Al-Ushul al-Arba'ami'a

Prioritas: c, Kualitas: c
Dari wikishia

Al-Ushul al-Arba'ami'a (bahasa Arab: الاصول الاربعمائة) adalah 400 koleksi hadis yang dikumpulkan oleh para perawi pertama Syiah yang mendengarkan langsung dari Maksumin as. Matan dari koleksi hadis ini adalah ucapan-ucapan Maksumin as dalam berbagai bidang seperti hukum-hukum, sunnah, khutbah, doa dan tafsir.

Hadis ini dikumpulkan sejak masa Imam Ali as sampai masa Imam Hasan al-Askari as oleh para sahabat mereka. Sebagaimana disebutkan dalam beberapa sumber, terdapat 400 sahabat yang mengumpulkan hadis-hadis tersebut dan mayoritas adalah sahabat Imam Shadiq as. Ushul ini menjadi sumber tolok ukur kevalidan referensi-referensi hadis berikutnya. Oleh karena itu, salah satu parameter kesahihan suatu hadis bagi generasi selanjutnya adalah didasarkan pada ada tidaknya hadis tersebut didalam ushul ini.

Perbedaan antara Ashl dan Kitab

Pada kelompok Syiah Imamiyah, selain kitab dan "mushannaf" (karya tulis) terdapat "ashl". Seperti contoh, dalam kitab rijal untuk memperkenalkan biografi seorang rawi disebutkan, له کتاب و له اصل (dia telah menulis kitab dan "ashl"). Perbedaan antara kitab dengan "ashl", pada kitab dan "mushannaf" penulis berperan lebih dengan terlibat dalam penulisan dengan memberikan penjelasan, modifikasi dan tambahan. Sementara pada "ashl" penulis benar-benar hanya menulis naskah berdasarkan apa yang didengarnya, tanpa melakukan perubahan sedikitpun, baik menambahkan atau mengurangi termasuk sekedar mengumpulkan hadis-hadis tersebut dalam bab-bab khusus.

Sebagian lain membandingkan keduanya dengan menyebut: "ashl" adalah koleksi hadis yang dapat dipercaya dan tidak diambil dari kitab-kitab lain. [1] Ashl adalah kumpulan hadis yang didengarkan langsung dari Maksumin as tanpa keterlibatan perantara, sementara kitab adalah kumpulan hadis yang diambil dari ashl. [2]

Syaikh Agha Buzurg Tehrani berkata, "Ashl pada hadis digunakan pada bagian khusus kitab-kitab hadis namun kitab dapat mencakup semua jenis tulisan berkenaan hadis. Ashl digunakan pada hakikatnya sebagaimana arti harfiahnya. Oleh karena itu, jika kitab hadis memuat ucapan-ucapan Aimmah as, dan barangsiapa hendak menulis mengenai suatu hadis maka yang pertama ia memastikan keberadaaan hadis tersebut dalam kitab tersebut. Inilah dalilnya, koleksi hadis tersebut disebut "ashl". Sementara kitab selain memuat hadis juga mencakup penjelasan dan keputusan hukum penulisnya mengenai hadis tersebut. [3]

Urgensi Ushul

Tampaknya, kepercayaan Ushul sebagai rujukan valid didasarkan pada klaim bahwa sahabat Aimmah as akan segera menuliskan hadis saat mereka baru saja mendengarkannya sehingga kemungkinannya kecil untuk lupa atau mengalami modifikasi. Klaim ini disepakati oleh Sayid Ibnu Thawus yang menyebutkan, "Sekelompok sahabat hadir dihadapan Imam Musa Kazhim as dengan pena dan kertas serta mencatat apapun yang disampaikan Imam atau fatwa yang diberikannya."[4]

Pada masa Aimmah as terdapat lebih dari 400 "ashl". Namun yang telah diverifikasi dan disepakati kesahihannya dikalangan Imamiyah ada 400 ashl. [5]

Para penulis 400 "ashl" kesemuanya orang yang dapat dipercaya dan jujur (tsiqah), namun tidak semuanya Imamiyah. Syaikh Thusi dalam kitab al-Fihrist menulis, "Meskipun beberapa penulis dan shahib ushul mengikuti pandangan yang rusak namun tulisan mereka (berdasarkan kejujuran dan sifat amanahnya) dapat diterima dan dipercaya."[6]

Syaikh Bahai dalam Masyriq al-Syamsain menyebutkan, salah satu bukti keaslian atau kesahihan hadis di kalangan ulama Syiah adalah keberadaannya dalam beberapa ashl atau mengalami pengulangan dalam satu ashl atau keberadaan hadis dalam satu ashl yang diriwayatkan oleh perawi yang dapat dipercaya sepenuhnya sesuai dengan ijmak ulama Syiah, dan ini juga digunakan ilmuan awal Syiah untuk membuktikan validitas dari ushul tersebut."[7]

