Lompat ke isi

Syiah: Perbedaan antara revisi

53 bita ditambahkan ,  4 Juli 2018
tidak ada ringkasan suntingan
imported>E.amini
Tidak ada ringkasan suntingan
imported>Ismail Dg naba
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 15: Baris 15:
{{Sejarah Islam}}
{{Sejarah Islam}}


'''Mazhab Syiah''' (bahasa Arab: {{ia|مذهب الشيعة}}) adalah salah satu mazhab terbesar agama [[Islam]] yang dengan keyakinan mereka pada prinsip dasar [[Imamah]] dan [[Keadilan Ilahi]] menjadikan perbedaan para pengikutnya dengan pengikut [[Ahlusunnah]]. Menurut keyakinan kaum Syiah, Allah telah menentukan pengganti dan suksesi kepemimpinan Nabi Muhammad saw kepada [[Imam Ali bin Abi Thalib As|Ali bin Abi Thalib as]]. Para pengikut mazhab ini telah terbagi dalam berbagai aliran dan kelompok yang mana kelompok terpenting darinya adalah [[Imamiyah]], [[Ismailiyah]] dan [[Zaidiyah]].  
'''Mazhab Syiah''' (bahasa Arab: {{ia|مذهب الشيعة}}) adalah salah satu mazhab terbesar agama [[Islam]] yang dengan keyakinan mereka pada prinsip dasar [[Imamah]] dan Keadilan Ilahi menjadikan perbedaan para pengikutnya dengan pengikut [[Ahlusunnah]]. Menurut keyakinan kaum Syiah, Allah swt telah menentukan pengganti dan suksesi kepemimpinan Nabi Muhammad saw kepada [[Ali bin Abi Thalib as]]. Para pengikut mazhab ini telah terbagi dalam berbagai aliran dan kelompok yang mana kelompok terpenting darinya adalah [[Imamiyah]], [[Ismailiyah]] dan [[Zaidiyah]].  


Menurut laporan dari Lembaga Yayasan pew pada tahun 2009, 10 hingga 13 persen penduduk muslim di dunia bermazhabkan Syiah. Dan diperkirakan jumlah mereka mencapai 154 hingga 200 juta jiwa. Kebanyakan mereka tinggal di Negara-negara seperti [[Iran]], Pakistan, India dan [[Irak]].
Menurut laporan dari Lembaga Yayasan "Pew" pada tahun 2009, 10 hingga 13 persen penduduk muslim di dunia bermazhabkan Syiah. Dan diperkirakan jumlah mereka mencapai 154 hingga 200 juta jiwa. Kebanyakan mereka tinggal di Negara-negara seperti Iran, Pakistan, India dan Irak.


==Penamaan==
==Penamaan==
Syiah dalam bahasa berarti pengikut, pembela, sekumpulan dan grup <ref>Farahidi, ''al-'Ain'', di bawah kata Syia', jld.2, hlm.191.</ref> dan dalam istilah dikhususkan kepada seseorang yang meyakini bahwa [[Imam Ali as]] adalah penerus dan pengganti tanpa jarak bagi [[Rasulullah saw]] dari sisi [[Allah]]. <ref>Syaikh Mufid, ''Awail al-Maqalat'', hlm.35.</ref> kebalikan dari pandangan [[Ahlusunah]] yang meyakini bahwa suksesi Nabi dipilih oleh masyarakat.<ref>Lihat: Eiji, ''Syarh al-Mawaqif'', jld.8, hlm.354.</ref>
Syiah dalam bahasa berarti pengikut, pembela, sekumpulan dan grup <ref>Farahidi, ''al-'Ain'', di bawah kata Syi'ah, jld.2, hlm.191.</ref> dan dalam istilah dikhususkan kepada seseorang yang meyakini bahwa [[Imam Ali as]] adalah penerus dan pengganti tanpa jarak bagi [[Rasulullah saw]] dari sisi [[Allah]]. <ref>Syaikh Mufid, ''Awail al-Maqalat'', hlm.35.</ref> kebalikan dari pandangan [[Ahlusunah]] yang meyakini bahwa pengganti Nabi dipilih oleh masyarakat.<ref>Lihat: Eiji, ''Syarh al-Mawaqif'', jld.8, hlm.354.</ref>


