Sayid Muhammad Baqir al-Shadr

Prioritas: b, Kualitas: b
Dari wikishia
(Dialihkan dari Sayid Baqir Shadr)
Sayid Muhammad Baqir al-Shadrhttp://en.wikishia.net
Informasi Pribadi
Nama LengkapSayid Muhammad Baqir Shadr
Lahir26 Zulkaidah 1353 H
Tempat lahirKazhimaian, Irak
Tempat dimakamkanPintu Gerbang Najaf
Kerabat termasyhurImam Musa Shadr • Sayid Muhammad Shadr • Bintul Huda Shadr
Informasi ilmiah
Guru-guruSayyid Abu al-Qasim Musawi Khui • Muhammad Ridha Al Yasin • Allamah Jakfari • Shadra Bodkubeh-i
Murid-muridSayid Muhammad Baqir Hakim • Sayid Mahmud Hasyimi Syahrudi • Sayid Kazhim Husaini Hairi • Muhammad Mahdi Ashifi • Sayid Kamal Haidari
Karya-karyaFadak fi al-TarikhGhayatul fikr fi Ilm al-UshulFalsafatunaIqtishadunaal-Bank Al-laribawi fi al-IslamDaurul Aimmah fi al-Hayat al-Islamiyah dll
Kegiatan Sosial dan Politik
PolitikMembentuk Partai Dakwah Islam. Kerjasama dengan Jemaah Ulama Najaf

Sayid Muhammad Baqir al-Shadr (lahir 1353 H, wafat 1400 H) (bahasa Arab: السيد محمد باقر الصدر) adalah seorang fakih dan pemikir Syiah Irak. Ia mempelajari ilmu-ilmu agama di sisi Ayatullah Khui dan beberapa ulama Najaf. Ia mampu menyelesaikan pendidikannya sebelum umur 20 tahun. Ia mengajar ilmu-ilmu agama di Hawzah ilmiah Najaf. Diantara murid-muridnya adalah: Sayid Muhammad Shadr, Sayid Muhammad Baqir Hakim, Sayid Kazhim Husaini Hairi dan Sayid Mahmud Hasyimi Syahrudi. Kitab-kitab Falsafatuna, Iqtishaduna, Durusun fi Ilm al-Ushul (dikenal dengan Halaqāt) dan al-Usus al-Manthiqiyah li al-Istiqra termasuk karya-karya terpentingnya. Keikutsertaannya dalam pembentukan Partai Dakwah Islam, pengeluaran fatwa keharaman menjadi anggota Partai Ba'ats Irak dan penyelenggaraan beberapa unjuk rasa di kota-kota warga Syiah di selatan Irak dan Bagdad termasuk dari aktivitas politiknya. Aksi-aksi ini menjadi sebab rezim Ba'ats Irak menangkap dia dan saudarinya, Aminah Shadr, dan menggugurkan mereka sebagai syahid.

Kelahiran dan Keluarga

Sayid Muhammad Baqir Shadr lahir pada tanggal 25 Dzulkaidah 1353 H di kota Kazhimain.[1]. Ayahnya adalah Sayid Haidar Shadr Amili dan ibunya adalah putri Syekh Abdul Husain Al Yasin. [2] Kakeknya Sayid Ismail Shadr adalah seorang marja' Taklid Syiah pada pertengahan abad 14 H. [3] Garis keturunannya dari Imam Kazhim as, dan termasuk tokoh agama yang hidup di Iran, Lebanon dan Irak. [4] Kakak laki-laki sekaligus guru Baqir Shadr, Sayid Ismail, juga termasuk dari mujtahid muda Najaf yang meninggal pada tahun 1388 H pada umurnya yang ke-48. [5] Bintul Huda Shadr yang seorang penyair dan penulis adalah saudari Syahid Shadr yang dieksekusi bersama dia. [6] Muhammad Baqir ditinggal ayahnya pada umur 3 tahun[7] dan berada dibawah asuhan ibu dan saudaranya, Sayid Ismail Shadr. [8]

