Lompat ke isi

Ziarah Kubur: Perbedaan antara revisi

121 bita dihapus ,  4 November 2016
tidak ada ringkasan suntingan
imported>Maitsam
imported>E.amini
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 2: Baris 2:


Sirah Nabi Muhammad Saw, amalan [[sahabat]], [[sirah]] kaum muslimin dan demikian juga [[Fatwa|fatwa-fatwa]] 4 ulama [[Ahlusunnah]] dan madzhab [[Syiah]] merupakan dalil-dalil yang paling terang atas fadhilah ziarah kubur.
Sirah Nabi Muhammad Saw, amalan [[sahabat]], [[sirah]] kaum muslimin dan demikian juga [[Fatwa|fatwa-fatwa]] 4 ulama [[Ahlusunnah]] dan madzhab [[Syiah]] merupakan dalil-dalil yang paling terang atas fadhilah ziarah kubur.
[[Ibnu Taimiyyah]] dengan berpegang pada riwayat ''syaddu rihal'' ziarah syar’i dibatasi hanya dengan [[salam]] dan [[doa]], sedangkan amalan-amalan lainnya misalnya melakukan safar untuk melakukan [[ziarah]] dinilai sebagai  [[bid’ah]] dan [[syirik]]. Sangat banyak ulama Sunni dan Syiah yang menyanggah pendapat Ibnu Taimiyyah dalam kitab-kitab mereka. Ibnu Taimiyyah menilai bahwa riwayat ''syaddu rihal'' bermakna sebagai fadhilah ziarah tiga masjid sebagaimana yang telah disebutkan dalam hadis.
[[Ibnu Taimiyyah]] dengan berpegang pada riwayat ''syaddu rihal'' ziarah syar'i dibatasi hanya dengan salam dan [[doa]], sedangkan amalan-amalan lainnya misalnya melakukan safar untuk melakukan [[ziarah]] dinilai sebagai  [[bid'ah]] dan [[syirik]]. Sangat banyak ulama Sunni dan Syiah yang menyanggah pendapat Ibnu Taimiyyah dalam kitab-kitab mereka. Ibnu Taimiyyah menilai bahwa riwayat ''syaddu rihal'' bermakna sebagai fadhilah ziarah tiga masjid sebagaimana yang telah disebutkan dalam hadis.


==Ayat, riwayat dan sirah Nabi Muhammad Saw dan Para Imam==
==Ayat, riwayat dan sirah Nabi Muhammad Saw dan Para Imam==
Baris 12: Baris 12:
1. Ziarah kubur Nabi, [[Surah Al-Nisa]] ayat 64
1. Ziarah kubur Nabi, [[Surah Al-Nisa]] ayat 64
وَ ما أَرْسَلْنا مِنْ رَسُولٍ إِلاَّ لِیطاعَ بِإِذْنِ اللَّهِ وَ لَوْ أَنَّهُمْ إِذْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ جاؤُكَ فَاسْتَغْفَرُوا اللَّهَ وَ اسْتَغْفَرَ لَهُمُ الرَّسُولُ لَوَجَدُوا اللَّهَ تَوَّاباً رَحیماً
وَ ما أَرْسَلْنا مِنْ رَسُولٍ إِلاَّ لِیطاعَ بِإِذْنِ اللَّهِ وَ لَوْ أَنَّهُمْ إِذْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ جاؤُكَ فَاسْتَغْفَرُوا اللَّهَ وَ اسْتَغْفَرَ لَهُمُ الرَّسُولُ لَوَجَدُوا اللَّهَ تَوَّاباً رَحیماً
“Dan kami tidak mengutus seseorang rasul, melainkan untuk ditaati dengan seizin Allah. Sesungguhnya jika mereka ketika menganiaya dirinya datang kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah, dan rasul pun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang.<ref>Berdasarkan terjemah Husain Ansariyan. </ref>
"Dan kami tidak mengutus seseorang rasul, melainkan untuk ditaati dengan seizin Allah. Sesungguhnya jika mereka ketika menganiaya dirinya datang kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah, dan rasul pun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang." <ref>Berdasarkan terjemah Husain Ansariyan. </ref>
Berdasarkan ayat-ayat dan riwayat-riwayat, kaum Mukminin boleh ber[[istighfar]] di samping pemakaman Nabi Muhammad Saw. Kaum muslimin tidak meyakini adanya perbedaan antara kehidupan dan kewafatan Nabi Saw. Kewafatan Nabi tidak menyebabkan diambilnya makna ayat, sebagaimana memelihara adab-adab hubungan dengan Nabi entah pada saat Nabi hidup dan beliau telah wafat seperti tidak meninggikan suara ketika berada disamping pemakaman beliau. Fi’il “jauka” dalam ayat bersifat syarat yang menunjukkan keglobalan dalam maknanya. Oleh itu, meliputi zaman Nabi ketika beliau masih hidup maupun setelah beliau meninggal dunia. <ref>Farmaniyan wa Sedaqat, Ziyārat Qubur wa Dalāil Aliman Syiah bar Masyru’iyat On, Spring 1392, hal. 142-144. </ref>
Berdasarkan ayat-ayat dan riwayat-riwayat, kaum Mukminin boleh ber[[istighfar]] di samping pemakaman Nabi Muhammad Saw. Kaum muslimin tidak meyakini adanya perbedaan antara kehidupan dan kewafatan Nabi Saw. Kewafatan Nabi tidak menyebabkan diambilnya makna ayat, sebagaimana memelihara adab-adab hubungan dengan Nabi entah pada saat Nabi hidup dan beliau telah wafat seperti tidak meninggikan suara ketika berada disamping pemakaman beliau. Fi'il "jauka" dalam ayat bersifat syarat yang menunjukkan keglobalan dalam maknanya. Oleh itu, meliputi zaman Nabi ketika beliau masih hidup maupun setelah beliau meninggal dunia. <ref>Farmaniyan wa Sedaqat, Ziyārat Qubur wa Dalāil Aliman Syiah bar Masyru'iyat On, Spring 1392, hal. 142-144. </ref>


