Doa Pertama Shahifah Sajjadiyah

Prioritas: c, Kualitas: b
tanpa foto
tanpa infobox
tanpa alih
Dari wikishia
Doa, Munajat dan Ziarah

Doa Pertama Shahifah Sajjadiyah termasuk dari doa-doa Shahifah Sajjadiyah Imam Sajjad as yang lebih banyak mengungkap tentang pujian kepada Allah. Dalam doa ini Imam Sajjad menjelaskan pengaruh-pengaruh pujian kepada Allah dalam kehidupan dunia dan akhirat manusia, parameter-parameter kebahagiaan dan kebinasaan manusia, metode-metode mengenal Tuhan, kemudahan taklif dalam agama Islam, dan cara-cara memuji Allah serta menerangkan sebagian sifat-sifat Allah.

Doa pertama telah diterangkan secara detail dalam kitab-kitab syarah Shahifah Sajjadiyah seperti Deyare Asyeqan karya Husain Anshariyan yang ditulis dalam bahasa Persia dan Fi Zhilal al-Shaifah al-Sajjadiyah karya Muhammad Jawad Mughniyah yang ditulis dalam bahasa Arab.

Pelajaran-Pelajaran Dalam Doa

Tema utama doa pertama Shahifah Sajjadiyah berkenaan dengan tauhid dan pujian kepada Allah. Dalam doa ini kata hamd (pujian) diulang 25 kali. Pelajaran-pelajaran doa ini yang keluar dalam 30 untaian dari Imam Sajjad as[1] adalah sebagai berikut:

  • Pujaan dan pujian kepada Allah dan penjelasan sebagian sifat-sifat-Nya
  • Ketidakmampuan mata-mata dari melihat Allah dan kelemahan para penyifat dari menyifati-Nya
  • Penciptaan alam semesta oleh Allah tanpa sarana dan bahan dan tanpa intervensi waktu dan tempat.
  • Penakaran sandang pangan semua makhluk di alam semesta oleh Allah.
  • Berakhirnya usia manusia pada ajal tertentu.
  • Penginterogasian semua makhluk di sisi Allah
  • Metode-metode mengenal Tuhan.
  • Pemujian Allah muncul dari fitrah manusia pencari Tuhan.
  • Keluar dari batas kemanusian dengan tidak memuji Allah.
  • Pengaruh-pengaruh bersyukur kepada Allah di dunia dan akhirat (menarik keridhaan Allah, penambahan dan kontinunya nikmat-nikmat)
  • Tidak dipertanyakannya Allah dalam satu pun dari pekerjaan-Nya.
  • Manusia tidak dizalimi di hari kiamat.
  • Pengaruh-pengaruh pujian Ilahi (wajah berseri-seri di hari kiamat, bebas dari api neraka, duduk bersama para Malaikat muqarrab dan para Nabi).
  • Kebaikan penciptaan manusia dan pebersihan rizkinya oleh Allah.
  • Kebaikan dan perhatian khusus Allah kepada manusia, penciptaan keindahan-keindahan makhluk untuk manusia.
  • Ktidakbersyukuran manusia, nikmat taubat dan kembali kepada-Nya.
  • Pengujian jiwa pensyukuran manusia oleh Allah.
  • Tolok ukur-tolok ukur kebahagian dan kebinasaan.
  • Toleransi Allah dengan manusia dan tidak buru-buru dalam mengazab mereka
  • Kemudahan dan kegampangan taklif dalam Islam
  • Ilmu Allah meliputi segala sesuatu
  • Jalan-jalan memuji Allah dan pengaruh-pengaruhnya dalam kehidupan manusia.[2]

Penjelasan-Penjelasan

Dalam kitab-kitab syarah (penjelasan) Shahifah Sajjadiyah, doa pertama diberi penjelasan dalam kemasan beberapa pragraf. Husain Anshariyan dalam kitab Deyare Asyeqan menjelaskan doa ini secara terperinci.[3] Doa ini juga dijelaskan dengan bahasa Persia dalam Kitab Syuhud wa Syenakht karya Muhammad Hasan Mamduhi Kermanshahi,[4] Asrare Khamusyan karya Muhammad Taqi Khallaji,[5] dan beberapa kitab yang lain.

