Pengguna anonim
Abdullah bin Rawahah: Perbedaan antara revisi
tidak ada ringkasan suntingan
imported>Shobir Tidak ada ringkasan suntingan |
imported>Yuwono Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1: | Baris 1: | ||
<onlyinclude>{{#ifeq:{{{section|editorial box}}}|editorial box|{{Editorial Box | <onlyinclude>{{#ifeq:{{{section|editorial box}}}|editorial box|{{Editorial Box | ||
| prioritas = | | prioritas = | ||
| kualitas = | | kualitas =b | ||
| link =sudah | | link =sudah | ||
| foto = | | foto =sudah | ||
| kategori =sudah | | kategori =sudah | ||
| infobox =sudah | | infobox =sudah | ||
Baris 14: | Baris 14: | ||
{{ infobox sahabat | {{ infobox sahabat | ||
| Nama =Abdullah bin Rawahah | | Nama =Abdullah bin Rawahah | ||
| image = | | image = مقبره عبدالله بن رواحه در اردن.jpg | ||
| image size = | | image size = | ||
| caption = | | caption = Makam Abdullah bin Rawahah di daerah Mazar kota Karak negara Yordania | ||
| Nama lengkap =Abdullah bin Rawahah bin Tsa'labah | | Nama lengkap =Abdullah bin Rawahah bin Tsa'labah | ||
| Julukan =Aba Muhammad • Abu | | Julukan =Aba Muhammad • Abu Rawahah• Abu Amr | ||
| Lakab = | | Lakab = | ||
| Disebut juga dengan = | | Disebut juga dengan = | ||
Baris 24: | Baris 24: | ||
| Kerabat termasyhur = Bani Harits | | Kerabat termasyhur = Bani Harits | ||
| Lahir = | | Lahir = | ||
| Muhajir/Anshar =Anshar | | Muhajir/Anshar =[[Anshar]] | ||
| Tempat Tinggal = | | Tempat Tinggal = | ||
| Wafat/Syahadah = | | Wafat/Syahadah = | ||
| Penyebab Wafat /Syahadah = | | Penyebab Wafat /Syahadah = Terbunuh dalam [[Perang Mutah]] | ||
| Tempat dimakamkan =Yordania | | Tempat dimakamkan =Kota Karak, Yordania | ||
| Terkenal untuk | | Terkenal untuk | ||
| Memeluk Islam =Sebelum hijrah Nabi saw ke Madinah | | Memeluk Islam =Sebelum hijrah Nabi saw ke [[Madinah]] | ||
| Penyebab memeluk Islam = | | Penyebab memeluk Islam = | ||
| Keikutsertaan dalam Ghazwah =Semua peperangan kecuali Fathu Mekah | | Keikutsertaan dalam Ghazwah =Semua peperangan kecuali [[Fathu Mekah]] | ||
| Hijrah ke = | | Hijrah ke = | ||
| Terkenal sebagai = | | Terkenal sebagai =Termasuk di antara 12 orang kepala suku Bani Harits yang dipilih [[Rasulullah saw]] | ||
| Peran utama = | | Peran utama =Salah satu komandan Perang Mutah | ||
| Aktivitas lain = | | Aktivitas lain = | ||
| Karya penting = | | Karya penting = | ||
}} | }} | ||
'''Abdullah bin Rawahah''' (bahasa Arab: {{ia|عبد الله بن رواحة}}) termasuk dari penolong ([[ | '''Abdullah bin Rawahah''' (bahasa Arab: {{ia|عبد الله بن رواحة}}) termasuk dari penolong ([[Anshar]]) [[Nabi Muhammad saw]] yang sampai di sisi beliau pada perjanjian [[baiat Aqabah|Aqabah Kedua]]. Dia berasal dari penduduk [[Madinah]] dan suku Khazraj. Nabi Muhammad saw memilihnya sebagai kepala suku bani Harits dari kabilah Khazraj. Abdullah termasuk di antara 12 orang kepala suku. Dia hadir dalam mayoritas [[ghazwah|peperangan]], di antaranya [[Perang Uhud]], [[perang Khandaq|Khandaq]], [[perjanjian Hudaibiyah|Hudaibiyah]], [[perang Khaibar|Khaibar]], dan [[Umrah al-Qadha]]. Dan pada [[Perang Badrul Mauid]] menjadi wakil Nabi Muhammad saw di Madinah. Ia gugur sebagai syahid di [[Perang Mutah]]. | ||
