Lompat ke isi

Tragedi Kamis Kelabu: Perbedaan antara revisi

298 bita ditambahkan ,  24 Desember 2019
tidak ada ringkasan suntingan
imported>Yuwono
Tidak ada ringkasan suntingan
imported>E.amini
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 16: Baris 16:
Reaksi khalifah kedua ini diyakini telah bertentangan dengan sebagian [[ayat-ayat]] [[Alquran]] dan telah menimbulkan kritik beberapa penulis muslim.
Reaksi khalifah kedua ini diyakini telah bertentangan dengan sebagian [[ayat-ayat]] [[Alquran]] dan telah menimbulkan kritik beberapa penulis muslim.


Kejadian ini -yang digambarkan sebagai musibah besar- telah dinukil dalam sumber-sumber riwayat dan sejarah Syiah dan [[Ahlusunah]]. Menurut kalangan [[Syiah]], maksud Nabi saw adalah menegaskan dan menekankan kepemimpinan [[Imam Ali as]] setelah beliau.
Kejadian ini—yang digambarkan sebagai musibah besar—telah dinukil dalam sumber-sumber riwayat dan sejarah Syiah dan [[Ahlusunah]]. Menurut kalangan [[Syiah]], maksud Nabi saw adalah menegaskan dan menekankan kepemimpinan [[Imam Ali as]] setelah beliau.


==Deskripsi Kejadian ==
==Deskripsi Kejadian ==
Menurut sumber-sumber sejarah dan riwayat, Ketika [[Nabi Islam]] di hari-hari terakhir kehidupannya (pada 25 [[Safar]] tahun ke-11 H/632) terbaring di atas ranjang menderita sakit, beliau meminta pena dan kertas supaya ia tuliskan suatu pesan yang akan mencegah umat [[Islam]] dari ketersesatan sepeninggalnya. {{enote|Peristiwa ini dengan rincian dan frase yang berbeda telah dijelaskan dalam beberapa sumber literatur. penukilan-penukilan yang dimuat dalam beberapa referensi tentang ucapan Rasul saw dalam hal ini adalah sebagai berikut:
Menurut sumber-sumber sejarah dan riwayat, Ketika [[Nabi Islam]] di hari-hari terakhir kehidupannya (pada 25 [[Safar]] tahun ke-[[11 H]]/632) terbaring di atas ranjang menderita sakit, beliau meminta pena dan kertas supaya ia tuliskan suatu pesan yang akan mencegah umat [[Islam]] dari ketersesatan sepeninggalnya. {{enote|Peristiwa ini dengan rincian dan frase yang berbeda telah dijelaskan dalam beberapa sumber literatur. penukilan-penukilan yang dimuat dalam beberapa referensi tentang ucapan Rasul saw dalam hal ini adalah sebagai berikut:
* {{ia| ائتونی بدواة و كتف أكتب لكم كتابا لا تضلّوا بعده أبدا }}: Bawakan kepadaku tinta dan tulang sayap supaya aku tuliskan sesuatu untuk kalian yang mana setelahnya kalian tidak akan tersesat. (Mufid, al-Irsyad, jld.1, hlm.184; Shahih al-Bukhari, jld.4, hlm.66; Shahih Muslim, jld.5, hlm.76.)
* {{ia| ائتونی بدواة و كتف أكتب لكم كتابا لا تضلّوا بعده أبدا }}: Bawakan kepadaku tinta dan tulang sayap supaya aku tuliskan sesuatu untuk kalian yang mana setelahnya kalian tidak akan tersesat. (Mufid, al-Irsyad, jld.1, hlm.184; ''Shahih al-Bukhari'', jld.4, hlm.66; ''Shahih Muslim'', jld.5, hlm.76.)
* {{ia| هلُمّ اکتب لکم کتابا لا تضلون بعده}}: Jika demikian, biarkan aku menulis untuk kalian sebuah tulisan yang kalian tidak akan tersesat setelahku. (Muslim, Shahih Muslim, jld.5, hlm.76.)
