Lompat ke isi

Doa Nadi Ali: Perbedaan antara revisi

43 bita ditambahkan ,  26 Maret 2023
tidak ada ringkasan suntingan
imported>Rizal
imported>Yuwono
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
'''Doa Nadi Ali''' adalah dua doa yang dalam mendeskripsikan Imam Ali as dimulai dengan kalimat {{ia|نادِ عَلِیاً مَظهَرَ العَجائِب}} (Panggillah Ali yang merupakan manifestasi sifat-sifat sempurna yang luar biasa). Dikatakan bahwa doa ini terdengar di telinga Nabi saw dari alam gaib pada perang Uhud.
'''Doa Nadi Ali''' (bahasa Arab:{{ia|دعاء ناد عليّ}}) adalah dua doa yang dalam mendeskripsikan Imam Ali as dimulai dengan kalimat {{ia|نادِ عَلِیاً مَظهَرَ العَجائِب}} (Panggillah Ali yang merupakan manifestasi sifat-sifat sempurna yang luar biasa). Dikatakan bahwa doa ini terdengar di telinga Nabi saw dari alam gaib pada perang Uhud.


Doa Nadi Ali Shagir adalah sebuah doa pendek dan di dalamnya dikatakan bahwa setiap kesedihan akan terhapus berkat kenabian(nubuwah) Nabi saw dan kewalian(wilayah) Imam Ali as. Allamah Majlisi mengutip doa ini dalam kitab Bihar al-Anwar, tapi tidak menyebutkan sumbernya. Yadullah Duzduzani, seorang faqih Syiah, mengatakan bahwa doa Nadi Ali Shagir tidak memiliki sanad yang valid. Kendati demikian, telah ditulis beberapa kitab yang mensyarah atau menjelaskan doa ini.
Doa Nadi Ali Shagir adalah sebuah doa pendek dan di dalamnya dikatakan bahwa setiap kesedihan akan terhapus berkat [[kenabian]] (nubuwah) Nabi saw dan kewalian(wilayah) Imam Ali as. Allamah Majlisi mengutip doa ini dalam kitab Bihar al-Anwar, tapi tidak menyebutkan sumbernya. Yadullah Duzduzani, seorang faqih Syiah, mengatakan bahwa doa Nadi Ali Shagir tidak memiliki sanad yang valid. Kendati demikian, telah ditulis beberapa kitab yang mensyarah atau menjelaskan doa ini.


Doa Nadi Ali Kabir juga memiliki kandungan yang mirip dengan doa Nadi Ali Shagir, tapi volumenya beberapa kali lipat dari Nad Ali Shagir.
Doa Nadi Ali Kabir juga memiliki kandungan yang mirip dengan doa Nadi Ali Shagir, tapi volumenya beberapa kali lipat dari Nad Ali Shagir.
Baris 12: Baris 12:
Kalimat ini telah dinukil pula dalam kitab ''Farhang Ghadir'', karya Jawad Muhaddisi, dengan sedikit tambahan, {{ia|“نَادِ عَلِيّاً مَظْهَرَ الْعَجَائِبِ، تَجِدْهُ عَوْناً لَكَ فِي النَّوَائِبِ، كُلُّ هَمٍّ وَ غَمٍّ سَيَنْجَلِي، بِنُبُوَّتِکَ یا مُحَمَّد، بِوَلايَتِكَ يَا عَلِيُّ}} yang artinya sebagai berikut:  
Kalimat ini telah dinukil pula dalam kitab ''Farhang Ghadir'', karya Jawad Muhaddisi, dengan sedikit tambahan, {{ia|“نَادِ عَلِيّاً مَظْهَرَ الْعَجَائِبِ، تَجِدْهُ عَوْناً لَكَ فِي النَّوَائِبِ، كُلُّ هَمٍّ وَ غَمٍّ سَيَنْجَلِي، بِنُبُوَّتِکَ یا مُحَمَّد، بِوَلايَتِكَ يَا عَلِيُّ}} yang artinya sebagai berikut:  


