Pengguna anonim
Hadis Laulaka: Perbedaan antara revisi
tidak ada ringkasan suntingan
imported>Esmail Tidak ada ringkasan suntingan |
imported>Esmail Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 25: | Baris 25: | ||
==Sumber Riwayat== | ==Sumber Riwayat== | ||
Periwayatan hadis Laulaka secara lengkap tidak terdapat dalam satupun rujukan Syiah, baik dalam kitab klasik maupun kitab kontemporer. Mir Jahani penulis kitab Jannatu al-‘Ashimah mengklaim bahwa hadis tersebut ia nukil dari kitab Kasyf al-Liāla karya Shalih bin ‘Arandasi Hilli (w. abad 9 H). | Periwayatan hadis ''Laulaka'' secara lengkap tidak terdapat dalam satupun rujukan [[Syiah]], baik dalam kitab klasik maupun kitab kontemporer. [[Mir Jahani]] penulis kitab ''Jannatu al-‘Ashimah'' mengklaim bahwa hadis tersebut ia nukil dari kitab ''Kasyf al-Liāla'' karya Shalih bin ‘Arandasi Hilli (w. abad 9 H). | ||
Sanad yang dinukil oleh Mir Jahani berasal dari sepuluh rantai perawi sebagai berikut: | Sanad yang dinukil oleh Mir Jahani berasal dari sepuluh rantai perawi sebagai berikut: | ||
Ayatullah Sayid Musa Syabairi berpendapat sanad riwayat tersebut memliki cacat sehingga tidak bisa diyakini keshahihannya <ref>Mir Jahani, Jannatu al-āshimah, hlm. 148. | Dari kitab ''Kasyf al-Liāla'' oleh Shalih bin Abdul Wahab bin al-‘Arandasi yang meriwayatkan dari al-Syaikh Ibrahim bin al Hasan al-Dzarraq, dari al-Syaikh Aliyya bin Hilal al-Jazairi, dari al-Syaikh Ahmad bin Fahd al-Hilli, dari al-Syaikh Zain al-Din Ali bin al-Hasan al-Khazan al-Hairi, dari al-Syaikh Abi Abdillah Muhammad bin Makki al-Syahid, melalui sanad yang sampai ke Abi Ja’far Muhammad bin Ali bin Musa bin Babwai al-Qommi, melalui jalur Jabir bin Yazid al-Ju’fi, dari Jabir bin Abdullah al-Anshari, dari [[Rasulullah Saw]] dari Allah Swt, berkata:… <ref>[http://www.jamaran.ir/fa/NewsContent-id_38627.aspx Situs Jamaran]</ref> | ||
Ayatullah Muhammad Ali Gharami juga menyatakan bahwa beberapa perawi dari riwayat tersebut adalah orang-orang yang tidak dikenali namun juga tidak menganggap bahwa hadis tersebut adalah hadis palsu. [ | |||
Ayatullah Sayid Musa Syabairi berpendapat sanad riwayat tersebut memliki cacat sehingga tidak bisa diyakini keshahihannya <ref>Mir Jahani, ''Jannatu al-āshimah'', hlm. 148. </ref> | |||
Ayatullah Muhammad Ali Gharami juga menyatakan bahwa beberapa perawi dari riwayat tersebut adalah orang-orang yang tidak dikenali namun juga tidak menganggap bahwa hadis tersebut adalah hadis palsu.<ref>[http://rahebartar.ir/faq/show/26114 Apakah hadis Laulaka itu shahih?] </ref> Ia menulis sebuah kitab dengan judul Laula Fatimah untuk memberikan penjelasan dan syarah mengenai maksud dari hadis Qudsi tersebut. <ref>[http://www.ayat-gerami.ir/list.asp?L=1&t=Title&gid=28 Situs Ayatullah Gharami.] </ref> | |||
==Catatan Kaki== | ==Catatan Kaki== |