* {{ia| هلُمّ اکتب لکم کتابا لا تضلون بعده}}: Jika demikian, biarkan aku menulis untuk kalian sebuah tulisan yang kalian tidak akan tersesat setelahku. (Muslim, ''Shahih Muslim'', jld.5, hlm.76.)
* {{ia| ائتونی بدواة وصحیفة أکتب لکم کتابا لا تضلوا بعده أبدا}} Bawakan kepadaku tinta dan sebuah lembaran supaya aku tuliskan sesuatu untuk kalian yang mana setelahnya kalian tidak akan tersesat. (Ibnu Sa'ad, al-Thabaqat al-Kubra, jld.2, hlm.242.)
* {{ia| ائتونی بدواة وصحیفة أکتب لکم کتابا لا تضلوا بعده أبدا}} Bawakan kepadaku tinta dan sebuah lembaran supaya aku tuliskan sesuatu untuk kalian yang mana setelahnya kalian tidak akan tersesat. (Ibnu Sa'ad, ''al-Thabaqat al-Kubra'', jld.2, hlm.242.)
* {{ia|ائتونی بالکتف والدواة أکتب لکم کتابا لا تضلوا بعده أبدا}} (Ibnu Sa'ad, al-Thabaqat al-Kubra, jld.2, hlm.243.)}} Permintaan ini terbentur dengan penolakan dan penentangan salah seorang sahabat yang hadir di hadapannya dan wasiat Nabi akhirnya tidak tersampaikan, salah seorang  yang hadir "Nabi sedang mengigau dan kita cukup dengan Kitab Allah." menurut sebagian konteks penukilan ditambahkan: "[[Alquran]] ada di sisi kalian dan Kemudian diantara sahabat terjadi perselisihan. Nabi saw dengan menyaksikan perselisihan para sahabat tersebut meminta mereka untuk pergi dari hadapannya.
* {{ia|ائتونی بالکتف والدواة أکتب لکم کتابا لا تضلوا بعده أبدا}} (Ibnu Sa'ad, ''al-Thabaqat al-Kubra'', jld.2, hlm.243.)}} Permintaan ini terbentur dengan penolakan dan penentangan salah seorang sahabat yang hadir di hadapannya dan wasiat Nabi akhirnya tidak tersampaikan, salah seorang  yang hadir "Nabi sedang mengigau dan kita cukup dengan Kitab Allah". menurut sebagian konteks penukilan ditambahkan: "[[Alquran]] ada di sisi kalian dan Kemudian diantara sahabat terjadi perselisihan. Nabi saw dengan menyaksikan perselisihan para sahabat tersebut meminta mereka untuk pergi dari hadapannya.


Begitu juga di sebagian literatur diyakini bahwa, orang yang menentang hal itu adalah Umar bin Khattab tetapi di sebagaian lain namanya tidak disebutkan. {{enote|Reaksi khalifah kedua diterangkan dalam berbagai ungkapan diantaranya adalah sebagai berikut:
Begitu juga di sebagian literatur diyakini bahwa, orang yang menentang hal itu adalah [[Umar bin Khattab]] tetapi di sebagian lain namanya tidak disebutkan. {{enote|Reaksi khalifah kedua diterangkan dalam berbagai ungkapan diantaranya adalah sebagai berikut:
*  {{ia|إن نبی الله ليهجر}} Sesungguhnya Nabi Allah benar-benar sedang mengigau: (Ibnu Sa'ad, al-Thabaqat al-Kubra, jld.2, hlm.187.)
*  {{ia|إن نبی الله ليهجر}} Sesungguhnya Nabi Allah benar-benar sedang mengigau: (Ibnu Sa'ad, ''al-Thabaqat al-Kubra'', jld.2, hlm.187.)
