuk ikut serta dalam [[perang Tabuk]], mereka terkenal dengan gelar ini. Begitu juga berdasarkan sebuah riwayat, [[Nabi Adam as]], [[Nabi Ya'qub as]], [[Nabi Yusuf as]], [[Sayidah Fatimah sa]] dan [[Imam Ali Zainal Abidin as]] dikenal dengan ''Bakkāu/in''.
'''Bakkāun''' (bahasa Arab:{{ia| البكائون أو البكائين}}, orang-orang yang menangis) adalah sekelompok [[sahabat Nabi saw]] yang karena menangis atas ketidakmampuannya untuk ikut serta dalam [[perang Tabuk]], mereka terkenal dengan gelar ini. Begitu juga berdasarkan sebuah riwayat, [[Nabi Adam as]], [[Nabi Ya'qub as]], [[Nabi Yusuf as]], [[Sayidah Fatimah sa]] dan [[Imam Ali Zainal Abidin as]] dikenal dengan ''Bakkāun atau Bakkain''.


==Tujuh Orang Sahabat==
==Tujuh Orang Sahabat==
''Bakkāin'' adalah tujuh orang [[sahabat]] yang datang kepada [[Nabi saw]] karena dilanda kesulitan dan memohon kendaraan supaya mereka bisa ikut serta dalam [[perang Tabuk]], Nabi saw mengumumkan tidak ada kendaraan yang bisa membawa mereka ke medan perang. Karena tidak bisa ikut serta dalam perang, mereka sangat sedih dan menangis, dan ketika mereka hendak kembali, maka sebagian sahabat memberikan kendaraan kepada mereka, dan membawa mereka ke medan perang.<ref>Al-Al-Waqidi, ''al-Maghāzi'', jld. 3, hlm. 993-994</ref> Dalam sumber-sumber sejarah, tujuh orang ini, yang nama mereka disebut berbeda-beda,{{enote| Menurut Ibnu Hisyam, Bakkāun adalah Salim bin 'Umair, 'Ulbah bin Zaid, Hirami bin Abdullah, 'Amr bin Hammam bin Jumuh, Abu Laila Abdurrahman bin Ka'ab, Abdullah bin Mughaffal (Amr) Muzani dan Arbadh bin Sariyah Fazari. (Ibnu Hisyam, ''al-Sirah al-Nabawiyyah'', jld.2, hlm. 518)}} dikenal dengan sebutan ''Bakkāun''.<ref>Sebagai contoh silakan lihat: Shalihi al-Syami, ''Subul al-Huda'', jld. 5, hlm. 438; Ibnu Hisyam, ''al-Sirah al-Nabawiyyah'', jld. 2, hlm. 518; Ibnu Habib Baghdadi, ''al-Muhabbar'', hlm. 281, Al-Al-Waqidi, ''al-Maghāzi'', jld. 3, hlm. 993-994</ref> Perang Tabuk terjadi pada tahun [[9 H]]<ref>Al-Baladzuri, ''Ansāb al-Asyrāf'', jld. 1, hlm. 358</ref> dan di musim panas yang membakar<ref>Al-Al-Waqidi, ''al-Maghāzi'', jld. 3, hlm. 990</ref>, dan karena sahabat berada dalam kesulitan maka perang itu disebut dengan ''jaisy al-'usrah'' (tentara yang kesulitan). <ref>Al-Baladzuri, ''Ansāb al-Asyrāf'', jld. 1, hlm. 368</ref> Dalam perang ini, persiapan kendaraan dan peralatan perang ditanggung oleh para petempur perang.<ref>Al-Al-Waqidi, ''al-Maghāzi'', jld.3, hlm. 990</ref>
''Bakkāin'' adalah tujuh orang [[sahabat]] yang datang kepada [[Nabi saw]] karena dilanda kesulitan dan memohon kendaraan supaya mereka bisa ikut serta dalam [[perang Tabuk]], Nabi saw mengumumkan tidak ada kendaraan yang bisa membawa mereka ke medan perang. Karena tidak bisa ikut serta dalam perang, mereka sangat sedih dan menangis, dan ketika mereka hendak kembali, maka sebagian sahabat memberikan kendaraan kepada mereka, dan membawa mereka ke medan perang.<ref>Al-Waqidi, ''al-Maghāzi'', jld. 3, hlm. 993-994</ref> Dalam sumber-sumber sejarah, tujuh orang ini, yang nama mereka disebut berbeda-beda,{{enote| Menurut Ibnu Hisyam, Bakkāun adalah Salim bin 'Umair, 'Ulbah bin Zaid, Hirami bin Abdullah, 'Amr bin Hammam bin Jumuh, Abu Laila Abdurrahman bin Ka'ab, Abdullah bin Mughaffal (Amr) Muzani dan Arbadh bin Sariyah Fazari. (Ibnu Hisyam, ''al-Sirah al-Nabawiyyah'', jld.2, hlm. 518)}} dikenal dengan sebutan ''Bakkāun''.<ref>Sebagai contoh silakan lihat: Shalihi al-Syami, ''Subul al-Huda'', jld. 5, hlm. 438; Ibnu Hisyam, ''al-Sirah al-Nabawiyyah'', jld. 2, hlm. 518; Ibnu Habib Baghdadi, ''al-Muhabbar'', hlm. 281, Al-Al-Waqidi, ''al-Maghāzi'', jld. 3, hlm. 993-994</ref> Perang Tabuk terjadi pada tahun [[9 H]]<ref>Al-Baladzuri, ''Ansāb al-Asyrāf'', jld. 1, hlm. 358</ref> dan di musim panas yang membakar<ref>Al-Al-Waqidi, ''al-Maghāzi'', jld. 3, hlm. 990</ref>, dan karena sahabat berada dalam kesulitan maka perang itu disebut dengan ''jaisy al-'usrah'' (tentara yang kesulitan). <ref>Al-Baladzuri, ''Ansāb al-Asyrāf'', jld. 1, hlm. 368</ref> Dalam perang ini, persiapan kendaraan dan peralatan perang ditanggung oleh para petempur perang.<ref>Al-Al-Waqidi, ''al-Maghāzi'', jld.3, hlm. 990</ref>