Doa pertama Shahifah Sajjadiyah juga dijelaskan dengan bahasa Arab dalam beberpa kitab seperti Fi Zhilal al-Shahifah al-Sajjadiyah karya Muhammad Jawad Mughniyah,[6] Riyadh al-Arifin karya Muhammad bin Muhammad Darabi,[7] dan kitab-kitab lain seperti Afaq al-Ruh karya Sayid Muhammad Husain Fadhlullah[8] dan Riyadh al-Salikin fi Syarh Shahifah Sayyid al-Sajidin karya Sayid Alikhan Madani.[9] Kosakata-kosakata doa ini juga dijelaskan dalam kitab-kitab syarah literal seperti kitab Ta'liqat ala al-Shahifah al-Sajjadiyah, karya Faidh Kasyani,[10]

Teks dan Terjemahan Doa

Doa Pertama Shahifah Sajjadiyah
Terjemahan Teks Arab
Dari doa Imam Sajjd as, ketika berdoa, beliau memulainya dengan pujaan dan pujian kepada Allah swt
وَ كَانَ مِنْ دُعَائِهِ عَلَيْهِ السَّلَامُ إِذَا ابْتَدَأَ بِالدُّعَاءِ بَدَأَ بِالتَّحْمِيدِ لِلَّهِ عَزَّ وَ جَلَّ وَ الثَّنَاءِ عَلَيْهِ
Segala puji bagi Allah Yang Maha Awal tanpa ada yang mengawali sebelum-Nya, dan Maha Akhir tanpa ada yang mengakhairi sesudah-Nya
الْحَمْدُ لِلَّهِ الْأَوَّلِ بِلَا أَوَّلٍ كانَ قَبْلَهُ، وَ الْآخِرِ بِلَا آخِرٍ یكونُ بَعْدَهُ
Yang mata-mata penglihat tidak mampu melihat-Nya, dan khayalan para pensifat tidak mampu untuk menyifati-Nya
الَّذِی قَصُرَتْ عَنْ رُؤْیتِهِ أَبْصَارُ النَّاظِرِینَ، وَ عَجَزَتْ عَنْ نَعْتِهِ أَوْهَامُ الْوَاصِفِینَ
Menciptakan makhluk dengan kekuatan-Nya, makhluk yang tanpa tara. Dan membuat makhluk dengan kehendak-Nya, makhluk yang tanpa bandingan
ابْتَدَعَ بِقُدْرَتِهِ الْخَلْقَ ابْتِدَاعاً، وَ اخْتَرَعَهُمْ عَلَی مَشِیتِهِ اخْتِرَاعاً
Kemudian menjalankan mereka pada jalan kehendak-Nya, dan mengutus mereka pada jalan kecintaan-Nya. Mereka tidak memiliki daya untuk mundur dari batas yang Dia telah majukan mereka kepadanya, dan mereka tidak memiliki daya untuk maju ke batas yang Dia telah mundurkan mereka darinya
ثُمَّ سَلَك بِهِمْ طَرِیقَ إِرَادَتِهِ، وَ بَعَثَهُمْ فِی سَبِیلِ مَحَبَّتِهِ، لَا یمْلِكونَ تَأْخِیراً عَمَّا قَدَّمَهُمْ إِلَیهِ، وَ لَا یسْتَطِیعُونَ تَقَدُّماً إِلَی مَا أَخَّرَهُمْ عَنْهُ
Dan Dia telah menciptakan sandang pangan yang jelas dan terbagi-bagi dari rizki-Nya untuk setiap yang memiliki ruh. Siapa yang telah Dia bekali banyak maka tak satu pun bisa menguranginya, dan siapa yang Dia telah mengurangi bekalnya maka tak satu pun mampu menambahinya
وَ جَعَلَ لِكلِّ رُوحٍ مِنْهُمْ قُوتاً مَعْلُوماً مَقْسُوماً مِنْ رِزْقِهِ، لَا ینْقُصُ مَنْ زَادَهُ نَاقِصٌ، وَ لَا یزِیدُ مَنْ نَقَصَ مِنْهُمْ زَائِدٌ