Pendidikan

Syahid Shadr Umur 5 Tahun Bersama Saudaranya, Sayid Ismail Shadr

Syahid Shadr menamatkan pendidikan dasarnya selama 3 tahun dan melanjutkannya dengan mempelajari ilmu hauzah agama. [9] Ia belajar kitab al-Mantiq, karya Muhammad Ridha Muzhaffar dan Ma'alim al-Ushul di sisi saudaranya, Sayid Ismail. Dia mampu menamatkan kitab-kitab hauzah dalam waktu singkat. Guru-guru tahap sutuhnya adalah Muhammad Taqi Jauhari, Abbas Syami, Sayid Baqir Syakhs, Shadra Badkubi dan Sayid Muhammad Ruhani. Setelah itu ia mengikuti pelajaran kharij fikih dan usulnya Sayid Abul Qasim Khui dan Syekh Muhammad Ridha Al Yasin. [10]

Murid-murid

Sayid Muhammad Baqir Shadr semenjak umur 20 tahun mulai mengajarkan kitab Kifayatul Ushul. Dari umur 25 tahun mengajarkan pelajaran kharij Ushul, dan dari umur 28 tahun mengajarkan pelajaran kharij fikih. [11]

Selama sekitar 30 tahun mengajar ia mampu mendidik sejumlah murid. Diantara mereka adalah:

  • Sayid Muhammad Baqir Hakim
  • Sayid Nuruddin Asykawari
  • Sayid Mahmud Hasyimi Syahrudi
  • Sayid Kazhim Husaini Hairi
  • Sayid Abdul Hadi Husaini Syahrudi
  • Sayid Abdul Ghani Ardabili
  • Sayid Kamal Haidari
  • Sayid Muhammad Baqir Muhri
  • Sayid Husain Husaini Syahrudi
  • Ghulam Ridha Irfaniyan
  • Muhammad Baqir Irawani
  • Muhmmad Ridha Nukmani
  • Sayid Muhmmad Gharawi
  • Hasan Abdussatir. [12]

Karya-karya

Kitab Falsafatuna (Filsafat Kita) karya Baqir Shadr

Sayid Muhammad Baqir Shadr menulis kitab-kitab dalam berbagai bidang; fikih, ushul, logika, filsafat, ekonomi, teologi, tafsir, sejarah dan politik. Berikut ini diantara karya-karyanya:

  • Fadak fi al-Tarikh (Fadak Dalam Sejarah)
  • Ghayatul Fikr fi Ilm al-Ushul (Puncak Pemikiran Dalam Ilmu usul)
  • Falsafatuna (Filsafat Kita)
  • Iqtishaduna (Ekonomi Kita)
  • Al-Usus al-Mantiqiyah li al-Istiqra (Dasar-dasar Logika Untuk Induksi)
  • Al-Ma'alimul Jadidah li al-Ushul (Petunjuk-petunjuk Baru Usul)
  • Buhutsun fi Syarh al-Urwah al-Wutsqa (Keterangan Kitab al-Urwah al-Wutsqa)
  • Buhutsun fi Ilm al-Ushul, (transkrip pelajaran kharijnya)
  • Durusun fi Ilmi al-Ushul, dikenal dengan Halaqāt (Pelajaran ilmu ushul)
  • Al-Fatawa al-Wadhihah (Fatwa-fatwa Gamblang)
  • Al-Bank Allaribawi fi al-Islam (Bank Tanpa Riba Dalam Islam)
  • Bahtsun Haula al-Mahdi (Kajian Tentang Imam Mahdi afs)
  • Bahtsun Haula al-Wilayah (Kajian Tentang wilayah)
  • Al-Islam Yaqudu al-Hayah (Islam Pemandu Kehidupan)
  • Al-Madrasah al-Quraniyah, pelajaran tafsir tematik Al-Qur'an
  • Daurul Aimmah fi al-Hayah al-Islamiyah (Peran Imam-imam Dalam Kehidupan Islam)
  • Nizhamul Ibadat fi al-Islam (Cata cara Ibadah Dalam Islam)
  • Hasyiyah bar Risaleh Ilmiah Syekh Murtadha Al Yasin (Keterangan Risalah Ilmiah Syekh Murtadha Al Yasin)
  • Hasyiyah Bar Minhaj al-Shalihin Ayatullah Hakim (Keterangan Buku Minhaj al-Shalihin)
  • Hasyiyah Bar Manasiki Haj Ayatullah Khui (Keterangan Buku Manasik Haji Ayatullah Khui)
  • Hasyiyah bar Bakhsye Namaze Jum'ah az kitab Syarayi' Al-Islam (keterangan Salat Jum'at Dalam Kitab Syarayi' Al-Islam) . [13]

