Imambarah

tanpa prioritas, kualitas: c
tanpa link
tanpa Kategori
Dari wikishia
"Imambarah Asaf al-Dawla" di kota Lucknow, India.

Imambarah (bahasa Hindi: इमामबाड़ा; bahasa Urdu: امام باڑہ) adalah nama sebuah kompleks bangunan di Lucknow, India, dibangun oleh Asaf-ud-Daulah, Nawab dari Awadh, pada tahun 1784.

Kompleks tersebut dibuat khusus bagi umat Islam Syiah untuk menyelenggarakan acara seremonial keagamaan setiap tahunnya, khususnya tradisi-tradisi yang dilestarikan secara turun temurun pada bulan Muharram. Dihari-hari penyelenggaraan acara keagamaan, kompleks Imambarah dipenuhi dengan hiasan-hiasan lampu yang menarik. Di areal kompleks Imambarah dinyalakan api besar sebagai simbol api yang dinyalakan pasukan Yazid untuk membakar tenda-tenda Ahlulbait as dalam peristiwa Asyura pada 10 Muharram tahun 61 H. Diantara tradisi lainnya, adalah upacara melewati bara api yang menyala dengan kaki telanjang.

Disebutkan bangunan tersebut pertama kali dibangun oleh Nawab Safdar Jang, raja yang mengusai Audah. Imambarah Ashaf al-Daulah adalah bagian terpenting dari bangunan tersebut.

Yayasan Imambarah

Imambarah dilihat dari arsitektur bangunannya adalah sebuah masjid. Dibangun pertama kali oleh Nawab Shafdar Jang ( lahir 1167 H/1754 M) salah seorang raja di Daulah Awdah. Imambara adalah bangunan pertama di Delhi yang dibuat khusus untuk penyelenggaan peringatan Asyura pada bulan Muharram setiap tahunnya. [1]

Rekontruksi bangunan Imambarah selesai pada tahun 1198 H/1784 M [2]dan seketika menjadi bangunan yang sangat terkenal. Kompleks Imambarah juga dimanfaatkan sebagai pemakaman raja-raja dan keluarga kerajaan. Mengunjungi kompleks Imambara bagi komunitas muslim Syiah India termasuk menghidupkan dan meramaikan acara-acara di dalamnya, diyakini mendapatkan pahala dan keberkahan. [3]

Tradisi Khusus

Pada hari-hari tertentu khususnya ketika diselenggarakan acara-acara keagamaan, komplek Imambarah dipenuhi dengan lampu-lampu hias. Syausytari (lahir 1220 H/1805 M) ketika menggambarkan mengenai kompleks Imambara menulis, Imambarah Ashaf al-Daulah dipenuhi dengan lilin dan lampu-lampu hias, cermin-cermin dan pernak-pernik terbuat dari sepiham emas dan perak. [4] Pada peringatan hari Asyura, di areal kompleks Imambarah yang luas dinyalakan kobaran api untuk mengingatkan kekejaman tentara Yazid yang membakar tenda-tenda Ahlulbait As di padang Karbala. Tradisi lainnya, adalah sejumlah pemuda berjalan diatas bara api dengan telapak kaki telanjang. Area dalam kompleks tidak diizinkan laki-laki dan perempuan dan bercampur baur, sehingga ada waktu-waktu khusus yang ditentukan buat kaum perempuan untuk memasukinya. [5]

Maket peti jenazah Imam Husain as yang dipenuhi dengan hiasan di India disebut dengan nama Ta'zieh, yang merupakan peralatan terpenting dalam acara peringatan Asyura yang mereka selenggarakan.

Dalam kompleks Imambarah ada pusara dibuat secara tetap dan penduduk setempatnya menyebutnya Karbala. [6]

Pada puncak acara di hari Asyura ribuan orang melakukan azadari didalam kompleks Imambarah sembari ditengah-tengah mereka Ta'zieh diangkat dengan bahu oleh sejumlah orang yang kemudian masing-masing dari mereka yang hadir berusaha untuk mengambil berkah dari Ta'zieh tersebut. [7]

Arsitektur Imambarah

Konstruksi bangunan kompleks Imambarah tidak sekali jadi melainkan melalui proses pematangan dan berkali-kali mengalami rekontruksi. Proses pembangunan terpenting terjadi di masa Ghurkani. [8]

Pada masa tersebut, bangunan utama seperti Lakhanu berhasil diselesaikan. [9] Bagian terpenting dari kompleks Imambarah adalah Ashaf al-Daulah yang terdiri dari Masjid, auditorium dan tiga bangunan kubah besar yang berisi makam-makam. Ada delapan ruangan disekitarnya yang dibangun dengan ketinggian yang berbeda. Kesemua bangunan terpenting tersebut dikenal dengan nama Lakhanu. [10]

Ruangan utama dari Imambarah adalah auditorium (ruang tengah) dengan kubah besar dengan diameter 49x16 meter. Semua bangunan tersusun dari batu bata yang ditutupi dengan olahan semen dan tidak menggunakan besi. [11] Meski kubah bangunan tersebut termasuk kontruksi melengkung yang terbesar di dunia namun tidak memiliki tiang yang mendukung langit-langit, menjadikan desain ruangan utama termasuk terhitung unik. [12]

Ruang tengah tersebut menjadi tempat penyelenggaraan bagian inti dari peringatan Ta'ziyeh. Didalam ruangan tersebut juga dimakamkan sejumlah raja dari Asaf ad-Daulah. [13]

Galeri

Catatan Kaki

  1. Lih. Dehlavi, jld. 1, hlm. 222.
  2. Lih. Dehlavi, jld. 1, hlm. 426-427.
  3. Lih. Hollister, hlm. 165-166; Cole, 96-97.
  4. Syausytari, hlm. 424.
  5. Hollister, 167-168 dan 174.
  6. Ja'fari, 225, 222-223, 226; Hollister, hlm. 172-173; Llewellyn-Jones, hlm. 206.
  7. Arzu, 158-159; Ja'fari, 222-224.
  8. Lih. Llewellyn-Jones, hlm. 209.
  9. Lih. Koch, 132; X/233 ؛ EWA.
  10. Hollister, 157-158; Cole, 95-98.
  11. Hollister, 157-158; Rezavi, II/76.
  12. Cole, 9.
  13. Hollister, 159; Das, 75.

Daftar Pustaka

  • Arzu, Ali, Ceragh Hidāyat, Bombay, 1390 H.
  • Cole, J.R.I., Roots of North Indian Shiism in Iran and Iraq, Delhi, 1989.
  • Das, N., The Architecture of Imambaras, Lucknow, 1991.
  • Dehlavi, Ahmad, Farhang Ashfiya, Delhi, 1974.
  • EI 2 ; EWA; Hollister, J.N., The Shia of India, New Delhi, 1979.
  • Jaffri , H. A., Muharram Ceremonies in India, Taaziyeh, Ritual and Drama in Iran, New York/Tehran, 1979.
  • Koch, E., Mughal Architecture, Munich, 1991.
  • Llewellyn-Jones, R., A Fatal Friendship, Delhi, 1985.
  • Rampuri, Muhammad, Tārikh Awdah, Karachi, 1980.
  • Rizvi, A. A., A Socio-Intellectual History of the Itsna 'Ashari Shia in India, Canberra, 1986.
  • Syausytari, Abdul Latif, Tuhfah al-'Alim, riset: Muhammad Mauhud, Teheran, 1363 S.
  • The Imperial Gazetteer of India , New Delhi , 1907-1909.