Bal'am Ba'ura

Prioritas: c, Kualitas: b
tanpa navbox
Dari wikishia

Bal'am Bau'ra (bahasa Arab: بلعم بعوراء) adalah salah satu ulama yang hidup di zaman Nabi Musa as dan dia adalah orang yang doanya pasti terijabahkan (Mustajab al-Da'wah), Namun setan berhasil menyesatkannya. Cerita Bal'am telah banyak disebut dalam berbagai riwayat Islam dan Taurat. Begitu juga, sebagian dari para mufasir telah menyebutkan bahwa ayat 175 dari Surah Al-A'raf, yang berbicara tentang kesesatan seseorang yang memiliki ayat-ayat Ilahi (yakni mengetahui Asma al-Azam atau mengetahui tentang kitab Allah), adalah berkenaan dengan dia. Berbagai cerita telah dinukil tentang Bal'am dimana sebagian para mufasir memasukkan cerita-cerita itu dalam kategori Israiliyat.

Nama dan Tempat Tinggal

Bal'am [1] atau Bal'aam [2] adalah seseorang dari Bani Israil [3] yang tinggal di tanah Syria. [4] Nabi Musa as menggunakannya sebagai seorang mubalig. [5]

Ayah Bal'am disebut dengan nama-nama seperti "Ba'ura'" [6], "Ba'ur" [7], dan "Awar" [8] dan istrinya disebut dengan nama "Besus". [9]

Keistimewaan; Tahu akan Kitab Allah

Menurut penuturan sebagian para mufasir, ayat: «وَ اتْلُ عَلَیهِمْ نَبَأَ الَّذِی ءَاتَینَاهُ ءَایاتِنَا فَانسَلَخَ مِنْهَا فَأَتْبَعَهُ الشَّیطَانُ فَکاَنَ مِنَ الْغَاوِین؛ "Dan bacakanlah kepada mereka berita yang telah kami beritakan kepadanya ayat-ayat kami (pengetahuan tentang isi Al Kitab), kemudian dia melepaskan diri dari pada ayat-ayat itu, lalu dia diikuti oleh syaitan (sampai tergoda), maka jadilah dia termasuk orang-orang yang sesat."[10] ini, mengacu pada kisah Bal'am. [11] Akan tetapi dalam hal ini, berkenaan dengan apa yang dimaksud dari ayatina pada ayat ini, terdapat perbedaan pendapat di antara mereka. Satu kelompok meyakini bahwa ini berarti tentang pengetahuan Bal'am akan Asma al-Azam Allah swt [12], sehingga doanya selalu terkabul. [13] satu kelompok yang lain menganggap itu berarti pengetahuannya tentang Kitab Allah, bukan pengetahuan atas Asma al-Azam. [14]

Penyimpangan

Menurut ayat yang telah disebut di atas, meskipun Bal'am memiliki ayat-ayat Ilahi tetapi setan telah mampu menipunya dan menyesatkannya. [15] Mengenai penyesatan tersebut ada dua pandangan:

  • Bal'am berhadap-hadapan dengan Nabi Musa as dan membantu Firaun. [16]
  • Menurut keterangan Masudi, Bal'am membantu raja negaranya, yang berselisih dan berperang dengan Yusa' dan bani Israil. [17]

Cerita-cerita yang Berbeda

Lukisan adegan perginya Bal'am untuk mengutuk Nabi Musa dan kaumnya serta berhentinya keledai Bal'am dari berjalan karena melihat malaikat.

Berbagai cerita telah dinukil tentang Bal'am. Sebagian dari para mufasir, menganggap riwayat-riwayat ini adalah israiliyat dan tidak dapat dipercaya. [18] sebagian di antaranya adalah:

  • Bal'am ingin menghancurkan tentara Nabi Musa as, oleh karena itu, dia meminta kepada penguasa untuk mengirim para wanita untuk menyambut Bani Israil, mungkin dengan cara ini mereka akan terjerumus pada perbuatan zina dan Tuhan akan menghancurkan mereka. [19]
  • Kepada Bal'am telah dijanjikan bahwa tiga doanya akan terkabul. Istrinya meminta satu doa dikhususkan untuknya. Bal'am pun menerimanya. Istrinya meminta kepadanya berdoa untuknya agar dia menjadi wanita tercantik di kalangan bani Israel. Dengan doa Bal'am maka terjadilah apa yang diinginkannya. Ketika istrinya melihat bahwa di kalangan bani Israil tidak ada yang lebih cantik darinya, lalu dia berpaling dari Bal'am. Oleh karena itu, Bal'am berdoa dan dia menjadi seekor anjing. Anak-anak Bal'am mendesaknya untuk membebaskan ibu mereka dari keadaan tersebut, dan dia pun melakukannya, maka terjadilah demikian. [20]
  • Menurut sebagian sumber, ketika Bal'am ingin mengutuk Nabi Musa as dan kaumnya, keledainya berhenti bergerak. Bal'am memukulinya dan tindakan ini diulangi sebanyak tiga kali. Kemudian dengan izin Ilahi hewan itu berbicara dan memberi tahu Bal'am bahwa dia melihat malaikat menghalanginya. [21] Cerita ini juga dimuat dalam Taurat. [22]

