Tafsir Tematis

Prioritas: c, Kualitas: b
tanpa foto
tanpa infobox
Dari wikishia
Ilmu Tafsir
Tafsir-tafsir Penting

Syi'ah:


Sunni:


Genre-genre Tafsir


Metode-metode Tafsir


Klasifikasi Tafsir
Terma-terma Ilmu Tafsir

Tafsir Maudhu'i (bahasa Arab: التفسير الموضوعي) adalah menjelaskan poin-poin dan pelajaran-pelajaran terkait satu tema khusus dalam ayat-ayat Alquran al-Karim. Ahli tafsir dalam metode ini mengumpulkan semua ayat-ayat Alquran yang tersebar dalam alquran berkenaan dengan satu tema khusus dan mengkajinya. Sayid Muhammad Baqir Shadr meyakini bahwa tafsir tematik adalah satu-satunya alat untuk menyingkap pandangan-pandangan Islam dari Alquran al-karim dan Muhammad Taqi Misbah Yazdi juga menilai bahwa hanya metode ini yang tepat untuk memaparkan pengetahuan-pengetahuan Alquran secara sistematis.

Sayid Muhammad Husain Thabathabai dalam Tafsir al-Mizan menjadikan banyak tema sebagai bahan kajian tafsir dan oleh karenanya diyakini sebagai pendahulu dalam tafsir tematis. Meski demikian, menurut Ja'far Subhani bahwa Allamah al-Majlisi dapat diyakini sebagai orang pertama yang telah mengaplikasikan tafsir tematis secara global.

Banyak karya-karya tulis secara independen yang telah disusun dengan pendekatan tafsir tematis. Antara lain adalah: Mansyure Javid, karya Ja'far Subhani, Tafsir Maudhu'i Qur'ane Karim, karya Abdullah Jawadi Amuli dan Ma'arife Quran, karya Muhammad Taqi Misbah Yazdi. Demikian juga telah disusun beberapa karya tulis untuk mempermudah mendapatkan ayat-ayat terkait satu tema khusus, yang dinamakan dengan Mu'jam Maudhu'i Quran Karim (kamus tematis Alquran al-karim). Di antaranya adalah: Farhangg-e Maudhu'i Quran-e Karim, karya Mahmud Ramyar, dan al-Mu'jam al-Mufahras li Al-fazh al-Quran al-Karim, karya Muhammad Fuad Abdulbaqi.

Definisi dan Posisi

Tafsir tematik adalah memaparkan pelajaran-pelajaran terkait satu tema khusus dengan menyoroti berbagai ayat-ayat Alquran dalam satu atau beberapa surah.[1] Pengumpulan ayat-ayat terkait satu tema dalam Alquran al-karim dan menelitinya untuk mendapatkan pandangan Alquran disebut tafsir tematik juga.[2]

Banyak ahli tafsir dan peneliti ilmu-ilmu Alquran menekankan urgensi dan posisi tafsir tematik.[3] Sayid Muhammad Baqir Shadr meyakini bahwa tafsir tematik lebih urgen dari tafsir tartibi (tafsir sistematik)[4] dan penggunaannya merupakan satu-satunya jalan untuk menyingkap pandangan-pandangan Islam yang berasal dari Alquran al-karim.[5] dan ia juga meyakini bahwa tafsir tartibi (sistematik) tidak lebih dari memahami makna-makna lahiriah dari lafal-lafal dan ayat-ayat Alquran dan tidak begitu berhasil dalam mengembangkan pemikiran-pemikiran Islam.[6] Ia juga menegaskan bahwa perkembangan ilmu fikih berfokus pada pendekatan tematik kepada hadis-hadis maksumin as. Dan, ia meyakini bahwa untuk menjawab kebutuhan-kebutuhan besar dan rumit mesti menggunakan metode tafsir tematik.[7]

Muhammad Taqi Misbah Yazdi berkeyakinan bahwa hanya dengan menggunakan tafsir tematik dan memaparkan pengetahuan-pengetahuan Alquran secara sistematis mampu menyuguhkan sistem pemikiran teratur berdasarkan Alquran al-karim dan mampu melawan sistem-sistem pemikiran yang menyimpang.[8] Ayatullah Subhani dengan menegaskan pentingnya menyoroti tafsir tematik dan menjauhi dari pengulangan tafsir tartibi (sistematis), meyakini bahwa tafsir tematik merupakan lahan untuk membuka cakrawala luas dalam ilmu-ilmu dan pengetahuan-pengetahuan yang tidak bisa dicapai sama sekali melalui tafsir tartibi (sistematis).[9]

