Pengguna anonim
Aminah binti Wahab: Perbedaan antara revisi
tidak ada ringkasan suntingan
imported>Rezvani k (پیوند میان ویکی در ویکی داده و حذف از مبدا ویرایش) |
imported>Yuwono Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 11: | Baris 11: | ||
| Afiliasi agama =Monoteis | | Afiliasi agama =Monoteis | ||
| Garis keturunan =[[quraisy|Qurasyi]] | | Garis keturunan =[[quraisy|Qurasyi]] | ||
| Kerabat termasyhur =[[Abdullah bin Abdul Muththalib]] (suami) | | Kerabat termasyhur =[[Abdullah bin Abdul Muththalib]] (suami) • [[Nabi Muhammad saw]] (anak) | ||
| Lahir = | | Lahir = | ||
| Tempat tinggal =[[Mekah]] | | Tempat tinggal =[[Mekah]] | ||
Baris 28: | Baris 28: | ||
==Nasab dan Kelahiran== | ==Nasab dan Kelahiran== | ||
Aminah lahir di kota [[Mekah]] <ref>Aisyah Abdurahman, ''Aminah Madare_e Payambar'', hlm. 74. </ref>. Ayahnya bernama Wahab, seorang pembesar dari | Aminah lahir di kota [[Mekah]] <ref>Aisyah Abdurahman, ''Aminah Madare_e Payambar'', hlm. 74. </ref>. Ayahnya bernama Wahab, seorang pembesar dari bani Zuhrah, kakeknya bernama [[Abdu Manaf bin Zuhrah]] yang sezaman dengan putra pamanya yang bernama Abdu Manaf bin [[Qushai bin Kilab]] dan sebagai perhormatan, mereka berdua dipanggil Manafain. Nenek dari jalur ayahnya adalah Atikah binti Auqash bin Murrah bin Hilal al-Sulaimah, salah seorang dari tiga 'Awatik yang dibanggakan [[Rasulullah saw]] dengan mengatakan, انا ابن العَواتک من سُلَیم yang artinya, ''"Aku adalah putra dari al-'Awatik dari bani Sulaim."''<ref>Aisyah Abdurahman, ''Aminah Madare_e Payambar'', hlm. 80-81. </ref> | ||
Ibu Aminah bernama Barrah, kakek dari jalur ibunya bernama Abdul 'Uzza dan nenek dari jalur ibunya bernama Ummu Habaib bin Asad bin Abdul 'Uzza bin Qushai, sementara ibu Ummu Habaib bernama Barrah binti 'Auf.<ref>Aisyah Abdurahman, '' Aminah Madare_e Payambar'', hlm. 81. </ref> | Ibu Aminah bernama Barrah, kakek dari jalur ibunya bernama Abdul 'Uzza dan nenek dari jalur ibunya bernama Ummu Habaib bin Asad bin Abdul 'Uzza bin Qushai, sementara ibu Ummu Habaib bernama Barrah binti 'Auf.<ref>Aisyah Abdurahman, '' Aminah Madare_e Payambar'', hlm. 81. </ref> | ||
Baris 35: | Baris 35: | ||
==Pernikahan dengan Abdullah== | ==Pernikahan dengan Abdullah== | ||
Aminah menikah dengan [[Abdullah bin Abdul Muththalib]]. Saat itu, ia dikenal sebagai perempuan terbaik dari kalangan [[Quraisy]].<ref>Ibnu Hisyam, ''al-Sirah al-Nabawiyah'', jld. 1, hlm. 156. </ref>Sebelum Abdullah melamar Aminah, sejumlah perempuan telah ditawarkan kepada Abdullah seperti putri Naufal bin Asad, Fatimah binti Marra, Laila Adwiyah dan lainnya,<ref>Lihat: Ibnu Katsir, ''al-Kāmil fi al-Tārikh'', jld. 2, hlm. 8. </ref> namun Abdullah menjatuhkan pilihan untuk meminang Aminah. Diceritakan, ketika Abdullah melamar Aminah, | Aminah menikah dengan [[Abdullah bin Abdul Muththalib]]. Saat itu, ia dikenal sebagai perempuan terbaik dari kalangan [[Quraisy]].<ref>Ibnu Hisyam, ''al-Sirah al-Nabawiyah'', jld. 1, hlm. 156. </ref>Sebelum Abdullah melamar Aminah, sejumlah perempuan telah ditawarkan kepada Abdullah seperti putri Naufal bin Asad, Fatimah binti Marra, Laila Adwiyah dan lainnya,<ref>Lihat: Ibnu Katsir, ''al-Kāmil fi al-Tārikh'', jld. 2, hlm. 8. </ref> namun Abdullah menjatuhkan pilihan untuk meminang Aminah. Diceritakan, ketika Abdullah melamar Aminah, banyak perempuan yang patah hati dengan keputusan tersebut.<ref>Aisyah Abdurahman, ''Aminah Madare_e Payambar'', hlm. 103. </ref> Acara dan pesta pernikahan dua pembesar Quraisy tersebut berlangsung selama tiga malam tiga hari. Sepanjang pesta pernikahan tersebut, berdasarkan tradisi kabilah, ia menetap di rumah pengantin perempuan.<ref>Nawiri, ''Nihāyatu al-Arab'', jld. 16, hlm. 57. </ref> | ||