Serulah(panggillah) Ali yang merupakan lokus manifestasi(madzhar) keajaiban(sifat-sifat kesempurnaan yang menakjubkan), engkau akan mendapatinya sebagai penolongmu dalam kesulitan; setiap kesedihan akan hilang, berkat kenabianmu, ya Muhammad! Dan kewalianmu ya Ali!<ref> Muhaddisi, ''Farhang Ghadir'', 1386 HS, hlm. 563 </ref>
Serulah(panggillah) Ali yang merupakan lokus manifestasi (madzhar) keajaiban (sifat-sifat kesempurnaan yang menakjubkan), engkau akan mendapatinya sebagai penolongmu dalam kesulitan; setiap kesedihan akan hilang, berkat kenabianmu, ya Muhammad! Dan kewalianmu ya Ali!<ref> Muhaddisi, ''Farhang Ghadir'', 1386 HS, hlm. 563 </ref>


Allamah Majlisi dalam Bihar al-Anwar dan Mirza Muhammad Taqi Sepehr dalam Nasikh al-Tawarikh telah menyebutkan riwayat dari Maibadi Yazdi.<ref> Allamah Majlisi, ''Bihar al-Anwar, 1403 Q, jld. 2, hlm. 73:Sepahr, ''Nasikh al-Tawarikh'', 1385 HS, jld. 2, hlm. 902 </ref> Dalam Bihar al-Anwar, tidak disebutkan referensi dan sumber dari doa ini.<ref>Allamah Majlisi, ''Bihar al-Anwar, 1403 Q, jld. 2, hlm. 73 </ref>  Yadullah Duzduzani, seorang faqih abad ke-15, merkipun mengatakan tidak ada masalah dalam membaca zikir ini dengan harapan memperoleh pahala, namun dia mengatakan doa atau zikir tersebut tidak punya sanad yang valid(muktabar).<ref> Duzduzani Tabrizi, ''Istiftaat Hazrate Ayatullah al-Udhma Duzduzani Tabrizi'', 1379 HS, Hlm. 72 </ref>
Allamah Majlisi dalam Bihar al-Anwar dan Mirza Muhammad Taqi Sepehr dalam Nasikh al-Tawarikh telah menyebutkan riwayat dari Maibadi Yazdi.<ref> Allamah Majlisi, ''Bihar al-Anwar, 1403 Q, jld. 2, hlm. 73:Sepahr, ''Nasikh al-Tawarikh'', 1385 HS, jld. 2, hlm. 902 </ref> Dalam Bihar al-Anwar, tidak disebutkan referensi dan sumber dari doa ini.<ref>Allamah Majlisi, ''Bihar al-Anwar, 1403 Q, jld. 2, hlm. 73 </ref>  Yadullah Duzduzani, seorang faqih abad ke-15, merkipun mengatakan tidak ada masalah dalam membaca zikir ini dengan harapan memperoleh pahala, namun dia mengatakan doa atau zikir tersebut tidak punya sanad yang valid(muktabar).<ref> Duzduzani Tabrizi, ''Istiftaat Hazrate Ayatullah al-Udhma Duzduzani Tabrizi'', 1379 HS, Hlm. 72 </ref>
Baris 29: Baris 29:
قبل از ملک‌الموت علی را برسان
قبل از ملک‌الموت علی را برسان
وقتی که اجل دامن عمرم گیرد
وقتی که اجل دامن عمرم گیرد
Akulah yang tak berdaya, sampaikan(hadirkan)lah Syah Wali(Ali)
Akulah yang tak berdaya, sampaikan (hadirkan)lah Syah Wali(Ali)
Ya Rabb, demi Ali, sampaikanlah Ali(Sayanjali bermakna salah satu gelar Ali)
Ya Rabb, demi Ali, sampaikanlah Ali(Sayanjali bermakna salah satu gelar Ali)
Sebelum Malikat Maut, Sampaikanlah Ali
Sebelum Malikat Maut, Sampaikanlah Ali
Baris 44: Baris 44:


==Nadi Ali Kabir==
==Nadi Ali Kabir==
Allamah Majlisi telah mengutipkan teks doa Nadi Ali Kabir dalam kitabnya Zad al-Maad<ref> Majlisi, ''Zad al-Maad, ''Muasasah al-A'lami'', jld. 1, hlm. 429-430 </ref>
Allamah Majlisi telah mengutipkan teks doa Nadi Ali Kabir dalam kitabnya Zad al-Maad<ref> Majlisi, ''Zad al-Maad, ''Muasasah al-A'lami'', jld. 1, hlm. 429-430 </ref>
Panggillah Ali yang merupakan manifestasi sifat-sifat sempurna yang luar biasa. Kau akan mendapatinya sebagai pembantu dalam kesulitan dan kesusahanmu. Kepada Allah aku berharap untuk hajat-hajatku. Aku meminta pertolongan darimu untuk kesulitan-kesulitan dan kesusahanku. Aku menyeru kepadamu agar susah dan sedihku menjadi reda. Demi keagungan-Mu ya Allah. Demi kenabianmu wahai Muhammad. Demi kewalianmu Ya Ali, Ya Ali Ya Ali. Demi kasih dan karuniamu. Allahu Akbar. Aku berlindung dari-Mu akan bahaya musuh-musuh-Mu. Allah yang tak membutuhkan apapun, Engkau-lah yang menjadi pertolonganku. Dan kepada-Mu aku bersandar. Demi iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in (kepada-Mu kami menyembah dan dari-Mu kami meminta pertolongan). Wahai Abul Ghaits berilah aku pertolongan. Wahai Abul Hasanain tolong aku. Wahai pedang Allah tolong aku. Wahai pintu Allah tolong aku. Wahai hujjah Allah tolong aku. Wahai wali Allah tolong aku. Demi kasihmu yang tak terlihat. Wahai yang maha kuat dengan kekuatanmu. Kekuatan dan dalam keangkuhanmu. Wahai yang kokoh terhadap musuhmu. Wahai wali-nya para wali. Wahai manifestasi keajaiban. Wahai Murtadha Ali. Engkau melemparkan panah dan menghunuskan pedang Allah terhadap orang yang berbuat aniaya padaku. Kuserahkan perkaraku kepada Allah. Sesungguhnya Allah maha mengetahui keadaan hambanya dan tuhan kalian adalah Tuhan yang Satu. Tiada tuhan selain-Nya, yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, tolong aku. Wahai pertolongan orang-orang yang mencari pertolongan wahai petunjuk orang-orang yang kebingungan wahai pelindung orang-orang yang ketakutan. Wahai penolong orang-orang yang bertawakal wahai pengasih orang-orang miskin, wahai Tuhan semesta alam. Dengan rahmat-Mu. Sampaikanlah shalawat-Mu kepada junjungan kami Muhammad dan keluarganya. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.<ref> Majlisi, ''Zad al-Maad, ''Muasasah al-A'lami'', jld. 1, hlm. 429-430 </ref>
Panggillah Ali yang merupakan manifestasi sifat-sifat sempurna yang luar biasa. Kau akan mendapatinya sebagai pembantu dalam kesulitan dan kesusahanmu. Kepada Allah aku berharap untuk hajat-hajatku. Aku meminta pertolongan darimu untuk kesulitan-kesulitan dan kesusahanku. Aku menyeru kepadamu agar susah dan sedihku menjadi reda. Demi keagungan-Mu ya Allah. Demi kenabianmu wahai Muhammad. Demi kewalianmu Ya Ali, Ya Ali Ya Ali. Demi kasih dan karuniamu. Allahu Akbar. Aku berlindung dari-Mu akan bahaya musuh-musuh-Mu. Allah yang tak membutuhkan apapun, Engkau-lah yang menjadi pertolonganku. Dan kepada-Mu aku bersandar. Demi iyyaka na'budu wa iyyaka nasta'in (kepada-Mu kami menyembah dan dari-Mu kami meminta pertolongan). Wahai Abul Ghaits berilah aku pertolongan. Wahai Abul Hasanain tolong aku. Wahai pedang Allah tolong aku. Wahai pintu Allah tolong aku. Wahai hujjah Allah tolong aku. Wahai wali Allah tolong aku. Demi kasihmu yang tak terlihat. Wahai yang maha kuat dengan kekuatanmu. Kekuatan dan dalam keangkuhanmu. Wahai yang kokoh terhadap musuhmu. Wahai wali-nya para wali. Wahai manifestasi keajaiban. Wahai Murtadha Ali. Engkau melemparkan panah dan menghunuskan pedang Allah terhadap orang yang berbuat aniaya padaku. Kuserahkan perkaraku kepada Allah. Sesungguhnya Allah maha mengetahui keadaan hambanya dan tuhan kalian adalah Tuhan yang Satu. Tiada tuhan selain-Nya, yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, tolong aku. Wahai pertolongan orang-orang yang mencari pertolongan wahai petunjuk orang-orang yang kebingungan wahai pelindung orang-orang yang ketakutan. Wahai penolong orang-orang yang bertawakal wahai pengasih orang-orang miskin, wahai Tuhan semesta alam. Dengan rahmat-Mu. Sampaikanlah shalawat-Mu kepada junjungan kami Muhammad dan keluarganya. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.<ref> Majlisi, ''Zad al-Ma'ad, ''Muasasah al-A'lami'', jld. 1, hlm. 429-430 </ref>


