wikishia:Pedoman Gaya

Dari wikishia

Halaman ini adalah bagian dari Wiki Syiah: Pedoman dan Kebijakan dan diharapkan semua anggota Wiki Syiah merujuk pada pedoman ini.

Pedoman ini disampaikan untuk dipatuhi pelaksanannya namun jika terdapat tanggapan dan pandangan lain mengenai salah satu dari pedoman yang telah ditetapkan maka dipersilahkan untuk menyampaikan pendapatnya di halaman pembicaraan.

Pembuatan Halaman Baru

Sebelum membuat artikel baru, harap mengecek terlebih dahulu dan memastikan bahwa artikel tersebut belum dibuat sebelumnya. Dengan itu harap melakukan hal ini terlebih dahulu:

  • Gunakan search box.
  • Gunakan ejaan yang berbeda.

Setelah memastikan tidak ada artikel yang sama, sebelum mengklik "Buat halaman" di Wiki ini, periksa kembali ejaan judulnya.

Judul

Kaidah Umum Penulisan Judul

  • Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama semua kata, kecuali untuk kata-kata yang bersifat partikel selama tidak terletak di awal judul.

Contoh: Doa Perpisahan Bulan Ramadan

  • Kata-kata yang tergolong sebagai partikel, yaitu konjungsi (kata penghubung), preposisi (kata depan), dan interjeksi (seruan perasaan).

Contohnya: di, ke, dari, dan, atau, yang, untuk, dengan, dalam, pada, kepada, sebagai, terhadap, jika, maka, tapi, karena, tentang, agar, supaya, hingga, sejak, pun, per, demi, si, meskipun, secara dan seperti. Contoh: Hukum Makanan dan Minuman, bukan Hukum Makanan Dan Minuman.

  • Gunakan huruf kapital di awal setiap kata ulang yang katanya sama. Contoh: Undang-Undang, Karya-Karya, Kota-Kota, Hak-Hak.

Contoh: Hak-Hak Allah dan Hak-Hak Manusia, bukan Hak-hak Allah dan Hak-hak Manusia. Untuk kata ulang berubah bunyi dan kata ulang berimbuhan huruf kapital hanya pada awal kata yang pertama. Contoh: Sayur-mayur, bukan Sayur-Mayur, Kejar-mengejar, bukan Kejar-Mengejar.

  • Judul tidak boleh diberi tanda titik, garis bawah, maupun hiasan dalam bentuk apapun.

Kaidah Khusus Penulisan Judul

Untuk Surah Al-Qur'an

  • Huruf kapital digunakan pada setiap huruf pertama pada awal kata, termasuk kata sandang "Al".

Contoh: Surah Al-Baqarah

  • Nama surah ditulis berdasarkan alih bunyi (transkripsi), bukan alih aksara (transliterasi).

Contoh: Surah An-Naba, bukan Surah Al-Naba

  • Untuk penulisan Arab "ء" tidak dilambangkan.

Contoh: Surah Al-Maidah, bukan Surah Al-Ma'idah

  • Untuk huruf Arab "عِ" tidak dilambangkan.

Contoh: Surah Al-Waqiah, bukan Surah Al-Waqi'ah

Untuk Judul Buku

  • Huruf kapital digunakan pada setiap huruf pertama pada awal kata termasuk kata sandang "Al" kecuali kata partikel.
  • Judul buku + (buku) contoh: Ghurar Al-Hikam wa Durar Al-Kalim (buku)
  • Semua judul buku yang ditulis dalam matan artikel dalam bentuk miring (italic) namun jika dijadikan judul maka ditulis dalam bentuk normal tidak dimiringkan. Contoh: Muruj Al-Dzahab wa Ma'adin Al-Jauhar (buku) bukan Muruj Al-Dzahab wa Ma'adin Al-Jauhar (buku)
  • Jika judul buku memiliki kesamaan dengan judul buku yang penulisnya berbeda, maka ditulis dengan format: Judul buku + nama penulis + (buku) contoh: Syarah Nahj Al-Balaghah Ibnu Abi Al-Hadid (buku)

