Pengguna anonim
Firqah Najiyah: Perbedaan antara revisi
→Manakah Golongan Yang Selamat?
imported>M.hazer |
imported>M.hazer |
||
Baris 10: | Baris 10: | ||
==Manakah Golongan Yang Selamat?== | ==Manakah Golongan Yang Selamat?== | ||
Mengenai penentuan perwujudan golongan yang selamat terjadi perbedaan pendapat di antara ulama mazhab-mazhab. Umumnya setiap dari mereka mengklaim mazhabnya sebagai golongan yang selamat, semantara 73 golongan yang lain celaka:<ref>Baghdadi, al-Farqu baina al-Firaq, hlm. 11-21; Isfarayini, al-Tabshir fi al-Din, hlm. 23-25; Malathi Syafii, al-Tanbih wa al-Radd, hlm. 12</ref> Jamaluddin Razi dari ulama [[Syiah]] dalam kitab Tabshirat al-'Awam fi Ma'rifati Maqalat al-Anam,<ref>Razi, Tabshirat al-Awam, hlm. 194-199</ref>Jakfar bin Manshur Al Yaman dari ulama Ismailiyah dalam kitab Sarāir wa Asrār al-Nuthaqā<ref>Sarāir wa Asrār al-Nuthaqā', hlm. 243</ref> dan Syahrestani dari ulama [[Ahlusunnah]] dalam kitab al-Milal wa al-Nihal<ref>Syahrestani, al-Milal wa al-Nihal, jl. 1, hlm. 19-20</ref> mengklaim mazhab dirinya sebagai bentuk nyata dari Firqah Najiyah. | Mengenai penentuan perwujudan golongan yang selamat terjadi perbedaan pendapat di antara ulama mazhab-mazhab. Umumnya setiap dari mereka mengklaim mazhabnya sebagai golongan yang selamat, semantara 73 golongan yang lain celaka:<ref>Baghdadi, al-Farqu baina al-Firaq, hlm. 11-21; Isfarayini, al-Tabshir fi al-Din, hlm. 23-25; Malathi Syafii, al-Tanbih wa al-Radd, hlm. 12</ref> Jamaluddin Razi dari ulama [[Syiah]] dalam kitab ''Tabshirat al-'Awam fi Ma'rifati Maqalat al-Anam'',<ref>Razi, Tabshirat al-Awam, hlm. 194-199</ref>Jakfar bin Manshur Al Yaman dari ulama Ismailiyah dalam kitab ''Sarāir wa Asrār al-Nuthaqā''<ref>Sarāir wa Asrār al-Nuthaqā', hlm. 243</ref> dan Syahrestani dari ulama [[Ahlusunnah]] dalam kitab ''al-Milal wa al-Nihal''<ref>Syahrestani, al-Milal wa al-Nihal, jl. 1, hlm. 19-20</ref> mengklaim mazhab dirinya sebagai bentuk nyata dari Firqah Najiyah. | ||
Untuk menentukan bentuk nyata Firqah Najiyah terkadang didasarkan pada berbagai penukilan hadis tujuh puluh tiga golongan<ref>Agha Nuriz Hadits-e Iftiraq-e Ummat..., hlm. 133</ref> dan setiap golongan memilih satu penukilan yang mendukung golongannya sendiri.<ref>Agha Nuri, Hadits-e Iftiraq-e Ummat, hlm. 133</ref> Berdasarkan hasil penelitian Ali Agha Nuri, dalam kutipan-kutipan hadis ini ada lima belas ungkapan beragam untuk menentukan Firqah Najiyah<ref>Agha Nuri, Hadits-e Iftiraq-e Ummat, hlm. 134</ref> yang mana delapan ungkapan darinya berkenaan dengan [[kepemimpinan]] Ali as atau mengikuti [[Ahlulbait]] atau syiah [[Imam Ali as]].<ref>Agha Nuri, Hadits-e Iftiraq-e Ummat, hlm. 134</ref> meskipun menurut dia dalam sebagian kutipan-kutipan itu tidak disinggung tolok ukur keselamatan.<ref>Agha Nuri, Hadits-e Iftiraq-e Ummat, hlm. 131</ref> | Untuk menentukan bentuk nyata Firqah Najiyah terkadang didasarkan pada berbagai penukilan hadis tujuh puluh tiga golongan<ref>Agha Nuriz Hadits-e Iftiraq-e Ummat..., hlm. 133</ref> dan setiap golongan memilih satu penukilan yang mendukung golongannya sendiri.<ref>Agha Nuri, Hadits-e Iftiraq-e Ummat, hlm. 133</ref> Berdasarkan hasil penelitian Ali Agha Nuri, dalam kutipan-kutipan hadis ini ada lima belas ungkapan beragam untuk menentukan Firqah Najiyah<ref>Agha Nuri, Hadits-e Iftiraq-e Ummat, hlm. 134</ref> yang mana delapan ungkapan darinya berkenaan dengan [[kepemimpinan]] Ali as atau mengikuti [[Ahlulbait]] atau syiah [[Imam Ali as]].<ref>Agha Nuri, Hadits-e Iftiraq-e Ummat, hlm. 134</ref> meskipun menurut dia dalam sebagian kutipan-kutipan itu tidak disinggung tolok ukur keselamatan.<ref>Agha Nuri, Hadits-e Iftiraq-e Ummat, hlm. 131</ref> |