Saudah binti Zam'ah bin Qais

Prioritas: c, Kualitas: c
tanpa referensi
Dari wikishia
(Dialihkan dari Saudah)
Saudah binti Zam'ah bin Qais
Istri Nabi Muhammad saw
Nama lengkapSaudah binti Zam'at bin Qais
LakabUmmul Mukminin
Terkenal denganSaudah
Afiliasi agamaIslam
Tempat tinggalMekahMadinah
Wafat22 H/643 atau dalam riwayat lain 54 H/674
Tempat dimakamkanBaqi', Madinah
Peran pentingPerawi hadis Rasulullah saw
AktivitasHijrah ke Habasyah, Ethopia • Hijrah ke Madinah
Istri-istri Nabi saw

Nama

Khadijah al-Kubra sa

Saudah

Aisyah

Hafsah

Zainab (binti Khuzaimah)

Ummu Salamah

Zainab (binti Jahsy)

Juwairiyah

Ummu Habibah

Mariyah

Shafiyah

Maimunah

Tanggal Nikah

(27 sebelum Hijrah/595)

(sebelum Hijrah/sebelum 622)

(1, 2, atau 4 H/622, 623, atau 625)

(3 H/624)

(3 H/624)

(4 H/625)

(5 H/626)

(5 H atau 6 H/626 atau 627)

(6 atau 7 H/627 atau 628)

(7 H/628)

(7 H/628)

(7 H/628)

Saudah binti Zam'at bin Qais (bahasa Arab: سودة بنت زمعة بن قیس) adalah salah seorang istri dari Nabi Muhammad saw. Ia adalah perempuan setelah Khadijah dan sebelum Aisyah yang dinikahi oleh Rasulullah saw. Ia turut hadir dalam perang Khaibar dan meriwayatkan hadis dari Rasulullah saw.

Biografi

Ibu Saudah bernama Syumus binti Qais bin Zaid bin 'Uday bin Najjar al-Anshari. Dikarenakan Saudah masuk Islam dan memberikan baiatnya kepada Rasulullah saw, suaminya yang bernama Sakran bin Umar juga masuk Islam, dan keduanya ikut hijrah ke Habasyah. Pasca meninggalnya Sakran, Nabi Muhammad saw menikahi Saudah. Pernikahan Nabi saw dengan Saudah sebelum pernikahnnya dengan Aisyah.

Saudah bersama dengan sejumlah kaum muslimin lainnya atas perintah Rasulullah saw melakukan hijrah ke Madinah. [1] Ibnu Sa'ad menulis, "Rasulullah saw di Khaibar menyerahkan kepada Saudah 80 wasaq (1 wasaq sekitar 180 kg) kurma dan 20 wasaq gandum untuk disajikan sebagai makanan. [2] Riwayat ini menunjukkan kehadirannya dalam perang Khaibar. Sewaktu Zainab binti Nabi saw wafat, Saudah bersama sejumlah muslimah lainnya memandikan jenazah putri Rasulullah saw. [3]

Kepribadian

Ibnu Sa'ad menukil dari Ibnu Sirin, mengatakan, "Rasulullah saw waktu melakukan haji Wada' membawa semua istrinya. Setelah Nabi saw wafat, semua istri-istri Nabi tetap melakukan haji pada musim haji. Namun Saudah pasca wafatnya Nabi saw, tidak lagi pernah melakukan ibadah haji. Ia berkata, "Hajiku adalah tidak keluar rumah. Sebagaimana yang difirmankan Allah swt dalam Alquran, " وَقَرْنَ فِی بُیوتِکنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِیةِ الْأُولَیٰ ۖ وَأَقِمْنَ الصَّلَاةَ وَآتِینَ الزَّکاةَ وَأَطِعْنَ اللَّـهَ وَرَسُولَهُ ۚ إِنَّمَا یرِیدُ اللَّـهُ لِیذْهِبَ عَنکمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَیتِ وَیطَهِّرَکمْ تَطْهِیر" Artinya, "dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah salat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai Ahlulbait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya." (Qs. Al-Ahzab: 33).

Saudah diriwayatkan, sampai akhir hidupnya tidak pernah keluar rumah sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Rasulullah saw. [4]

Periwayatan

Syekh Thusi, Ahmad bin Hanbal, Ibnu Abd al-Barr, Ibnu Manda, Abu Nu'aim, Ibnu Atsir dan yang lainnya mengkategorikan Saudah dalam daftar Sahabat Nabi dan perawi hadis langsung dari Rasulullah saw. [5] Ardabili dan Mirza Astar Abadi menyebutkan nama Saudah sebagai perawi. [6] Mamaqani berkata, "Saya mengkategorikan hadis yang diriwayatkannya memiliki derajat Hasan, dan saya percaya pada periwayatannya."[7]