Marja'iyah

Shadr karena latar belakang ilmiahnya, pengkajian masalah-masalah kekinian dan dukungannya pada Ayatullah Khui dengan cepat mendapat simpati dari kalangan khusus dan masyarakat umum. Aktivitas-aktivitas politiknya terkhusus pembentukan Partai Dakwah Islam membuat masyarakat lebih banyak merujuk padanya dibanding sebelumnya. Berbagai kelompok dari warga Irak dan Lebanon bertaklid (mengikuti dalam hukum fikih) pada Syahid Shadr. [14]

Aktivitas-Aktivitas Poitik dan Sosial

Membentuk Partai Dakwah Islam

Pada tahun 1377 H, Muhammad Baqir Shadr bersama beberapa orang dari ulama Irak membentuk Partai Dakwah Islam guna mengatur aktivitas-aktivitas politik muslim Irak. Lima tahun berikutnya, karena suatu maslahat, ia keluar dari partai itu tapi berwasiat pada anggota-anggota yang lain untuk melanjutkan kegiatan mereka. [15]

Syahid Shadr di Sebelah Imam Khumaini ra

Menjalin Kerjasama Dengan Jemaah Ulama

Sayid Muhammad Baqir Shadr juga menjalin kerjasama dengan Jemaah Ulama Najaf yang anggotanya terdiri dari para ulama seperti Syekh Murtadha Al Yasin, Syekh Muhammad Ridha Muzhaffar dan Sayid Mahdi Hakim. Karena dia masih muda maka tidak menjadi anggota, tetapi menjalin kerjasama serius dengan mereka. Sebagian surat-surat pernyataan Jemaah Ulama dan artikel-artikel Majalah al-Adhwa' ditulis olehnya. [16]

Mendukung Revolusi Islam Iran

Sayid Muhammad Baqir Shadr mendukung pergerakan Imam Khomeini di Iran. [17] Kitab 6 jilid Al-Islam Yaqud al-Hayah (Islam Pemandu Kehidupan) dia tulis untuk tujuan ini. [18] Ketika Imam Khomeini tinggal di Najaf ia pun berhubungan dengannya. Syahid Shadr mengeluarkan statmen berkenaan dengan Imam Khomeini, "Meleburlah kalian dengannya sebagaimana Imam Khumaini melebur dalam Islam. [19]

Mengharamkan Bergabung Dengan Partai Ba'ats

Syahid Shadr dalam rangka mereaksi kewajiban menjadi anggota Partai Ba'ats oleh pihak pemerintah Irak, ia mengeluarkan fatwa pengharaman bergabung dengan partai itu. Atas fatwa ini, sejumlah besar dari warga tidak mau bergabung dengan partai ini. ".[20]

Pemikiran-pemikiran

Patung Muhammad Baqir Shadr di Universitas Internasional Kemlu Rusia, Moskow

Teori Haqq Al-Tha'ah

Syahid Shadr mengetengahkan teori "Haqq al-Tha'ah" (hak taat) sebagai tandingan dari teori masyhur "Qubhul Iqab bila Bayan" (Buruknya sanksi tanpa penjelasan) Menurut teori Haqq Al-Tha'ah, pada syubhah badwi; yakni pada kasus-kasus yang dimungkinkan adanya taklif (tanggung jawab) di dalamnya, tapi tidak ada dalil untuknya, maka akal tidak memberikan hukum baraah (lepas tanggung jawab) melainkan wajib berhati-hati (luzumul Ihtiyath). Argumentasi dia adalah bahwa hak Allah swt atas hamba-hamba-Nya tidak terbatas dan hak itu hanya tidak mancakupi kasus-kasus yang kita yakin bahwa tidak ada taklif di dalamnya. Adapun kasus-kasus yang kita menduga adanya taklif di sana maka hak itu mencakupinya. Oleh karenanya, pada kasus-kasus seperti ini, hukum akal adalah keharusan berhati-hati. [21]

