Lompat ke isi

Ayat Khumus: Perbedaan antara revisi

4 bita dihapus ,  10 Februari 2017
tidak ada ringkasan suntingan
imported>E.amini
Tidak ada ringkasan suntingan
imported>E.amini
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 44: Baris 44:
===Yatim===
===Yatim===
Yatim bermakna seorang anak yang telah ditinggal pergi oleh ayahnya. Menurut ahli bahasa, dalam setiap jenis hewan yang dimaksud dengan yatim adalah hewan yag telah ditinggal pergi oleh ibunya. Terkait dengan manusia, yatim hanyalah mereka yang telah ditinggal pergi oleh ayahnya. <ref> Thabathabai, Al-Mizān fi Tafsir Al-Qur’ān, jld. 9, hlm. 89; Thusi, Al-Tibyān fi Tafsir Al-Qur’ān, jld. 5, hlm. 124. </ref>
Yatim bermakna seorang anak yang telah ditinggal pergi oleh ayahnya. Menurut ahli bahasa, dalam setiap jenis hewan yang dimaksud dengan yatim adalah hewan yag telah ditinggal pergi oleh ibunya. Terkait dengan manusia, yatim hanyalah mereka yang telah ditinggal pergi oleh ayahnya. <ref> Thabathabai, Al-Mizān fi Tafsir Al-Qur’ān, jld. 9, hlm. 89; Thusi, Al-Tibyān fi Tafsir Al-Qur’ān, jld. 5, hlm. 124. </ref>


===Miskin===
===Miskin===
Baris 51: Baris 50:
Dalam ayat ini,  yang dimaksud dengan anak-anak yatim, orang-orang miskin dan ibnu sabil adalah anak-anak yatim, miskin dan ibnu sabil dari Bani Hasyim dan keturunan Rasulullah Saw (para sayid). Meski secara lahir ayat ini bernada mutkal dan tidak terdapat qaid yang membatasinya namun dengan perantara riwayat yang disebutkan dalam penafsiran ayat yang dinukil dari para Imam Ahlulbait As, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan ibnu sabil ini terkhusus kepada Bani Hasyim <ref> Hurr Amili, Wasāil Al-Syiah, jld. 9, Kitab Al-Khums; Huskani, Syawāahid Al-Tanzil, jld. 1, hlm. 218-221. </ref>
Dalam ayat ini,  yang dimaksud dengan anak-anak yatim, orang-orang miskin dan ibnu sabil adalah anak-anak yatim, miskin dan ibnu sabil dari Bani Hasyim dan keturunan Rasulullah Saw (para sayid). Meski secara lahir ayat ini bernada mutkal dan tidak terdapat qaid yang membatasinya namun dengan perantara riwayat yang disebutkan dalam penafsiran ayat yang dinukil dari para Imam Ahlulbait As, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan ibnu sabil ini terkhusus kepada Bani Hasyim <ref> Hurr Amili, Wasāil Al-Syiah, jld. 9, Kitab Al-Khums; Huskani, Syawāahid Al-Tanzil, jld. 1, hlm. 218-221. </ref>
sebagaimana kebanyakan hukum dalam teks Al-Quran disebutkan secara mutlak namun syarat-syarat dijelaskan melalui sunnah dan hal ini tidak terbatas pada ayat yang menjadi obyek bahasan. <ref> Makarim Syirazi, Tafsir Nemuneh, jld. 7, hlm. 175. </ref>
sebagaimana kebanyakan hukum dalam teks Al-Quran disebutkan secara mutlak namun syarat-syarat dijelaskan melalui sunnah dan hal ini tidak terbatas pada ayat yang menjadi obyek bahasan. <ref> Makarim Syirazi, Tafsir Nemuneh, jld. 7, hlm. 175. </ref>