* {{ia|إن رسول الله یهجر}} Sesungguhnya Rasulullah sedang mengigau. (Muslim, Shahih Muslim, jld.5, hlm.76.)
* {{ia|إن رسول الله یهجر}} Sesungguhnya Rasulullah sedang mengigau. (Muslim, ''Shahih Muslim'', jld.5, hlm.76.)
*  {{ia|ان الرجل لیهجر}} Sesungguhnya orang ini sedang mengigau. ( Arbili, Kasf al-Gummah, jld.1, hlm.402; Ibnu Taimiyah, Minhajus Sunnah, jld.6, hlm.19.)
*  {{ia|ان الرجل لیهجر}} Sesungguhnya orang ini sedang mengigau. (Irbili, ''Kasyf al-Gummah'', jld.1, hlm.402; Ibnu Taimiyah, ''Minhaj al-Sunnah'', jld.6, hlm.19.)
*  {{ia|أهجر رسول الله؟}} Apakah Rasulullah saw sedang mengigau? (Ibnu Taimiyah, Minhajus Sunnah, jld.6, hlm.19; Bukhari, Shahih Bukhari, kitab al-Jihad wa al-Sair, bab, 175 hadis 1.)
*  {{ia|أهجر رسول الله؟}} Apakah Rasulullah saw sedang mengigau? (Ibnu Taimiyah, ''Minhaj al-Sunnah'', jld.6, hlm.19; Bukhari, ''Shahih al-Bukhari'', kitab al-Jihad wa al-Sair, bab, 175 hadis 1.)
*  {{ia|ما شأنه؟ أهجر؟ استفهموه}} Apa yang terjadi dengannya? Apakah sedang mengigau? Tanyakanlah kepadanya? (Bukhari, Shahih Bukhari, jld.6, hlm.9; Nawawi, Shahih Muslim Bisyarhi an-Nawawi, jld.11, hlm. 93.)
*  {{ia|ما شأنه؟ أهجر؟ استفهموه}} Apa yang terjadi dengannya? Apakah sedang mengigau? Tanyakanlah kepadanya? (Bukhari, ''Shahih al-Bukhari'', jld.6, hlm.9; Nawawi, Shahih Muslim Bisyarhi an-Nawawi, jld.11, hlm. 93.)
*  {{ia|إنّ النّبى (رسول الله) قد غلب عليه (غلبه) الوجع و عندکم القرآن حسبنا کتاب الله }} Sesungguhnya Nabi telah diliputi rasa sakit sementara Alquran di sisi kalian cukuplah kami dengan kitabullah. (Rujuk: Bukhari, Shahih Bukhari, jld.6, hlm.9, jld.7, hlm.120;  Nawawi, Shahih Muslim Bisyarhi an-Nawawi, jld.11, hlm. 90.)}} Kemudian diantara sahabat terjadi perselisihan dan ikhtilaf di antara para sahabat. Nabi dengan menyaksikan perselisihan diantara mereka lalu meminta mereka untuk pergi keluar dari hadapannya. Kebanyakan sumber menjelaskan bahwa orang yang menentang nabi adalah [[khalifah kedua]] <ref> Bukhari, Shahih Bukhari, jld.1, hlm.37, jld.4, hlm.66; jld.5, hlm.137-138, jld.7, hlm.9; Muslim, Shahih Muslim jld.5, hlm. 75-76; Ibnu Sa'ad, al-Thabaqat al-Kubra, jld.2, hlm.187.</ref> namun sebagian sumber lainnya tidak menyebutkan namanya.<ref>Ibnu Hambal, Musnad Imam Ahmad bin Hambal, jld.2, hlm.45; Baihaqi, as-Sunan al-Kubra, jld.9, hlm.207. </ref>
*  {{ia|إنّ النّبى (رسول الله) قد غلب عليه (غلبه) الوجع و عندکم القرآن حسبنا کتاب الله }} Sesungguhnya Nabi telah diliputi rasa sakit sementara Alquran di sisi kalian cukuplah kami dengan kitabullah. (Rujuk: Bukhari, ''Shahih al-Bukhari'', jld.6, hlm.9, jld.7, hlm.120;  Nawawi, ''Shahih Muslim Bi-syarh al-Nawawi, jld.11, hlm. 90.)