Berdasarkan pernyataan sebagian mufasir, [[ayat]]: {{ia|وَلَا عَلَى الَّذِينَ إِذَا مَا أَتَوْكَ لِتَحْمِلَهُمْ قُلْتَ لَا أَجِدُ مَا أَحْمِلُكُمْ عَلَيْهِ تَوَلَّوا وَّأَعْيُنُهُمْ تَفِيضُ مِنَ الدَّمْعِ حَزَنًا أَلَّا يَجِدُوا مَا يُنفِقُونَ;}} ''dan tidak ada (pula dosa) atas orang-orang yang datang kepadamu (Muhammad), agar engkau memberi kendaraan kepada mereka, lalu engkau berkata, "Aku tidak memperoleh kendaraan untuk membawamu", lalu mereka kembali, sedang mata mereka bercucuran air mata karena sedih, disebabkan mereka tidak memperoleh apa yang akan mereka infakkan (untuk ikut berperang)'', <ref>Q.S. At-Taubah: 92</ref> turun berkenaan dengan orang-orang ini.<ref>Al-Qurthubi, ''al-Jāmi li Ahkām al-Quran'', jld. 8, hlm. 228; Thusi, ''al-Tibyān'', jld. 5, hlm. 280; Thabrisi, ''Majma' al-Bayān'', jld. 5, hlm. 91; Wahidi, ''Asbāb Nuzul al-Quran'', hlm. 262</ref> Meskipun dilontarkan pula kemungkinan-kemungkinan lain berkenaan dengan [[sebab Turun|sebab turunnya]] ayat tersebut.<ref>Sebagai contoh silakan lihat: Thusi, ''al-Tibyān'', jld.5, hlm. 280</ref>
Berdasarkan pernyataan sebagian mufasir, [[ayat]]: {{|وَلَا عَلَى الَّذِينَ إِذَا مَا أَتَوْكَ لِتَحْمِلَهُمْ قُلْتَ لَا أَجِدُ مَا أَحْمِلُكُمْ عَلَيْهِ تَوَلَّوا وَّأَعْيُنُهُمْ تَفِيضُ مِنَ الدَّمْعِ حَزَنًا أَلَّا يَجِدُوا مَا يُنفِقُونَ;}} ''dan tidak ada (pula dosa) atas orang-orang yang datang kepadamu (Muhammad), agar engkau memberi kendaraan kepada mereka, lalu engkau berkata, "Aku tidak memperoleh kendaraan untuk membawamu", lalu mereka kembali, sedang mata mereka bercucuran air mata karena sedih, disebabkan mereka tidak memperoleh apa yang akan mereka infakkan (untuk ikut berperang)'', <ref>Q.S. At-Taubah: 92</ref> turun berkenaan dengan orang-orang ini.<ref>Al-Qurthubi, ''al-Jāmi li Ahkām al-Quran'', jld. 8, hlm. 228; Thusi, ''al-Tibyān'', jld. 5, hlm. 280; Thabrisi, ''Majma' al-Bayān'', jld. 5, hlm. 91; Wahidi, ''Asbāb Nuzul al-Quran'', hlm. 262</ref> Meskipun dilontarkan pula kemungkinan-kemungkinan lain berkenaan dengan [[sebab Turun|sebab turunnya]] ayat tersebut.<ref>Sebagai contoh silakan lihat: Thusi, ''al-Tibyān'', jld.5, hlm. 280</ref>


==Lima Orang yang Lain==
==Lima Orang yang Lain==
confirmed
1.049

suntingan