Lompat ke isi

Siti Hawa: Perbedaan antara revisi

4 bita dihapus ,  16 Mei 2022
imported>Yuwono
Tidak ada ringkasan suntingan
imported>Yuwono
Baris 86: Baris 86:
[[Berkas:نمایی قدیمی از مرقد حوا در جده.jpg|jmpl|Foto klasik yang dikaitkan dengan makam Siti Hawa sa di kota Jeddah, Arab Saudi diambil pada tahun 1918.]]
[[Berkas:نمایی قدیمی از مرقد حوا در جده.jpg|jmpl|Foto klasik yang dikaitkan dengan makam Siti Hawa sa di kota Jeddah, Arab Saudi diambil pada tahun 1918.]]
==Hawa dalam Kitab Sejarah==
==Hawa dalam Kitab Sejarah==
Meski dalam referensi-referensi hadis [[syiah]] dan [[Sunni]] tidak banyak yang menerangkan tentang Hawa sa, namun tidak demikian dalam buku-buku sejarah. Banyak buku sejarah yang mencatat tentang kisah para nabi dan orang terdahulu dengan berbagai model. Kebanyakan kisah tersebut merujuk pada kisah-kisah israiliyat.<ref>Abdurrahman Rabi', al-Israiliat fi Tafsir al-Thabari: Dirasah fi al-Lughah wa al-Mashadir al-Ibriah, jld. 1, hlm. 106-108. Muhammad Qasimi, Israiliat wa Ta'tsir-e An bar Dastanha-e Anbiya dar Tafasir-e Qur'an, jld. 1, hlm. 240-262. </ref> Menurut sebagian riwayat, ketika Allah swt menyuruh [[Nabi Adam as]] untuk tinggal di [[surga]], dia sendirian. [[Allah swt]] lalu membuatnya tertidur nyenyak dan menciptakan Hawa sa dari salah satu tulang rusuknya. Selama proses penciptaan itu Nabi Adam as sama sekali tidak merasa sakit. Setelah tercipta, Hawa sa diberi pakaian surga, dipercantik lalu diantar ke Nabi Adam as. Begitu terbangun, Nabi Adam as melihatnya dan menamainya Hawa.
Meski dalam referensi-referensi hadis [[syiah]] dan [[Sunni]] tidak banyak yang menerangkan tentang Hawa sa, namun tidak demikian dalam buku-buku sejarah. Banyak buku sejarah yang mencatat tentang kisah para nabi dan orang terdahulu dengan berbagai model. Kebanyakan kisah tersebut merujuk pada kisah-kisah israiliyat.<ref>Abdurrahman Rabi', al-Israiliat fi Tafsir al-Thabari: Dirasah fi al-Lughah wa al-Mashadir al-Ibriah, jld. 1, hlm. 106-108. Muhammad Qasimi, Israiliat wa Ta'tsir-e An bar Dastanha-e Anbiya dar Tafasir-e Qur'an, jld. 1, hlm. 240-262. </ref> Menurut sebagian riwayat, ketika Allah swt menyuruh Nabi Adam as untuk tinggal di [[surga]], dia sendirian. [[Allah swt]] lalu membuatnya tertidur nyenyak dan menciptakan Hawa sa dari salah satu tulang rusuknya. Selama proses penciptaan itu Nabi Adam as sama sekali tidak merasa sakit. Setelah tercipta, Hawa sa diberi pakaian surga, dipercantik lalu diantar ke Nabi Adam as. Begitu terbangun, Nabi Adam as melihatnya dan menamainya Hawa.


Dalam referensi-referensi itu termaktub, selama di [[surga Nabi Adam as]] dan Hawa sa hidup nikmat dan berkecukupan. Suatu ketika [[Iblis]] dengan wujud ular, dibantu burung merak datang untuk menggoda mereka supaya memakan buah terlarang. Awalnya hanya Hawa yang makan kemudian Nabi Adam as ikut memakan. Dalam beberapa riwayat disebutkan, selama Nabi Adam as masih memiliki pikiran sehat ia tidak akan mau memakan buah terlarang. Karenanya Hawa sa membuatnya mabuk lalu membawanya ke arah pohon dan memaksanya memakan buah tersebut.  
Dalam referensi-referensi itu termaktub, selama di [[surga Nabi Adam as]] dan Hawa sa hidup nikmat dan berkecukupan. Suatu ketika [[Iblis]] dengan wujud ular, dibantu burung merak datang untuk menggoda mereka supaya memakan buah terlarang. Awalnya hanya Hawa yang makan kemudian Nabi Adam as ikut memakan. Dalam beberapa riwayat disebutkan, selama Nabi Adam as masih memiliki pikiran sehat ia tidak akan mau memakan buah terlarang. Karenanya Hawa sa membuatnya mabuk lalu membawanya ke arah pohon dan memaksanya memakan buah tersebut.  
Pengguna anonim