}} Kemudian diantara sahabat terjadi perselisihan dan ikhtilaf di antara para sahabat. Nabi dengan menyaksikan perselisihan diantara mereka lalu meminta mereka untuk pergi keluar dari hadapannya. Kebanyakan sumber menjelaskan bahwa orang yang menentang nabi adalah [[khalifah kedua]] <ref> Bukhari, ''Shahih al-Bukhari'', jld.1, hlm.37, jld.4, hlm.66; jld.5, hlm.137-138, jld.7, hlm.9; Muslim, ''Shahih Muslim'', jld.5, hlm. 75-76; Ibnu Sa'ad, ''al-Thabaqat al-Kubra'', jld.2, hlm.187.</ref> namun sebagian sumber lainnya tidak menyebutkan namanya.<ref>Ibnu Hanbal, ''Musnad Imam Ahmad bin Hanbal'', jld.2, hlm.45; Baihaqi, ''al-Sunan al-Kubra'', jld.9, hlm.207. </ref>


Menurut pandangan ulama [[Syiah]], Nabi saw dengan [[Hadis Dawat]] ingin menekankan suksesi Imam Ali as sepeninggalnya. Namun beberapa orang yang hadir saat itu memahami hal ini dan kemudian mencegahnya.<ref>Syarafuddin, al-Muraja'at, hlm.527.</ref> Khalifah kedua juga dalam percakapan antara dia dan [[Ibnu Abbas]] telah dinukil dengan jelas bahwa: Nabi saw berkehendak menerangkan bahwa nama Ali as akan disebutkan untuk menjadi khilafah setelahnya akan tetapi aku dikarenakan belas kasihku telah menghalangi hal itu demi Islam dan menjaganya. <ref>Ibnu Abil Hadid, Syarh Nahjul Balaghah, jld.12, hlm.20-21. </ref>
Menurut pandangan ulama [[Syiah]], Nabi saw dengan [[Hadis Dawat]] ingin menekankan suksesi Imam Ali as sepeninggalnya. Namun beberapa orang yang hadir saat itu memahami hal ini dan kemudian mencegahnya.<ref>Syarafuddin, ''al-Muraji'at'', hlm.527.</ref> Khalifah kedua juga dalam percakapan antara dia dan [[Ibnu Abbas]] telah dinukil dengan jelas bahwa: Nabi saw berkehendak menerangkan bahwa nama Ali as akan disebutkan untuk menjadi khilafah setelahnya akan tetapi aku dikarenakan belas kasihku telah menghalangi hal itu demi Islam dan menjaganya. <ref>Ibnu Abil Hadid, ''Syarah Nahjul Balaghah'', jld.12, hlm.20-21.</ref>


==Sumber-sumber Hadis==
==Sumber-sumber Hadis==
Kejadian ini telah diterangkan secara rinci dengan berbagai ungkapan dan frasa dalam sumber-sumber sejarah dan periwayatan Syiah dan [[Ahlusunah]]. Buku-buku Sahih Bukhari<ref>Bukari, Shahih al-Bukhari, jld.1, hlm.37, jld.4, hlm.66, jld.7, hlm.9.</ref>, Sahih Muslim<ref>Shahih Muslim,jld.5, hlm.75-76.</ref>, Musand Ahmad<ref> Musnad al-Imam Ahmad bin Hambal, jld.2, hadis 1963, hlm.45.</ref>, Sunan Baihaqi<ref> Al-Baihaqi, al-Sunan al-Kubra, jld.9, hlm.207.</ref> dan Thabaqat Ibni Sa'ad<ref> Ibnu Sa'ad, al-Thabaqat al-Kubra, jld.2, hlm.242-245.</ref> dari sumber-sumber Sunni, al-Irsyad<ref> Syaikh Mufid, al-Irsyad, jld.1, hlm.184.</ref>, dan Awail al-Maqalat<ref> Syaikh Mufid, Awail al-Maqalat,  hlm.406.</ref>, al-Ghaibah Nukmani <ref> Nu'mani, al-Ghaibah, hlm.81-82.</ref>, dan al-Manaqib Ibnu Syahr Asyub<ref> Ibnu Syhar Asyub, al-Manaqib, jld.1, hlm.236.</ref> dari sumber-sumber Syiah.