Pada abad pertama hijriyah, kata Syiah digunakan hanya secara bahasa saja dan kepada para pecinta dan pengikut seseorang dikatakan Syiah. Sebagian meyakini bahwa orang-orang yang mengedepankan Ali as atas [[Utsman]], mereka itu dikatakan Syiah. Sejatinya bagi kelompok ini dikenal sebagai Syiah politis di hadapan Syiah ideologi (orang-orang yang meyakini bahwa suksesi tanpa jarak Nabi adalah Ali as)<ref> Ja'fariyan, ''Tarikh Tasyayyu dar Iran''', hlm.19, 30.</ref> kemudian Syiah, dikhususkan kepada orang-orang yang meyakini bahwa suksesi atau penganti Ali as adalah dari sisi Allah dan hanya terbatas pada anak keturunannya saja. <ref> Syahristani, ''al-Milal wa an-Nihal'', jld.1, hlm.169.</ref>
Pada abad pertama [[hijriyah]], kata Syiah digunakan hanya secara bahasa saja dan kepada para pecinta dan pengikut seseorang dikatakan Syiah. Sebagian meyakini bahwa orang-orang yang mengedepankan Ali as atas [[Utsman]], mereka itu dikatakan Syiah. Sejatinya bagi kelompok ini dikenal sebagai Syiah politis di hadapan Syiah ideologi (orang-orang yang meyakini bahwa suksesi tanpa jarak Nabi adalah Ali as)<ref> Ja'fariyan, ''Tarikh Tasyayyu dar Iran''', hlm.19, 30.</ref> kemudian Syiah, dikhususkan kepada orang-orang yang meyakini bahwa suksesi atau penganti Ali as adalah dari sisi Allah dan hanya terbatas pada anak keturunannya saja. <ref> Syahristani, ''al-Milal wa an-Nihal'', jld.1, hlm.169.</ref>


==Kemunculan==
==Kemunculan==
Baris 28: Baris 28:


==Aliran-aliran==
==Aliran-aliran==
Para penulis buku ''Milal wa Nihal'' mengenai jumlah aliran-aliran Syiah memiliki berbagai pendapat dan mereka menyatakan bahwa jumlah aliran-aliran tersebut dari tiga sampai tiga ratus aliran. <ref>Kasyifi, ''Kalam Syiah'', hlm.85; Syahristani, ''al-Milal wa an-Nihal'', jld.1, hlm.170 mereka diyakini 5 aliran.</ref> Seluruh pengikut Syiah memiliki akidah yang sama bahwa [[Imam Ali]] adalah penerus [[Nabi saw]] secara langsung. meyakini pada [[Imamah]] (kepemimpinan) [[Hasanain]] juga merupakan kepercayaan bersama mereka. <ref>Lihat: Syaikh Mufid, ''Awail al-Maqalat'', hlm.39.</ref> Setelah [[peristiwa Karbala]], sekelompok dari kaum Syiah beralih pada Imamah [[Zaid bin Ali]] dan dikenal sebagai [[Zaidiyah]]. <ref>Kasyifi, ''Kalam Syiah'', hlm.85.</ref> Namun mayoritas orang Syiah menerima Imamah [[Ali bin Husain as]] dan kemudian setelahnya Imamah [[Muhammad bin Ali As|Muhammad bin Ali]] dan kemudian Imamah [[Ja'far bin Muhammad]]. Setelah Ja'far bin Muhammad, sejumlah orang Syiah pindah ke Imamah anak laki-lakinya yang lebih tua, Ismail. <ref>Syahristani, al-Milal wa an-Nihal, jld.1, hlm.266.</ref> Namun dikarenakan Ismail meninggal dunia saat ayahnya hidup, sekelompok dari mereka menolak dan mengingkari kematiannya dan sebagian yang lainnya percaya pada imamah anaknya Muhammad. Kelompok-kelompok ini dan para pengikut mereka dikenal dengan [[Ismailiyah]]. <ref>Lihat: Asyari, ''al-Maqalat wa al-Firaq'', hlm.213-214.</ref> Namun, mayoritas pengikut Syiah percaya pada Imamah [[Imam Musa bin Ja'far as|Musa bin Ja'far]]. <ref>Al-Naubakhti, ''Firaq al-Syiah'', hlm.66-79.</ref> Dengan syahidnya Musa bin Ja'far, sebagian orang di antara mereka, berhenti pada keimamahannya dan dikenal sebagai [[Waqifiyah]] <ref>Thusi, ''al-Ghaibah'', hlm.64-65.</ref> namun mayoritas pengikut Syiah menerima Imamah [[Ali bin Musa al-Ridha as|Ali bin Musa]], dan mereka disebut dengan Qath’iyah, kelompok ini setelah kesyahidan Imam Ridha as meyakini keimamahan [[Imam Jawad]], [[Imam Hadi]], [[Imam Hasan al-Askari as|Imam al-Askari]] dan [[Imam Mahdi as]] dan kemudian mereka disebut dan dikenang dengan [[imamiyah]] atau Syiah ua belas imam.<ref>Syahristani, ''al-Milal wa an-Nihal'', jld.1, hlm.169-199.</ref> Kemudian istilah Syiah lebih banyak digunakan untuk merujuk pada kelompok ini.
Para penulis buku ''Milal wa Nihal'' berbeda pendapat mengenai jumlah aliran-aliran Syiah dan mereka menyatakan bahwa jumlah aliran-aliran tersebut dari tiga sampai tiga ratus aliran. <ref>Kasyifi, ''Kalam Syiah'', hlm.85; Syahristani, ''al-Milal wa an-Nihal'', jld.1, hlm.170 mereka diyakini 5 aliran.</ref> Seluruh pengikut Syiah memiliki akidah yang sama bahwa [[Imam Ali]] adalah penerus [[Nabi saw]] secara langsung. meyakini pada [[Imamah]] (kepemimpinan) [[Hasanain]] juga merupakan kepercayaan bersama mereka. <ref>Lihat: Syaikh Mufid, ''Awail al-Maqalat'', hlm.39.</ref> Setelah [[peristiwa Karbala]], sekelompok dari kaum Syiah beralih pada Imamah [[Zaid bin Ali]] dan dikenal sebagai [[Zaidiyah]]. <ref>Kasyifi, ''Kalam Syiah'', hlm.85.</ref> Namun mayoritas orang Syiah menerima Imamah [[Ali bin Husain as]] dan kemudian setelahnya Imamah [[Muhammad bin Ali As|Muhammad bin Ali]] dan kemudian Imamah [[Ja'far bin Muhammad]]. Setelah Ja'far bin Muhammad, sejumlah orang Syiah pindah ke Imamah anak laki-lakinya yang lebih tua, Ismail. <ref>Syahristani, al-Milal wa an-Nihal, jld.1, hlm.266.</ref> Namun dikarenakan Ismail meninggal dunia saat ayahnya hidup, sekelompok dari mereka menolak dan mengingkari kematiannya dan sebagian yang lainnya percaya pada imamah anaknya Muhammad. Kelompok-kelompok ini dan para pengikut mereka dikenal dengan [[Ismailiyah]]. <ref>Lihat: Asyari, ''al-Maqalat wa al-Firaq'', hlm.213-214.</ref> Namun, mayoritas pengikut Syiah percaya pada Imamah [[Imam Musa bin Ja'far as|Musa bin Ja'far]]. <ref>Al-Naubakhti, ''Firaq al-Syiah'', hlm.66-79.</ref> Dengan syahidnya Musa bin Ja'far, sebagian orang di antara mereka, berhenti pada keimamahannya dan dikenal sebagai Waqifiyah <ref>Thusi, ''al-Ghaibah'', hlm.64-65.</ref> namun mayoritas pengikut Syiah menerima Imamah [[Ali bin Musa al-Ridha as|Ali bin Musa]], dan mereka disebut dengan Qath'iyah, kelompok ini setelah kesyahidan Imam Ridha as meyakini keimamahan [[Imam Jawad]], [[Imam Hadi]], [[Imam Hasan al-Askari as|Imam al-Askari]] dan [[Imam Mahdi as]] dan kemudian mereka disebut dan dikenang dengan [[imamiyah]] atau Syiah dua belas imam.<ref>Syahristani, ''al-Milal wa an-Nihal'', jld.1, hlm.169-199.</ref> Kemudian istilah Syiah lebih banyak digunakan untuk merujuk pada kelompok ini.