Untuk Khutbah

Nama Doa

  • Jika doa diketahui nama perawinya atau yang pertama kali menyampaikannya, maka ditulis dengan format: Doa + nama pemilik/perawi doa. Contoh: Doa Kumail dan Doa Abu Hamzah al-Tsumali
  • Jika doa tidak diketahui perawi atau yang menyampaikan pertama kali, maka ditulis dengan format: Doa + jenis/waktu permohonannya. Contoh: Doa Tawassul (jenis permohonannya adalah bertawassul lewat Maksumin as) dan Doa-Doa Harian Bulan Ramadan (yaitu doa disampaikan dihari-hari bulan Ramadan)

Nama Tokoh

  • Untuk Anbiyah as, ditulis dengan format: Nabi + nama + saw atau as. Contoh: Nabi Muhammad saw, Nabi Adam as.
  • Untuk Aimmah as, ditulis dengan format: Imam + nama + bin + nama ayah + as. Contoh: Imam Ali bin Abi Thalib as.
  • Untuk tokoh-tokoh perempuan mulia dari kalangan keluarga Nabi dan Aimmah as, ditulis dengan format: Nama + binti + nama ayah + sa. Contoh: Khadijah binti Khuwailid sa, Fatimah binti Muhammad sa
  • Untuk keturunan Aimmah as. Jika keturunan langsung Imam, ditulis dengan format: Nama + bin + Imam + nama ayah + as. Contoh: Zaid bin Imam Ali Zainal Abidin as. Atau ditulis dengan format: Nama + julukan terkenal + tanda hormat (as atau sa). Contoh: Fatimah Maksumah sa.
  • Untuk tokoh yang nama lengkapnya jarang digunakan atau kurang familiar, maka yang ditulis namanya yang terkenal. Contoh: Syaikh Mufid
  • Untuk nama tokoh secara umum, ditulis dengan format: Nama + bin + nama ayah + nama belakang jika ada. Contoh: Ahmad bin Ali al-Najasyi

Transliterasi

Pedoman transliterasi Arab ke Latin yang digunakan adalah alih aksara diplomatis yang merupakan hasil keputusan bersama (SKB) Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan R.I. Nomor: 158 Tahun 1987 dan Nomor: 0543b/U/1987.

Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama
ا Alif Tidak dilambangkan Tidak dilambangkan
ب Ba B Be
ت Ta T Te
ث Tsa Tsa Tse
ج Jim J Je
ح Ha H dengan satu titik dibawah
خ kha Kh Ka dan Ha
د Dal D De
ذ Dzal Dz Zet
ر Ra R Er
ز Zai Z Zet
س Sin S Es
ش Syin Sy Es dan Ye
ص Shad Sh Es dan Ha
ض Dhad Dh De dan Ha
ط Dhad Th Te dan Ha
ظ Zhad Zh Zet dan Ha
ع 'Ain ' apostrof
غ Gain G Ge
ف Fa F Ef
ق Qof Q Qi
ك Kaf K Ka
ل Lam L El
م Mim M Em
ن Nun N En
ه Ha H Ha
و Wau W Wa
ء Hamzah ' apostrof
ي Ya Y Ye
  • Ada banyak artikel dengan kata-kata bukan bahasa Indonesia di dalamnya, yang bisa sulit untuk diucapkan untuk orang yang tidak cukup akrab dengan bahasa Persia atau bahasa Arab. Nama-nama atau kata-kata itu ditransliterasikan sesuai dengan pedoman transliterasi dari Arab ke Latin sebagaimana kolom diatas. Contoh: شيخ عباس قمی = Syekh Abbas Qummi
  • Patut diperhatikan, ada sejumlah kata bahasa Arab atau Persia yang telah menjadi kata serapan, kemudian ejaan, ucapan, dan tulisannya disesuaikan dengan penuturan masyarakat Indonesia. Contoh: الصلاة sudah menjadi kata serapan sehingga tidak lagi ditulis al-shalah atau al-shalat sesuai pedoman transliterasi Arab ke Latin, melainkan ditulis salat. Namun jika kata الصلاة merupakan judul artikel atau judul buku, maka tetap ditulis sesuai dengan pedoman transliterasi Arab ke Latin yang berlaku.
  • Untuk kata-kata penulisan serapan dalam artikel ditulis sesuai dengan ejaan KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia).

Referensi

Literatur yang dijadikan referensi dari artikel yang dibuat, ditulis pada dua bagian yang terpisah, yaitu pada Catatan Kaki dan pada Daftar Pustaka.

