Lompat ke isi

Hadis Laulaka: Perbedaan antara revisi

169 bita ditambahkan ,  23 Januari 2016
tidak ada ringkasan suntingan
imported>Esmail
Tidak ada ringkasan suntingan
imported>Esmail
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 25: Baris 25:


==Sumber Riwayat==
==Sumber Riwayat==
Periwayatan hadis Laulaka secara lengkap tidak terdapat dalam satupun rujukan Syiah, baik dalam kitab klasik maupun kitab kontemporer. Mir Jahani penulis kitab Jannatu al-‘Ashimah mengklaim bahwa hadis tersebut ia nukil dari kitab Kasyf al-Liāla karya Shalih bin ‘Arandasi Hilli (w. abad 9 H).
Periwayatan hadis ''Laulaka'' secara lengkap tidak terdapat dalam satupun rujukan [[Syiah]], baik dalam kitab klasik maupun kitab kontemporer. [[Mir Jahani]] penulis kitab ''Jannatu al-‘Ashimah'' mengklaim bahwa hadis tersebut ia nukil dari kitab ''Kasyf al-Liāla'' karya Shalih bin ‘Arandasi Hilli (w. abad 9 H).


Sanad yang dinukil oleh Mir Jahani berasal dari sepuluh rantai perawi sebagai berikut:
Sanad yang dinukil oleh Mir Jahani berasal dari sepuluh rantai perawi sebagai berikut:
Dari kitab Kasyf al-Liāla oleh Shalih bin Abdul Wahab bin al-‘Arandasi yang meriwayatkan dari al-Syaikh Ibrahim bin al Hasan al-Dzarraq, dari al-Syaikh Aliyya bin Hilal al-Jazairi, dari al-Syaikh Ahmad bin Fahd al-Hilli, dari al-Syaikh Zain al-Din Ali bin al-Hasan al-Khazan al-Hairi, dari al-Syaikh Abi Abdillah Muhammad bin Makki al-Syahid, melalui sanad yang sampai ke Abi Ja’far Muhammad bin Ali bin Musa bin Babwai al-Qommi, melalui jalur Jabir bin Yazid al-Ju’fi, dari Jabir bin Abdullah al-Anshari, dari Rasulullah Saw dari Allah Swt, berkata:… <ref>Situs Jamaran. </ref>


Ayatullah Sayid Musa Syabairi berpendapat sanad riwayat tersebut memliki cacat sehingga tidak bisa diyakini keshahihannya <ref>Mir Jahani, Jannatu al-āshimah, hlm. 148. </ref><ref>Apakah hadis Laulaka itu shahih? </ref>
Dari kitab ''Kasyf al-Liāla'' oleh Shalih bin Abdul Wahab bin al-‘Arandasi yang meriwayatkan dari al-Syaikh Ibrahim bin al Hasan al-Dzarraq, dari al-Syaikh Aliyya bin Hilal al-Jazairi, dari al-Syaikh Ahmad bin Fahd al-Hilli, dari al-Syaikh Zain al-Din Ali bin al-Hasan al-Khazan al-Hairi, dari al-Syaikh Abi Abdillah Muhammad bin Makki al-Syahid, melalui sanad yang sampai ke Abi Ja’far Muhammad bin Ali bin Musa bin Babwai al-Qommi, melalui jalur Jabir bin Yazid al-Ju’fi, dari Jabir bin Abdullah al-Anshari, dari [[Rasulullah Saw]] dari Allah Swt, berkata:… <ref>[http://www.jamaran.ir/fa/NewsContent-id_38627.aspx Situs Jamaran]</ref>
Ayatullah Muhammad Ali Gharami juga menyatakan bahwa beberapa perawi dari riwayat tersebut adalah orang-orang yang tidak dikenali namun juga tidak menganggap bahwa hadis tersebut adalah hadis palsu. [5] Ia menulis sebuah kitab dengan judul Laula Fatimah untuk memberikan penjelasan dan syarah mengenai maksud dari hadis Qudsi tersebut. [6]. <ref>Situs Ayatullah Gharami. </ref>
 
Ayatullah Sayid Musa Syabairi berpendapat sanad riwayat tersebut memliki cacat sehingga tidak bisa diyakini keshahihannya <ref>Mir Jahani, ''Jannatu al-āshimah'', hlm. 148. </ref>
Ayatullah Muhammad Ali Gharami juga menyatakan bahwa beberapa perawi dari riwayat tersebut adalah orang-orang yang tidak dikenali namun juga tidak menganggap bahwa hadis tersebut adalah hadis palsu.<ref>[http://rahebartar.ir/faq/show/26114 Apakah hadis Laulaka itu shahih?] </ref> Ia menulis sebuah kitab dengan judul Laula Fatimah untuk memberikan penjelasan dan syarah mengenai maksud dari hadis Qudsi tersebut. <ref>[http://www.ayat-gerami.ir/list.asp?L=1&t=Title&gid=28 Situs Ayatullah Gharami.] </ref>


==Catatan Kaki==
==Catatan Kaki==
Pengguna anonim