Pengguna anonim
Ismailiyah: Perbedaan antara revisi
→Cabang-Cabang Ismailiyah
imported>Ismail Dg naba |
imported>Ismail Dg naba |
||
Baris 88: | Baris 88: | ||
# '''Ismailiyah Mubarakiyah'''; mereka meyakini bahwa [[Imam Shadiq as]] menunjuk cucunya yaitu Muhammad bin Ismail sebagai imam setelah Ismail. Hal ini karena keimamahan tidak dapat berpindah dari seorang saudara (Ismail bin Ja'far) ke saudaranya yang lain ([[Imam Musa bin Ja'far as|Musa bin Ja'far]]), dan perkara ini hanya khusus berlaku pada [[Imam Hasan as]] dan [[Imam Husain as]]. Nama kelompok Mubarakiyah ini diambil dari nama pendirinya, yaitu Mubarak. | # '''Ismailiyah Mubarakiyah'''; mereka meyakini bahwa [[Imam Shadiq as]] menunjuk cucunya yaitu Muhammad bin Ismail sebagai imam setelah Ismail. Hal ini karena keimamahan tidak dapat berpindah dari seorang saudara (Ismail bin Ja'far) ke saudaranya yang lain ([[Imam Musa bin Ja'far as|Musa bin Ja'far]]), dan perkara ini hanya khusus berlaku pada [[Imam Hasan as]] dan [[Imam Husain as]]. Nama kelompok Mubarakiyah ini diambil dari nama pendirinya, yaitu Mubarak. | ||
:# '''Qaramithah Bahrain'''; berbarengan dengan penyebaran dakwah Ismailiyah yang cepat, pada tahun 286 H/899 terjadi pemisahan penting dalam kebangkitan Ismailiyah. Hamdan Qaramith menjadi pimpinan dakwah daerah di [[Irak]] dan wilayah sekitarnya sejak tahun 260 H/874 dan melakukan surat menyurat secara teratur dengan para pimpinan Salamiyah. Ketika Ubaidillah, pimpinan Ismailiyah, meninggal pada tahun 286 H/899, Hamdan Qaramith mengklaim imamah atas dirinya dan kakek-kakeknya yang menjadi para pimpinan pusat sebelumnya. Hamdan memutus hubungan dengan Salamiyah dan pimpinan pusat. Ia pun meminta mereka untuk menghentikan kegiatan dakwah di wilayah pengaruhnya. Tak lama setelah itu, Hamdan pun lenyap. 'Abdan (suami saudarinya) juga terbunuh dengan jebakan Zakrawiyah bin Mahdawiyah, seorang pendakwah di Irak yang pada awalnya setia kepada Ubaidillah dan keyakinannya. Pada tahun yang sama, Abu Said Janabi yang diutus ke Bahrain oleh Hamdan dan 'Abdan, menjadikan Bahrain sebagai pusat Qaramithah dan pencegah dari penyebaran pengaruh politik Fathimiyah di wilayah timur hingga tahun 470 H/1078. Sementara itu, pengikut Ubaidillah berpusat di Yaman. Namun, Ali bin Fadhl di Yaman bergabung dengan kubu Qaramithah dan mendeklarasikan dirinya sebagai Mahdi Mau'ud. Sedangkan Ibn Khusyab tetap setia kepada Ubaidilah sampai akhir hayatnya. Zakrawiyah yang pada awalnya setia pada Ubaidilah, kemudian bergabung dengan Qaramithah. Ia memimpin perlawanan-perlawanan kelompok Qaramithah di Syam dan Irak. Bahkan pada tahun 290 H ia menyerang basis Ubaidilah di Salamiyah. Kelompok Qaramithah tersebar di berbagai tempat seperti Jabal, Khurasan, Mawaranahr, persia dan lain sebagainya. | :# '''Qaramithah Bahrain'''; berbarengan dengan penyebaran dakwah Ismailiyah yang cepat, pada tahun 286 H/899 terjadi pemisahan penting dalam kebangkitan Ismailiyah. Hamdan Qaramith menjadi pimpinan dakwah daerah di [[Irak]] dan wilayah sekitarnya sejak tahun 260 H/874 dan melakukan surat menyurat secara teratur dengan para pimpinan Salamiyah. Ketika Ubaidillah, pimpinan Ismailiyah, meninggal pada tahun 286 H/899, Hamdan Qaramith mengklaim imamah atas dirinya dan kakek-kakeknya yang menjadi para pimpinan pusat sebelumnya. Hamdan memutus hubungan dengan Salamiyah dan pimpinan pusat. Ia pun meminta mereka untuk menghentikan kegiatan dakwah di wilayah pengaruhnya. Tak lama setelah itu, Hamdan pun lenyap. 