==Peruntukan Khumus==
==Peruntukan Khumus==
Baris 57: Baris 55:
# Saham Imam: Berdasarkan fikih Syiah, saham Allah Swt, Rasulullah Saw dan Dzawil Qurba diperuntukkan bagi Rasulullah Saw dan setelahnya bagi Imam Maksum As.
# Saham Imam: Berdasarkan fikih Syiah, saham Allah Swt, Rasulullah Saw dan Dzawil Qurba diperuntukkan bagi Rasulullah Saw dan setelahnya bagi Imam Maksum As.
# Saham Sadat: Saham sadat (para sayid keturunan Rasulullah Saw) fakir dari Bani Hasyim yaitu anak-anak yatim, orang-orang miskin dan ibnu sabil dari Bani Hasyim. <ref> Allamah Hilli, Mukhtalaf Al-Syi’ah fi Ahkām Al-Syari’ah, jld. 3, hlm. 325. </ref>
# Saham Sadat: Saham sadat (para sayid keturunan Rasulullah Saw) fakir dari Bani Hasyim yaitu anak-anak yatim, orang-orang miskin dan ibnu sabil dari Bani Hasyim. <ref> Allamah Hilli, Mukhtalaf Al-Syi’ah fi Ahkām Al-Syari’ah, jld. 3, hlm. 325. </ref>


==Pandangan Para Mufasir atas Ayat Khumus==
==Pandangan Para Mufasir atas Ayat Khumus==
Baris 70: Baris 67:
Mufasir Ahlusunnah meyakini bahwa ghanimah asalnya memiliki makna luas yang mencakup seluruh harta rampasan perang dan selain perang; secara umum segala sesuatu yang diperoleh manusia tanpa harus susah payah disebut sebagai ghanimah.
Mufasir Ahlusunnah meyakini bahwa ghanimah asalnya memiliki makna luas yang mencakup seluruh harta rampasan perang dan selain perang; secara umum segala sesuatu yang diperoleh manusia tanpa harus susah payah disebut sebagai ghanimah.
Qurthubi berkata, “Ghanimah secara leksikal bermakna sesuatu yang diperoleh oleh seeorang atau sekelompok orang dengan usaha.” Dengan klaim ijma ulama Ahlusunnah dalam hal ini, Qurthubi berpendapat bahwa yang dimaksud sebagai ghanimah dalam ayat ini adalah harta benda yang diperoleh dengan penaklukan di medan perang. Akan tetapi syarat dan qaid ini tidak disebutkan dalam makna leksikal (lughawi) melainkan disebutkan dalam urf syara. <ref> Qurthubi, Al-Jāmi’ Al-Ahkām Al-Qur’ān, jld. 8, hlm. 1. </ref> Mufasir terkemuka Sunni lainnya seperti Alusi dan Fakhrurazi juga berpendapat yang sama. <ref> Alusi, Ruh Al-Ma’āni, jld. 5, hlm. 200.; Fakhrurrazi, Mafātih Al-Ghaib, jld. 15, hlm. 484. </ref>Karena itu mengikut pendapat ulama Ahlusunnah khumus hanya terkait dengan harta-harta rampasan perang.
Qurthubi berkata, “Ghanimah secara leksikal bermakna sesuatu yang diperoleh oleh seeorang atau sekelompok orang dengan usaha.” Dengan klaim ijma ulama Ahlusunnah dalam hal ini, Qurthubi berpendapat bahwa yang dimaksud sebagai ghanimah dalam ayat ini adalah harta benda yang diperoleh dengan penaklukan di medan perang. Akan tetapi syarat dan qaid ini tidak disebutkan dalam makna leksikal (lughawi) melainkan disebutkan dalam urf syara. <ref> Qurthubi, Al-Jāmi’ Al-Ahkām Al-Qur’ān, jld. 8, hlm. 1. </ref> Mufasir terkemuka Sunni lainnya seperti Alusi dan Fakhrurazi juga berpendapat yang sama. <ref> Alusi, Ruh Al-Ma’āni, jld. 5, hlm. 200.; Fakhrurrazi, Mafātih Al-Ghaib, jld. 15, hlm. 484. </ref>Karena itu mengikut pendapat ulama Ahlusunnah khumus hanya terkait dengan harta-harta rampasan perang.


==Catatan Kaki==
==Catatan Kaki==
Pengguna anonim