Abu Turab (gelar)

Prioritas: c, Kualitas: b
tanpa referensi
Dari wikishia
(Dialihkan dari Abu Turab)

Imam Pertama Syiah
Ali as


Biografi
Peristiwa GhadirLailatul MabitYaum al-DarGaris kehidupan


Warisan
Nahj al-BalaghahGhurar al-HikamKhutbah SyiqsyiqiyyahHaram Imam Ali as


Keutamaan
Keutamaan Ahlulbait AsAyat WilayahAyat Ahlu ZikrAyat Ulil AmriAyat TathirAyat MubahalahAyat MawaddahAyat ShadiqinAyat Syira'Hadis Madinatul ‘IlmiHadis TsaqalainHadis RayatHadis SafinahHadis Kisa'Khutbah al-GhadirHadis ManzilahHadis Yaum al-DarHadis Sadd al-AbwabHadis WishayatKelahiran di KakbahPeristiwa Penghancuran Berhala


Sahabat
Ammar bin YasirMalik al-AsytarAbu DzarUwais al-Qarani'Ubaidillah bin Abi Rafi'Muhammad bin Abu BakarHujr bin 'Adilain



Abu Turab (bahasa Arab:أبوتُراب) adalah lakab pemberian Nabi Muhammad saw kepada Imam Ali bin Abi Thalib as. Turāb (bahasa Arab: تُراب) adalah kata dari bahasa Arab yang berarti tanah. Mengenai alasan pemberian lakab Abu Turab kepada Imam Ali as ada beberapa riwayat yang menyebutkannya, di antaranya:

Riwayat Pertama

'Abayah bin Rabi' bertanya kepada Abdullah bin Abbas, "Mengapa Rasulullah saw menamai Ali as dengan lakab Abu Turab?" Abdullah bin Abbas menjawab, "Karena ia adalah pewaris bumi dan hujjah Allah swt atas penduduk bumi. Rasulullah saw menyebutkan kelangsungan hidup dan keamanan bumi karena keberadaan wujud Ali dan aku mendengar dari Rasulullah, ia bersabda, "Pada Hari Kiamat orang-orang kafir akan melihat pahala dan kedudukan Syiah Ali dan mereka akan berkata; "یا لَیتَنْی کنْتُ تُرّابیا, seandainya aku juga dulu bersama dengan Abu Turab dan menjadi bagian dari Syiahnya. Dan inilah maksud dari firman Allah swt dalam ayat 40 Surah An-Naba:

...وَیقُولُ الْکافِرُ یا لَیتَنِی کنتُ تُرَابًا Dan orang-orang Kafir berkata, Seandainya aku dulu adalah tanah. [1]

Riwayat Kedua

Katwari [2] berkata: Yang pertama kali menggunakan kuniyah Abu Turab adalah Ali bin Abi Thalib ra dan Nabi Muhammad saw yang memberikannya, karena saat itu Ia melihat Ali berbaring di atas tanah dengan tubuh dipenuhi debu, dengan penuh kelembutan dan rasa sayang ia membangunkannya, "Bangun wahai Abu Turab." Dan lakab ini dikenal sebagai panggilan kesayangan Nabi kepada Ali ra. Sejak itu dengan keberkahan jiwa Muhammad dan mukjizat yang dimilikinya, tanah mendapatkan informasi dan berita mengenai masa lalu dan yang akan datang sampai terjadinya Hari Kiamat dan kelak akan disampaikannya secara jujur. [3]

Riwayat Ketiga

Nabi Muhammad saw dengan sejumlah sahabatnya pada pertengahan Jumadil Awal tahun ke-2 H disaat menunggui kafilah dagang Quraisy yang dikepalai oleh Abu Sufyan dari Syam disebuah tempat bernama 'Asyirah, namun kafilah tersebut tidak juga melalui tempat tersebut. Di salah satu hari dari hari-hari mereka berada di 'Asyirah, Nabi Muhammad saw mendatangi Ali as dan Ammar yang ditemuinya dalam keadaan tidur. Wajah dan kepala Ali saat itu diliputi debu. Rasulullah saw dengan penuh kelembutan membangunkan keduanya dan berkata kepada Ali, "Wahai Abu Turab bangunlah!. Apakah engkau tidak menginginkan aku menyampaikan bahwa engkaulah orang terbaik di atas bumi?. Seseorang bernama Ahmir (Lakab Qadar bin Salif) telah membunuh unta Nabi Saleh as, dan seseorang lainnya akan mengayunkan pedang kekepalamu yang akan membuat wajahmu dipenuhi noda darah." [4]

Sejak itu, dikalangan kaum Muslimin Imam Ali as dikenal dengan panggilan Abu Turab. Imam Ali as sangat menyukai kuniyah tersebut, sebab itu adalah panggilan kesayangan Nabi saw kepadanya. [5] [6]

Dengan mencermati sebab penamaannya maka Abu Turab tidak tepat jika diterjemahkan 'Ayahnya Tanah' namun lebih tepat jika diartikan seseorang yang tubuhnya dipenuhi debu atau tanah.