Kemudian Dia dalam kehidupan telah menentukan ajal tertentu dan batas waktu terbatas untuk makhluk, dimana ia dengan hari-hari umurnya melangkah ke penghujung, dan dengan tahun-tahun kehidupannya mendekat ke sana sehingga sampai pada akhir kehidupannya, dan menerima penghitungan umurnya secara utuh dan sempurna. Dia membawanya kepada sesuatu yang dia diajak kepada yang banyak balasanya atau pedih azabnya supaya orang-orang yang berbuat buruk mendapat balasannya dan orang-orang yang berbuat baik juga mendapat balasannya
ثُمَّ ضَرَبَ لَهُ فِی الْحَیاةِ أَجَلًا مَوْقُوتاً، وَ نَصَبَ لَهُ أَمَداً مَحْدُوداً، یتَخَطَّی إِلَیهِ بِأَیامِ عُمُرِهِ، وَ یرْهَقُهُ بِأَعْوَامِ دَهْرِهِ، حَتَّی إِذَا بَلَغَ أَقْصَی أَثَرِهِ، وَ اسْتَوْعَبَ حِسَابَ عُمُرِهِ، قَبَضَهُ إِلَی مَا نَدَبَهُ إِلَیهِ مِنْ مَوْفُورِ ثَوَابِهِ، أَوْ مَحْذُورِ عِقَابِهِ، «لِیجْزِی الَّذِینَ أَساؤُا بِما عَمِلُوا وَ یجْزِی الَّذِینَ أَحْسَنُوا بِالْحُسْنَی
Sebagai keadilan-Nya, maha suci sifat-sifat-Nya dan nampak anugerah-anugerah-Nya, "Dia (Allah) tidak ditanya apa yang dikerjakan, sementara merekala yang akan ditanya
عَدْلًا مِنْهُ، تَقَدَّسَتْ أَسْمَاؤُهُ، وَ تَظاهَرَتْ آلَاؤُهُ، «لا یسْئَلُ عَمَّا یفْعَلُ وَ هُمْ یُسْئَلُونَ
Dan segala puji bagi Allah yang jika Dia menahan para hamba-Nya dari mengetahui pujian-Nya atas anugerah-anugerah yang murni sebagai ujian mereka, dan melimpahkan nikmat-nikmat-Nya atas mereka, maka mereka akan melakukan intervensi dalam anugerah-anugerah-Nya dan tidak memuji-Nya, dan mereka akan mengembangkan rizkinya namun tidak mensyukuri-Nya
وَ الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِی لَوْ حَبَسَ عَنْ عِبَادِهِ مَعْرِفَةَ حَمْدِهِ عَلَی مَا أَبْلَاهُمْ مِنْ مِنَنِهِ الْمُتَتَابِعَةِ، وَ أَسْبَغَ عَلَیهِمْ مِنْ نِعَمِهِ الْمُتَظَاهِرَةِ، لَتَصَرَّفُوا فِی مِنَنِهِ فَلَمْ یحْمَدُوهُ، وَ تَوَسَّعُوا فِی رِزْقِهِ فَلَمْ یشْكرُوهُ
Andaikata mereka dalam keadaan seperti itu maka telah keluar dari kemanusian dan masuk pada batas hewan. Mereka seperti yang Dia sifatkan dalam kitab-Nya: "Mereka seperti hewan ternak bahkan lebih sesat lagi
وَ لَوْ كانُوا كذَلِك لَخَرَجُوا مِنْ حُدُودِ الْإِنْسَانِیةِ إِلَی حَدِّ الْبَهِیمِیةِ فَكانُوا كمَا وَصَفَ فِی مُحْكمِ كتَابِهِ: «إِنْ هُمْ إِلَّا كالْأَنْعامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ سَبِیلًا
Dan segala puji bagi Allah yang telah memperkenalkan diri-Nya kepada kami, mengilhami kami dari syukur-Nya, membuka untuk kami pintu-pintu ilmu kepada rububiyah-Nya, menunjukkan kepada kami kemurnian tauhid-Nya, dan menjauhkan kami dari ateisme dan ragu dalam urusan-Nya
وَ الْحَمْدُ لِلَّهِ عَلَی مَا عَرَّفَنَا مِنْ نَفْسِهِ، وَ أَلْهَمَنَا مِنْ شُكرِهِ، وَ فَتَحَ لَنَا مِنْ أَبْوَابِ الْعِلْمِ بِرُبُوبِیتِهِ، وَ دَلَّنَا عَلَیهِ مِنَ الْإِخْلَاصِ لَهُ فِی تَوْحِیدِهِ، وَ جَنَّبَنَا مِنَ الْإِلْحَادِ وَ الشَّك فِی أَمْرِهِ