==Nasab== | ==Nasab== | ||
Abdullah bin Rawahah bin Tsa'labah berasal dari suku Bani Harits dari kabilah Khazraj dan termasuk [[Anshar]] penduduk [[Madinah]]. Ibunya Kabsyah putri Waqid bin Amr bin al-Ithabah Haritsi. | Abdullah bin Rawahah bin Tsa'labah berasal dari suku Bani Harits dari kabilah Khazraj dan termasuk [[Anshar]] penduduk [[Madinah]]. Ibunya Kabsyah putri Waqid bin Amr bin al-Ithabah Haritsi. | ||
Kunyahnya Abu Muhammad, Abu Rawahah dan Abu Amr. <ref>Ibnu Atsir, ''Usd al-Ghabah'', jld.2, hlm.592-593</ref> [[Nabi Muhammad saw]] mengikat akad persaudaraan di antara dia dan [[Miqdad bin Aswad]].<ref>''Al-Ishabah'', Ibnu Hajar, jld.2, hlm.298</ref> | Kunyahnya Abu Muhammad, Abu Rawahah dan Abu Amr. <ref>Ibnu Atsir, ''Usd al-Ghabah'', jld.2, hlm.592-593</ref> [[Nabi Muhammad saw]] mengikat akad persaudaraan di antara dia dan [[Miqdad bin Aswad]].<ref>''Al-Ishabah'', Ibnu Hajar, jld.2, hlm.298</ref> | ||
Abdullah adalah paman Nukman bin Basyir dari pihak ibu, dan menurut riwayat-riwayat historis ia tidak memiliki keturunan.<ref>Ibnu Saad, ''al-Thabaqāt al-Kubra'', jld.3, hlm.526</ref> | Abdullah adalah paman [[Nukman bin Basyir]] dari pihak ibu, dan menurut riwayat-riwayat historis ia tidak memiliki keturunan.<ref>Ibnu Saad, ''al-Thabaqāt al-Kubra'', jld.3, hlm.526</ref> | ||
==Bersama Nabi Muhammad saw== | ==Bersama Nabi Muhammad saw== | ||
Abdullah bin Rawahah termasuk dari warga [[Madinah]] yang pada acara ritual [[haji]] tahun [[13 | Abdullah bin Rawahah termasuk dari warga [[Madinah]] yang pada acara ritual [[haji]] tahun [[13 Bi'tsah]]/634 ber[[baiat]] kepada [[Nabi Islam]] di Aqabah [[Mina]] yang lebih dikenal dalam sejarah dengan [[Baiat Aqabah Kedua]]. Setelah baiat ini, [[Rasulullah]] memilih dia menjadi bagian dari 12 kepala suku [[Anshar]] dan mengangkatnya sebagai wakil beliau di tengah-tengah suku Bani Haritsah Khazraj.<ref>Ibnu Atsir, ''Usd al-Ghabah'', jld.2, hlm.593</ref> | ||
Abdullah termasuk diantara mereka yang menyambut hangat kedatangan Nabi Muhammad saw di Madinah dan mengajak beliau untuk tinggal di rumahnya.<ref>Ibnu Syarasyub, ''Manāqib Āl Abi Thalib'', jld.1, hlm.160</ref> | Abdullah termasuk diantara mereka yang menyambut hangat kedatangan Nabi Muhammad saw di Madinah dan mengajak beliau untuk tinggal di rumahnya.<ref>Ibnu Syarasyub, ''Manāqib Āl Abi Thalib'', jld.1, hlm.160</ref> | ||
Pada masa hidupnya, ia hampir hadir dalam seluruh [[ghazwah|peperangan Rasulullah]] seperti [[ | Pada masa hidupnya, ia hampir hadir dalam seluruh [[ghazwah|peperangan Rasulullah]] seperti [[Perang Badar]], [[perang Uhud|Uhud]], [[perang Khandaq|Khandaq]], [[Hudaibiyah]], [[perang Khaibar|Khaibar]], [[Umrah al-Qadha']] dan [[perang Mutah|Mutah]].<ref>Qurtubi, ''al-Istīāb'', jld.3, hlm.33-34</ref> Dan pada masa Perang Badar al-Mauid menjadi pengganti Nabi saw di Madinah. | ||