Perlu diperhatikan bahwa Syahid Shadr sebagaimana para pakar ushul yang lain juga menerima "Baraah syar'iyah" dalam kasus-kasus ini, yakni ia yakin bahwa sekalipun akal tidak memberikan hukum baraah (aqliyah), namun ayat-ayat dan riwayat-riwayat tidak mengharuskan berhati-hati (ihtiyath) dan memberikan hukum baraah (syar'iyah). [22]

Keharusan Adanya Pemerintahan Islam

Bagi Syahid Shadr, keberadaan suatu negara adalah sebuah keharusan sosial dan berdasar pada fitrah manusia. [23] Sesuai landasan ini, ia meyakini keharusan adanya pemerintahan Islam. Ia berkata: "Negara Islam bukan sekedar keharusan agama melainkan juga keharusan peradaban manusia. Sebab, itu satu-satunya jalan untuk mengembangkan potensi-potensi manusia".[24]

Kitab Iqtishaduna (Ekonomi Kita) salah satu karya Baqir Shadr

Ekonomi Islam Sebuah Aliran Bukan Ilmu

Muhammad Baqir Shadr meyakini bahwa sesuatu yang disampaikan Islam adalah aliran ekonomi Islam bukan ilmu ekonomi Islam. Artinya ekonomi Islam melontarkan cara yang adil untuk mengatur kehidupan ekonomi, dan sama sekali tidak dalam rangka mengungkap sebuah ilmu dalam ruang ekonomi. Sebagai contoh, Islam di Hijaz tidak mencari faktor-faktor riba tetapi melarang itu dan membangun sistem baru berdasarkan Mudarabah. [25] Menurut keyakinan dia, ketika ekonomi Islam diterapkan dalam segala aspek masyarakat Islam, maka saat itu ahli ekonomi akan mampu menyingkap fenomina-fenomina ekonomi dan menjelaskan ilmu ekonomi. [26]

Adanya Ruang Kosong Pada Aliran Ekonomi Islam

Menurut Syahid Shadr, ada ruang kosong (Mantaqatul Faragh) dalam Islam. Yakni pada beberapa kasus, hakim Islam berhak membuat undang-undang. Dia berkeyainan bahwa mazhab ekonomi Islam mencakup dua aspek: pertama, aspek yang syariat meletakkan/membuat hukum-hukum aspek tersebut secara jelas dan hukum itu tidak bisa berubah. Kedua, aspek yang hukum-hukumnya diserahkan pada pemerintah Islam (Wali Faqih). Dia menamakan aspek kedua sebagai ruang kosong, mengatakan: Nabi saw juga menggunakan ruang itu. [27]

Kelahiran Alami Makrifat dan Penyelesaian Problem Istiqra

Syahid Shadr selain dua jalan akal (secara perkasus) dan indra mengenalkan cara baru untuk mendapatkan makrifat (pengetahuan), yang dia namakan dengan kelahiran alami makrifat. Dia yakin bahwa dengan teori baru ini ia telah menjawab problem historis tentang ketidakpastian induksi (Zhanniyatul Istiqra). Teori kelahiran alami makrifat adalah terlahirnya makrifat dari makrifat yang lain tanpa adanya kelaziman diantara keduanya. Sesuai teori ini, kelahiran konvensional, yakni kelahiran makrifat baru melalui kelaziman diantara makrifat-makrifat bukan satu-satunya jalan untuk meraih makrifat rasional (aqli). Berbeda dengan logika Aristotelas, mayoritas ilmu dan makrifat muncul dengan cara alami. [28] Syahid Shadr melontarkan teori ini dalam kitab al-Usus al-Mantiqiyah li al-Istiqra atau Basic Logika Istiqra. [29]

Kesyahidan

Makam Syahid Shadr

Pada tanggal 5 April 1970 M/ 19 Jumadil Awal 1400 H, [30] pemerintah Irak menangkap Sayid Muhammad Baqir Shadr setelah 9 bulan dipenjara rumah. [31] Dikatakan padanya, "Katakan bahwa ia tidak akan memusuhi rezim, kalau tidak, maka akan dieksekusi."