Pujian yang dengannya aku hidup dalam kelompok hamba yang memuji-Nya dan denganya pula aku mendahului orang lain bergegas kepada keridhaan dan ampunan-Nya
حَمْداً نُعَمَّرُ بِهِ فِیمَنْ حَمِدَهُ مِنْ خَلْقِهِ، وَ نَسْبِقُ بِهِ مَنْ سَبَقَ إِلَی رِضَاهُ وَ عَفْوِهِ
Pujian yang menyinari kami dalam kegelapan-kegelapan alam barzah, mempermudah kami meniti jalan kebangkitan, dan memuliakan tempat-tempat persinggahan kami kelak di tempat pengambilan kesaksian "Pada hari dimana setiap jiwa dibri balasan dengan apa yang dikerjakannya dan mereka tidak akan dirugikan" "Pada hari ketika seseorang teman sama sekali tidak dapat memberi manfaat kepada teman lainnya dan mereka tidak akan mendapat pertolongan
حَمْداً یضِی‏ءُ لَنَا بِهِ ظُلُمَاتِ الْبَرْزَخِ، وَ یسَهِّلُ عَلَینَا بِهِ سَبِیلَ الْمَبْعَثِ، وَ یشَرِّفُ بِهِ مَنَازِلَنَا عِنْدَ مَوَاقِفِ الْأَشْهَادِ، «یوْمَ تُجْزی‏ كلُّ نَفْسٍ بِما كسَبَتْ وَ هُمْ لا یظْلَمُونَ»، «یوْمَ لا یغْنِی مَوْلًی عَنْ مَوْلًی شَیئاً وَ لا هُمْ ینْصَرُونَ
Pujian yang mengangkat kami ke derajat orang-orang yang memiki derajat paling tinggi yang tercatat dalam buku yang disaksikan para Malaikat muqarrab
حَمْداً یرْتَفِعُ مِنَّا إِلَی أَعْلَی عِلِّیینَ فِی كتَابٍ مَرْقُومٍ یشْهَدُهُ الْمُقَرَّبُونَ
Pujian yang membuat mata-mata kami bersinar saat mata-mata gelap, dan memperputih wajah-wajah kami saat wajah-wajah menghitam
حَمْداً تَقَرُّ بِهِ عُیونُنَا إِذَا بَرِقَتِ الْأَبْصَارُ، وَ تَبْیضُّ بِهِ وُجُوهُنَا إِذَا اسْوَدَّتِ الْأَبْشَارُ
Pujian yang membuat kami bebas dari kepedihan api Allah dan menuju kemulian haribaan-Nya
حَمْداً نُعْتَقُ بِهِ مِنْ أَلِیمِ نَارِ اللَّهِ إِلَی كرِیمِ جِوَارِ اللَّهِ
Pujian yang mebuat kami bersama para malaikat muqarrab sehingga kami menyempiti tempat mereka, dan mengabungkan kami dengan para Nabi-Nya di dalam maqam yang tak akan sirna dan di tempat karamah-Nya yang tak akan berubah
حَمْداً نُزَاحِمُ بِهِ مَلَائِكتَهُ الْمُقَرَّبِینَ، وَ نُضَامُّ بِهِ أَنْبِیاءَهُ الْمُرْسَلِینَ فِی دَارِ الْمُقَامَةِ الَّتِی لَا تَزُولُ، وَ مَحَلِّ كرَامَتِهِ الَّتِی لَا تَحُولُ
Dan segala puji bagi Allah yang memilih untuk kami keindahan penciptaan dan menurunkan atas kami rizki-rizki yang bersih
وَ الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِی اخْتَارَ لَنَا مَحَاسِنَ الْخَلْقِ، وَ أَجْرَی عَلَینَا طَیبَاتِ الرِّزْقِ
Dan menjadikan untuk kami keutamaan dengan menguasi atas semua makhluk, sehingga semua cipataan-Nya tunduk kepada kami dengan kekuasaan-Nya dan taat kepada kami dengan kemulian-Nya
وَ جَعَلَ لَنَا الْفَضِیلَةَ بِالْمَلَكةِ عَلَی جَمِیعِ الْخَلْقِ، فَكلُّ خَلِیقَتِهِ مُنْقَادَةٌ لَنَا بِقُدْرَتِهِ، وَ صَائِرَةٌ إِلَی طَاعَتِنَا بِعِزَّتِهِ
