Lompat ke isi

Imam Ali al-Ridha as: Perbedaan antara revisi

imported>M.hazer
imported>M.hazer
Baris 65: Baris 65:


==Imamah==
==Imamah==
Masa imamahnya pasca ayahandanya berlangsung selama 20 tahun (183-203 H) yang bertepatan dengan masa khilafah Harun al-Rasyid, Muhammad Amin (3 tahun 25 hari), Ibrahim bin Mahdi yang lebih dikenal sebagai Ibnu Syiklah (14 hari), kemudian kembali Muhammad Amin (1 tahun dan 7 bulan), Makmun (20 tahun dimana 5 tahun terakhir dari usia Imam Ridha [198 hingga 203 H] bertepatan dengan pemerintahan Makmun). <ref>Thabrisi, jld. 2, hlm. 41-42, 1417 H. </ref>
Imam Ridha as memegang tampuk kepemimpinan paska kesyahidan ayahnya [[Imam Kazhim as]] pada tahun 183 H. Masa imamahnya berlangsung selama 20 tahun (183-203 H) yang bertepatan dengan masa khilafah Harun al-Rasyid (10 tahun), Muhammad Amin (sekitar 5 tahun) dan Makmun (5 tahun).  
Sebagian orang yang mengutip hadis-hadis dari [[Imam Musa bin Ja'far as]] atas imamah putranya Ali bin Musa al-Ridha adalah: Daud bin Katsir al-Riqqi, Muhammad bin Ishaq bin Ammar, Ali bin Yaqthin, Na'im al-Qabusi, al-Husain bin al-Mukhtar, Ziyad bin Marwan, al-Makhzumi, Daud bin Sulaiman, Nashr bin Qabus, Daud bin Zarbi, Yazid bin Sillith dan Muhammad bin Sanan. <ref>Syaikh Mufid, hlm. 448. </ref>
 
Sebagian orang yang mengutip hadis-hadis dari [[Imam Musa bin Ja'far as]] atas imamah putranya Ali bin Musa al-Ridha adalah: Daud bin Katsir al-Riqqi, Muhammad bin Ishaq bin Ammar, Ali bin Yaqthin, Na'im al-Qabusi, al-Husain bin al-Mukhtar, Ziyad bin Marwan, al-Makhzumi, Daud bin Sulaiman, Nashr bin Qabus, Daud bin Zarbi, Yazid bin Sillith dan Muhammad bin Sanan. <ref>Syaikh Mufid, jld. 2, hlm. 248. </ref>


Di samping banyak dalil riwayat, akseptablitas Imam Ridha as di kalangan [[Syiah]] dan keunggulan ilmu dan akhlaknya menetapkan bahwa [[imamah]] layak untuk disandang olehnya meski masalah imamah pada akhir-akhir hidup Imam Musa bin Ja'far cukup pelik dan sulit, namun kebanyakan sahabat Imam Kazhim as menerima bahwa Imam Ridha as adalah pelanjut dan khalifah mereka yang ditunjuk dari sisi Imam Musa Kazhim as. <ref>Ja'fariyan, hlm. 427. </ref>
Di samping banyak dalil riwayat, akseptablitas Imam Ridha as di kalangan [[Syiah]] dan keunggulan ilmu dan akhlaknya menetapkan bahwa [[imamah]] layak untuk disandang olehnya meski masalah imamah pada akhir-akhir hidup Imam Musa bin Ja'far cukup pelik dan sulit, namun kebanyakan sahabat Imam Kazhim as menerima bahwa Imam Ridha as adalah pelanjut dan khalifah mereka yang ditunjuk dari sisi Imam Musa Kazhim as. <ref>Ja'fariyan, hlm. 427. </ref>


===Kecondongan Para Pengikut Syiah===
===Kecondongan Para Pengikut Syiah===
Setelah syahadah Imam ketujuh, sebagian besar kaum Syiah, sesuai dengan wasiat dan pesan Imam Kazhim as dan alasan-alasan serta bukti-bukti lainnya, menerima keimamahan putranya Ali bin Musa al-Ridha as dan beliau menegaskannya sebagai imam kedelapan. Kelompok bagian ini, yang juga termasuk dari para tokoh pembesar sahabat Imam al-Kazhim as, dikenal dengan sebutan nama ''Qathiyah''. <ref> Naubahkhti, ''Firaq al-Syiah'', hlm.79.</ref> Namun kelompok pengikut lainnya dari Imam ketujuh karena dengan alasan-alasan tertentu, engan untuk mengakui keimamahan Imam Ali bin Musa al-Ridha as dan mereka berhenti pada keimamah Musa bin Ja'far as. Mereka menyatakan bahwa Musa bin Ja'far as adalah Imam terakhir dan beliau tidak menentukan keimamahan siapa pun setelahnya dan atau setidaknya kami tidak mengetahuinya. Kelompok ini disebut dengan nama ''Waqifiyah'' (atau ''Waqifah'').
Setelah syahadah Imam ketujuh, sebagian besar kaum Syiah, sesuai dengan wasiat dan pesan Imam Kazhim as dan alasan-alasan serta bukti-bukti lainnya, menerima keimamahan putranya Ali bin Musa al-Ridha as dan beliau menegaskannya sebagai imam kedelapan. Kelompok bagian ini, yang juga termasuk dari para tokoh pembesar sahabat Imam al-Kazhim as, dikenal dengan sebutan nama ''Qath'iyah''. <ref> Naubahkhti, ''Firaq al-Syiah'', hlm.79.</ref> Namun kelompok pengikut lainnya dari Imam ketujuh karena dengan alasan-alasan tertentu, engan untuk mengakui keimamahan Imam Ali bin Musa al-Ridha as dan mereka berhenti pada keimamah Musa bin Ja'far as. Mereka menyatakan bahwa Musa bin Ja'far as adalah Imam terakhir dan beliau tidak menentukan keimamahan siapa pun setelahnya dan atau setidaknya kami tidak mengetahuinya. Kelompok ini disebut dengan nama ''Waqifiyah'' (atau ''Waqifah'').


==Kedudukan Imam di Madinah==
==Kedudukan Imam di Madinah==
Pengguna anonim