2. Ziarah Kubur Pembesar Agama
2. Ziarah Kubur Pembesar Agama
Dalam [[surah Al-Hajj]] ayat 32, Allah Swt berfirman:
Dalam [[surah Al-Hajj]] ayat 32, Allah Swt berfirman:
ذلِكَ وَ مَنْ یعَظِّمْ شَعائِرَ اللَّهِ فَإِنَّها مِنْ تَقْوَی الْقُلُوبِ
ذلِكَ وَ مَنْ یعَظِّمْ شَعائِرَ اللَّهِ فَإِنَّها مِنْ تَقْوَی الْقُلُوبِ
“Demikianlah (manasik haji itu). Dan barang siapa mengagungkan syiar-syiar Allah, maka sesungguhnya tindakan ini adalah sebagian dari tanda ketakwaan hati” . <ref>Berdasarkan terjemah Husain Ansariyan. </ref>
"Demikianlah (manasik haji itu). Dan barang siapa mengagungkan syiar-syiar Allah, maka sesungguhnya tindakan ini adalah sebagian dari tanda ketakwaan hati" . <ref>Berdasarkan terjemah Husain Ansariyan. </ref>
Orang-orang yang membolehkan ziarah kubur dengan menggunakan argumen ayat ini menilai bahwa ziarah kubur tokoh-tokoh agama dan pemuka-pemuka agama merupakan salah satu bentuk-bentuk dari mengagungkan syiar-syiar Allah. Berdasarkan ayat tersebut mengagungkan syiar-syiar Allah adalah tanda-tanda keimanan hati dan pada akhirnya segala sesuatu yang merupakan tanda-tanda dan alamat-alamat Ilahi akan mendekatkan diri kepada Allah Swt. <ref>Farmaniyan wa Sedaqat, Ziyārat Qubur wa Dalāil Aliman Syiah bar Masyru’iyat On, Spring 1392, hal. 146-147. </ref> [[Fadhil Miqdad]] adalah orang-orang pertama yang menilai bahwa ziarah kubur Nabi Muhammad Saw dan para Imam As merupakan bagian dari syiar-syiar Islam. <ref>Farmaniyan wa Sedaqat, Ziyārat Qubur wa Dalāil Alimān Syiah bar Masyru’iyat On, Spring 1393, hal. 148. </ref>
Orang-orang yang membolehkan ziarah kubur dengan menggunakan argumen ayat ini menilai bahwa ziarah kubur tokoh-tokoh agama dan pemuka-pemuka agama merupakan salah satu bentuk-bentuk dari mengagungkan syiar-syiar Allah. Berdasarkan ayat tersebut mengagungkan syiar-syiar Allah adalah tanda-tanda keimanan hati dan pada akhirnya segala sesuatu yang merupakan tanda-tanda dan alamat-alamat Ilahi akan mendekatkan diri kepada Allah Swt. <ref>Farmaniyan wa Sedaqat, Ziyārat Qubur wa Dalāil Aliman Syiah bar Masyru'iyat On, Spring 1392, hal. 146-147. </ref> [[Fadhil Miqdad]] adalah orang-orang pertama yang menilai bahwa ziarah kubur Nabi Muhammad Saw dan para Imam As merupakan bagian dari syiar-syiar Islam. <ref>Farmaniyan wa Sedaqat, Ziyārat Qubur wa Dalāil Alimān Syiah bar Masyru'iyat On, Spring 1393, hal. 148. </ref>


3. Ziarah Pemakaman Kaum Mukminin
3. Ziarah Pemakaman Kaum Mukminin
Dalam [[surah Al-Taubah]] ayat 84 Allah Swt berfirman:
Dalam [[surah Al-Taubah]] ayat 84 Allah Swt berfirman:
وَ لاتُصَلِّ عَلی أَحَدٍ مِنْهُمْ ماتَ أَبَداً وَ لاتَقُمْ عَلی قَبْرِهِ إِنَّهُمْ كَفَرُوا بِاللَّهِ وَ رَسُولِهِ وَ ماتُوا وَ هُمْ فاسِقُونَ
وَ لاتُصَلِّ عَلی أَحَدٍ مِنْهُمْ ماتَ أَبَداً وَ لاتَقُمْ عَلی قَبْرِهِ إِنَّهُمْ كَفَرُوا بِاللَّهِ وَ رَسُولِهِ وَ ماتُوا وَ هُمْ فاسِقُونَ
“Dan janganlah kamu sekali-kali menyalatkan (jenazah) orang yang mati di antara mereka, dan janganlah kamu berdiri (mendoakan) di kuburnya. Sesungguhnya mereka telah kafir kepada Allah dan rasul-Nya, dan mereka mati dalam keadaan fasik.<ref> Berdasarkan terjemah Husain Ansariyan. </ref>
"Dan janganlah kamu sekali-kali menyalatkan (jenazah) orang yang mati di antara mereka, dan janganlah kamu berdiri (mendoakan) di kuburnya. Sesungguhnya mereka telah kafir kepada Allah dan rasul-Nya, dan mereka mati dalam keadaan fasik." <ref> Berdasarkan terjemah Husain Ansariyan. </ref>
Oleh itu, kepada Nabi Saw diperintahkan bahwa tidak boleh mensalati jenazah [[kaum munafik]] dan berdiri disamping pemakamannya. Sangat banyak dari fuqaha seperti: Fadhil Miqdad, Abul Futuh Husaini Jarjani dan [[Ja’far Subhani]] mengambil kandungan yang ada dalam ayat ini dan menekankan bahwa kesimpulannya adalah melakukan dua perkara ini kepada selain orang munafik adalah suatu hal yang baik dan terpuji. <ref> Farmaniyan wa Sedaqat, Ziyārat Qubur wa Dalāil Alimān Syiah bar Masyru’iyat On, Spring 1393, hal. 148-149. </ref> Menurut sebagian mufasir, ayat ini menunjukkan sirah kaum muslimin dan amalan Rasulullah Saw yaitu bahwa apabila Rasulullah Saw tidak melakukan hal ini terhadap orang beriman, maka pelarangan hal itu bagi orang-orang munafik tidak akan memiliki makna yang benar. <ref>Farmaniyan wa Sedaqat, Ziyārat Qubur wa Dalāil Alimān Syiah bar Masyru’iyat On, Spring 1393, hal. 149. </ref>
Oleh itu, kepada Nabi Saw diperintahkan bahwa tidak boleh mensalati jenazah [[kaum munafik]] dan berdiri disamping pemakamannya. Sangat banyak dari fuqaha seperti: Fadhil Miqdad, Abul Futuh Husaini Jarjani dan [[Ja'far Subhani]] mengambil kandungan yang ada dalam ayat ini dan menekankan bahwa kesimpulannya adalah melakukan dua perkara ini kepada selain orang munafik adalah suatu hal yang baik dan terpuji. <ref> Farmaniyan wa Sedaqat, Ziyārat Qubur wa Dalāil Alimān Syiah bar Masyru'iyat On, Spring 1393, hal. 148-149. </ref> Menurut sebagian mufasir, ayat ini menunjukkan sirah kaum muslimin dan amalan Rasulullah Saw yaitu bahwa apabila Rasulullah Saw tidak melakukan hal ini terhadap orang beriman, maka pelarangan hal itu bagi orang-orang munafik tidak akan memiliki makna yang benar. <ref>Farmaniyan wa Sedaqat, Ziyārat Qubur wa Dalāil Alimān Syiah bar Masyru'iyat On, Spring 1393, hal. 149. </ref>