Kejadian ini telah diterangkan secara rinci dengan berbagai ungkapan dan frasa dalam sumber-sumber sejarah dan periwayatan Syiah dan [[Ahlusunah]]. Buku-buku ''Sahih al-Bukhari''<ref>Bukari, ''Shahih al-Bukhari'', jld.1, hlm.37, jld.4, hlm.66, jld.7, hlm.9.</ref>, Sahih Muslim<ref>''Shahih Muslim'',jld.5, hlm.75-76.</ref>, ''Musand Ahmad''<ref> ''Musnad al-Imam Ahmad bin Hanbal'', jld.2, hadis 1963, hlm.45.</ref>, ''Sunan al-Baihaqi''<ref> Al-Baihaqi, ''al-Sunan al-Kubra'', jld.9, hlm.207.</ref> dan ''Thabaqat Ibnu Sa'ad''<ref> Ibnu Sa'ad, ''al-Thabaqat al-Kubra'', jld.2, hlm.242-245.</ref> dari sumber-sumber [[Sunni]], ''al-Irsyad''<ref> Syaikh Mufid, ''al-Irsyad'', jld.1, hlm.184.</ref>, dan ''Awa'il al-Maqalat''<ref> Syaikh Mufid, ''Awa'il al-Maqalat'',  hlm.406.</ref>, ''[[al-Ghaibah (oleh Nukmani)|al-Ghaibah]]''  <ref> Nu'mani, al-Ghaibah, hlm.81-82.</ref>, dan ''[[al-Manaqib (oleh Ibnu Syahr Asyub)|al-Manaqib]]''<ref> Ibnu Syhar Asyub, ''al-Manaqib'', jld.1, hlm.236.</ref> dari sumber-sumber Syiah.


==Posisi-posisi==
==Posisi-posisi==
===Posisi Syiah===
===Posisi Syiah===
Ulama Syiah menganggap hal ini adalah sebuah musibah besar, karena mencegah tindakan Nabi saw dalam menulis sebuah wasiat guna menghindari kesesatan umat [[Islam]]. <ref> Jauhari, Muqtadhab al-Atsar, hlm.1.</ref> Dalam beberapa versi penukilan riwayat dalam sumber-sumber Ahlusunah dimuat bahwa [[Ibnu Abbas]] menyebut pencegahan atas tindakan Nabi saw yang hendak menulis wasiat adalah sebuah musibah dan tragedi besar dan ia menangisi hal itu. <ref> Shahih al-Bukhari, jld.5, hlm.137-138. Shahih Muslim,jld.5, hlm.76. </ref>
Ulama Syiah menganggap hal ini adalah sebuah musibah besar, karena mencegah tindakan Nabi saw dalam menulis sebuah wasiat guna menghindari kesesatan umat [[Islam]]. <ref> Jauhari, ''Muqtadhab al-Atsar'', hlm.1.</ref> Dalam beberapa versi penukilan riwayat dalam sumber-sumber [[Ahlusunah]] dimuat bahwa [[Ibnu Abbas]] menyebut pencegahan atas tindakan Nabi saw yang hendak menulis wasiat adalah sebuah musibah dan tragedi besar dan ia menangisi hal itu.<ref> ''Shahih al-Bukhari'', jld.5, hlm.137-138; ''Shahih Muslim'',jld.5, hlm.76. </ref>


[[Sayid Abdul Husain Syarafuddin|Syarafuddin Amili]] dalam ''[[al-Muraja'at]]'', dengan bersandar kepada [[Alquran]] al-Karim, telah memasukan beberapa protes atas Umar bin Khattab dalam peristiwa tersebut, diantaranya: <ref>Syarafuddin, al-Murāja'āt, hal. 242; terjemah Bahasa Persia: Munāzhirāt, hal. 435. </ref>