'Abdan (suami saudarinya) juga terbunuh dengan jebakan Zakrawiyah bin Mahdawiyah, seorang pendakwah di Irak yang pada awalnya setia kepada Ubaidillah dan keyakinannya. Pada tahun yang sama, Abu Said Janabi yang diutus ke Bahrain oleh Hamdan dan 'Abdan, menjadikan Bahrain sebagai pusat Qaramithah dan pencegah dari penyebaran pengaruh politik Fathimiyah di wilayah timur hingga tahun 470 H/1078. Sementara itu, pengikut Ubaidillah berpusat di Yaman. Namun, Ali bin Fadhl di Yaman bergabung dengan kubu Qaramithah dan mendeklarasikan dirinya sebagai Mahdi Mau'ud. Sedangkan Ibn Khusyab tetap setia kepada Ubaidilah sampai akhir hayatnya. Zakrawiyah yang pada awalnya setia pada Ubaidilah, kemudian bergabung dengan Qaramithah. Ia memimpin perlawanan-perlawanan kelompok Qaramithah di Syam dan Irak. Bahkan pada tahun 290 H ia menyerang basis Ubaidilah di Salamiyah. Kelompok Qaramithah tersebar di berbagai tempat seperti Jabal, Khurasan, Mawaranahr, persia dan lain sebagainya. | ||
:# '''Fathimiyah Maroko dan Mesir''' (297 H/910-567 H/1172); dibentuk pertama kali oleh Ubaidilah Mahdi di Ruqadah, kemudian di Qairawan dan beberapa lama kemudian dibentuk di | :# '''Fathimiyah Maroko dan Mesir''' (297 H/910-567 H/1172); dibentuk pertama kali oleh Ubaidilah Mahdi di Ruqadah, kemudian di Qairawan dan beberapa lama kemudian dibentuk di Kairo. Dengan dimulainya kepemimpinan Ubaidilah Mahdi, masa ketersembunyian para imam dalam sejarah Ismailiyah pertama pun berakhir. Pemerintahan ini dihancurkan oleh Salahuddin al-Ayyubi. | ||
::# '''Deruzeyah'''; aliran ini muncul pada tahun 408 H/1017 melalui para pendakwah di [[Kairo]] (masjid Raidan). Namun pendiri sebenarnya aliran ini adalah Hamzah bin Ali bin Ahmad Zuzani yang dikenal dengan Al-Bad. Mereka meyakini ketuhanan (hakim dengan perintah Allah) dan bahkan para khalifah Dinasti Fathimiyah sebelumnya mulai dari Al-Qaim dan seterusnya meyakini hal yang sama. Aliran ini banyak berkembang dan tersebar di Wadi Taim yang terletak di wilayah Hasibiya, Baniyan bagian utara, Halab Barat, serta pegunungan Hirman dan Hauran yang saat ini terletak di [[Suriah]] dan [[Lebanon]]. Secara bertahap setelah tahun 435 H/1044, dakwah kelompok Deruze dilakukan dalam bentuk masyarakat tertutup, dimana mereka tidak menerima anggota baru dan tidak pula mengizinkan pengikutnya murtad. | ::# '''Deruzeyah'''; aliran ini muncul pada tahun 408 H/1017 melalui para pendakwah di [[Kairo]] (masjid Raidan). Namun pendiri sebenarnya aliran ini adalah Hamzah bin Ali bin Ahmad Zuzani yang dikenal dengan Al-Bad. Mereka meyakini ketuhanan (hakim dengan perintah Allah) dan bahkan para khalifah Dinasti Fathimiyah sebelumnya mulai dari Al-Qaim dan seterusnya meyakini hal yang sama. Aliran ini banyak berkembang dan tersebar di Wadi Taim yang terletak di wilayah Hasibiya, Baniyan bagian utara, Halab Barat, serta pegunungan Hirman dan Hauran yang saat ini terletak di [[Suriah]] dan [[Lebanon]]. Secara bertahap setelah tahun 435 H/1044, dakwah kelompok Deruze dilakukan dalam bentuk masyarakat tertutup, dimana mereka tidak menerima anggota baru dan tidak pula mengizinkan pengikutnya murtad. | ||
::# '''Nazariyah'''; dengan kematian Mustanshir Fathimi pada tahun 487 H/1098, terjadi perpecahan di dalam Dinasti Fathimiyah. Mereka yang meyakini Nazar sebagai pemimpin–dengan memperhatikan dalil pergantian kepemimpinan Mustanshir kepada putranya, Nazar—dikenal sebagai kelompok Nazariyah. | ::# '''Nazariyah'''; dengan kematian Mustanshir Fathimi pada tahun 487 H/1098, terjadi perpecahan di dalam Dinasti Fathimiyah. Mereka yang meyakini Nazar sebagai pemimpin–dengan memperhatikan dalil pergantian kepemimpinan Mustanshir kepada putranya, Nazar—dikenal sebagai kelompok Nazariyah. |