Catatan Kaki

  1. Kulaini, al-Kafi, jld.8, hlm.29.
  2. Alamah Majlisi, Bihar al-Anwar, jld.13, hlm.379.
  3. Faidh Kasyani, Tafsir al-Shafi, jld.2, hlm.253.
  4. Thabari, Tarikh Thabari, jld.1, hlm.432.
  5. Makarim Syirazi, Tafsir Nemuneh, jld.7, hlm.14.
  6. Rawandi, Qashash al-Anbiya, hlm.173.
  7. Kulaini, al-Kafi, jld.8, hlm.29.
  8. Ibnu Asakir, Tarikh Madinah Dimasyq, jld.10, hlm.396.
  9. Alusi, Ruh al-Ma'ani, jld.5, hlm.104.
  10. Q.S. Al-A'raf, ayat 175.
  11. Makarim Syirazi, Tafsir Nemuneh, jld.7, hlm.14; Thabari, Jami' al-Bayan, jld.9, hlm.85.
  12. Ayasyi, al-Tafsir, jld.2, hlm.42.
  13. Bahrani, al-Burhan, jld.2, hlm.615.
  14. Faidh Kasyani, Tafsir al-Shafi, jld.2, hlm.253; Syekh Thusi, al-Tibyan, jld.5, hlm.32.
  15. Qommi, Tafsir al-Qommi, jld.1, hlm.248.
  16. Qommi, Tafsir al-Qommi, jld.1, hlm.248.
  17. Masudi, Itsbat al-Washiyah, jld.9, hlm.348.
  18. Rasyid Ridha, al-Manar, jld.9, hlm.348.
  19. Thabari, Jami' al-Bayan, jld.9, hlm.85.
  20. Ibnu Asakir, Tarikh Madinah Dimasyq, jld.10, hlm.399.
  21. Ibnu Katsir, Tafsir Al-Qur'an al-Azim, jld.3, hlm.460.
  22. Taurat, Sif A'dad, 22: 21-32.

Daftar Pustaka

  • Alusi, Sayid Mahmud. Ruh al-Ma'ani fi Tafsir Al-Qur'an al-Azim. Riset: Athiyah, Ali Abdul Bari. Beirut, Dar al-Kutub al-Ilmiah. Cet. Pertama. 1419 H.
  • Ayasyi, Muhamad bin Masud. Al-Tafsir. Riset dan editor: Rasuli Mahallati. Hasyim. Al-Mathba’ah al-Ilmiah. Cet. Pertama. 1380 H.
  • Bahrani, Sayid Hasyim. Al-Burhan fi Tafsir Al-Qur'an. Teheran, Bisat. Cet. Pertama. 1416 H.
  • Faidh Kasyani, Mulla Muhsen. Tafsir al-Shafi. Riset: A’lami, Husein. Teheran, Penerbitan al-Sadr. Cet. Kedua. 1415 H.
  • Ibnu Asakir, Ali bin Hasan. Tarikh Madinah Dimasyq. Beirut, Dar al-Fikr. 1415 H.
  • Ibnu Katsir Dimasyqi, Ismail bin Amr. Tafsir Al-Qur'an al-Azim. Riset: Syamsuddin, Muhammad Husein. Beirut, Dar al-Kutub al-Ilmiyah. Mansyurat Muhammad Ali Beidhun. Cet. Pertama. 1419 H.
  • Kulaini, Muhammad bin Yakub. Al-Kafi. Ghafuri, Ali Akbar. Akhundi, Muhammad. Teheran, Dar al-Kutub al-Islamiyah. Cet. Keempat. 1407 H.
  • Makarim Syirazi, Nasir. Tafsir Nemuneh. Teheran, Dar al-Kutub al-Islamiyah. Cet. Pertama. 1374 HS.
  • Masudi, Ali bin Husein. Itsbat al-Washiyah li al-Imam Ali bin Abi Thalib. Qom, Penerbit Anshariyan. Cet. Ketiga. 1384 HS.
  • Qommi, Ali bin Ibrahim. Tafsir al-Qommi. Riset dan editor: Musawi Jazairi, Sayid Thayyib. Qom, Dar al-Kitab. Cet. Ketiga. 1404 H.
  • Qutbuddin Rawandi, Said bin Hibbatullah. Qashash al-Anbiya Alaihimus salam. Riset dan editor: Irfaniyan Yazdi, Ghulamreza. Masyhad, Markaz Pazohesyhae Islami. Cet. Pertama. 1409 H.
  • Rasyid Ridha, Tafsir al-Manar. Mesir, al-Haiah al-Mishriyah al-‘Amah li al-Kitab. 1990.
  • Thabari, Muhammad Jarir. Jami al-Bayan fi Tafsir Al-Qur'an. Beirut, Dar al-Ma’rifah. Cet. Pertama. 1412 H.
  • Thabari, Tarikh al-Umam wa al-Muluk. Riset: Muhammad Abulfadhl Ibrahim. Beirut, Dar al-Turats. 1387 H.