==Wafatnya Abdullah== | ==Wafatnya Abdullah== | ||
Baris 45: | Baris 45: | ||
==Kelahiran Muhammad Saw== | ==Kelahiran Muhammad Saw== | ||
Menurut pandangan [[Syiah]], Aminah melahirkan Muhammad pada tanggal [[17 Rabiul Awal]] [[tahun Gajah]], berbeda dengan versi [[Ahlusunah]] yang meyakini peristiwa tersebut terjadi pada tanggal [[12 Rabiul Awal]]. <ref>Ayati, ''Tārikh Payāmbar Islam'', hlm. 43. </ref> Berita kelahiran Muhammad menjadi kabar yang sangat menggembirakan bagi [[ | Menurut pandangan [[Syiah]], Aminah melahirkan Muhammad pada tanggal [[17 Rabiul Awal]] [[tahun Gajah]], berbeda dengan versi [[Ahlusunah]] yang meyakini peristiwa tersebut terjadi pada tanggal [[12 Rabiul Awal]]. <ref>Ayati, ''Tārikh Payāmbar Islam'', hlm. 43. </ref> Berita kelahiran Muhammad menjadi kabar yang sangat menggembirakan bagi [[bani Hasyim]]. Sewaktu berita tersebut sampai ke telinga [[Abu Lahab]] dan itu menggembirakan hatinya, ia membebaskan budaknya, Tsuwaibah Aslamiyah yang membawa kabar tersebut kepadanya.<ref>Aisyah Abdurrahman, ''Aminah Madar_e Payambar'', hlm. 150. </ref> [[Abdul Muththalib]] memberikan nama Muhammad pada bayi yang dilahirkan Aminah, yang membuat kaum [[Quraisy]] bertanya-tanya mengapa dinamakan dengan nama itu. Abdul Muththalib menjawab, "Aku inginkan dia menjadi yang terpuji di langit dan di bumi."<ref>Aisyah Abdurrahman, ''Aminah Madar_e Payambar'', hlm. 153. </ref> | ||
==Masa Mengasuh Muhammad== | ==Masa Mengasuh Muhammad== | ||
Aminah pasca melahirkan, ia mengasuh sendiri bayinya. Awalnya, karena disebabkan keterbatan materi dan ketidaksanggupan untuk menyewa pengasuh, Aminah menolak setiap tawaran orang yang hendak mengasuh bayinya. Namun pada akhirnya ia menyerahkan [[Nabi saw|Muhammad]] dibawah pengasuhan Halimah Sa'diyah, karena Muhammad juga butuh pengasupan ASI. Setelah 2 tahun berada dalam pengasuhannya, Halimah pun membawa kembali Muhammad kepada ibu kandungnya, namun karena anak ini membawa keberkahan kepadanya dan menjaganya dari waba yang menyerang [[Mekah]], ia meminta izin kepada Aminah agar Muhammad tetap bersamanya beberapa tahun lagi dan tinggal bersamanya di perkampungan di gurun pasir. Aminah menyepakati permohonan tersebut.<ref>Ibnu Hisyam, ''al-Sirah al-Nabawiyah'', hlm. 162-164. </ref>Akhirnya Aminah pada tahun keenam setelah [[tahun Gajah]], ketika Muhammad berusia 5 tahun 2 hari, Halimah mengembalikan Muhammad kepada ibunya.<ref>Ibnu Abdul Bar, ''al-Isti'āb fi Ma'rifah al-Ashhāb'', jld. 1, hlm. 29. </ref> | Aminah pasca melahirkan, ia mengasuh sendiri bayinya. Awalnya, karena disebabkan keterbatan materi dan ketidaksanggupan untuk menyewa pengasuh, Aminah menolak setiap tawaran orang yang hendak mengasuh bayinya. Namun pada akhirnya ia menyerahkan [[Nabi saw|Muhammad]] dibawah pengasuhan [[Halimah Sa'diyah]], karena Muhammad juga butuh pengasupan ASI. Setelah 2 tahun berada dalam pengasuhannya, Halimah pun membawa kembali Muhammad kepada ibu kandungnya, namun karena anak ini membawa keberkahan kepadanya dan menjaganya dari waba yang menyerang [[Mekah]], ia meminta izin kepada Aminah agar Muhammad tetap bersamanya beberapa tahun lagi dan tinggal bersamanya di perkampungan di gurun pasir. Aminah menyepakati permohonan tersebut.