Perawi dari Saudah

Saudah meriwayatkan hadis langsung dari Rasulullah saw [8]. Abdullah bin Abbas dan Yahya bin Abdullah bin Abdurrahman meriwayatkan hadis darinya. Thabrani menulis 13 hadis yang diriwayatkan dari Saudah dan sebagiannya memiliki muatan yang hampir sama. [9] Bukhari, Abu Dawud dan Nasai juga menukil hadis Rasulullah saw yang jalur periwayatannya dari Saudah. [10]

Saudah dan Imam Ali as

Pasca wafatnya Rasulullah saw, istri-istri Nabi terbagi atas dua kelompok. Kelompok yang mendukung Imam Ali as dan kelompok yang berada di pihak Aisyah. Saudah saat itu memilih berada dipihak Aisyah dan mendukungnya. [11]

Wafat

Menurut penuturan Ibnu Abd al-Barr dan Ibnu Atsir, Saudah ditahun-tahun terakhir kekhilafahan Umar bin Khattab (sekitar tahun 22 H/643 atau 23 H/644) meninggal dunia di kota Madinah. [12]Sementara Ibnu Sa'ad yang menukil riwayat dari Abdullah bin Muslim berpendapat Saudah wafat pada bulan Syawal pada tahun 54 H yaitu dimasa kekuasaan Muawiyah dan dimakamkan di Pemakaman Baqi. Ibnu Hajar dari Ibnu Abi Khatsimah, ia meninggal dimasa kekhalifahan kedua. Sementara Waqidi sependapat dengan pendapat yang menyebut Saudah wafat pada tahun 54 H/674, demikian pula dengan pendapat Zarkili. [13]

Catatan Kaki

  1. Ansab al-Asyraf, jld. 1, hlm. 414.
  2. Gharawi Naini, Muhadditsin Syi'ah, hlm. 250. Dinukil dari al-Thabaqat al-Kubra, jld. 8, hlm. 55-56.
  3. Ansab al-Asyraf, jld. 1, hlm. 400.
  4. Gharawi Naini, Muhadditsat Syi'ah, hlm. 250.
  5. Gharawi Naini, Muhadditsat Syi'ah, hlm. 250. Dinukil dari Rijal Thusi, hlm. 32; al-Jami' fi al-'Ilal wa al-Ma'rifah al-Rijal, hlm. 244; al-Isti'ab, jld. 4, hlm. 1867; Usud al-Ghabah, jld. 5, hlm. 484; Tanqih al-Maqal, jld. 3, hlm. 80 pada bab al-Nisa.
  6. Gharawi Naini, Muhadditsat Syi'ah, hlm. 250. Dinukil dari Jami' al-Rawah, jld. 2, hlm. 458; Manhaj al-Maqal, hlm. 400.
  7. Gharawi Naini, Muhadditsat Syi'ah. Dinukil dari Tanqih al-Maqal, jld. 3, hlm. 80.
  8. Gharawi Naini, Muhadditsat Syi'ah,, hlm. 251. Dinukil dari al-Jami' fi al-'Ilal wa al-Ma'rifah al-Rijal, hlm. 244.
  9. Gharawi Naini, Muhadditsat Syi'ah,hlm. 251. Dinukil dari al-Mu'jam al-Kabir, jld. 24, hlm. 33-37.
  10. Gharawi Naini, Muhadditsat Syi'ah, hlm. 251. Dinukil dari Tahdzhib al-Tahdzhib, jld. 12, hlm. 426.
  11. Al-Ahad al-Matsani, jld. 5, hlm. 388; al-Mu'jam al-Kabir, jld. 23, hlm. 50.
  12. Gharawi Naini, Muhadditsat Syi'ah, hlm. 249. Dinukil dari al-Isti'ab, jld. 4, hlm. 1867; Usd al-Ghabah, jld. 4, hlm. 485.
  13. Gharawi Naini, Muhadditsat Syi'ah, hlm. 249. Dinukil dari al-Thabaqat al-Kubra, jld. 8, hlm. 57; Tahdzhib al-Tahdzhib, jld. 12, hlm. 427.

Daftar Pustaka

  • Ibnu Abi Ashim, al-Ahad wa al-Matsani, riset: Faishal Ahmad al-Jawabirih, Dar al-Dirayah, al-Riyadh, 1991.
  • Baladzuri, Ahmad bin Yahya bin Jabir, Ansab al-Asyraf, riset: Sahil Zakar dan Riyadh Zarkili, Beirut, Dar al-Fikr, cet. I, 1417 H/1996.
  • Thabrani, Abu al-Qasim, Sulaiman bin Ahmad, Mu'jam al-Kabir, riset: Hamdi Abdul Hamid, al-Salafi, Maktabah Ibnu Taimiyah, Kairo.
  • Gharawi Naini, Nahlah, Muhadditsat Syi'ah, cet. II, Universitas Tarbiyat Mudarris, Markaz Nashr Atsar Ilmi, Tehran, 1386 S.