Dan segala puji bagi Allah yang menutup dari kami pintu hajat selain kepada-Nya, bagaimana kami mampu memuji-Nya? atau kapan kami menunaikan syukur-Nya? Tidak, sama sekali
وَ الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِی أَغْلَقَ عَنَّا بَابَ الْحَاجَةِ إِلَّا إِلَیهِ، فَكیفَ نُطِیقُ حَمْدَه‌ام مَتَی نُؤَدِّی شُكرَهُ! لَا، مَتَی
Dan segala puji bagi Allah yang memasang alat pengembang badan di dalam raga kami dan membuat alat pengempisnya, dan memberikan kami ruh kehidupan, dan menetapkan dalam diri kami raga untuk bekerja, dan memberi makan kami dengan rizki yang bersih, dan membuat kami kaya dengan anugerah-Nya, dan membuat kami puas dengan anugerah-Nya
وَ الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِی رَكبَ فِینَا آلَاتِ الْبَسْطِ، وَ جَعَلَ لَنَا أَدَوَاتِ الْقَبْضِ، وَ مَتَّعَنَا بِأَرْوَاحِ الْحَیاةِ، وَ أَثْبَتَ فِینَا جَوَارِحَ الْأَعْمَالِ، وَ غَذَّانَا بِطَیبَاتِ الرِّزْقِ، وَ أَغْنَانَا بِفَضْلِهِ، وَ أَقْنَانَا بِمَنِّهِ
Kemudian memberikan perintah kepada kami untuk menguji ketaatan kami dan melarang kami untuk menguji rasa syukur kami, lalu kami menyimpang dari jalan perintah-Nya dan melakukan larangan-Nya, namun Dia tidak cepat-cepat mengazab kami dan tidak buru-buru membalas dendam kami. Tetapi memperlakukan kami dengan rahmat dan kemulian-Nya dan menunggu kami kembali bertaubat dengan kasih sayang dan kasabaran-Nya
ثُمَّ أَمَرَنَا لِیخْتَبِرَ طَاعَتَنَا، وَ نَهَانَا لِیبْتَلِی شُكرَنَا، فَخَالَفْنَا عَنْ طَرِیقِ أَمْرِهِ، وَ رَكبْنَا مُتُونَ زَجْرِهِ، فَلَمْ یبْتَدِرْنَا بِعُقُوبَتِهِ، وَ لَمْ یعَاجِلْنَا بِنِقْمَتِهِ، بَلْ تَأَنَّانَا بِرَحْمَتِهِ تَكرُّماً، وَ انْتَظَرَ مُرَاجَعَتَنَا بِرَأْفَتِهِ حِلْماً
Dan segala puji bagi Allah yang meunjukkan kami kepada taubat, yang kami tidak bisa menjalaninya kecuali dengan kebaikan-Nya, andaikan kami tidak menghitung kebaikan-Nya kecuali dengan nikmat taubat niscaya ujian-Nya terasa indah dimata kami, kebaikan-Nya kepada kami terasa agung, dan kemurahan-Nya kepada kami terasa besar
وَ الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِی دَلَّنَا عَلَی التَّوْبَةِ الَّتِی لَمْ نُفِدْهَا إِلَّا مِنْ فَضْلِهِ، فَلَوْ لَمْ نَعْتَدِدْ مِنْ فَضْلِهِ إِلَّا بِهَا لَقَدْ حَسُنَ بَلَاؤُهُ عِنْدَنَا، وَ جَلَّ إِحْسَانُهُ إِلَینَا وَ جَسُمَ فَضْلُهُ عَلَینَا
Tidak begitulah sunnah-Nya dalam program taubat untuk orang yang sebelum kami, sungguh Dia membuat hukum yang kami tidak mampu melakukannya dan tidak memberi kami tanggung jawab kecuali sesuai kemampuan, dan tidak memberikan kami taklif kecuali yang mudah. Dia tidak meninggalkan hujah dan alasan untuk satu pun dari kami