[[Sayid Abdul Husain Syarafuddin|Syarafuddin Amili]] dalam ''[[al-Muraji'at]]'', dengan bersandar kepada [[Alquran]], telah memasukan beberapa protes atas Umar bin Khattab dalam peristiwa tersebut, diantaranya: <ref>Syarafuddin, ''al-Muraja'at'', hal. 242; terjemah Bahasa Persia: ''Munazhirat'', hal. 435. </ref>
#Tidak mengikuti perintah [[Rasulullah saw]] dan bertentangan dengannya.
#Tidak mengikuti perintah [[Rasulullah saw]] dan bertentangan dengannya.
#Peristiwa ini menunjukkan seolah-olah dia (Umar) lebih tahu dan pintar tentang Alquran dan berbagai keutamaannya dibandingkan Nabi saw.
#Peristiwa ini menunjukkan seolah-olah dia (Umar) lebih tahu dan pintar tentang Alquran dan berbagai keutamaannya dibandingkan Nabi saw.
Baris 58: Baris 58:
Sebagian dari ulama [[Ahlusunah]] berusaha untuk membenarkan peristiwa ini yang mana salah satunya adalah:
Sebagian dari ulama [[Ahlusunah]] berusaha untuk membenarkan peristiwa ini yang mana salah satunya adalah:
* Sebagian menganggap riwayat ini lemah dan tidak valid (meskipun yang dikutip ada dalam sumber-sumber asli Ahlusunah).  
* Sebagian menganggap riwayat ini lemah dan tidak valid (meskipun yang dikutip ada dalam sumber-sumber asli Ahlusunah).  
* Sebagian berkata; ungkapan hadis dimaknakan dengan cara lain, seperti ''"Hajara"'' diartikan meninggalkan dan berkata; maksud Umar adalah Nabi saw meninggalkan kita atau bahwa perkataan Umar adalah penolakan interogatif bahwa Nabi saw tidak mengigau.
* Sebagian berkata; ungkapan hadis dimaknakan dengan cara lain, seperti ''Hajara'' diartikan meninggalkan dan berkata; maksud Umar adalah Nabi saw meninggalkan kita atau bahwa perkataan Umar adalah penolakan interogatif bahwa Nabi saw tidak mengigau.
* Perkataan Umar tentang cukup Alquran di sisi kita (tidak butuh kepada wasiat Nabi), menunjukkan pemahamannya yang kuat dan pandangannya yang teliti.
* Perkataan Umar tentang cukup Alquran di sisi kita (tidak butuh kepada wasiat Nabi), menunjukkan pemahamannya yang kuat dan pandangannya yang teliti.
* Di dalam sebagian penukilan, orang yang mengungkapkannya tidak jelas dan dijelaskan dengan kata ganti jamak.
* Di dalam sebagian penukilan, orang yang mengungkapkannya tidak jelas dan dijelaskan dengan kata ganti jamak.