Shadr menolak permintaan ini dan menyatakan siap mati syahid. [32] Akhirnya pada tanggal 22 Jumadil Awal 1400 H/8 April 1980 Syahid Shadr bersama saudarinya gugur sebagai syahid. [33]

Tempat Pemakaman Syahid Shadr

Pemerintah Irak menguburkan jasad Syahid Shadr secara rahasia di pemakaman Wadi al-Salam. Setelah intifadah Sya'baniyah tahun 1991, dengan maksud penghancuran kuburan orang-orang Syiah, dibuatlah jalan-jalan yang banyak di pemakaman ini dan kuburan Syahid Shadr diletakkan di jalan raya. Orang-orang yang mengetahui tempat kuburnya memindahkan jasadnya ke tempat lain di Wadi Salam. Setelah beberapa waktu, karena ada orang lain yang mengetahui tempat penguburannya, maka jasad itu dipindahkan ke tempat lain lagi. Akhirnya pada bulan Ramadhan 1427 H, jasad Syahid Shadr dipindahkan ke pintu gerbang kota Najaf hingga dibangun lembaga-lembaga ilmiah dan sosial disekitarnya. Pada kali ini, semua petakan tanah sekitar kuburan, tanpa dibongkar, dipindah ke tempat baru. [34]

Catatan Kaki

  1. Abu Zaid al-Amili, al-Sirah wa al-Masirah, jld.1, hlm. 3, 2007 M
  2. Abu Zaid al-Amili, al-Sirah wa al-Masirah, jld.1, hlm. 7, 2007 M
  3. Abu Zaid al-Amili, al-Sirah wa al-Masirah, jld.1, hlm. 7, 2007 M
  4. Abu Zaid al-Amili, al-Sirah wa al-Masirah, jld.1, hlm. 7, 2007 M
  5. Abu Zaid al-Amili, al-Sirah wa al-Masirah, jld.1, hlm. 7, 2007 M
  6. Abu Zaid al-Amili, al-Sirah wa al-Masirah, jld.1, hlm. 7, 2007 M
  7. Abu Zaid al-Amili, al-Sirah wa al-Masirah, jld.1, hlm. 7, 2007 M
  8. Abu Zaid al-Amili, al-Sirah wa al-Masirah, jld.1, hlm. 7, 2007 M
  9. Abu Zaid al-Amili, al-Sirah wa al-Masirah, jld.1, hlm. 7, 2007 M
  10. Abu Zaid al-Amili, al-Sirah wa al-Masirah, jld.1, hlm. 7, 2007 M
  11. Shadr, Mabahits al-Ushul, Pengantar Husaini Hairi, 1407 H, jld. 1, hlm. 44
  12. Gharawi, Talamidzah al-Imam al-Syahid al-Shadr, 2002 M
  13. Shadr, Mabahits al-Ushul, pengantar Husaini Hairi, 1407 H, jld. 1, hlm. 67-69
  14. Fadlullah, Syahid Shadr dar Bastari Andisyeh wa Amal, hlm. 13 dan 14
  15. Shadr, Mabahits al-Ushul, pengantar Husaini Hairi, jld. 1, hlm.87-89
  16. Al-Mukmin, Sanawat al-Jammar, 2004 M, hlm. 53 dan 54
  17. Shadr, Mabahits al-Ushul, pengantar Husaini Hairi, 1407 M, jld. 1, hlm. 141
  18. Shadr, Mabahits al-Ushul, pengantar Husaini Hairi, 1407 M, jld. 1, hlm. 68
  19. Abu Zaid al-Amili, al-Sirah wa al-Masirah, 2007 M, jld. 4, hlm. 27
  20. Nukmani, Ayatullah uzma Syahid Sayid Muhammad Baqir Shadr, 1388 S, hlm. 396-389
  21. Islami, Maktab Ushuli-e Syahid Ayatullab Shadr, hlm. 153; Larijani, Nazhariyah Haqq al-Thaah, hlm.12
  22. Larijani, Nazhariyah Haqq al-Thaah, hlm. 13
  23. Jamsyidi dan Duridi, Hukumate Islami dar Andisyeh-ye Siyasi-ye Syahid Shadr, hlm.93
  24. Jamsyidi, Mafhum wa Chesti-e Hukumat dar Andisye Siyasi-e Syahid Shadr, hlm. 8 dan 8
  25. Husaini Hairi, Iqtishade Islami wa Rawisye Kasyfi an az Didgahe Syahid Shadr, hlm. 22 dan 23
  26. Husaini Hairi, Iqtishad-e Islami wa Rawesy-e Kasyfe-ye an az Didgahe Syahid Shadr, hlm. 22 dan 23
  27. Khusrupanah, Mantiqe Istiqra az Didgahe Syahid Shadr, hlm. 39
  28. Khasrupanah, Mantiqe Istiqra az Didgahe Syahid Shadr, hlm. 39
  29. Khusrupanah, Mantiqe Istiqra az Didgahe Syahid Shadr, hlm. 29
  30. Nukmani, Ayatullah Uzma Syahid Sayid Muhammad Baqir Shadr, hlm. 557
  31. Nukmani, Ayatullah Uzma Syahid Sayid Muhammad Baqir Shadr, hlm. 503
  32. Nukmani, Ayatullah Uzma Syahid Sayid Muhammad Baqir Shadr, hlm. 549-551
  33. Nukmani, Ayatullah Uzma Syahid Sayid Muhammad Baqir Shadr, hlm. 560
  34. Amili, Riwayati Syigift az Tadfini Mujaddade Paikare Syahid Shadr Pasaz 17 Sal, hlm. 98-102

