Saif bin Harits

Prioritas: c, Kualitas: b
Dari wikishia
(Dialihkan dari Seif bin Harits)
Sahabat Imam
Saif bin Harits
Pusara Syuhada Karbala sebelah kiri makam Imam Husain as di Karbala
Nama LengkapSaif bin al-Harits bin al-Surai' al-Hamdani al-Jabiri
Sahabat dariImam Husain as
Garis keturunanBani Jabir (suku Hamdan)
Kerabat termasyhurMalik bin Abdullah bin Surai' (sepupu)
Tempat TinggalKufah
Wafat/Syahadah10 Muharam 61 H/681
Penyebab
Wafat / Syahadah
Dibunuh oleh pasukan Umar bin Sa'ad
Tempat dimakamkanKarbala


Saif bin al-Harits bin al-Surai' al-Hamdani (bahasa Arab: سيف بن الحارث بن سُرَيع الهمداني) adalah salah satu sahabat Imam Husain as yang syahid dalam perang Karbala

Silsilah

Saif bin Harits[1] (Harats)[2] bin Surai' bin Jabir al-Hamdani al-Jabiri berasal dari bani Jabir yang merupakan salah satu dari cabang suku Hamdan yang berasal dari Yaman dan tinggal di Kufah.[3]

Peristiwa Karbala

Saif bin Harits bin Surai' dan Malik bin Abdullah bin Surai' adalah saudara seibu dan juga sepupu. Mereka pergi ke Karbala dan bergabung dengan pasukan Imam Husain as. Menurut laporan sejarah, pada hari Asyura, ketika mereka melihat Imam Husain as menghadapi pasukan musuh, mereka pergi menghadap Imam Husain as sambil menangis. Imam as berkata kepada mereka:, "wahai sepupuku! Mengapa kalian menangis? Demi Tuhan, aku berharap matamu akan segera cerah." Mereka menjawab, "Semoga Tuhan mengorbankan diri kami untukmu, demi Tuhan, kami bersumpah bahwa kami tidak menangis untuk diri kami sendiri, tetapi tangisan kami adalah karena kami melihatmu terkepung dan kami tidak bisa membelamu." Imam Husain as berkata, "Semoga Tuhan memberi kalian hadiah terbaik atas kebersamaan kalian dengan kami sebagaimana Tuhan memberikan hadiah terbaik kepada orang-orang yang bertakwa."

Setelah Hanzalah bin As'ad al-Syibami (sahabat Imam Husain as) menuai cawan Syahadah, Saif dan Malik menyapa imam dengan salam : "Salam padamu wahai putra Rasulullah", Imam Husain as menjawab salam mereka dengan mengatakan :"Keselamatan, rahmat dan keberkahan senantiasa bersama kalian", lalu mereka bergerak ke arah musuh. Mereka bertempur dan satu sama lain saling melindungi yang akhirnya mereka meneguk manisnya cawan syahadah.[4]

Catatan Kaki

  1. Tarikh Thabari, jld.5, hlm.442
  2. Samawi, Abshar al-'Ain, hlm.132
  3. Sam'ani,al-Ansab, jld.13, hlm.419.
  4. Thabari, Tarikh Thabari, jld.5, hlm.442-444; Abshar al-'Ain, Samawi, hlm.132-133.

Daftar Pustaka

  • Samawi, Muhammad. Abshar al-'Ain fi Anshar al-Husain. Qom: Zamzam Hidayat, 1384 S.
  • Thabari, Muhammad bin Jurair. Tarikh al-Umam wa al-Muluk. Beirut: Muassasah al-A'lami, 1403 H