Pada | Pada Perang Badar ia diperintah Nabi Muhammad saw untuk menyampaikan pesan kemenangan kaum [[muslimin]] ke Madinah.<ref>Waqidi, ''al-Maghazi'', jld.1, hlm.114</ref> | ||
Pada Umrah al-Qadha saat Nabi saw memasuki kota [[Mekah]], Abdullah mengambil kendali tunggangan beliau dan mendapinginya serta melantunkan syair-syair menyifati beliau.<ref>Ibnu Hisyam, ''al-Sirah al-Nabawiyah'', jld.2, hlm.371</ref> | Pada Umrah al-Qadha saat Nabi saw memasuki kota [[Mekah]], Abdullah mengambil kendali tunggangan beliau dan mendapinginya serta melantunkan syair-syair menyifati beliau.<ref>Ibnu Hisyam, ''al-Sirah al-Nabawiyah'', jld.2, hlm.371</ref> | ||
Pasca penaklukan Khaibar, ia ditugaskan Rasulullah saw untuk mengumpulkan pajak Khaibar dan hingga masa kesyahidannya ia memegang jabatan ini. Setelah | Pasca penaklukan [[Khaibar]], ia ditugaskan Rasulullah saw untuk mengumpulkan pajak Khaibar dan hingga masa kesyahidannya ia memegang jabatan ini. Setelah Perang Khaibar, dengan 30 pasukan penunggang yang [[Abdullah bin Anis]] juga termasuk di dalamnya, ia dikirim ke [[Busyar bin Zarram]] seorang Yahudi dan membunuhnya.<ref>Ibnu Saad,'' al-Thabaqat al-Kubra'', jld.3, hlm.526</ref> | ||
Pada | Pada Perang Mutah setelah [[Zaid bin Haritsah]] dan [[Ja'far bin Abi Thalib]] ia diangkat oleh Rasulullah saw menjadi pemimpin laskar Aslam.<ref>Waqidi, ''al-Maghazi'', jld.2, hlm.756</ref> | ||
==Kriteria-kriteria== | ==Kriteria-kriteria== | ||
Baris 64: | Baris 64: | ||
===Keahlian Dalam Syair=== | ===Keahlian Dalam Syair=== | ||
Setelah [[ayat-ayat]] ini turun: وَالشُّعَرَاء يَتَّبِعُهُمُ الْغَاوُونَ*أَلَمْ تَرَ أَنَّهُمْ فِي كُلِّ وَادٍ يَهِيمُونَ* وَأَنَّهُمْ يَقُولُونَ مَا لَا يَفْعَلُونَ;''Dan penyair-penyair itu diikuti oleh orang-orang yang sesat. Tidakkah engkau melihat bahwa mereka mengembara di setiap lembah, dan bahwa mereka mengatakan apa yang mereka sendiri tidak mengerjakannya?''<ref>Q.S. Al-Syuara': 224-226</ref> Abdullah berkeputusan untuk tidak bersyair lagi.<ref>Ibnu Saad, ''al-Thabaqāt al-Kubra'', jld.3, hlm.528</ref> hingga turunnya ayat ini: إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَذَكَرُوا اللَّهَ كَثِيرًا وَانتَصَرُوا مِن بَعْدِ مَا ظُلِمُوا وَسَيَعْلَمُ الَّذِينَ ظَلَمُوا أَيَّ مُنقَلَبٍ يَنقَلِبُونَ; ''Kecuali orang-orang yang beriman dan berbuat kebajikan dan banyak mengingat Allah dan mendapat kemenangan setelah terzalimi. Dan orang-orang yang zalim kelak akan tahu ke tempat mana mereka akan kembali''<ref>Q.S. Al-Syuara': 227</ref> Dan penyair-penyair seperti Abdullah bin Rawahah, Ka'ab bin Malik dan Hassan bin Tsabit serta seluruh penyair yang memuji [[Rasulullah saw]] dikecualikan dari penyair-penyair yang lain.