==Perkataan, perbuatan dan taqrir (persetujuan) para Imam Maksum==
==Perkataan, perbuatan dan taqrir (persetujuan) para Imam Maksum==
Berdasarkan riwayat-riwayat Islami, [[Nabi Muhammad Saw]] tidak hanya menganjurkan para sahabatnya untuk pergi berziarah kubur, namun beliau sendiri pergi berziarah kubur. Di dalam [[Sahih Muslim]] menukil dari perkataan [[Aisyah]] Nabi Muhammad Saw pada akhir malam, meninggalkan rumah untuk pergi berziarah ke [[Baqi]] dan berbincang-bincang dengan penghuni kubur. [Catatan pertama]
Berdasarkan riwayat-riwayat Islami, [[Nabi Muhammad Saw]] tidak hanya menganjurkan para sahabatnya untuk pergi berziarah kubur, namun beliau sendiri pergi berziarah kubur. Di dalam [[Sahih Muslim]] menukil dari perkataan [[Aisyah]] Nabi Muhammad Saw pada akhir malam, meninggalkan rumah untuk pergi berziarah ke [[Baqi]] dan berbincang-bincang dengan penghuni kubur. {{enote|حدثنا يحيى بن يحيى التيمي ويحيى بن أيوب وقتيبة بن سعيد (قال يحيى بن يحيى: أخبرنا. وقال الآخران: حدثنا اسماعيل بن جعفر) عن شريك (وهو ابن أبي نمر) عن عطاء بن يسار، عن عائشة؛ أنها قالت: كان رسول الله صلى الله عليه وسلم (كلما كان ليلتها من رسول الله صلى الله عليه وسلم) يخرج من آخر الليل إلى البقيع. فيقول: السلام عليكم دار قوم مؤمنين. وأتاكم ما توعدون غدا. مؤجلون. وإنا، إن شاء الله، بكم لاحقون. اللهم اغفر لأهل بقيع الغرقد. Sahih Muslim, Dar al-Fikr, Beirut, jil. 3, hal. 63.}}
Nabi Muhammad Saw setelah melarang pertama kali untuk berziarah kubur pada masa-masa awal Islam, setelah masa itu memerintahkan untuk berziarah kubur. <ref>Farmaniyan wa Sedaqat, Ziyārat Qubur wa Dalāil Alimān Syiah bar Masyru’iyat On, Spring 1393, hal. 151. </ref> Berbagai laporan tentang perginya Nabi ke [[pemakaman Baqi]], makam ibunda beliau dan juga pemakaman syuhada tercatat di kitab-kitab sejarah dan hadis. <ref>Farmaniyan wa Sedaqat, Ziyārat Qubur wa Dalāil Alimān Syiah bar Masyru’iyat On, Spring 1393, hal. 151</ref>  
Nabi Muhammad Saw setelah melarang pertama kali untuk berziarah kubur pada masa-masa awal Islam, setelah masa itu memerintahkan untuk berziarah kubur. <ref>Farmaniyan wa Sedaqat, Ziyārat Qubur wa Dalāil Alimān Syiah bar Masyru'iyat On, Spring 1393, hal. 151. </ref> Berbagai laporan tentang perginya Nabi ke [[pemakaman Baqi]], makam ibunda beliau dan juga pemakaman syuhada tercatat di kitab-kitab sejarah dan hadis. <ref>Farmaniyan wa Sedaqat, Ziyārat Qubur wa Dalāil Alimān Syiah bar Masyru'iyat On, Spring 1393, hal. 151</ref>  
Telah dinukilkan bahwa para Imam Maksum juga menganjurkan untuk pergi berziarah kubur dan laporan-laporan terkait dengan sirah amali dalam hal ini sehingga menyebabkan para fuqaha tidak memiliki dasar untuk tidak membolehkan ziarah kubur. <ref>Farmaniyan wa Sedaqat, Ziyārat Qubur wa Dalāil Alimān Syiah bar Masyru’iyat On, Spring 1393, hal. 151. </ref>
Telah dinukilkan bahwa para Imam Maksum juga menganjurkan untuk pergi berziarah kubur dan laporan-laporan terkait dengan sirah amali dalam hal ini sehingga menyebabkan para fuqaha tidak memiliki dasar untuk tidak membolehkan ziarah kubur. <ref>Farmaniyan wa Sedaqat, Ziyārat Qubur wa Dalāil Alimān Syiah bar Masyru'iyat On, Spring 1393, hal. 151. </ref>
Berbagai kitab tentang ziarah kubur telah ditulis dengan tema Al-Mazar atau Ziarah yang berisi tentang perkataan-perkataan, amalan-amalan dan sunah para maksum tentang ziarah kubur. [[Ibnu Qauluyah Qumi]] [[Syaikh Mufid]], [[Sayid Ibnu Thawus]] dan [[Syahid Awal]] telah menulis kitab yang berkenaan dengan tema ini. <ref>Farmaniyan wa Sedaqat, Ziyārat Qubur wa Dalāil Alimān Syiah bar Masyru’iyat On, Spring 1393, hal. 152.</ref>
Berbagai kitab tentang ziarah kubur telah ditulis dengan tema Al-Mazar atau Ziarah yang berisi tentang perkataan-perkataan, amalan-amalan dan sunah para maksum tentang ziarah kubur. [[Ibnu Qauluyah Qumi]] [[Syaikh Mufid]], [[Sayid Ibnu Thawus]] dan [[Syahid Awal]] telah menulis kitab yang berkenaan dengan tema ini. <ref>Farmaniyan wa Sedaqat, Ziyārat Qubur wa Dalāil Alimān Syiah bar Masyru'iyat On, Spring 1393, hal. 152.</ref>
Para teolog Syiah seperti [[Syaikh Mufid]], [[Sayid Muhsin Amin]] [[Allamah Amini]], [[Ja’far Subhani]] dan [[Sayid Hasan Thahiri Khuram Abadi]] dalam kitab-kitab yang ditulisnya menjawab keraguan-keraguan Ahlusunah dan menyandarkan kepada sunah-sunah para maksum terkait tentang hal ini dan sebagiannya lagi menggunakan riwayat-riwayat dari [[Sahih Muslim]] yang berkenaan dengan riwayat-riwayat tentang fadhilah ziarah kubur. <ref>Farmaniyan wa Sedaqat, Ziyārat Qubur wa Dalāil Alimān Syiah bar Masyru’iyat On, Spring 1393, hal. 153. </ref>
Para teolog Syiah seperti [[Syaikh Mufid]], [[Sayid Muhsin Amin]] [[Allamah Amini]], [[Ja'far Subhani]] dan [[Sayid Hasan Thahiri Khuram Abadi]] dalam kitab-kitab yang ditulisnya menjawab keraguan-keraguan Ahlusunah dan menyandarkan kepada sunah-sunah para maksum terkait tentang hal ini dan sebagiannya lagi menggunakan riwayat-riwayat dari [[Sahih Muslim]] yang berkenaan dengan riwayat-riwayat tentang fadhilah ziarah kubur. <ref>Farmaniyan wa Sedaqat, Ziyārat Qubur wa Dalāil Alimān Syiah bar Masyru'iyat On, Spring 1393, hal. 153. </ref>