Nasib Ushul

Sebelum penulisan Kutub al-Arba'ah (Al-Kafi, Man La Yahdhuruhu al-Faqih, Al-Tahdzib dan al-Istibshar) "Ushul" dipelihara dengan hati-hati dan tetap terjaga. Namun setelah Kutub al-Arba'ah ditulis, penjagaan terhadap "Ushul" menjadi berkurang. Hal tersebut disebabkan oleh tidak tersusunnya secara tertib tema-tema dari 400 kitab yang ada, sehingga untuk menjadikannya rujukan, pembaca mengalami kesulitan. Pada sisi lain, Kutub al-Arba'ah disusun dengan pengklasifikasian tema yang rapi. [8]

Sebagian besar "Ushul" sampai masa Ibnu Idris al-Hilli (wafat kira-kira 598 H) tetap terjaga sebagaimana manuskrip aslinya, namun pada akhir-akhir kitba Sarāir, sejumlah hadis dari ushul dinukil sebagai Mustatrafat al-Sarair (koleksi hadis dalam berbagai tema sebagai pelengkap kitab al-Sarāir). [9]

Yang tersisa saat ini dari "Ushul" hanya sekitar 16 ashl yang kesemuanya secara lengkap tertulis dalam bagian akhir kitab Mustadrak al-Wasāil. Sebagian dari Ushul ini juga dicetak dan diterbitkan dalam kitab-kitab yang terpisah. [10]

Nama Sebagian Penulis Ashl

Sebagian dari penulis "Ashl" dapat disebutkan sebagai berikut:

  • Zaid Zarrad
  • 'Asim bin Hamid Hannat al-Kufi
  • Jakfar bin Muhammad Hadrami
  • Musa bin Bakr al-Wasithi
  • Muawiyah bin 'Ammar
  • Ahmad bin Abi Nasr al-Bazanti
  • Aban bin Taghlib
  • Zurarah bin A'yan
  • Abu Bashir
  • Muhammad bin Muslim
  • Abdullah bin Bukair
  • Yunus bin Abdurrahman
  • Safwan bin Yahya
  • Ibnu Abi Umair
  • Ahmad bin Muhammad Bazanti
  • Abdul Malik bin Hakim Khats'ami
  • Mutsanna bin Walid Hannat
  • Khallad al-Sindi
  • Husain bin Utsman al-'Amiri
  • Abdullah bin Yahya Kahili

Catatan Kaki

  1. Mamqani, Miqbās al-Hidāyah, jld. 3, hlm. 26
  2. Mamqani, Miqbās al-Hidāyah, jld. 3, hlm. 26
  3. Agha Buzurg, al-Dzari'ah, jld. 2, hlm. 126
  4. Agha Buzurg, al-Dzari'ah, jld. 2, hlm. 127
  5. Bahrani, al-Hadāiq al-Nādhirah, jld. 1, hlm. 17-21
  6. Thusi, al-Fihrist, hlm. 2
  7. Syaikh Bahai, Masyriq al-Syamsain, hlm. 26-27
  8. Mudirsyanehci, Tarikh Hadis, hlm. 94
  9. Agha Buzurg, al-Dzari'ah, jld. 2, hlm. 134
  10. Lihat: Khatimah Mustadrak al-Wasāil, Muqaddimah al-Tahqiq, hlm. 9 dan setelahnya

Daftar Pustaka

  • Bahrani, Yusuf bin Ahmad. Al-Hadāiq an-Nādhirah fī Ahkām al-'Itrah at-Thāhirah. Qom: : Muassasah al-Nasyr al-Islami.
  • Mamaqani, Abdullah. Talkhīsh Miqbās al-Hidāyah. Riset Ali Akbar Ghaffari. Tehran: Shaduq, 1369 HS/1991.
  • Mudir Syanehci, Kazhim. Tārīkh Hadīst. Tehran: Samt, 1382 HS/2004.
  • Nuri, Mirza Husain. Khātimah Mustadrak al-Wasāil. Riset Muassisah Alul Bait. Qom: Alul Bait, 1416 H.
  • Syeikh Bahai, Muhammad bin Husain. Masyriq asy-Syamsain wa Iksīr as-Sa'ādatain. Riset Mahdi Rajai. Diedit oleh Muhammad Husain Khajui. Masyhad: Majma' al-Buhuts al-Islamiyyah.
  • Tehrani, Agha Bozorg. Adz-Dzarī'ah ilā Tashānīf asy-Syi'ah. Beirut: Dar al-Adhwa', 1403 H.
  • Thusi, Muhammad bin Hasan. Al-Fihrist. Qom: Maktabah al-Muhaqqiq ath-Thaba Thabai, 1420 H.