Pada Masa Dinasti Bani Umayyah

Pada masa kekuasaan Bani Umayyah yang menyebarkan permusuhan dan kebencian kepada Imam Ali bin Abi Thalib as di mimbar-mimbar, kuniyah Abu Turab sering digunakan untuk mencemooh dan melecehkan Imam Ali as. Dalam riwayat disebutkan, ketika Sahal bin Sa'ad diperintahkan oleh penguasa Madinah untuk melaknat dan mencaci Imam Ali as di atas mimbar, ia bertanya; "Bagaimana aku merendahkannya?". Dijawab; "Panggil ia dengan sebutan Abu Turab." Sahal bin Sa'ad berkata; "Demi Allah, nama ini adalah nama pemberian Nabi Muhammad saw untuknya. Dan Abu Turab adalah sebaik-baik nama yang dimiliki oleh Ali." [7]

Jabir bin Yazid al-Ju'fi berkata, "Aku mengadukan perlakuan Bani Umayyah dan pengikutnya kepada Imam Sajjad as. Aku berkata, "Kami dibunuhi disetiap sudut, dilempar dari atas atap dan kami mendengar secara jelas Maula kami Amirul Mukminin as dilaknat di mimbar-mimbar, di menara, di lorong-lorong, bahkan dilaknat di dalam Masjid Nabi saw ketika banyak orang yang berkumpul dan tidak ada seorangpun yang melarang, tidak ada pula yang menampakkan ketidaksukaan, jika salah seorang dari kami mengingkarinya, mereka akan menyerangnya dengan menyebutnya Rafidhah dan pengikut Abu Turab. Setelah itu ia akan dibawa kepemimpin mereka dengan melaporkan bahwa orang ini telah berkata yang baik tentang Abu Turab. Setelah itu ia akan dipukuli, dimasukkan kedalam penjara dan akhirnya dibunuh". [8]

Catatan Kaki

  1. Majlisi, Bihār al-Anwār, jld. 35, hlm. 51; Shaduq, 'Ilal al-Syarā'i, jld. 1, hlm. 156.
  2. Katwari, Muhādharah al-Awāil, hlm. 113.
  3. Amini, al-Ghadir, jld. 6, hlm. 337-338.
  4. Ibnu Atsir, al-Kāmil fi al-Tārikh, jld. 1, hlm. 522; Ibnu Syahr Asyub, Manāqib, jld. 3, hlm. 133.
  5. Baladzuri, Ansāb al-Asyrāf, jld. 2, hlm. 89.
  6. Nadzhim Zadeh, Madzhar Wilāyat, hlm, 38.
  7. Amin, A'yān al-Syi'ah, jld. 2, hlm. 101.
  8. Majlisi, Bihār al-Anwār, jld. 4, hlm. 10.

Daftar Pustaka

  • Ibnu Atsir, al-Kāmil fi al-Tārikh.
  • Ibnu Syahr Asyub, Manāqib.
  • Amin, Sayid Muhsin, A'yān al-Syi'ah, Beirut, Dar al-Ta'arif lil Mathbu'at, 1418 H, cet. V, riset: Sayid Hasan Amin.
  • Baladzuri, Ahmad bin Yahya bin Jabir, Kitab Jamal min Insāb al-Asyrāf, riset: Sahil Zakar dan Riyadh Zarkali, Beirut, Dar al-Fikr, cet. I, 1417/1996.
  • Amini, Abdul Husain, al-Ghadir.
  • Al-Katwari al-Basnawi, 'Ala al-Din Ali Dadah, Mahādharah al-Awāil wa Masāmarah al-Awākhir.
  • Shaduq, ‘Ilal al-Syarā'i.
  • Shaduq, Ma'āni al-Akhbār.
  • Majlisi, Muhammad Baqir, Bihār al-Anwār.
  • Nadzhim Zadeh, Sayid Ashgar, Madzhar Wilāyat.