==Fatwa-fatwa Fuqaha Ahlusunah==  
==Fatwa-fatwa Fuqaha Ahlusunah==  
Ulama Syiah dan Sunni menyebutkan riwayat-riwayat yang berkenaan dengan ziarah kubur yang sebagiannya berkenaan dengan ziarah kubur dalam makna umum dan sebagian lainnya berkenaan dengan ziarah kubur secara khusus yang dilakukan oleh [[Nabi Muhammad Saw]]
Ulama Syiah dan Sunni menyebutkan riwayat-riwayat yang berkenaan dengan ziarah kubur yang sebagiannya berkenaan dengan ziarah kubur dalam makna umum dan sebagian lainnya berkenaan dengan ziarah kubur secara khusus yang dilakukan oleh [[Nabi Muhammad Saw]]
*Ibnu Hubairah [[499-560) Hanbali, dalam kitab ''Ittifaq al-Aimmah'' menukilkan bahwa [[Malik]], [[Syafi’i]], [[Abu Hanifah]], [[Ahmad bin Hanbal]] menulis bahwa ziarah kubur Nabi adalah mustahab. <ref>Muhammadi Nejad, Ziyārat Qubur wa Safarhāi Ziyārati az Negāh Ahlu Sunah, Winter, 1393, hl. 135. </ref>
*Ibnu Hubairah [[499-560) Hanbali, dalam kitab ''Ittifaq al-Aimmah'' menukilkan bahwa [[Malik]], [[Syafi'i]], [[Abu Hanifah]], [[Ahmad bin Hanbal]] menulis bahwa ziarah kubur Nabi adalah mustahab. <ref>Muhammadi Nejad, Ziyārat Qubur wa Safarhāi Ziyārati az Negāh Ahlu Sunah, Winter, 1393, hl. 135. </ref>
*Dari Ahmad bin Hanbal dinukilkan bahwa ketika Nabi memasuki komplek pemakaman, ia membaca surah al-Fatihah dan [[maudzataian]]
*Dari Ahmad bin Hanbal dinukilkan bahwa ketika Nabi memasuki komplek pemakaman, ia membaca surah al-Fatihah dan [[maudzataian]]
«اذا دخلتم المقابر فاقرؤوا الفاتحة والمعوذتین» <ref>Muhammadi Nejad, Ziyārat Qubur wa Safarhāi Ziyārati az Negāh Ahlu Sunah, Winter, 1393, hl. 136. </ref>
«اذا دخلتم المقابر فاقرؤوا الفاتحة والمعوذتین» <ref>Muhammadi Nejad, Ziyārat Qubur wa Safarhāi Ziyārati az Negāh Ahlu Sunah, Winter, 1393, hl. 136. </ref>
Baris 42: Baris 42:
«من مرّ علی المقابر و قرأ قل هو الله احد احدی عشر مرّة ثم وهب اجره للأموات، اعطی من الأجر بعدد الأموات» و «من دخل المقابر ثم قرأ فاتحة الکتاب و قل هو الله و الهیکم التکاثر ثم قال: أنی جعلت ما قرءت من کلامک لأهل المقابر من المؤمنین و المؤمنات، کانو شفعاء له الی الله تعالی»
«من مرّ علی المقابر و قرأ قل هو الله احد احدی عشر مرّة ثم وهب اجره للأموات، اعطی من الأجر بعدد الأموات» و «من دخل المقابر ثم قرأ فاتحة الکتاب و قل هو الله و الهیکم التکاثر ثم قال: أنی جعلت ما قرءت من کلامک لأهل المقابر من المؤمنین و المؤمنات، کانو شفعاء له الی الله تعالی»
Adalah sebagian riwayat-riwayat yang ia gunakan untuk kebolehan berziarah kubur. <ref>Muhammadi Nejad, Ziyārat Qubur wa Safarhāi Ziyārati az Negāh Ahlu Sunah, Winter, 1393, hl. 136. </ref>
Adalah sebagian riwayat-riwayat yang ia gunakan untuk kebolehan berziarah kubur. <ref>Muhammadi Nejad, Ziyārat Qubur wa Safarhāi Ziyārati az Negāh Ahlu Sunah, Winter, 1393, hl. 136. </ref>
*Muhyiddin Nawawi (w. 676 H), pensyarah <ref>Sahih Muslim. </ref> dan seorang syarih (penulis komentar) 18, seorang fuqaha Syafi’I berkata bahwa berdasarkan nash-nash Syafi’i, para sahabat bersepakat bahwa ziarah kubur adalah mustahab bagi orang laki-laki. Ia disamping bahwa ziarah kubur adalah mustahab menurut kesepakatan kaum Muslimin, juga menilai bahwa hadis-hadis yang sahih lagi  masyhur adalah dalil atas kemustahaban ziarah kubur. <ref>Muhammadi Nejad, Ziyārat Qubur wa Safarhāi Ziyārati az Negāh Ahlu Sunah, Winter, 1393, hl. 136. </ref>
*Muhyiddin Nawawi (w. 676 H), pensyarah <ref>Sahih Muslim. </ref> dan seorang syarih (penulis komentar) 18, seorang fuqaha Syafi'I berkata bahwa berdasarkan nash-nash Syafi'i, para sahabat bersepakat bahwa ziarah kubur adalah mustahab bagi orang laki-laki. Ia disamping bahwa ziarah kubur adalah mustahab menurut kesepakatan kaum Muslimin, juga menilai bahwa hadis-hadis yang sahih lagi  masyhur adalah dalil atas kemustahaban ziarah kubur. <ref>Muhammadi Nejad, Ziyārat Qubur wa Safarhāi Ziyārati az Negāh Ahlu Sunah, Winter, 1393, hl. 136. </ref>
*Sayid Muhammad Amin terkenal dengan Ibnu Abidin (w. 1252) seorang ulama Hanafi abad ke-13, menilai bahwa ziarah kubur dalam setiap minggunya adalah mustahab.  
*Sayid Muhammad Amin terkenal dengan Ibnu Abidin (w. 1252) seorang ulama Hanafi abad ke-13, menilai bahwa ziarah kubur dalam setiap minggunya adalah mustahab.  