Referensi dari Al-Qur'an

  • Referensi dari Al-Qur'an jika ditulis dalam isi artikel, ditulis nama surah dan nomor ayatnya dengan cara seperti berikut: (QS. nama surah: nomor ayat). Contoh: (QS. Al-Baqarah: 12).
  • Referensi dari Al-Qur'an jika ditulis pada catatan kaki, ditulis nama surah dan nomor ayatnya tanpa dalam kurung. Misal: QS. Ali Imran: 52
  • Referensi dari Al-Qur'an jika ditulis pada daftar pustaka, ditulis sama dengan metode penulisan pada catatan kaki. Misal: QS. Al-Ikhlas: 3

Referensi dari Buku

  • Referensi dari buku yang ditulis pada catatan kaki, ditulis dengan format: nama penulis -koma- judul kitab -koma- nomor jilid (disingkat jld.), nomor halaman (disingkat hlm.) Contoh: Ibnu Abi al-Hadid, Syarh Nahju al-Balaghah, jld. 7, hlm. 219.
  • Referensi dari buku yang ditulis pada daftar pustaka, ditulis dengan format: nama belakang penulis -koma- nama depan penulis -titik- judul buku -titik- kota buku diterbitkan -titik dua- nama penerbit -koma- tahun terbit Contoh: 'Abdari, Muhammad bin Yusuf. At-Tāj wa al-Iklīl li Mukhtashar Khalīl. Beirut: Dar al-Fikr, 1398 H
  • Semua judul buku dalam referensi ditulis dalam bentuk miring (italic). Contoh: Muruj Al-Dzahab wa Ma'adin Al-Jauhar ditulis Muruj Al-Dzahab wa Ma'adin Al-Jauhar

Referensi dari Makalah

  • Referensi dari makalah yang ditulis pada catatan kaki, ditulis dengan format: nama penulis -koma- judul artikel (diketik miring) -koma- nama jurnal -koma- volume atau edisi (disingkat vol.) -koma- halaman (disingkat hlm.) Contoh: Jamsyidi, Muhammad Husain, Mafhum wa Chesti-e Hukumat dar Andisye Siyasi-e Syahid Shadr, Jurnal Politik Universitas Huquq wa Ulumi Siyasi, vol.3, hlm. 35
  • Referensi dari makalah yang ditulis pada daftar pustaka, ditulis dengan format: Nama penulis -titik- judul tulisan (diketik miring) -titik- nama jurnal -titik- Volume (disingkat vol) -titik dua- halaman (disingkat hlm.) -koma- tahun

contoh: Anshari Qummi, Nasiruddin. Nujume Ummat: Hazrate Ayatullah al-Uzma Khui. Majalah Nure Ilm. Vol: 4, hlm. 11, 1371 HS.

Referensi dari Situs Internet

  • Referensi dari situs internet yang ditulis pada catatan kaki, ditulis dengan format: Nama Penulis, Judul Tulisan (diketik miring), nama situs (disertai URL/alamat Web), diakses tanggal .... Contoh: Muhammad Husaini, Imsyāb Qursh Qāmar dar Karbala Ta’neh be Khursyid Mizanad, Site Khabari Fardaha, diakses tanggal 21 Juli 2017
  • Referensi dari situs internet yang ditulis pada daftar pustaka, ditulis dengan format: Nama penulis -titik- judul artikel (diketik miring) -titik- nama situ (disertai URLI/alamat web) -koma- tanggal akses Contoh: Husaini, Muhammad. Imsyāb Qursh Qāmar dar Karbala Ta’neh be Khursyid Mizanad. Site Khabari Fardaha, diakses tanggal 21 Juli 2017

