Pengguna anonim
Imam Ali al-Ridha as: Perbedaan antara revisi
→Salat Id
imported>M.hazer |
imported>M.hazer |
||
Baris 130: | Baris 130: | ||
}} | }} | ||
Setelah Imam Ridha as dibaiat sebagai calon pengganti khalifah/putra mahkota (pada 7 Ramadhan 201), tibalah hari pertama dari bulan [[Syawal]], yaitu [[Idul Fitri|Hari Raya Idul Fitri]]. Satu hari sebelumnya, Makmun meminta Imam Ridha as untuk menjadi imam shalat Id. Namun Imam Ridha as berdasarkan syarat-syarat yang telah disepakati sebelumnya menolak untuk menjadi imam salat Id. Makmun mendesak dan Imam Ridha as mau tak mau menerima dan berkata, "Kalau begitu saya akan menunaikan salat (Id) sebagaimana [[Rasulullah saw]]." Orang-orang menantikan Imam Ridha as keluar laksana para khalifah keluar dengan adab dan perayaan tertentu, namun mereka tercengang melihat Imam berjalan dengan kaki telanjang sambil membaca takbir. Para pemimpin lasykar yang datang dengan mengenakan pakaian resmi yang biasa digunakan dalam perayaan seperti ini, dengan melihat kondisi yang ada, segera turun dari kuda-kuda mereka dan melepaskan sepatu-sepatunya mengikuti imam sambil menangis dan membaca takbir. Setiap kali Imam melangkah ia mengucapkan tiga takbir. | |||
Disebutkan bahwa Fadhl berkata kepada Makmun, ''"Apabila Imam Ridha seperti ini sampai di tempat salat, maka orang-orang akan semakin banyak berkerumun dan mengaguminya. Lebih baik Anda memintanya untuk kembali."'' Makmun segera mengutus seseorang dan meminta Imam Ridha as untuk kembali. Lalu Imam Ridha as meminta sepatunya kemudian memasangnya lalu menaiki kendaraan dan kembali. <ref>Ja'fariyan, hlm. 443-444, 1381 S. </ref> | |||
==Kesyahidan== | ==Kesyahidan== |