<ref>Ibnu Hisyam, ''al-Sirah al-Nabawiyah'', hlm. 162-164. </ref>Akhirnya Aminah pada tahun keenam setelah [[tahun Gajah]], ketika Muhammad berusia 5 tahun 2 hari, Halimah mengembalikan Muhammad kepada ibunya.<ref>Ibnu Abdul Bar, ''al-Isti'āb fi Ma'rifah al-Ashhāb'', jld. 1, hlm. 29. </ref> | ||
Pada tahun ketujuh setelah tahun Gajah, Aminah membawa Muhammad ke Madinah untuk menziarahi makam ayahnya [[Abdullah bin Abdul Muththalib|Abdullah]] dan bertemu dengan paman-paman Abdullah dari pihak ibu. Paman-paman ayah Muhammad saw berasal dari bani Najjar. Sayangnya, dalam perjalanan kembali dari Madinah, Aminah meninggal dunia karena sakit dan dimakamkan di [[Abwa]]. Ummu Aiman lah yang mengantar Muhammad untuk kembali ke Mekah dan tiba 5 hari setelahnya di kota tersebut.<ref>Ibnu Abdul Bar, ''al-Isti’āb fi Ma'rifah al-Ashhāb'', jld. 1, hlm. 30. </ref> | Pada tahun ketujuh setelah tahun Gajah, Aminah membawa Muhammad ke Madinah untuk menziarahi makam ayahnya [[Abdullah bin Abdul Muththalib|Abdullah]] dan bertemu dengan paman-paman Abdullah dari pihak ibu. Paman-paman ayah Muhammad saw berasal dari bani Najjar. Sayangnya, dalam perjalanan kembali dari Madinah, Aminah meninggal dunia karena sakit dan dimakamkan di [[Abwa]]. Ummu Aiman lah yang mengantar Muhammad untuk kembali ke Mekah dan tiba 5 hari setelahnya di kota tersebut.<ref>Ibnu Abdul Bar, ''al-Isti’āb fi Ma'rifah al-Ashhāb'', jld. 1, hlm. 30. </ref> | ||
Baris 62: | Baris 62: | ||
Demikian pula Suyuthi menukil dari [[Ibnu Mas'ud]]: | Demikian pula Suyuthi menukil dari [[Ibnu Mas'ud]]: | ||
Suatu hari Rasulullah saw | Suatu hari Rasulullah saw ber[[ziarah]] kemakam kaum muslimin dan kamipun mengikutinya. Setibanya, ia duduk dihadapan makam, lalu menangis serta berdoa. Kamipun turut menangis dan berdoa. Ia bertanya, "Mengapa kalian menangis?". Kami menjawab, tangismu menjadi penyebab kami menangis. Nabi Muhammad saw berkata, "Kubur dihadapanku adalah kubur ibuku. Allah mengizinkanku menziarahinya, namun tidak mengizinkanku untuk [[istighfar|memohonkan ampun]] untuknya." Kemudian turunlah ayat: | ||
{{ia|مَا کانَ لِلنَّبِی وَالَّذِينَ آمَنُواْ أَن يسْتَغْفِرُواْ لِلْمُشْرِکينَ وَلَوْ کانُواْ أُوْلِی قُرْبَی مِن بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُمْ أَصْحَابُ الْجَحِيمِ}} | {{ia|مَا کانَ لِلنَّبِی وَالَّذِينَ آمَنُواْ أَن يسْتَغْفِرُواْ لِلْمُشْرِکينَ وَلَوْ کانُواْ أُوْلِی قُرْبَی مِن بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُمْ أَصْحَابُ الْجَحِيمِ}} | ||
Baris 72: | Baris 72: | ||
===Pandangan Syiah=== | ===Pandangan Syiah=== | ||
Menurut versi [[Syiah]], riwayat-riwayat diatas tidak mutawatir karena Syiah secara [[ijma]] meyakini bahwa [[Abu Thalib]], Aminah binti Wahab dan [[Abdullah bin Abdul Muththalib]] serta kakek [[Rasulullah saw]] sampai ke [[Nabi Adam as]], kesemuanya adalah orang-orang beriman.<ref>Aiti, ''Tārikh Payāmbar Islam'', hlm. 42. </ref> | Menurut versi [[Syiah]], riwayat-riwayat diatas tidak mutawatir karena Syiah secara [[ijma]] meyakini bahwa [[Abu Thalib]], Aminah binti Wahab dan [[Abdullah bin Abdul Muththalib]] serta kakek [[Rasulullah saw]] sampai ke [[Nabi Adam as]], kesemuanya adalah orang-orang beriman.<ref>Aiti, ''Tārikh Payāmbar Islam'', hlm. 42. </ref>[[Akidah]] Syiah tersebut terdapat dalam literatur-literatur Syiah. | ||