Sejarah

Sayid Muhammad Husain Thabathabai sebagai mufasir tersoshornya syiah, dalam Tafsir al-Mizan menjadikan beberapa tema seperti tauhid, [10] imamah atau kepemimpinan, [11] dan syafaat[12] sebagai bahan penelitian tafsir dari sudut pandang Alquran.[13] Karena itu, ia dinilai sebagai pendahulu tafsir tematis.[14]

Ja'far Subhani meyakini bahwa Allamah al-Majlisi bisa diyakini sebagai orang pertama yang mengaplikasikan metode tafsir tematis secara global, sebab di awal setiap tema dari Bihar al-Anwar, ia membawa ayat-ayat terkait dan menjelaskan tafsir global dari ayat-ayat tersebut.[15] Muhammad Hadi Ma'rifat meyakini juga bahwa tafsir tematis Allamah al-Majlisi merupakan klasifikasi ayat-ayat Alquran yang paling dalam dan komprehensif mengenai berbagai pengetahuan-pengetahuan Islam. Ia menilainya bahwa sampai kini sangat jarang orang yang seperti itu.[16]

Syaikh Muhammad Abduh (1266-1323 H) diyakini sebagai orang yang pertama menggeluti tafsir tematik di kalangan Ahlusunah[17] Demikian juga Syaikh Mahmud Syaltut (1310-1383 H), dari fukaha Ahlusunah, dalam tafsir fikihnya menggunakan metode ini[18] dan menyusun beberapa karya tulis terkait hal ini, di antaranya adalah al-Quran wa al-Qital (Alquran dan Peperangan) dan al-Quran wa al-Mar'ah (Alquran dan Wanita).[19]

Bibliografi

Banyak karya-karya tulis tafsir yang telah disusun dengan pendekatan tafsir tematis seperti kamus tematik Al-Qur'an, di mana ayat-ayat Al-Qur'an tentang topik tertentu dikumpulkan. Karya-karya tersebut antara lain sebagai berikut:

Tafsir Mansyur-e javid-e Qur'an yang terdiri dari 14 jilid, karya Ja'far Subhani. Penulis meyakini bahwa diantara tafsir tematik yang ada, karya tersebut (Mansyur-e Javid-e Quran) sebagai tafsir tematik Al-Quran pertama dalam bahasa Persia.[20] Tafsir tematik Al-Quran lainnya adalah Payam-e Quran (pesan Al-Quran) oleh Nasir Makarim Shirazi dalam sepuluh jilid, Tafsir-e maudhu'i Quran (tafsir tematik Al-Quran) oleh Abdullah Javadi Amuli dalam tujuh belas jilid dan Ma'arif-e Quran (ajaran Al-Quran) oleh Muhammad Taqi Misbah Yazdi, yang ditulis dalam sepuluh bagian:[21] Ma'rifatullah, Mengenal dunia (kosmologi), mengenal manusia, mengenal jalan, mengenal petunjuk, Al-Quran, etika dan akhlaq, ibadah, hukum individu dan hukum sosial.[22] Selain tafsir tematik, banyak karya telah ditulis untuk memberikan akses yang lebih mudah ke ayat-ayat Alquran tentang topik tertentu,[23] yang dikenal sebagai kamus tematik Alquran, seperti Tafsil al-ayat karya Jules La Beaume, al-Mu'jam al-mufahras li al-fazh al-Quran al-karim oleh Muhammad Fu'ad Abdulbaqi, al-Madkhal ila al-tafsiri al-maudhu'i li al-Quran al-karim oleh Sayid Muhammad Baqir Abthahi, Farhangg-e maudhu'i-ye Quran oleh Mahmud Ramyar, Farhangg-e maudhu'i-ye Quran-e majid oleh Kamran Fani dan Baha'uddin Khurramsyahi, Furugh-e bi payan oleh Abdul Majid Mu'adikhah dan Farhangg-e Quran oleh Akbar Hashemi Rafsanjani, yang ditulis bekerjasama dengan Pusat Kebudayaan dan Pengajaran Al-Quran yang Mulia.[24]