فَمَا هَكذَا كانَتْ سُنَّتُهُ فِی التَّوْبَةِ لِمَنْ كانَ قَبْلَنَا، لَقَدْ وَضَعَ عَنَّا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ، وَ لَمْ یكلِّفْنَا إِلَّا وُسْعاً، وَ لَمْ یجَشِّمْنَا إِلَّا یسْراً، وَ لَمْ یدَعْ لِأَحَدٍ مِنَّا حُجَّةً وَ لَا عُذْراً
Yang celaka dari kami adalah orang yang binasa karena menentang-Nya dan yang bahagia dari kami adalah orang yang cinta kepada-Nya
فَالْهَالِك مِنَّا مَنْ هَلَك عَلَیهِ، وَ السَّعِیدُ مِنَّا مَنْ رَغِبَ إِلَیهِ
Dan segala puji bagi Allah dengan pujian Malaikait-Nya yang paling dekat kepada-nya, dan makhluk-Nya yang paling mulia di sisi-nya, dan pemuji-Nya yang paling Dia ridhai
وَ الْحَمْدُ لِلَّهِ بِكلِّ مَا حَمِدَهُ بِهِ أَدْنَی مَلَائِكتِهِ إِلَیهِ وَ أَكرَمُ خَلِیقَتِهِ عَلَیهِ وَ أَرْضَی حَامِدِیهِ لَدَیهِ
Pujian yang lebih baik dari segala pujian, seperti lebih baiknya Tuhan atas segala makhluk-Nya
حَمْداً یفْضُلُ سَائِرَ الْحَمْدِ كفَضْلِ رَبِّنَا عَلَی جَمِیعِ خَلْقِهِ
Kemudian segala puji bagi-Nya sebagai syukur untuk semua nikmat atas kami dan atas semua hamba-hamba-Nya yang terdahulu dan yang masih ada, pujian sejumlah bilangan segala sesuatu yang diliputi ilmu-Nya dan pujian sejumlah tempat dari setiap darinya yang jumlahnya berlipat lipat ganda, pujian yang kekal hingga hari kiamat
ثُمَّ لَهُ الْحَمْدُ مَكانَ كلِّ نِعْمَةٍ لَهُ عَلَینَا وَ عَلَی جَمِیعِ عِبَادِهِ الْمَاضِینَ وَ الْبَاقِینَ عَدَدَ مَا أَحَاطَ بِهِ عِلْمُهُ مِنْ جَمِیعِ الْأَشْیاءِ، وَ مَكانَ كلِّ وَاحِدَةٍ مِنْهَا عَدَدُهَا أَضْعَافاً مُضَاعَفَةً أَبَداً سَرْمَداً إِلَی یوْمِ الْقِیامَةِ
Pujian yang tidak ada batas akhirnya, dan tidak ada hitungan jumlahnya, dan tidak ada batas maksimalnya, dan tidak terputus waktunya
حَمْداً لَا مُنْتَهَی لِحَدِّهِ، وَ لَا حِسَابَ لِعَدَدِهِ، وَ لَا مَبْلَغَ لِغَایتِهِ، وَ لَا انْقِطَاعَ لِأَمَدِهِ
Pujian yang menjadi penyambung kepada ketaatan dan ampunan-Nya, dan menjadi sebab meraih ridha-Nya, dan menjadi jalan menuju ampunan-Nya, dan menjadi pengaman dari murka-Nya, dan menjadi penguat atas taat-Nya, dan menjadi penghalang dari maksiat-Nya, dan menjadi penolong untuk menunaikan hak dan kewajiban-kewajiban-Nya
حَمْداً یكونُ وُصْلَةً إِلَی طَاعَتِهِ وَ عَفْوِهِ، وَ سَبَباً إِلَی رِضْوَانِهِ، وَ ذَرِیعَةً إِلَی مَغْفِرَتِهِ، وَ طَرِیقاً إِلَی جَنَّتِهِ، وَ خَفِیراً مِنْ نَقِمَتِهِ، وَ أَمْناً مِنْ غَضَبِهِ، وَ ظَهِیراً عَلَی طَاعَتِهِ، وَ حَاجِزاً عَنْ مَعْصِیتِهِ، وَ عَوْناً عَلَی تَأْدِیةِ حَقِّهِ وَ وَظَائِفِهِ
Pujian yang dengannya kami bahagia bersama para wali-Nya yang bahagia, dan kami berada dalam barisan syuhada karena pedang-pedang musuh-Nya, sesungguhnya Allah wali Maha Terpuji
حَمْداً نَسْعَدُ بِهِ فِی السُّعَدَاءِ مِنْ أَوْلِیائِهِ، وَ نَصِیرُ بِهِ فِی نَظْمِ الشُّهَدَاءِ بِسُیوفِ أَعْدَائِهِ، إِنَّهُ وَلِی حَمِید