==Karya-karya Terkait==
==Karya-karya Terkait==
Telah ditulis beberapa kitab atau risalah tentang doa Nadi Ali, kegunaan dan berbagai kekhususannya; Diantaranya adalah buku berbahasa Farsi berjudul “Syarh Nadi Aliyan Madzhar al-Ajaib” yang tersimpan di perpustakaan Mar’asyi Najafi di kota Qom.<ref> Refai, ''Mu'jam ma Kutiba an al-Rasul wa Ahlulbait'', 1371 HS, jld. 6, hlm. 66 </ref>
Telah ditulis beberapa kitab atau risalah tentang doa Nadi Ali, kegunaan dan berbagai kekhususannya; Diantaranya adalah buku berbahasa Farsi berjudul "Syarh Nadi Aliyan Madzhar al-Ajaib" yang tersimpan di perpustakaan Mar'asyi Najafi di kota Qom.<ref> Refai, ''Mu'jam ma Kutiba an al-Rasul wa Ahlulbait'', 1371 HS, jld. 6, hlm. 66 </ref>
Begitupula, Ali Sadrai Khui, dalam bukunya “Fehresteghan Nushehae Khatti Hadis wa Ulum Hadis Syieh” telah menyebutkan beberapa hal terkait dengan kitab-kitab syarah “Nadi Aliyan Madzhar al-Ajaib”.<ref> Untuk Panduan, lihat ''Sadrai Khu'i, Fehrestegane Nuskhehaye Khatti Hadis va Ulume Hadise Syieh'', 1389 HS, jld. 10, hlm. 437, 459 & 537 </ref>
Begitupula, Ali Sadrai Khui, dalam bukunya “Fehresteghan Nushehae Khatti Hadis wa Ulum Hadis Syieh” telah menyebutkan beberapa hal terkait dengan kitab-kitab syarah "Nadi Aliyan Madzhar al-Aja'ib".<ref> Untuk Panduan, lihat ''Sadrai Khu'i, Fehrestegane Nuskhehaye Khatti Hadis va Ulume Hadise Syieh'', 1389 HS, jld. 10, hlm. 437, 459 & 537 </ref>


==Catatan Kaki==
==Catatan Kaki==
Pengguna anonim