[[Imam Shadiq as]] berkata: | [[Imam Shadiq as]] berkata: | ||
Baris 82: | Baris 82: | ||
Allamah Amini menambahkan: | Allamah Amini menambahkan: | ||
:"Sebagian menafsirkan bahwa permintaan ampunan dalam ayat tersebut adalah permohonan ampun untuk sang mayat yang diminta oleh para orang yang melaksanakan | :"Sebagian menafsirkan bahwa permintaan ampunan dalam ayat tersebut adalah permohonan ampun untuk sang mayat yang diminta oleh para orang yang melaksanakan [[salat mayat]]<ref>Lihat: Thabari, ''Jami' al-Bayan'', jld.11, hlm.33</ref>dengan demikian, kalau seperti itu halnya maka tidak sesuai dengan riwayat-riwayat tersebut."<ref>Lihat: Amini, ''al-Ghadir'', jld. 8, hlm.19-20</ref> | ||
<onlyinclude>{{#ifeq:{{{section|editorial box}}}|editorial box|{{Editorial Box | <onlyinclude>{{#ifeq:{{{section|editorial box}}}|editorial box|{{Editorial Box | ||
Baris 103: | Baris 103: | ||
==Daftar Pustaka== | ==Daftar Pustaka== | ||
{{ref}} | {{ref}} | ||
*Aisyah Abdurahman binti al-Syathi. ''Aminah Madar_e Payāmbar ''. terj. Sayid Muhammad Taqi Sajjadi, cet. 3. | *Aisyah Abdurahman binti al-Syathi. ''Aminah Madar_e Payāmbar ''. terj. Sayid Muhammad Taqi Sajjadi, cet. 3. Teheran: Muassasah Intisyarat Nabawi, 1379 S. | ||
*Aiti, Muhammad Ibrahim. '' Tārikh Payāmbar Islam''. riset: Abu al-Qasim Garachi. | *Aiti, Muhammad Ibrahim. '' Tārikh Payāmbar Islam''. riset: Abu al-Qasim Garachi. Teheran: penerbit Universitas Teheran, 1378 S. | ||
*Amini, Abdul al-Husain. ''al-Ghadir''. terj. Akbar Tsabut, cet. 5. | *Amini, Abdul al-Husain. ''al-Ghadir''. terj. Akbar Tsabut, cet. 5. Teheran: Bunyad Bi'tsat, 1391 S. | ||
*Ibnu Abdu al-Barra, Yusuf bin Abdullah. ''al-Isti’āb fi Ma’rifah al-Ashhāb''. riset: Ali Muhammad Bajawi. Beirut: Dar al-Jail. | *Ibnu Abdu al-Barra, Yusuf bin Abdullah. ''al-Isti’āb fi Ma’rifah al-Ashhāb''. riset: Ali Muhammad Bajawi. Beirut: Dar al-Jail. | ||
*Ibnu Atsir, Ali bin Muhammad. ''al-Kāmil fi al-Tārikh''. Beirut: Dar Shar. | *Ibnu Atsir, Ali bin Muhammad. ''al-Kāmil fi al-Tārikh''. Beirut: Dar Shar. | ||
Baris 117: | Baris 117: | ||
{{Nabi Muhammad}} | {{Nabi Muhammad}} | ||
{{Wanita-wanita Berpengaruh}} | {{Wanita-wanita Berpengaruh}} | ||
[[Category:Ibu Manusia Suci]] | |||
[[Category:Wanita Quraisy]] | |||
[[Category:Orang Tua Nabi Muhammad]] | |||
[[Category:Wanita sebelum Islam]] | |||
[[Category:Ibu Manusia Suci]] | |||
[[Category:Wanita Quraisy]] | |||
[[Category:Orang Tua Nabi Muhammad]] | |||
[[Category:Wanita sebelum Islam]] | |||
[[Category:Ibu Manusia Suci]] | |||
[[Category:Wanita Quraisy]] | |||
[[Category:Orang Tua Nabi Muhammad]] | |||
[[Category:Wanita sebelum Islam]] | |||
[[Category:Ibu Manusia Suci]] | |||
[[Category:Wanita Quraisy]] | |||
[[Category:Orang Tua Nabi Muhammad]] | |||
[[Category:Wanita sebelum Islam]] | |||
[[Category:Ibu Manusia Suci]] | |||
[[Category:Wanita Quraisy]] | |||
[[Category:Orang Tua Nabi Muhammad]] | |||
[[Category:Wanita sebelum Islam]] | |||
[[Kategori:Ibu Manusia Suci]] | [[Kategori:Ibu Manusia Suci]] |