Penulisan Tanggal

  • Penulisan tanggal di dalam badan artikel harus berdasarkan penanggalan miladi/tahun masehi. Tanggal dari kalender tahun hijriah, diberi keterangan tanggal yang sama pada penanggalan miladi yang ditulis setelah garis miring. Contoh: 12 Rabiul Awal 653 H/28 April 1255
  • Penulisan tanggal di dalam badan artikel tidak boleh menggunakan penanggalan hijriah syamsi, jika pada artikel rujukan menggunakan tahun hijriah syamsi, maka tanggal hijriah syamsi tersebut diubah menjadi tanggal miladi. Contoh: Pada artikel rujukan tertulis: Hasan Hasanzadeh Amuli lahir pada akhir-akhir tahun 1307 HS di salah satu perkampungan di Larijan Amul. Ditulis: Pada artikel rujukan tertulis: Hasan Hasanzadeh Amuli lahir pada akhir-akhir tahun 1928 di salah satu perkampungan di Larijan Amul.
  • Untuk pengubahan tanggal dari tahun hijriah qamari ke tahun miladi atau tahun hijriah syamsi ke tahun miladi dapat menggunakan aplikasi Calender Converter.
  • Untuk penulisan tahun hijriah qamari disingkat H, contoh: tahun 1254 H, hijriah syamsi disingkat HS, contoh: tahun 1378 HS. Sementara tahun miladi, tidak disertai keterangan, contoh: tahun 1945.
  • Pada catatan kaki, tahun terbit buku yang dijadikan referensi tidak dituliskan.
  • Pada daftar pustaka, tahun terbit buku yang menggunakan penanggalan hijriah syamsi tetap ditulis disertai keterangan dalam kurung tahun yang bertepatan dengan tahun miladi. Contoh: Najasyi, Ahmad bin Ali. Rijāl an-Najāsyī. Qom: Muassisah an-Nasyr al-Islami at-Tabi'ah li Jami'ah al-Mudarrisin, 1365 HS/1987
  • Penulisan tahun pada badan artikel yang menggunakan penanggalan hijriah qamari ditulis dengan format: tahun hijriah qamari -garis miring- tahun miladi. Contoh: 100 H/719
  • Untuk penulisan kurun atau abad penanggalan hijriah qamari ditulis dengan format: abad ke + nama abad + H. Contoh: Hamzah bin Hasan bin Ubaidillah, seorang ahli hadis yang terkenal pada abad ke-3 H.
  • Untuk penulisan kurun atau abad penanggalan miladi ditulis dengan format: abad ke + nama abad. Contoh: Imam Khomeini adalah ulama yang hidup pada abad ke-20.
  • Untuk penulisan tahun wafat atau lahir seseorang di dalam kurung (), penulisannya dengan format: (wafat disingkat w. tahun hijriah qamari/tahun miladi) contoh: (W. 100 H/719) atau (lahir (disingkat L.) + tahun hijriah qamari/tahun miladi) contoh: (L. 100 H/719)
  • Berikut ini cara penulisan nama-nama bulan untuk tahun hijriah yang telah ditransliterasi: Muharram, Safar, Rabiul Awal, Rabiul Akhir, Jumadil Awal, Jumadil Akhir, Rajab, Sya'ban, Ramadan, Syawal, Dzulkaidah, Dzulhijjah.

Link

Tautan di antara artikel adalah salah satu aspek terpenting dari WikiShia, yang membuatnya berbeda dengan artikel lain. Berikut ini kaidah membuat link:

  • Setiap kali melihat kata atau frasa dalam artikel yang pembaca membutuhkan informasi lebih lanjut mengenai hal itu, maka cukup menautkan kata atau frasa itu ke laman lain di WikiShia. Dengan menggunakan tanda kurung ganda [[]] di sekitar kata atau frasa itu akan dihubungkan ke halaman di WikiShia dengan judul yang sama.

Contoh: Imam Ali as adalah Imam pertama umat Syiah.

  • Jika di dalam badan artikel terdapat kata berulang seperti Imam Husain as tidak diperkenankan untuk melink semua, cukup satu saja. Kecuali, jika artikel itu memiliki pembahasan yang panjang, maka pada paragraf yang berjauhan jaraknya, dapat melakukan tautan kembali pada kata/frase yang sama.

Pemformatan

Dalam artikel WikiShia digunakan sejumlah format khusus yang memiliki maksud dan tujuan masing-masing. Penggunaan format tersebut untuk selanjutnya dijelaskan sebagai berikut:

  • Untuk menebalkan teks digunakan format: tanda petik tiga di awal dan di akhir kata/kalimat yang ingin ditebalkan. Teks tebal ini digunakan pada kata atau kalimat pertama dari artikel yang sama dengan judul artikel. Serta digunakan pula dalam penulisan sub judul.
  • Teks miring, menggunakan format: tanda petik dua di awal dan di akhir kata/kalimat yang digunakan pada penulisan judul buku, majalah, jurnal atau surat kabar baik di badan artikel maupun di catatan kaki dan daftar pustaka kecuali pada judul. Teks miring juga digunakan untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam bahasa daerah atau bahasa asing. Contoh: Mandi Besar adalah mandi yang dilakukan karena junub (hadas besar)

Catatan Kaki