Pengguna anonim
A'raf (pada hari kiamat): Perbedaan antara revisi
→Arti A'rāf
imported>M.hazer |
imported>M.hazer |
||
Baris 4: | Baris 4: | ||
Secara leksikal, A'rāf adalah bentuk plural (jamak) dari kata 'Urf yang berarti bagian-bagian tinggi dari gunung dan bukit serta garis rambut yang ada di tengkuk. <ref>''Mu'jam al-Tahzib al-Lughah'', Muhammad bin Ahmad Zuhri, jld. 3, hlm. 2404; ''Lisān al-'Arab'', Ibnu Manzur, jld.9, hlm. 241, Dar al-Shadir, Beirut, Tanpa Tahun. </ref> | Secara leksikal, A'rāf adalah bentuk plural (jamak) dari kata 'Urf yang berarti bagian-bagian tinggi dari gunung dan bukit serta garis rambut yang ada di tengkuk. <ref>''Mu'jam al-Tahzib al-Lughah'', Muhammad bin Ahmad Zuhri, jld. 3, hlm. 2404; ''Lisān al-'Arab'', Ibnu Manzur, jld.9, hlm. 241, Dar al-Shadir, Beirut, Tanpa Tahun. </ref> | ||
Terkait maksud dari A'rāf dalam Alquran, di kalangan ulama dan pakar [[Islam]] terdapat Perspektif yang cukup beragam<ref>''Al-Mizān'', Muhammad Husain Thabathabai, jld. 8, hlm. 126. </ref>dan yang pasti mayoritas maksudnya adalah sebuah tembok yang ada antara penghuni [[surga]] dan neraka. <ref>''Tashhih al-I'tiqādāt Mundarij dar Mushannifāt Syaikh Mufid'', hlm. 223; al-A'rāf, ''Mufradāt'', Raghib Ishfahani, hlm. 332. </ref> Menurut [[Allamah Thabathabai]], A'rāf adalah bagian-bagian tinggi dari sebuah hijab yang menjadi perisai antara penghuni neraka dan surga, dimana kelompok A'rāf yang ada disana selain menyaksikan penduduk neraka juga menyaksikan penghuni surga. <ref>''Al-Mizān'', jld. 8, hlm. 121. </ref> Dan karena pada [[hari Kiamat]] tanahnya bersifat mendatar maka yang dimaksud tinggi disini adalah kedudukan dan maqam tinggi seseorang dan hal tersebut adalah maqam [[syafa'at]]. | Terkait maksud dari A'rāf dalam [[Alquran]], di kalangan ulama dan pakar [[Islam]] terdapat Perspektif yang cukup beragam<ref>''Al-Mizān'', Muhammad Husain Thabathabai, jld. 8, hlm. 126. </ref>dan yang pasti mayoritas maksudnya adalah sebuah tembok yang ada antara penghuni [[surga]] dan neraka. <ref>''Tashhih al-I'tiqādāt Mundarij dar Mushannifāt Syaikh Mufid'', hlm. 223; al-A'rāf, ''Mufradāt'', Raghib Ishfahani, hlm. 332. </ref> Menurut [[Allamah Thabathabai]], A'rāf adalah bagian-bagian tinggi dari sebuah hijab yang menjadi perisai antara penghuni neraka dan surga, dimana kelompok A'rāf yang ada disana selain menyaksikan penduduk neraka juga menyaksikan penghuni surga. <ref>''Al-Mizān'', jld. 8, hlm. 121. </ref> Dan karena pada [[hari Kiamat]] tanahnya bersifat mendatar maka yang dimaksud tinggi disini adalah kedudukan dan maqam tinggi seseorang dan hal tersebut adalah maqam [[syafa'at]]. | ||
Mujahid, salah satu mufasir dari kalangan tabi'in, berkata bahwa penghalang disitu maksudnya adalah "Sur" (dinding atau pagar yang mengitari kota-kota lama) yang memiliki sebuah pintu. Beranjak dari penafsiran ini, sebagian ulama yang datang kemudian menganggap bahwa A'rāf tidak lain adalah dinding atau penghalang yang –sebagaimana yang disebutkan dalam [[surah Al-Hadid]]<ref>QS. Al-Hadid: 13. ((Yaitu) pada hari ketika orang-orang munafik laki-laki dan perempuan berkata kepada orang-orang yang beriman, "Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil sebagian dari cahayamu." Dikatakan (kepada mereka), "Kembalilah kamu ke belakang (dunia) dan carilah sendiri cahaya (untukmu)." Tiba-tiba diletakkan antara mereka dinding yang berpintu. Di sebelah dalam dinding itu (dimana orang-orang Mukmin ada di dalamnya) ada rahmat dan di sebelah luarnya (yang ada di hadapan kaum munafik) ada siksa.")</ref> [[Allah swt]] akan letakkan antara kaum mukminin dan munafikin pada hari Kiamat dan dinding atau penghalang itu memiliki sebuah pintu yang isi dan batinnya berupa jalur menuju Surga dan lahiriahnya menghadap ke neraka. | Mujahid, salah satu mufasir dari kalangan tabi'in, berkata bahwa penghalang disitu maksudnya adalah "Sur" (dinding atau pagar yang mengitari kota-kota lama) yang memiliki sebuah pintu. Beranjak dari penafsiran ini, sebagian ulama yang datang kemudian menganggap bahwa A'rāf tidak lain adalah dinding atau penghalang yang –sebagaimana yang disebutkan dalam [[surah Al-Hadid]]<ref>QS. Al-Hadid: 13. ((Yaitu) pada hari ketika orang-orang munafik laki-laki dan perempuan berkata kepada orang-orang yang beriman, "Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil sebagian dari cahayamu." Dikatakan (kepada mereka), "Kembalilah kamu ke belakang (dunia) dan carilah sendiri cahaya (untukmu)." Tiba-tiba diletakkan antara mereka dinding yang berpintu. Di sebelah dalam dinding itu (dimana orang-orang Mukmin ada di dalamnya) ada rahmat dan di sebelah luarnya (yang ada di hadapan kaum munafik) ada siksa.")</ref> [[Allah swt]] akan letakkan antara kaum mukminin dan munafikin pada hari Kiamat dan dinding atau penghalang itu memiliki sebuah pintu yang isi dan batinnya berupa jalur menuju Surga dan lahiriahnya menghadap ke neraka. |