Pranala Terkait

Catatan Kaki

  1. Muslim, Mabahits fi al-Tafsir al-Maudhu'i, hlm.16
  2. Subhani, Mansyure Javide Quran, jld.1, hlm.23; Makarim Syirazi, Payame Quran, jld.1, hlm.21
  3. Said, al-Madkhal ila al-Tafsir al-Maudhu'i, hlm.40-55; Muslim, Mabahits fi al-Tafsir al-Maudhu'i, hlm.30-33; Yadullah Pur, Mabani va Saire Tarikhi Tafsire Maudhu'i Quran, hlm.157; Jalili, Tafsir Maudhu'i, hlm.24-30
  4. Shadr, al-Madrasah al-Quraniyah, hlm.20-43
  5. Shadr, al-Madrasah al-Quraniyah, hlm.28-37
  6. Shadr, al-Madrasah al-Quraniyah, hlm.34-35
  7. Shadr, al-Madrasah al-Quraniyah, hlm.25-28
  8. Misbah Yazdi, Ma'arife Quran, hlm.8-10
  9. Subhani, Mansyure Javide Quran, jld.1, hlm.11
  10. Thabathabai, al-Mizan, jld.6, hlm. 86-91
  11. Thabathabai, al-Mizan, jld.1, hlm.270-276
  12. Thabthabai, al-Mizan, jld.1, hlm.157-186
  13. Thabthabai, al-Mizan, jld. 1, hlm. 157-186; 270-276; jld. 2, hlm. 260-278; jld.6, hlm. 86-104
  14. Pusat budaya dan ma'arif Alquran, Dairat al-Ma'arif Quran Karim, jld. 8, hlm. 365
  15. Subhani, Mansyure Javide Quran, jld.1, hlm.24
  16. Ma'rifat, Tafsir va Mufassiran, jld.2, hlm.531
  17. Amri, Dirasat fi al-Tafsir al-Maudhu'i, 1406, hlm.56-57
  18. Amri, Dirasat fi al-Tafsir al-Maudhu'i, hlm.63
  19. Pusat budaya dan ma'arif Quran, Dairat al-Ma'arif Qurane Karim, jld.8, hlm.364
  20. Subhani, Mansyur-e Javid-e Quran, jld.1, hlm.2
  21. Mishbah Yazdi, Ma'arif Quran, hlm.14-16
  22. Rajabi, Tafsir-e Maudhu'i-ye Quran az Manzhar-e Ustad Muhammad Taqi Mishbah Yazdi, hlm.130-142
  23. Pusat budaya dan ma'arif Quran, Dairat al-Ma'arif Quran-e Karim, jld.8, hlm.367
  24. Pusat budaya dan ma'arif Quran, Dairat al-Ma'arif Quran-e Karim, jld.8, hlm.367

Daftar Pustaka

  • Alquran al-Karim
  • 'Amri, Ahmad Jamal. Dirasat fi al-Tafsir al-Maudhu'i li al-Qashash al-Qurani. Kairo: percetakan al-Madani, 1406 H.
  • Jalili Sanziqi, Sayid Hidayat. Tafsir Maudhu'i: Chisti, Bunyanha va Pisyfardh-ha. Qom: Bustan Kitab Qom, 1387 HS.
  • Makarim Syirazi, Nashir. Peyame Quran. Qom: Madrasah Imam Ali bin Abi Thalib as, 1374 HS.
  • Ma'rifat, Muhammad Hadi. Tafsir va Mufassiran. Qom: al-Tamhid, 1373 HS.
  • Misbah Yazdi, Muhammad Taqi. Ma'arif Quran. Qom: Dar Rahe Haq, 1373 HS.
  • Muslim, Mosthafa. Mabahits fi al-Tafsir al-Maudhu'i. Damaskus: Dar al-Qalam, 1410 H.
  • Pusat budaya dan ma'arif quran. Dairat al-Ma'arif Qurane Karim. Qom: Bustan Kitab qom, 1389 HS.
  • Rajabi, Mahmud. Tafsir Maudhu'i Quran az Manzare Ustad Muhammad Taqi Misbah Yazdi. Majalah Quran va Syenakht, vol. 4, Paiz va Zamistan, 1388 HS.
  • Sa'id, Abdussattar Fathullah. Al-Madkhal ila al-Tafsir al-Maudhu'i. Kairo: dar al-tauzi' wa al-nasyr al-islamiyah, 1411 H.
  • Shadr, Sayid Muhammad Baqir. Al-Madrasah al-Quraniyah. Riset: tim peneliti, Markaz al-Abhats wa al-Dirasat, 1421 H.
  • Subhani, Ja'far. Mansyurate Javide Quran. Qom: muassasah Imam Shadiq as, 1383 HS.
  • Thabathabai, Sayid Muhammad Husain. Al-Mizan fi Tafsir al-Quran. Beirut: A'lami, 1393 H.
  • Yadullah Pur, Behruz. Mabani va Saire Tarikhi Tafsir Maudhu'i Quran. Qom: Dar al-Ilm, 1383 HS.