==Sebab Keenganan Nabi saw Menuliskan Wasiat==
==Sebab Keenganan Nabi saw Menuliskan Wasiat==
Menurut keyakinan sebagian ulama Syiah, alasan yang menyebabkan [[Nabi saw]] tidak mau lagi menuliskan wasiat, adalah karena perkataan yang dilontarkan di hadapannya; karena tulisan tersebut tidak lagi memeiliki efek, malah justru akan menimbulkan fitnah dan pertikaian pasca kepergiannya. Dengan demikian, jika Nabi saw menulis wasiat tersebut, bisa jadi akan dikatakan kembali apakah tulisan itu hasil dari igauan Nabi atau bukan? <ref>Syarafuddin, al-Murāja'āt, hal. 245; terjemah Bahasa Persia: Munāzharāt, hal. 436-437. </ref>
Menurut keyakinan sebagian ulama Syiah, alasan yang menyebabkan [[Nabi saw]] tidak mau lagi menuliskan wasiat, adalah karena perkataan yang dilontarkan di hadapannya; karena tulisan tersebut tidak lagi memeiliki efek, malah justru akan menimbulkan fitnah dan pertikaian pasca kepergiannya. Dengan demikian, jika Nabi saw menulis wasiat tersebut, bisa jadi akan dikatakan kembali apakah tulisan itu hasil dari igauan Nabi atau bukan? <ref>Syarafuddin, ''al-Muraja'at'', hal. 245; terjemah Bahasa Persia: Munazhirat, hal. 436-437. </ref>


==Catatan Kaki==
==Catatan Kaki==
Baris 70: Baris 70:
==Daftar Pustaka==
==Daftar Pustaka==
{{referensi}}
{{referensi}}
 
*Ahmad bin Hanbal, ''Musnad al-Imam Ahmad bin Hanbal'', periset: Muhammad Abdul Qadir 'Atha, jilid 2. Beirut: Dār al-Kutub al-'Ilmiyah, 2008 M.
*Ahmad bin Hanbal, Musnad al-Imam Ahmad bin Hanbal, periset: Muhammad Abdul Qadir 'Atha, jilid 2, Beirut: Dār al-Kutub al-'Ilmiyah, 2008 M.
*Al-Baihaqi, Ahmad bin Al-Husain, ''al-Sunan al-Kubrā''. Beirut: Dār al-Fikr, Tanpa Tanggal.
*Al-Baihaqi, Ahmad bin Al-Husain, al-Sunan al-Kubrā, Beirut: Dār al-Fikr, Tanpa Tanggal.
*Al-Bukhari, Muhammad bin Ismail, ''Sahih al-Bukhari''. Beirut: Dar al-Fikr, 1401 H/ 1981 M.
*Al-Bukhari, Muhammad bin Ismail, Sahih Bukhari, Beirut: Dar al-Fikr, 1401 H/ 1981 M.
*Al-Bukhari, Muhammad bin Ismail, ''Sahih al-Bukhari''. Beirut: Darut Thauqun Najah, 1422 H.
*Al-Bukhari, Muhammad bin Ismail, Sahih Bukhari, Beirut: Darut Thauqun Najah, 1422 H.
*An-Nawawi, Yahya bin Syaraf, ''Shahih Muslim bi Syarh al-Nawawi''. Beirut: Darul Kutub al-Arabi, 1407 H.
*An-Nawawi, Yahya bin Syaraf, Shahih Muslim Bi Syarhi an-Nawawi, Beirut, Darul Kutub al-Arabi, 1407 H.
*An-Naisyaburi, Muslim bin Hajjaj, ''al-Jāmi' al-Shahīh'' (Sahih Muslim). Beirut: Dar al-Fikr, Tanpa Tanggal.
*An-Neisyaburi, Muslim bin Hajjaj, al-Jāmi' al-Shahīh (Sahih Muslim), Beirut, Dār al-Fikr, Tanpa Tanggal.
*Irbili, Ali bin Isya, ''Kasf al-Gummah''. Qom: al-Syarif al-Radhi, Tanpa Tanggal.
*Arbili, Ali biin Isya, Kasful Gummah, Qom, al-Syarif al-Radhi, Tanpa Tanggal.