==Ziarah kubur dalam kebudayaan Islam==
==Ziarah kubur dalam kebudayaan Islam==
Salah satu manfaat ziarah kubur adalah mengingatkan kematian dan melihat bahwa betapa pendek kehidupan manusia. [[Ibnu Sina]] (370-428) dalam kitab “Makna Ziyarah”, menilai bahwa ziarah kubur akan menyebabkan manusia untuk menjauhkan seseorang dari masalah-masalah dunia dan akan membuat manusia untuk kembali kepada Allah Swt. <ref>Abr Ahamaf, Tujiyeh Falsafi Fahruraddin Razi az Ziyārat Qubur, Isfand 1380, hal. 87. </ref>
Salah satu manfaat ziarah kubur adalah mengingatkan kematian dan melihat bahwa betapa pendek kehidupan manusia. [[Ibnu Sina]] (370-428) dalam kitab "Makna Ziyarah", menilai bahwa ziarah kubur akan menyebabkan manusia untuk menjauhkan seseorang dari masalah-masalah dunia dan akan membuat manusia untuk kembali kepada Allah Swt. <ref>Abr Ahamaf, Tujiyeh Falsafi Fahruraddin Razi az Ziyārat Qubur, Isfand 1380, hal. 87. </ref>
Fahr Razi (544-606 H) seorang [[fikih|fakih]], [[Kalam|mutakallim]], dan [[Tafsir|mufasir Ahlu Sunah]] mengurai manfaat-manfaat ziarah kubur dan percaya bahwa manusia-manusia yang berakal akan mengambil manfaat dari ziarah kubur. <ref>Abr Ahamaf, Tujiyeh Falsafi Fahruraddin Razi az Ziyārat Qubur, Isfand 1380, hal. 87. </ref>
Fahr Razi (544-606 H) seorang [[fikih|fakih]], [[Kalam|mutakallim]], dan [[Tafsir|mufasir Ahlu Sunah]] mengurai manfaat-manfaat ziarah kubur dan percaya bahwa manusia-manusia yang berakal akan mengambil manfaat dari ziarah kubur. <ref>Abr Ahamaf, Tujiyeh Falsafi Fahruraddin Razi az Ziyārat Qubur, Isfand 1380, hal. 87. </ref>
Ziarah kubur dalam budaya Islam, meskipun pada masa [[sahabat]] tidak menjadi perhatian, namun pada masa selanjutnya mengalami perkembangan. Muhammad bin Ibrahim Taimi dan Abdullah bin Buraidah, adalah para tabiin yang menukilkan kembali tentang riwayat terkait dengan ziarah kubur dari Nabi Saw dan menyebarkan budaya berziarah kubur. <ref>Khani, Mafhum Ziyārat wa Jaigah On dar Farhang Islami, 1392 S. </ref>
Ziarah kubur dalam budaya Islam, meskipun pada masa [[sahabat]] tidak menjadi perhatian, namun pada masa selanjutnya mengalami perkembangan. Muhammad bin Ibrahim Taimi dan Abdullah bin Buraidah, adalah para tabiin yang menukilkan kembali tentang riwayat terkait dengan ziarah kubur dari Nabi Saw dan menyebarkan budaya berziarah kubur. <ref>Khani, Mafhum Ziyārat wa Jaigah On dar Farhang Islami, 1392 S. </ref>
Meskipun demikian, orang-orang seperti Amir bin Syarahil Sya’bi dan Ibrahim Nakha’i menilai bahwa ia tidak suka terhadap ritual ziarah kubur bahkan menilai bahwa ziarah kubur merupakan perbuatan yang dikutuk. Berdasarkan sebagian laporan, [[Hasan Mutsanna]] dan cucu [[Imam Hasan As]] juga tidak setuju dengan adanya ziarah kubur. <ref>Khani, Mafhum Ziyārat wa Jāigah On dar Farhang Islami, 1392 S. </ref>
Meskipun demikian, orang-orang seperti Amir bin Syarahil Sya'bi dan Ibrahim Nakha'i menilai bahwa ia tidak suka terhadap ritual ziarah kubur bahkan menilai bahwa ziarah kubur merupakan perbuatan yang dikutuk. Berdasarkan sebagian laporan, [[Hasan Mutsanna]] dan cucu [[Imam Hasan As]] juga tidak setuju dengan adanya ziarah kubur. <ref>Khani, Mafhum Ziyārat wa Jāigah On dar Farhang Islami, 1392 S. </ref>
Berdasarkan riwayat-riwayat Syiah, orang-orang yang telah meninggal akan merasa gembira dengan orang-orang yang menziarahinya dan mereka merindukannya dari tempat yang jauh. Dalam sebagian riwayat yang lainnya dinukilkan bahwa para penghuni kubur mengucapkan selamat datang kepada mereka dan apabila orang-orang yang datang menziarahinya bertingkah laku yang baik, mereka akan bergembira dan apabila orang-orang yang menziarahinya bertingkah laku buruk, mereka akan bersedih. <ref>Khani, Mafhum Ziyārat wa Jāigah On dar Farhang Islami, 1392 S. </ref> Mengingat penyandaran tentang kebiasaan orang-orang muslimn berasal dari abad ke-4 dan ke-5 dapat disimpulkan bahwa dengan berlalunya zaman tidak hanya mereka tidak meninggalkan ziarah kubur, namun telah berubah menjadi kebiasaan yang umum dilakukan. <ref>Khani, Mafhum Ziyārat wa Jāigah On dar Farhang Islami, 1392 S. </ref>
Berdasarkan riwayat-riwayat Syiah, orang-orang yang telah meninggal akan merasa gembira dengan orang-orang yang menziarahinya dan mereka merindukannya dari tempat yang jauh. Dalam sebagian riwayat yang lainnya dinukilkan bahwa para penghuni kubur mengucapkan selamat datang kepada mereka dan apabila orang-orang yang datang menziarahinya bertingkah laku yang baik, mereka akan bergembira dan apabila orang-orang yang menziarahinya bertingkah laku buruk, mereka akan bersedih. <ref>Khani, Mafhum Ziyārat wa Jāigah On dar Farhang Islami, 1392 S. </ref> Mengingat penyandaran tentang kebiasaan orang-orang muslimn berasal dari abad ke-4 dan ke-5 dapat disimpulkan bahwa dengan berlalunya zaman tidak hanya mereka tidak meninggalkan ziarah kubur, namun telah berubah menjadi kebiasaan yang umum dilakukan. <ref>Khani, Mafhum Ziyārat wa Jāigah On dar Farhang Islami, 1392 S. </ref>