Daftar Pustaka

  • Abu Zaid Amili, Ahmad, Muhammad Baqir Shadr, al-Sirah wa al-Masirah fi Haqaiq wa Watsaiq, penerbit al-Arif lil Mathbu'at, Bairut, 2007 M.
  • Islami, Ridha, Maktabe Ushuli-e Syahid Ayatullah Shadr, Penelitian dan Hauzah, vol.27 dan 28, 1428 H
  • Al-Mukmin, Ali, Sanawat al-Jammar Masiratul Harakah fi al-Iraq, Bairut, penerbit al-Markaz al-Islam al-Muashir, 2004 M.
  • Jamsyidi, Muhammad Husain, Mafhum wa Chesti-e Hukumat dar Andisye Siyasi-e Syahid Shadr, jurnal Politik, majalah universitas Huquq wa Ulumi Siyasi, vol.3, 1430 H.
  • Jamsyidi, Muhammad Husain san Masud Durudi, Hukumati Islami dar Andisye Siyasi-e Syahid Shadr; Barresi-ye Muallifehaye Shuri wa Mahawi-e Hukumati Islami dar Daurani Ghaibat, Hukumati Islami, vol. 64, 1434 H.
  • Husaini Hairi, Sayid Kazim, Iqtishade Islami wa Rawisyi Kasyfi an az Didgahe Syahid Shadr, terjemahan Yusufi, Ahmad Ali, Iqtishadi Islami, vol. 1, 1422 H.
  • Husaini Hairi, Sayid Kazim, Zandegi wa Afkare Syahid Shadr, terjemahan Hasan Tharumi, Teheran, Wizarati Farhang wa Irsyadi Islami, 1416 H.
  • Khasrupanah, Abdul Husain, Mantiqe Istiqra az Didgahe Syahid Shadr, Dzihn, vol. 1, 1425 H.
  • Shadr, Sayid Muhammad Baqir, Mabahits al-Ushul, Qom, 1407 H.
  • Amili, Abdullah, Riwayati Syigift az Tadfini Mujaddade Paikari Stahid Shadr pasaz 17 Sal, terjemahan Abdul Karim Zanjani, syahid yaran, vol. 18, 1427 H.
  • Gharawi, Sayid Muhammad, Talamidzah al-Imam al-Syahid al-Shadr Malamihuhum al-Nafisah wa Mawaqifuhum al-Ijtimaiyah, Bairut, Darul Hadi, 2002 M.
  • Fadlullah, Sayid Muhammad Husain, Syahid Shadr dar Bastari Andisyeh wa Amal, Syahid Yaran, vol. 18, 1428 H.