*Ibnu Abi al-Hadid, ''Syarah Nahj al-Balaghah'', riset: Muhammad Abul Fadhl Ibrahim. Dār Ihyā al-Kutub al-'Arabiyah, 1378 H- 1959 M.
*Ibnu Abi al-Hadid, Syarh Nahjul Balaghah, riset: Muhammad Abul Fadhl Ibrahim, Dār Ihyā al-Kutub al-'Arabiyah, 1378 H- 1959 M.
*Ibnu Sa'ad, ''al-Thabaqāt al-Kubrā'', Beirut: Dār Shādir, Tanpa Tanggal.
*Ibnu Sa'ad, al-Thabaqāt al-Kubrā, Beirut: Dār Shādir, Tanpa Tanggal.
*Ibnu Syahr Asyub, Muhammad bin Ali, ''Manaqib Al Abi Thalib'', Qom, Allamah, Tanpa Tanggal.
*Ibnu Syahr Asyub, Muhammad bin Ali, Manaqib Al Abi Thalib, Qom, Allamah, Tanpa Tanggal.
*Ibnu Taimiyah, Ahmad bin Abdul Halim, ''Minhajus Sunnah an-Nabawiyah'', riset: Muhammad Rasyad Salim, Riyadh, Jamiah al-Imam Muhammad bin Saud al-Islamiyah, 1406 H.  
*Ibnu Taimiyah, Ahmad bin Abdul Halim, Minhajus Sunnah an-Nabawiyah, riset: Muhammad Rasyad Salim, Riyadh, Jamiah al-Imam Muhammad bin Saud al-Islamiyah, 1406H.  
*Jauhari, Ahmad bin Muhammad, ''Muqtadhabul Atsar fi Nasshil Aimmatil Itsna 'Asyar'', riset: Lutfullah shafi. Qom: Maktabah al-Thabathabai, Tanpa Tanggal.
*Jauhari, Ahmad bin Muhammad, Muqtadhabul Atsar fi Nashil Aimmatil Asyar, riset: Lutfullah shafi, Qom, Maktabah at-Thabathabai, Tanpa Tanggal.
*Nukmani, Muhammad bin Ibrahim, ''al-Ghaibah''. Tehran: Maktabah al-Shaduq 1399 H.
*Nukmani, Muhammad bin Ibrahim, Al-Ghaibah, Tehran, Maktabah as-Shaduq1399H.
*Syaikh Mufid, Muhammad bin Muhammad, ''al-Irsyad fi Ma'rifati Hujajullah alal Ibad, Qom, al-Mu'tamar Li Alfiyat al-Syaikh al-Mufid, 1372HS.
*Syaikh Mufid, Muhammad bin Muhammad, al-Irsyad fi Ma’rifati Hujajullah alal Ibad, Qom, al-Mu’tamar Li Alfiyati as-Syaikh al-Mufid, 1372HS.
*Syaikh Mufid, Muhammad bin Muhammad, ''Awail al-Maqalat'',riset: Ibrahim Ansari Zanjani. Qom: al-Mu'tamar li Alfiyat al-Syaikh al-Mufid, Tanpa Tanggal.
*Syaikh Mufid, Muhammad bin Muhammad, Awail al-Maqalat,riset: Ibrahim Ansari ZanjaniQom, al-Mu’tamar Li Alfiyati as-Syaikh al-Mufid, Tanpa Tanggal.
*Syarafuddin Amili, ''al-Murāji'āt'', Abdul Husein. Qom: al-Mu'tamar li Alfiyat al-Syaikh al-Mufid, Tanpa Tanggal.
*Syarafuddin Amili, al-Murāja'āt, Abdul Husein, Qom, al-Mu’tamar Li Alfiyati as-Syaikh al-Mufid, Tanpa Tanggal.
{{akhir}}
{{akhir}}


Pengguna anonim