==Prinsip dan Keyakinan==
==Prinsip dan Keyakinan==
Monoteisme atau [[tauhid]], [[keadilan Ilahi]], [[kenabian]] (nubuwah), [[imamah]] dan [[Ma'ad|hari kebangkitan]] (maad) adalah dasar-dasar prinsip mazhab Syiah dimana prinsip imamah dan keadilan Ilahi adalah dua hal yang  membedakan mazhab ini dengan mazhab [[Ahlusunah]].
Monoteisme atau [[tauhid]], keadilan Ilahi, [[kenabian]] (nubuwah), [[imamah]] dan [[Ma'ad]] adalah dasar-dasar prinsip mazhab Syiah dimana prinsip imamah dan keadilan Ilahi adalah dua hal yang  membedakan mazhab ini dengan mazhab [[Ahlusunah]].


===Keadilan Ilahi===
===Keadilan Ilahi===
Pengikut Syiah meyakini bahwa akal manusia tanpa bantuan [[Alquran]] dan riwayat-riwayat, mampu mengenali beberapa kriteria baik atau buruk sebuah perbuatan dan berdasarkannya manusia dapat memutuskan perlunya melakukan sesuatu atau berhenti meninggalkannya. Misalnya, dia berkata: "Allah tidak berbuat zalim kepada siapa pun dari hambanya" atau "Allah tidak akan pernah melanggar janji-Nya." <ref>Muzhaffar, ''Aqaid al-Imamiyah'', hlm.41.</ref>
Pengikut Syiah meyakini bahwa akal manusia mampu mengenali beberapa kriteria baik atau buruk sebuah perbuatan tanpa bantuan [[Alquran]] dan riwayat-riwayat dan berdasarkannya manusia dapat memutuskan perlunya melakukan sesuatu atau berhenti meninggalkannya. Misalnya, dia berkata: "Allah tidak berbuat zalim kepada siapa pun dari hambanya" atau "Allah tidak akan pernah melanggar janji-Nya." <ref>Muzhaffar, ''Aqaid al-Imamiyah'', hlm.41.</ref>