==Para arif dan sufi==
==Para Arif dan Sufi==
Para [[arif]] dan [[ahli tasawuf]] entah dalam madzhab Syiah maupun Sunni menjelaskan bahwa ziarah kubur merupakan bagian dari suluk kepada Allah Swt dan menjelaskan dalil-dalil atas dibolehkannya ziarah kubur dalam karya-karya mereka. <ref>Sedaqat, Syāyistegi Ziyārat Ahli Qubur, Akidah Musytarak Arifan wa Sufiyan Tasyayu wa Tasanun, Summer 1391, 94. </ref>
Para [[arif]] dan [[ahli tasawuf]] entah dalam madzhab Syiah maupun Sunni menjelaskan bahwa ziarah kubur merupakan bagian dari suluk kepada Allah Swt dan menjelaskan dalil-dalil atas dibolehkannya ziarah kubur dalam karya-karya mereka. <ref>Sedaqat, Syāyistegi Ziyārat Ahli Qubur, Akidah Musytarak Arifan wa Sufiyan Tasyayu wa Tasanun, Summer 1391, 94. </ref>
Ziarah pemakaman ulama-ulama dan bermalam di sana merupakan adab-adab para murid dan orang-orang yang percaya kepadanya. <ref>Sedaqat, Syāyistegi Ziyārat Ahli Qubur, Akidah Musytarak Arifan wa Sufiyan Tasyayu wa Tasanun, Summer 1391, 94. </ref> Abdurahman Jami dalam kitab ''Nafahat al-Uns'', pemakaman seorang sufi Ahlu Sunah dimana pemakamannya merupakan tempat ziarah. Masyarakat pergi ke sana untuk ber[[tabarruk]], di antaranya Ma’ruf Karakhi (w. 200 H) di Baghdad, Ibrahim Satanbah Haraqi (hidup pada abad ke-2 H) di Qazwin dan Syaikh Bahauddin Umar (w. 857) di Idgah di Al-Sultaniyah Harat. <ref>
Ziarah pemakaman ulama-ulama dan bermalam di sana merupakan adab-adab para murid dan orang-orang yang percaya kepadanya. <ref>Sedaqat, Syāyistegi Ziyārat Ahli Qubur, Akidah Musytarak Arifan wa Sufiyan Tasyayu wa Tasanun, Summer 1391, 94. </ref> Abdurahman Jami dalam kitab ''Nafahat al-Uns'', pemakaman seorang sufi Ahlu Sunah dimana pemakamannya merupakan tempat ziarah. Masyarakat pergi ke sana untuk ber[[tabarruk]], di antaranya Ma'ruf Karakhi (w. 200 H) di Baghdad, Ibrahim Satanbah Haraqi (hidup pada abad ke-2 H) di Qazwin dan Syaikh Bahauddin Umar (w. 857) di Idgah di Al-Sultaniyah Harat. <ref>
حدثنا يحيى بن يحيى التيمي ويحيى بن أيوب وقتيبة بن سعيد (قال يحيى بن يحيى: أخبرنا. وقال الآخران: حدثنا اسماعيل بن جعفر) عن شريك (وهو ابن أبي نمر) عن عطاء بن يسار، عن عائشة؛ أنها قالت: كان رسول الله صلى الله عليه وسلم (كلما كان ليلتها من رسول الله صلى الله عليه وسلم) يخرج من آخر الليل إلى البقيع. فيقول: السلام عليكم دار قوم مؤمنين. وأتاكم ما توعدون غدا. مؤجلون. وإنا، إن شاء الله، بكم لاحقون. اللهم اغفر لأهل بقيع الغرقد., 94. </ref>
حدثنا يحيى بن يحيى التيمي ويحيى بن أيوب وقتيبة بن سعيد (قال يحيى بن يحيى: أخبرنا. وقال الآخران: حدثنا اسماعيل بن جعفر) عن شريك (وهو ابن أبي نمر) عن عطاء بن يسار، عن عائشة؛ أنها قالت: كان رسول الله صلى الله عليه وسلم (كلما كان ليلتها من رسول الله صلى الله عليه وسلم) يخرج من آخر الليل إلى البقيع. فيقول: السلام عليكم دار قوم مؤمنين. وأتاكم ما توعدون غدا. مؤجلون. وإنا، إن شاء الله، بكم لاحقون. اللهم اغفر لأهل بقيع الغرقد., 94. </ref>
Pemakaman Hujwiri di [[Lahore]], Nidhamuddin Auliya di New Delhi dan pemakaman Gaisu Daraz di Gulbargah [[Haidar Abad Deccan]] adalah sebagian pemakaman-pemakaman kaum sufi. Pemakaman-pemakaman ini selain diziarahi oleh kaum muslimin juga diziarahi oleh pemeluk agama lain seperti pemeluk agama Hindu. <ref>Sedaqat, Syāyistegi Ziyārat Ahli Qubur, Akidah Musytarak Arifan wa Sufiyan Tasyayu wa Tasanun, Summer 1391, 94. </ref> Tempat-tempat ziarah di Afrika merupakan pemakaman para syaikh Sufi dan mihrab untuk beribadah dan tempat untuk membaca al-Quran dan beriktikaf bagi para peziarah. Tempat-tempat itu disebut dengan Zawiyah. <ref>Sedaqat, Syāyistegi Ziyārat Ahli Qubur, Akidah Musytarak Arifan wa Sufiyan Tasyayu wa Tasanun, Summer 1391, 94. </ref>  
Pemakaman Hujwiri di [[Lahore]], Nidhamuddin Auliya di New Delhi dan pemakaman Gaisu Daraz di Gulbargah [[Haidar Abad Deccan]] adalah sebagian pemakaman-pemakaman kaum sufi. Pemakaman-pemakaman ini selain diziarahi oleh kaum muslimin juga diziarahi oleh pemeluk agama lain seperti pemeluk agama Hindu. <ref>Sedaqat, Syāyistegi Ziyārat Ahli Qubur, Akidah Musytarak Arifan wa Sufiyan Tasyayu wa Tasanun, Summer 1391, 94. </ref> Tempat-tempat ziarah di Afrika merupakan pemakaman para syaikh Sufi dan mihrab untuk beribadah dan tempat untuk membaca al-Quran dan beriktikaf bagi para peziarah. Tempat-tempat itu disebut dengan Zawiyah. <ref>Sedaqat, Syāyistegi Ziyārat Ahli Qubur, Akidah Musytarak Arifan wa Sufiyan Tasyayu wa Tasanun, Summer 1391, 94. </ref>  
Baris 65: Baris 65:


==Riwayat syaddu rihal==
==Riwayat syaddu rihal==
Berbeda dengan kebanyakan kaum muslimin, sekelompok kecil orang-orang dengan mendasarkan kepada riwayat syaddu rihal, melakukan safar ziarah Baqi untuk bertabaruk kepada pusara para Nabi, para Imam dan Auliya adalah [[makruh]] [[haram]] atau menganggap bahwa hal itu tidak memiliki dasar hukum syar’i. Teks riwayat yang ada di sumber-sumber Ahlusunah seperti Sahih Bukhari, Sahih Muslim, Sunan bin Majah dan sebagian sumber-sumber lain adalah:
Berbeda dengan kebanyakan kaum muslimin, sekelompok kecil orang-orang dengan mendasarkan kepada riwayat syaddu rihal, melakukan safar ziarah Baqi untuk bertabaruk kepada pusara para Nabi, para Imam dan Auliya adalah [[makruh]] [[haram]] atau menganggap bahwa hal itu tidak memiliki dasar hukum syar'i. Teks riwayat yang ada di sumber-sumber Ahlusunah seperti Sahih Bukhari, Sahih Muslim, Sunan bin Majah dan sebagian sumber-sumber lain adalah:
«لاتُشَدُّ الرِّحَالُ إِلاَّ إِلَی ثَلاثَةِ مَسَاجِد المَسْجِدِ الحَرَام وَمَسْجِدِی هَذَا وَالمَسْجِدِ الأَقْصَی»
«لاتُشَدُّ الرِّحَالُ إِلاَّ إِلَی ثَلاثَةِ مَسَاجِد المَسْجِدِ الحَرَام وَمَسْجِدِی هَذَا وَالمَسْجِدِ الأَقْصَی»
Janganlah berusaha mengadakan perjalanan kecuali pada tiga masjid: Masjidil Haram, Masjid Rasul Saw dan Masjid Al Aqsha” <ref>Abasi, Muqadam, Barrasi Matni wa Sanadi Riwāyat Syaddu Rihal, 1391, hal 192-193. </ref>
Janganlah berusaha mengadakan perjalanan kecuali pada tiga masjid: Masjidil Haram, Masjid Rasul Saw dan Masjid Al Aqsha" <ref>Abasi, Muqadam, Barrasi Matni wa Sanadi Riwāyat Syaddu Rihal, 1391, hal 192-193. </ref>
Ibnu Taimiyyah, menuliskan dalam kitab “Ziarah” bahwa sebab terpenting baginya mengapa ia menentang ziarah: Safar dengan niat berziarah ke pusara para Nabi dan para saleh tidak diperbolehkan atas dasar riwayat Nabi yang ada dalam dua kitab sahih bahwa tidaklah seseorang pergi safar kecuali ke 3 masjid: Masjidil Haram, Masjidku dan Masjidil Aqsa. Dan semua ulama menyepakati akan kesahihan hadis ini dan mengamalkannya. Ia di tempat lain ia menulis bahwa tidak ada riwayat muktabar lain yang berkenaan dengan ziarah Nabi dan segala riwayat yang berkenaan dengannya adalah dhaif dan palsu. <ref>Abasi, Muqadam, Barrasi Matni wa Sanadi Riwāyat Syaddu Rihal, 1391, hal 193. </ref>
Ibnu Taimiyyah, menuliskan dalam kitab "Ziarah" bahwa sebab terpenting baginya mengapa ia menentang ziarah: Safar dengan niat berziarah ke pusara para Nabi dan para saleh tidak diperbolehkan atas dasar riwayat Nabi yang ada dalam dua kitab sahih bahwa tidaklah seseorang pergi safar kecuali ke 3 masjid: Masjidil Haram, Masjidku dan Masjidil Aqsa. Dan semua ulama menyepakati akan kesahihan hadis ini dan mengamalkannya. Ia di tempat lain ia menulis bahwa tidak ada riwayat muktabar lain yang berkenaan dengan ziarah Nabi dan segala riwayat yang berkenaan dengannya adalah dhaif dan palsu. <ref>Abasi, Muqadam, Barrasi Matni wa Sanadi Riwāyat Syaddu Rihal, 1391, hal 193. </ref>
Sangat banyak kaum muslimin dari berbagai madzhab Islam, menulis buku untuk menjawab dan menolak klaim Ibnu Taimiyyah. <ref>Abasi, Muqadam, Barrasi Matni wa Sanadi Riwāyat Syaddu Rihal, 1391, hal 193. </ref>
Sangat banyak kaum muslimin dari berbagai madzhab Islam, menulis buku untuk menjawab dan menolak klaim Ibnu Taimiyyah. <ref>Abasi, Muqadam, Barrasi Matni wa Sanadi Riwāyat Syaddu Rihal, 1391, hal 193. </ref>


