Lompat ke isi

Bismillahi Rahmanir Rahim: Perbedaan antara revisi

Tidak ada perubahan ukuran ,  10 Februari 2015
tidak ada ringkasan suntingan
imported>Maitsam
Tidak ada ringkasan suntingan
imported>Maitsam
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 111: Baris 111:




====Perbedaan Madzhab-madzhab Ahlu Sunah====
====Perbedaan Mazhab-mazhab Ahlusunnah====
Mengingat adanya perbedaan pendapat terkait dengan apakah bismillah itu merupakan sebuah ayat ataukah tidak, maka cara membaca bismillah, dikeraskan atau dipelankannya membaca bismillah terdapat perbedaan penukilan riwayat dari Nabi Muhammad Saw sehingga menyebabkan perbedaan fatwa yang terjadi diantara ulama Ahlu Sunah. <ref> Muslim bin Hajjaj, jld. 1, hlm. 299-300, Suyuthi, Al-Mazhar, jld. 1, hlm. 11. </ref>
Mengingat adanya perbedaan pendapat terkait dengan apakah bismillah itu merupakan sebuah ayat ataukah tidak, maka cara membaca bismillah, dikeraskan atau dipelankannya membaca bismillah terdapat perbedaan penukilan riwayat dari Nabi Muhammad Saw sehingga menyebabkan perbedaan fatwa yang terjadi diantara ulama Ahlu Sunah. <ref> Muslim bin Hajjaj, jld. 1, hlm. 299-300, Suyuthi, Al-Mazhar, jld. 1, hlm. 11. </ref>
Wajib membaca: Syafi’i berdasarkan riwayat dari Ahmad bin Hanbal dan sekelompok ulama berkeyakinan bahwa pembacaan bismillah adalah wajib sebagaimana ayat-ayat lain surah Al-Fatihah.
Wajib membaca: Syafi’i berdasarkan riwayat dari Ahmad bin Hanbal dan sekelompok ulama berkeyakinan bahwa pembacaan bismillah adalah wajib sebagaimana ayat-ayat lain surah Al-Fatihah.
Baris 135: Baris 135:
Dalam Tafsir Abdur-Razaq Kasyi<ref> Jld. 1, hlm. 8 </ref> yang dikenal dengan nama Tafsir Ibnu Arabi disebutkann bahwa huruf ba merupakan salah satu tanda dari akal pertama atau keluaran pertama. <ref> bandingkan dengan ''Ensiklopedia Iranika'', klausul “bismillah.” </ref>Ibnu Arab membahas secara rinci seluruh penafsiran huruf bismillah, dan menilai rahim sebagai sifat akhir Nabi Muhammad Saw  di mana alam akal dan nafs sempurna dengan perantara wujudnya dan memandang bism itu berkaitan dengan Nabi Adam As. <ref> Futuhāt, hlm. 108-109. </ref> Demikian juga, dalam ''Bahr Al-Haqaiq'' karya Najmuddin Kubra (w 617) dan ''I’jaz Al-Bayan fi Ta’wil Ummu Al-Qur’an'' Shadruddin Qunawi (w 673) murid-murid Ibnu Arabi makna-makna esoterik dan intrinsik huruf bismillah dapat dijumpai. <ref> Silahkan lihat: Khomeini, jld. 1, hlm. 179-189. </ref>
Dalam Tafsir Abdur-Razaq Kasyi<ref> Jld. 1, hlm. 8 </ref> yang dikenal dengan nama Tafsir Ibnu Arabi disebutkann bahwa huruf ba merupakan salah satu tanda dari akal pertama atau keluaran pertama. <ref> bandingkan dengan ''Ensiklopedia Iranika'', klausul “bismillah.” </ref>Ibnu Arab membahas secara rinci seluruh penafsiran huruf bismillah, dan menilai rahim sebagai sifat akhir Nabi Muhammad Saw  di mana alam akal dan nafs sempurna dengan perantara wujudnya dan memandang bism itu berkaitan dengan Nabi Adam As. <ref> Futuhāt, hlm. 108-109. </ref> Demikian juga, dalam ''Bahr Al-Haqaiq'' karya Najmuddin Kubra (w 617) dan ''I’jaz Al-Bayan fi Ta’wil Ummu Al-Qur’an'' Shadruddin Qunawi (w 673) murid-murid Ibnu Arabi makna-makna esoterik dan intrinsik huruf bismillah dapat dijumpai. <ref> Silahkan lihat: Khomeini, jld. 1, hlm. 179-189. </ref>
Mazhab Ismailiyah menghubungkan 7 huruf bismillah dengan tujuh imam dan tujuh falak serta meyakini masing-masing dari satu huruf ini merupakan sebuah rahasia dari sifat-sifat Allah Swt.
Mazhab Ismailiyah menghubungkan 7 huruf bismillah dengan tujuh imam dan tujuh falak serta meyakini masing-masing dari satu huruf ini merupakan sebuah rahasia dari sifat-sifat Allah Swt.