===Imamah===
===Imamah===
{{main| Imamah}}
{{main| Imamah}}
Selain [[Zaidiyah|Syiah Zaidiyah]], para pengikut Syiah lainnya mempercayai bahwa keberadaan dan kehadiran Imam di setiap waktu dan zaman sangat lazim dan bumi tidak akan pernah kosong dari seorang Imam sebagai hujjah [[Allah]] di muka bumi.<ref>Syaikh Mufid, ''Awail al-Maqalat'', hlm.39.</ref> Namun, aliran-aliran Syiah tidak memiliki satu pandangan mengenai karakteristik para Imam, contoh konkrit dan jumlah mereka. Syiah [[Imamiyah]] meyakini bahwa keberadaan nash atas imamah dan [[Ismah|infalibilitas]] adalah sebagai ciri khas Imam.<ref>Syaikh Mufid, ''Awail al-Maqalat'', hlm.38.</ref>. Begitu juga mereka meyakini bahwa para imam, ada 12 orang, yang pertama adalah [[Imam Ali as]], dan yang terakhir adalah [[Imam Mahdi as]], yang hidup dalam [[kegaiban]]. <ref>Allamah Thabathabai, ''Syiah dar Islam'', hlm.198-199.</ref> Tetapi aliran Syiah Zaidiyah, meyakini  bahwa syarat-syarat seorang Imam adalah sebagai berikut: Membuat gerakan kebangkitan dengan bersenjata, berani, adil dan keturunan Fatimah dan mereka percaya bahwa setelah Imam Ali as dan [[Hasanain]], setiap person pemberani dari keturunan Fatimah yang bangkit bersenjata dan menyerukan perlawanannya terhadap para penindas dan masyarakat  ber[[baiat]] dengannya, maka dia adalah Imam.<ref>Syahristani, ''al-Milal wa an-Nihal'', jld.1, hlm.179-180.</ref> Mereka tidak menganggap bahwa infalibilitas bukan termasuk dari syarat imamah, dan meskipun mereka meyakini bahwa Imam Ali adalah person paling utama, namun mereka juga memperbolehkan keimamahan orang yang diutamakan. <ref>Sulthani, ''Tarikh wa Aqaid Zaidiyah'', hlm.292-294.</ref> para pengikut [[Ismailiyah]] meyakini bahwa Imamah memiliki jenjang dan periodik dan mereka berkeyakinan bahwa Muhammad bin Ismail adalah Imam ketujuh periode keenam yang hidup dalam ketersembunyian dan pada suatu hari akan muncul.<ref>Shabiri, ''Tarikh Firaq Islami'', jld.2, hlm.151-152.</ref>
Selain [[Zaidiyah|Syiah Zaidiyah]], para pengikut Syiah lainnya mempercayai bahwa keberadaan dan kehadiran Imam di setiap waktu dan zaman sangat perlu dan bumi tidak akan pernah kosong dari seorang Imam sebagai hujjah [[Allah]] di muka bumi.<ref>Syaikh Mufid, ''Awail al-Maqalat'', hlm.39.</ref> Namun, aliran-aliran Syiah tidak memiliki satu pandangan mengenai karakteristik para Imam, contoh konkrit dan jumlah mereka. Syiah [[Imamiyah]] meyakini bahwa keberadaan nash atas imamah dan [[Ismah|infalibilitas]] adalah sebagai ciri khas Imam.<ref>Syaikh Mufid, ''Awail al-Maqalat'', hlm.38.</ref>. Begitu juga mereka meyakini bahwa para imam, ada 12 orang, yang pertama adalah [[Imam Ali as]], dan yang terakhir adalah [[Imam Mahdi as]], yang hidup dalam [[kegaiban]]. <ref>Allamah Thabathabai, ''Syiah dar Islam'', hlm.198-199.</ref> Tetapi aliran Syiah Zaidiyah, meyakini  bahwa syarat-syarat seorang Imam adalah sebagai berikut: Membuat gerakan kebangkitan dengan bersenjata, berani, adil dan keturunan Fatimah dan mereka percaya bahwa setelah Imam Ali as dan [[Hasanain]], setiap person pemberani dari keturunan Fatimah yang bangkit bersenjata dan menyerukan perlawanannya terhadap para penindas dan masyarakat  ber[[baiat]] dengannya, maka dia adalah Imam.<ref>Syahristani, ''al-Milal wa an-Nihal'', jld.1, hlm.179-180.</ref> Mereka tidak menganggap bahwa infalibilitas bukan termasuk dari syarat imamah, dan meskipun mereka meyakini bahwa Imam Ali adalah person paling utama, namun mereka juga memperbolehkan keimamahan orang yang diutamakan. <ref>Sulthani, ''Tarikh wa Aqaid Zaidiyah'', hlm.292-294.</ref> para pengikut [[Ismailiyah]] meyakini bahwa Imamah memiliki jenjang dan periodik dan mereka berkeyakinan bahwa Muhammad bin Ismail adalah Imam ketujuh periode keenam yang hidup dalam ketersembunyian dan pada suatu hari akan muncul.<ref>Shabiri, ''Tarikh Firaq Islami'', jld.2, hlm.151-152.</ref>


==Fikih==
==Fikih==
Pengikut Syiah, selain mengambil dari Alquran dan riwayat-riwayat Nabi untuk menyimpulkan hukum-hukum, mereka juga menggunakan akal, ijma’ dan riwayat-riwayat Ahlulbait as. Mereka tidak seperti pengikut Ahlusunah yang menjadikan perkara-perkara seperti Kias, Saddu Dzarai’, istihsan, Fatwa-fatwa, dari para Sahabat dan Mashaleh Mursalah sebagai sumber validitas untuk penyimpulan keputusan hukum-hukum fikih. Mereka menolak kevaliditasan perkara-perkara tersebut. <ref>Lihat: Jannati, ''Manabi’ Ijtihad az didgahe Mazahib Islami''', hlm.3-5.</ref> Sejatinya telah dikatakan bahwa Zaidiyah dalam fikih, mereka dekat dengan kelompok Hanafi dan menggunakan analogi untuk menyimpulkan keputusan hukum fikih. Mereka juga seperti Ahlusunah tidak mengizinkan pernikahan bertempo dan mereka menolak konsep taqiyah. <ref>Halim, ''Tasyayyu''', hlm.385.</ref>
Pengikut Syiah, selain mengambil dari [[Alquran]] dan riwayat-riwayat Nabi untuk menyimpulkan hukum-hukum, mereka juga menggunakan akal, [[ijma']] dan riwayat-riwayat [[Ahlulbait as]]. Mereka tidak seperti pengikut [[Ahlusunah]] yang menjadikan perkara-perkara seperti Kiyas, Saddu Dzarai', istihsan, [[Fatwa|Fatwa-fatwa]], dari para [[Sahabat]] dan Mashaleh Mursalah sebagai sumber validitas untuk penyimpulan keputusan hukum-hukum [[fikih]]. Mereka menolak kevaliditasan perkara-perkara tersebut. <ref>Lihat: Jannati, ''Manabi' Ijtihad az didgahe Mazahib Islami''', hlm.3-5.</ref> Sejatinya telah dikatakan bahwa Zaidiyah dalam fikih, mereka dekat dengan kelompok Hanafi dan menggunakan analogi untuk menyimpulkan keputusan hukum fikih. Mereka juga seperti Ahlusunah tidak mengizinkan pernikahan bertempo dan mereka menolak konsep [[taqiyah]]. <ref>Halim, ''Tasyayyu''', hlm.385.</ref>