==Karangan-karangan ulama dalam menolak pendapat Ibnu Taimiyyah==
==Karangan-karangan Ulama dalam Menolak Pendapat Ibnu Taimiyyah==


==Pranala Luar==
==Lihat Juga==
*[[Tabarruk]]
*[[Tabarruk]]
*[[Tawasul]]
*[[Tawasul]]
*[[Syirik]]
*[[Syirik]]
*[[Membangun di atas pemakaman]]
*[[Membangun di atas Pemakaman]]
*Tentang [[Wahabi]]
*[[Wahhabisme]]
*[[Penghancuran Baqi]]
*[[Penghancuran Baqi]]


==Catatan Kaki==
==Catatan Kaki==
{{Catatan Kaki}}
{{Catatan Kaki}}
==Catatan-catatan==
1.حدثنا يحيى بن يحيى التيمي ويحيى بن أيوب وقتيبة بن سعيد (قال يحيى بن يحيى: أخبرنا. وقال الآخران: حدثنا اسماعيل بن جعفر) عن شريك (وهو ابن أبي نمر) عن عطاء بن يسار، عن عائشة؛ أنها قالت: كان رسول الله صلى الله عليه وسلم (كلما كان ليلتها من رسول الله صلى الله عليه وسلم) يخرج من آخر الليل إلى البقيع. فيقول: السلام عليكم دار قوم مؤمنين. وأتاكم ما توعدون غدا. مؤجلون. وإنا، إن شاء الله، بكم لاحقون. اللهم اغفر لأهل بقيع الغرقد.
Sahih Muslim, Dar al-Fikr, Beirut, jil. 3, hal. 63.


==Daftar Pustaka==
==Daftar Pustaka==
{{referensi}}
{{referensi}}
*Abrahamuf, Bunyamin, Uruj Niya, Parwaneh, Tujiyah Falsafi Fahr al-Din Razi az Ziyarat Qubur, Jurnal Ma’arif, Isfand, 1380 H, vol. 54
*Abrahamuf, Bunyamin, Uruj Niya, Parwaneh, Tujiyah Falsafi Fahr al-Din Razi az Ziyarat Qubur, Jurnal Ma'arif, Isfand, 1380 H, vol. 54
*Khani, Hamid, Mafhum Ziyarat wa Jaigah On dar Farhang Islami, Dar Jastari dar Ad’iyah Radhawiyah ba Ta’kid bar Sahifah al-Radhawiyah al-Jamiah, Tehran, Universitas Imam Shadiq As, cet. 1, 1392 S.
*Khani, Hamid, Mafhum Ziyarat wa Jaigah On dar Farhang Islami, Dar Jastari dar Ad'iyah Radhawiyah ba Ta'kid bar Sahifah al-Radhawiyah al-Jamiah, Tehran, Universitas Imam Shadiq As, cet. 1, 1392 S.
*Sedaqat, Mujtaba, Syāyistegi Ziyārat Ahli Qubur, Akidah Musytarak Arifan wa Sufiyan Tasyayu wa Tasanun, Summer 1391, vol. 54
*Sedaqat, Mujtaba, Syāyistegi Ziyārat Ahli Qubur, Akidah Musytarak Arifan wa Sufiyan Tasyayu wa Tasanun, Summer 1391, vol. 54
*Abbasi, Habib, Rad Nadhar Whabiyat az Sui Ahli Sunat dar Hurmate Ziyarat Qubur, Autumn dan Winter 1391, vol 7 dan 8
*Abbasi, Habib, Rad Nadhar Whabiyat az Sui Ahli Sunat dar Hurmate Ziyarat Qubur, Autumn dan Winter 1391, vol 7 dan 8
* Abbasi, Muqadam, Barrasi Matni wa Sanadi Riwāyat Syaddu Rihal di majalah Hadits Pazuhi, Autumn and winter 1391, vol. 8
* Abbasi, Muqadam, Barrasi Matni wa Sanadi Riwāyat Syaddu Rihal di majalah Hadits Pazuhi, Autumn and winter 1391, vol. 8
* Farmaniyan wa Sedaqat, Ziyārat Qubur wa Dalāil Aliman Syiah bar Masyru’iyat On, Spring 1392, vol. 41
* Farmaniyan wa Sedaqat, Ziyārat Qubur wa Dalāil Aliman Syiah bar Masyru'iyat On, Spring 1392, vol. 41
{{akhir}}
{{akhir}}
[[ar:زيارة القبور]]
[[ar:زيارة القبور]]
[[fa:زیارت قبور]]
[[fa:زیارت قبور]]
Pengguna anonim