==Karya Seni tentang Bismillah==
==Karya Seni tentang Bismillah==
Dalam hadis terkenal bahwa siapa yang menulis bismillah dengan tulisan tangannya sendiri, maka ia akan diberikan kabar gembira dengan nikmat-nikmat yang banyak. <ref> Suyuthi, Al-Dur Al-Manstur, ''ibid'', Syamil, hlm. 81. </ref> Oleh itu, ungkapan ini menjadi perhatian bagi para penulis kaligrafi dan digunakan sebagai unsur estetika dan sepuhan mushaf-mushaf tulisan, dan dalam arsitektur terutama langit-langit mihrab, pintu masuk masjid dan tempat-tempat suci. <ref> Sebagai contoh silahkan lihat: Harati, juga Iranika, kata “Bismillah.” </ref>  Contoh ungkapan-ungkapan yang diukir di uang logam setelah Islam adalah tulisan “bismillah.” Pada zaman khalifah pertama dan setelah tersebarnya serta masuknya Islam ke Iran, orang-orang Arab banyak menggunakan uang logam Iran di mana pada uang logam itu terukir gambar Raja Sasanid. Kaum Muslimin mengukir kalimat “bismillah” dan tauhid (''Lillahil Hamd wa Bismillah'') pada permukaan uang logam itu. <ref> Maqrizi, hal. 15, Diyanet, jld. 2, hlm. 73-74. </ref> Di antara uang logam Islami yang paling pertama adalah uang logam Baghliyah yang pada tahun 75 Hijriah terukir “bismillah” pada salah satu sisinya dan “hujjāj” di sisi lainnya. Namun pada tahun selanjutnya, tulisan itu diganti menjadi “Allahu Ahad dan Allahu Shamad.” <ref> Kirmali, hlm, 13 </ref>
Dalam hadis terkenal bahwa siapa yang menulis bismillah dengan tulisan tangannya sendiri, maka ia akan diberikan kabar gembira dengan nikmat-nikmat yang banyak. <ref> Suyuthi, Al-Dur Al-Manstur, ''ibid'', Syamil, hlm. 81. </ref> Oleh itu, ungkapan ini menjadi perhatian bagi para penulis kaligrafi dan digunakan sebagai unsur estetika dan sepuhan mushaf-mushaf tulisan, dan dalam arsitektur terutama langit-langit mihrab, pintu masuk masjid dan tempat-tempat suci. <ref> Sebagai contoh silahkan lihat: Harati, juga Iranika, kata “Bismillah.” </ref>  Contoh ungkapan-ungkapan yang diukir di uang logam setelah Islam adalah tulisan “bismillah.” Pada zaman khalifah pertama dan setelah tersebarnya serta masuknya Islam ke Iran, orang-orang Arab banyak menggunakan uang logam Iran di mana pada uang logam itu terukir gambar Raja Sasanid. Kaum Muslimin mengukir kalimat “bismillah” dan tauhid (''Lillahil Hamd wa Bismillah'') pada permukaan uang logam itu. <ref> Maqrizi, hal. 15, Diyanet, jld. 2, hlm. 73-74. </ref> Di antara uang logam Islami yang paling pertama adalah uang logam Baghliyah yang pada tahun 75 Hijriah terukir “bismillah” pada salah satu sisinya dan “hujjāj” di sisi lainnya. Namun pada tahun selanjutnya, tulisan itu diganti menjadi “Allahu Ahad dan Allahu Shamad.” <ref> Kirmali, hlm, 13 </ref>
Karena adanya protes yang berasal dari para fukaha atas menyentuhnya orang-orang yang tidak suci (berhadast) dengan nama-nama haq membuat berkurangnya ukiran ini pada sisi uang logam.
Karena adanya protes yang berasal dari para fukaha atas menyentuhnya orang-orang yang tidak suci (berhadast) dengan nama-nama haq membuat berkurangnya ukiran ini pada sisi uang logam.


==Penggunaan dalam Syair Persia==
==Penggunaan dalam Syair Persia==
Baris 195: Baris 197:
*Muslim bin Hajjaj, ''Shahih Muslim'', Istanbul, 1401/1981, Luis Ma’luf, Al-Munjid fi al-Lughah wa al-I’lam. Beirut, 1973-1982, Cet. Ofset Tehran, 1362.
*Muslim bin Hajjaj, ''Shahih Muslim'', Istanbul, 1401/1981, Luis Ma’luf, Al-Munjid fi al-Lughah wa al-I’lam. Beirut, 1973-1982, Cet. Ofset Tehran, 1362.
*Ahmad bin Ali Maqrizi, ''Al-Nuqud al-Islāmiyah'', Cet. Muhammad Bahrul Ulum, Najaf, 1387/1967.
*Ahmad bin Ali Maqrizi, ''Al-Nuqud al-Islāmiyah'', Cet. Muhammad Bahrul Ulum, Najaf, 1387/1967.
*Ahmad bin Muhammad Maibadi, ''Kasyf Al-Asrār wa’dah Al-Abrār'', Cet. Ali Asghar al-Abrār, Tehran, 1361.
*Ahmad bin Muhammad Maibadi, ''Kasyf Al-Asrār Wa’dah Al-Abrār'', Cet. Ali Asghar al-Abrār, Tehran, 1361.
*Ali bin Ahad Wahidi Nisyaburi, ''Asbāb al-Nuzul'', Beirut, tanpa tahun; Muhammad Mahdi Hurati, Tajali Hunar dar Kitābat Bismillah, Masyhad, 1367.
*Ali bin Ahad Wahidi Nisyaburi, ''Asbāb al-Nuzul'', Beirut, tanpa tahun; Muhammad Mahdi Hurati, Tajali Hunar dar Kitābat Bismillah, Masyhad, 1367.
</div>
</div>
Pengguna anonim