<ref>Thabrisi, ''Tafsir Majma' al-Bayan'', jld.7, hlm.360</ref> | Setelah [[ayat-ayat]] ini turun: وَالشُّعَرَاء يَتَّبِعُهُمُ الْغَاوُونَ*أَلَمْ تَرَ أَنَّهُمْ فِي كُلِّ وَادٍ يَهِيمُونَ* وَأَنَّهُمْ يَقُولُونَ مَا لَا يَفْعَلُونَ;''Dan penyair-penyair itu diikuti oleh orang-orang yang sesat. Tidakkah engkau melihat bahwa mereka mengembara di setiap lembah, dan bahwa mereka mengatakan apa yang mereka sendiri tidak mengerjakannya?''<ref>Q.S. Al-Syuara': 224-226</ref> Abdullah berkeputusan untuk tidak bersyair lagi.<ref>Ibnu Saad, ''al-Thabaqāt al-Kubra'', jld.3, hlm.528</ref> hingga turunnya ayat ini: إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَذَكَرُوا اللَّهَ كَثِيرًا وَانتَصَرُوا مِن بَعْدِ مَا ظُلِمُوا وَسَيَعْلَمُ الَّذِينَ ظَلَمُوا أَيَّ مُنقَلَبٍ يَنقَلِبُونَ; ''Kecuali orang-orang yang beriman dan berbuat kebajikan dan banyak mengingat Allah dan mendapat kemenangan setelah terzalimi. Dan orang-orang yang zalim kelak akan tahu ke tempat mana mereka akan kembali''<ref>Q.S. Al-Syuara': 227</ref> Dan penyair-penyair seperti Abdullah bin Rawahah, [[Ka'ab bin Malik]] dan [[Hassan bin Tsabit]] serta seluruh penyair yang memuji [[Rasulullah saw]] dikecualikan dari penyair-penyair yang lain.<ref>Thabrisi, ''Tafsir Majma' al-Bayan'', jld.7, hlm.360</ref> | ||
Dia dalam menyanjung Nabi Muhammad saw menyampaikan syair-syair<ref>Qurtubi, ''al--Isti'āb'', jld.3, hlm.34</ref> begitu juga dalam mengenang musibah Hamzah paman Nabi <ref>Ibnu Hisyam,'' al-Sirah al-Nabawiyah'', jld.2, hlm.162</ref> dan Nafi' bin Badil<ref>Waqidi, ''al-Maghazi'', jld.1, hlm.353</ref> melantunkan syair-syair. | Dia dalam menyanjung Nabi Muhammad saw menyampaikan syair-syair<ref>Qurtubi, ''al--Isti'āb'', jld.3, hlm.34</ref> begitu juga dalam mengenang musibah [[Hamzah]] paman Nabi <ref>Ibnu Hisyam,'' al-Sirah al-Nabawiyah'', jld.2, hlm.162</ref> dan [[Nafi' bin Badil]]<ref>Waqidi, ''al-Maghazi'', jld.1, hlm.353</ref> melantunkan syair-syair. | ||
===Keberanian Dalam Perang=== | ===Keberanian Dalam Perang=== | ||
Sumber-sumber historis menyebutkan bahwa Abdullah orang pertama yang siap berperang dan keluar dari rumah dan orang terakhir yang kembali dari medan perang ke rumah.<ref>Ibnu Atsir, ''Usd al-Ghabah'', jld.2, hlm.593</ref> | Sumber-sumber historis menyebutkan bahwa Abdullah orang pertama yang siap berperang dan keluar dari rumah dan orang terakhir yang kembali dari medan perang ke rumah.<ref>Ibnu Atsir, ''Usd al-Ghabah'', jld.2, hlm.593</ref> | ||
===Mendapat Perhatian Khusus Dari Rasulullah saw=== | ===Mendapat Perhatian Khusus Dari Rasulullah saw=== | ||
Menurut riwayat-riwayat historis, Nabi saw dalam berbagai kesempatan mendoakan Abdullah secara khusus. Diantaranya adalah: | Menurut riwayat-riwayat historis, Nabi saw dalam berbagai kesempatan mendoakan Abdullah secara khusus. Diantaranya adalah: | ||