==Para Penguasa==
==Para Penguasa==
Syiah di sepanjang sejarahnya, mereka berhasil membentuk dan merumuskan berbagai pemerintahan di berbagai belahan dunia Islam di antaranya adalah pemerintahan Al Buyah, Safawiyah, Qajar, Idrisiyyah, Qaramitah dan Alawi. Al Buyah adalah sebuah silsilah mazhab Imamiyah yang menguasai bagian perkawasa Iran, Irak dan jazirah sejak tahun 322 hingga 448 H. Mereka banyak menyokong dan membantu kelancaraan beberapa slogan dan ritual-ritual Syiah. <ref>Syaibi, Tasyayu wa Tashawwuf, hlm.43.</ref> Safawiyah juga memerintah Iran dari tahun 907 sampai 1135 dan mendeklarasikan Syiah sebagai agama resmi pemerintahan mereka. <ref>Rumlu, Ahsan al-Tawarikh, hlm.85-86.</ref> Begitu juga dengan Republik Islam, yang sejak tahun 1979 terbentuk dengan pemimpin tertinggi spiritual Islam Imam Khomeini di Iran, termasuk salah satu dari pemerintahan para imam Syiah.
Syiah di sepanjang sejarahnya, mereka berhasil membentuk dan merumuskan berbagai pemerintahan di berbagai belahan dunia Islam di antaranya adalah pemerintahan Al Buyah, Safawiyah, Qajar, Idrisiyyah, Qaramitah dan Alawi. Al Buyah adalah sebuah silsilah mazhab Imamiyah yang menguasai bagian perkawasa Iran, Irak dan jazirah sejak tahun 322 H/934 hingga 448 H/1057. Mereka banyak menyokong dan membantu kelancaraan beberapa slogan dan ritual-ritual Syiah. <ref>Syaibi, Tasyayu wa Tashawwuf, hlm.43.</ref> Safawiyah juga memerintah Iran dari tahun 907 H/1502 sampai 1135 H/1723 dan mendeklarasikan Syiah sebagai mazhab resmi pemerintahan mereka. <ref>Rumlu, Ahsan al-Tawarikh, hlm.85-86.</ref> Begitu juga dengan Republik Islam, yang sejak tahun 1979 terbentuk dengan pemimpin tertinggi spiritual Islam [[Imam Khomeini]] di Iran, termasuk salah satu dari pemerintahan para Syiah Imammiyah.
Pemerintahan Idrisiyyah di Maroko dan Alawi di utara Iran adalah Zaidiyah, dan Ismailiyah juga membentuk pemerintahan Fatimiyah dan Qaramitah di Mesir dan Bahrain.  
Pemerintahan Idrisiyyah di Maroko dan Alawi di utara Iran adalah [[Zaidiyah]], dan [[Ismailiyah]] juga membentuk pemerintahan Fatimiyah dan Qaramitah di Mesir dan Bahrain.  


==Situasi Syiah==
==Situasi Syiah==
Baris 85: Baris 85:
*Thusi, Muhammad bin Hasan. ''Al-Ghaibah''. Qom: Dar al-Ma'arif al-Islamiyyah, 1411 H.
*Thusi, Muhammad bin Hasan. ''Al-Ghaibah''. Qom: Dar al-Ma'arif al-Islamiyyah, 1411 H.
{{Akhir}}
{{Akhir}}
[[fa:شیعه]]
[[fa:شیعه]]
[[ar:التشيع]]
[[ar:التشيع]]
Baris 93: Baris 94:


[[Kategori:Mazhab]]
[[Kategori:Mazhab]]
[[Kategori:Syiah]]
[[Kategori:Firqah Islam]]