Catatan Kaki

  1. [ https://www.erfan.ir/farsi/sahifeh1/faraz1 Syarah doa pertama Shahifah Sajjadiyah dari kitab Deyare Asyeqan]
  2. Anshariyan, Deyare Asyeqan, 1373 HS, jld. 1, hlm. 99-411; Khallaji, Asrare Khamusyan, 1383 HS, jld. 1, hlm. 141-536
  3. Anshariyan, Deyare Asyeqan, 1373 HS, jld. 1, hlm. 99-411
  4. Mamduhi, Ketab Syuhud wa Syenakht, jld. 1, hlm. 217-265
  5. Khallaji, Asrare Khamusyan, jld. 1, hlm. 141-536
  6. Mughniyah,Fi Zhilal al-Shahifah, hlm. 45-72
  7. Darabi, Riyadh al-Arifin, hlm. 15-47
  8. Fadhlullah, Afaq al-Ruh, jld. 1, hlm. 21-54
  9. Madani Syirazi, Riyadh al-Salikin, jld. 1, hlm. 221-412
  10. Faidh Kasyani, Ta'liqat ala al-Shahifah al-Sajjadiyah, hlm. 14-20

Daftar Pustaka

  • Anshariyan, Husain. Deyare Asyeqan: Tafsir Jami' Shahifah Sajjadiyah. Teheran: Peyame Azadi, 1373 HS.
  • Darabi, Muhammad bin Muhammad. Riyadh al-Arifin fi Syarh al-Shahifah al-Sajjadiyah. Riset Husain Dargahi. Teheran: Penerbit Uswah, 1379 HS.
  • Fadhlullah, Sayid Muhammad Husain. Afaq al-Ruh. Beirut: Dar al-Malik, 1420 H.
  • Faidh Kasyani, Muhammad bij Murtadha. Ta'liqat ala al-Shahifah al-Sajjadiyah.Teheran: muassasah al-Buhuts wa al-Tahqiqat al-Tsaqafiyah, 1407 H.
  • Khallaji, Muhammad Taqi. Asrare Khamusyan. Qom: Partuwe Khurshid, 1383 HS.
  • Madani Syirazi, Sayid Alikhan. Riyadh al-Salikin fi Syarh Shahifah Sayyid al-Sajidin. Qom: Muassasah al-Nasyr al-Islami, 1435 H.
  • Mamduhi Kermanshahi, Hasan. Syuhud wa Syenakht, Terjumeh wa Syarh Shahifah Sajjadiyah, dengan pengantar Ayatullah Jawadi Amoli. Qom: Bustan Ketab, 1388 HS.
  • Mughniyah, Muhammad Jawad. Fi Zhilal al-Shahifah al-Sajjadiyah. Qom: Dar al-Kitab al-Islami, 1428 H.