* Pada suatu hari dimana Abdullah hendak pergi ke [[masjid]] dan di dekat masjid itu ia mendengar suara Rasulullah saw sedang menyuruh masyarakat duduk, Abdullah berhenti dan duduk di tempat dan di luar masjid itu. Ketika Rasul mendengar Abdullah berbuat seperti ini, beliau memuji perbuatannya dan mendoakannya demikian: Ya Allah! Berilah dia taufik lebih dari ini untuk | * Pada suatu hari dimana Abdullah hendak pergi ke [[masjid]] dan di dekat masjid itu ia mendengar suara Rasulullah saw sedang menyuruh masyarakat duduk, Abdullah berhenti dan duduk di tempat dan di luar masjid itu. Ketika Rasul mendengar Abdullah berbuat seperti ini, beliau memuji perbuatannya dan mendoakannya demikian: Ya Allah! Berilah dia taufik lebih dari ini untuk mentaati Allah dam nabi-Nya.<ref>Baihaqi, ''Dalāil al-Nubuwah'', jld.6, jlm.257</ref> | ||
* Ketika Abdullah sakit, Nabi Muhammad saw menjenguknya dan melihat kondisinya parah, seraya berkata: "Ya Allah! Bila masa kematiaannya tiba, maka cabutlah nyawanya dengan mudah dan bila masa kematiaannya belum tiba sembuhkanlah dia". Atas berkat doa ini kondisi Abdullah membaik.<ref>Ibnu Saad,'' al-Thabaqāt al-Kubra'', jld.3, hlm.529</ref> | * Ketika Abdullah sakit, [[Nabi Muhammad saw]] menjenguknya dan melihat kondisinya parah, seraya berkata: "Ya Allah! Bila masa kematiaannya tiba, maka cabutlah nyawanya dengan mudah dan bila masa kematiaannya belum tiba sembuhkanlah dia". Atas berkat doa ini kondisi Abdullah membaik.<ref>Ibnu Saad,'' al-Thabaqāt al-Kubra'', jld.3, hlm.529</ref> | ||
* Pada | * Pada Perang Khaibar, Nabi Muhammad saw memohon dari Abdullah supaya membaca syair guna memberi semangat kepada para pasukan dan ia pun membacanya serta Nabi bersabda: "Ya Allah! Rahmatilah Abdullah bin Rawahah".<ref>Waqidi, ''al-Maghazi'', jld.2, jlm.639</ref> | ||
==Wafat== | ==Wafat== | ||
Pada tahun [[ke-8 H]], [[Rasulullah saw]] mengirim pasukan yang terdiri dari 3 ribu orang dengan | Pada tahun [[ke-8 H]]/629, [[Rasulullah saw]] mengirim pasukan yang terdiri dari 3 ribu orang dengan dikomandoi [[Zaid bin Haritsah]] untuk berperang melawan bangsa Romawi. Sudah ditetapkan bahwa jika Zaid syahid maka [[Ja'far bin Abi Thalib]] yang menjadi penggantinya dan jika dia juga syahid maka pimpinan pasukan diserahkan kepada Abdullah bin Rawahah.<ref>Waqidi, ''al-Maghazi'', jld.2, jlm.756</ref> Menurut catatan-catatan sejarah, Abdullah bin Rawahah sebelum pergi ke [[Perang Mutah]] menyampaikan beberapa bait syair, memohon kesyahidan dari [[Allah swt]] dan menangis karena takut kepada azab Ilahi. | ||
Setelah kesyahidan Zaid dan Ja'far, panji pasukan [[Islam]] dipegang oleh Abdullah bin Rawahah dan menyerang musuh. Setelah berperang ia mengalami kondisi yang amat sulit. Sebelum kesyahidannya, ia melumurkan darah tubuhnya ke muka sembari berteriak: Hai kaum muslimin, lindungilah saudara-saudara kalian.<ref>Ibnu Atsir, ''Usd al-Ghabah'', jld.2, hlm.594-595</ref> | Setelah kesyahidan Zaid dan Ja'far, panji pasukan [[Islam]] dipegang oleh Abdullah bin Rawahah dan menyerang musuh. Setelah berperang ia mengalami kondisi yang amat sulit. Sebelum kesyahidannya, ia melumurkan darah tubuhnya ke muka sembari berteriak: Hai kaum muslimin, lindungilah saudara-saudara kalian.<ref>Ibnu Atsir, ''Usd al-Ghabah'', jld.2, hlm.594-595</ref> |